 
                            Namanya adalah Ye Lin. Selain Ketua Pembunuh Bayaran dia juga dikenal sebagai Kaisar Pedang Tak Terkalahkan. Dalam ratusan pertarungan yang telah dilalui dia lebih banyak menang dan tak pernah sekalipun menderita kekalahan. 
Namanya begitu disegani, pedangnya sangat dihormati. Namun pria yang terkenal kejam dan tak berperasaan itu pada akhirnya tewas saat berusaha menolong seorang anak muda. 
Dia merasa hidup sangat tidak adil sampai jiwanya malah terjebak ditubuh anak muda yang diselamatkannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sayap perak, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch - 03 : Tuan Muda Keluarga Ye
Huang Mei tertegun dan tak bisa berkata-kata. Matanya mulai memerah, bertahap berkaca-kaca.
"Tuan Muda, bagaimana Tuan Muda bisa tidak mengingat Huang Mei? Huang Mei selalu di samping Tuan Muda dari kecil, bahkan ikut ke Akademi Agung menemani Tuan Muda."
Melihat gadis muda itu akan menangis Ye Lin segera menepuk pundaknya dan menghiburnya.
"Ah-ha-ha-ha... Aku hanya bercanda. Tidak mungkin aku lupa dengan orang yang selalu ada di sampingku."
Mendengar ini Huang Mei menjadi lebih tenang. Dia menghapus air matanya, lalu tersenyum cerah menunjukkan wajahnya yang ceria.
"Huang Mei berpikir Tuan Muda benar-benar tidak mengingat Huang Mei. Jika seperti itu, Huang Mei tidak tahu lagi bagaimana akan melanjutkan hidup. Huang Mei hanya bisa melayani Tuan Muda."
Ye Lin tidak tahu bagaimana harus merespon situasi ini. Hanya karena majikan lupa, seorang bawahan tidak harus mengakhiri hidupnya, bukan?
Ini sedikit berlebihan.
"Omong-omong, Huang Mei, kenapa kau datang mencariku?"
Huang Mei menengadahkan wajah sambil menempelkan telunjuk di dagunya. Beberapa saat berpikir, gadis itu menarik sebuah kantong yang menggantung di pinggangnya.
"Ini dia! Tuan Muda, Huang Mei sudah dapat obatnya. Tuan Muda- ...." Kalimat Huang Mei tiba-tiba berhenti saat mengingat sesuatu. Matanya menatap Ye Lin dari atas kepala sampai ke kaki, mengerjapkan mata, lalu menepuk pipinya tiga kali.
Gadis itu terbelalak.
"Tuan Muda, bagaimana Tuan Muda bisa bangun? Huang Mei bahkan baru membawa obatnya. Bagaimana ...."
Mungkin karena melihat Hua Yun dan dua temannya membuat Huang Mei lupa jika sebelumnya Ye Lin masih terbaring di tempat tidur. Ketika sadar, dia hampir tidak mampu mengendalikan dirinya.
"..."
Ye Lin berdehem satu kali, lalu mengajak Huang Mei masuk ke kediaman.
Di dalam ruangan, Huang Mei cukup lama diam sambil memperhatikan Ye Lin. Tanpa kata, gadis muda itu seolah masih tak percaya jika Tuan Mudanya yang sudah di ambang kematian tiba-tiba bangun dari koma dan kembali sehat tanpa cela.
"Ini seperti mimpi," gumamnya.
Di sisi lain, Ye Lin memeriksa kantong yang dibawa Huang Mei untuk melihat obat yang katanya 'bisa membangkitkan orang mati'.
Isinya bola-bola pil berwarna hijau tua. Namun merasakan dari aromanya, itu jelas bukan pil yang bermanfaat untuk tubuh. Ada beberapa campuran herbal beracun, hampir tidak terdeteksi, tetapi tidak sulit dihadapan pengalaman puluhan tahun yang dimiliki oleh Ye Lin.
"Dia ingin mencelakaiku?"
Ye Lin menatap Huang Mei. Dia sempat memiliki kecurigaan terhadap gadis itu tetapi segera ditepisnya.
"Kekhawatirannya sangat nyata, dia tidak berbohong. Lagipula, jika benar-benar ingin membunuhku dia akan langsung melakukannya tanpa repot-repot menyiapkan pil beracun. Dia punya banyak kesempatan saat aku tidak sadarkan diri."
"..."
"Eh! Tuan Muda, kenapa belum diminum obatnya?" tanya Huang Mei.
Namun Ye Lin hanya menggelengkan kepala samar sambil memasukkan kembali pil ke dalam kantong.
"Dari mana kau mendapatkan obat ini?"
"Tuan Muda, apa ada yang salah dengan obat itu? Nyonya yang memberikannya. Nyonya bilang jika itu obat yang dapat menghidupkan orang sekarat."
Ye Lin mengerutkan kening tanpa mengatakan sesuatu.
Ekspresinya seperti memberitahu Huang Mei jika obat itu memang bermasalah. Tangan Huang Mei langsung berkeringat. "Tuan Muda, maaf! Huang Mei tidak tahu jika obat itu bermasalah. Sebelumnya Tuan Muda terluka sangat parah, organ dalam rusak, dantian pun hancur hingga titik tertentu."
"Beberapa guru di akademi bilang jika nyawa Tuan Muda tidak akan tertolong. Huang Mei sangat takut, lalu pulang ke Keluarga Ye di Kota Yan untuk memohon pada Tuan Besar agar mencari obat."
"Tuan Besar sangat sibuk, pada akhirnya Nyonya memberikan obatnya setelah menumpulkan banyak tabib hebat. Meskipun Nyonya bukan ibu kandung Tuan Muda dan tidak menyukai Tuan Muda, Huang Mei berpikir nyonya tidak akan berani membahayakan nyawa Tuan Muda. Tapi ...."
Ye Lin menarik bangun Huang Mei yang sudah siap berlutut. Dia kembali menepuk pundak gadis itu dan tersenyum dengan hangat.
"Ini bukan salahmu, kenapa kau yang meminta maaf?"
"Tuan Muda, hiks ...."
Ye Lin menyodorkan sapu tangan kepadanya. Berjalan ke arah cermin, kembali memandang pantulan wajahnya.
Sejak awal Ye Lin telah menduga pemilik tubuh asli berasal dari keluarga terpandang. Namun dia tidak menyangka itu adalah Keluarga Ye dari Kota Yan.
Di Provinsi Lingga, Keluarga Ye termasuk keluarga yang paling dihormati. Bersama Keluarga Feng dan Keluarga Murong, ketiganya adalah tiga kekuatan utama di Provinsi Lingga.
Tidak ada yang berani mencari masalah dengan mereka, tak terkecuali Ye Lin sendiri yang sejak awal mendirikan kelompok pembunuh bayaran selalu menghindari konflik dengan tiga keluarga utama.
"Pada akhirnya, yang ingin dihindari malah masuk ke tubuh keturunan keluarga ini. Apa ini kebetulan?"
menantu dewa roh gmn ga berlanjut ksh