Dunia Kultivator adalah dunia yang sangat Kejam dan Keras. Dimana yang kuat akan berkuasa dan yang lemah akan ditindas. Tidak ada belas kasihan, siapapun kamu jika kamu lemah maka hanya ada satu kata untukmu yaitu "Mati".
Dunia yang dipenuhi dengan Keserakahan dan Keputusasaan. Dewa, Iblis, Siluman, Monster, Manusia, dan ras-ras lainnya, semuanya bergantung pada kekuatan. Jika kamu tidak ingin mati maka jadilah yang "Terkuat".
Dunia yang dihuni oleh para Predator yang siap memangsa Buruannya. Tidak ada tempat untuk kabur, apalagi bersembunyi. Jika kamu mati, maka itu sudah menjadi takdirmu karena kamu "Lemah".
Rayzen, salah satu pangeran dari kekaisaran Awan putih, terlahir dengan kekosongan bakat. Hal itu tentunya membuat Ia tidak bisa berkultivasi. Ia dicap sebagai seorang sampah yang tidak layak untuk hidup. Banyak dari saudara-saudaranya yang ingin membunuhnya.
Tetapi tanpa diketahui oleh siapapun, Reyzen ternyata memiliki keberuntungan yang membawanya menuju puncak "Kekuatan".
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RantauL, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 23. Sandiwara Fui Che
Awalnya Kan Na sebagai pemimpin rombongan menolak usul itu, tetapi karena itu adalah permintaan Ray Zen ditambah Bai Hu yang mengancamnya, Kan Na pun hanya bisa pasrah dan membagi rombongan menjadi 3 bagian.
Singkat cerita, rombongan yang terdiri dari Ray Zen, Bai Hu, Kan Na, dan juga beberapa prajurit mendapatkan serangan dari binatang buas ratusan ribu tahun. Mereka kewalahan menghadapi binatang itu, semua prajurit yang bersama mereka satu persatu mati dibunuh oleh binatang buas itu.
Rombongan Zee Xia tidak mengetahui hal itu, sementara Fui Che dan Pou Che yang berada tidak jauh dari area pertempuran, berusaha membantu. Dengan kerjasama yang baik dari mereka, Fui Che berhasil memberikan luka yang serius dibagian mata binatang buas itu, membuatnya kesulitan melihat.
Namun sayangnya, Ray Zen justru menyuruh Bai Hu untuk memukul Fui Che hingga menabrak tubuh dari binatang buas itu. Binatang buas yang marah segera menyerang Fui Che membuatnya terluka cukup parah. Beruntung Kan Na dan Pou Che segera menolongnya walaupun akhirnya mereka juga mengalami luka serius.
Tidak berhenti disana, binatang buas ratusan ribu tahun juga menyerang Ray Zen dan Bai Hu dengan sangat ganas, membuat mereka berdua terjatuh kedalam jurang yang sangat dalam. Fui Che, Kan Na dan Pou Che tidak sempat untuk menolongnya.
Dengan kekuatan yang tersisa, Fui Che berhasil menendang binatang itu, membuatnya ikut terjatuh kedalam jurang. Setelah itu, rombongan Zee Xia pun datang dan menolong mereka, serta membawa mereka kembali dengan kondisi penuh luka.
"Maafkan aku ibu Mei, aku masih belum bisa melindungi saudara Ray." ucap Fui Che sedih, ia berlutut didepan kaisar lalu memukul-mukul dirinya sendiri, air matanya perlahan membasahi kedua pipinya.
"Hiks..hiks.., hukum aku ayah!.., hukum aku! Ini semua salahku. Andai saja aku cukup kuat untuk melindungi saudara Ray, pasti semuanya tidak akan seperti ini." lanjutnya semakin sedih.
Permaisuri Mue Che menghampiri Fui Che, menenangkannya, "Sudahlah anakku, kau tidak perlu menyalahkan dirimu. Kejadian itu bukan salahmu, kau sudah melakukan yang terbaik untuk melindungi Ray Zen."
"Yang mulai hukum hamba saja.., ini semua salah hamba. Hamba lalai menjalankan tugas dari yang mulia." ucap Kan Na berlutut dikaki Kaisar Jack Zen, kedua matanya mulai berkaca-kaca.
Wen Xia, jendral ke-9 yang juga ikut dalam perburuan melakukan hal yang sama, ikut berlutut dikaki Kaisar dan memohon agar diberikan hukuman.
Kaisar Jack Zen hanya bisa diam mematung, dia tidak tahu harus berbuat apa sekarang. Kejadian yang dialami oleh Ray Zen juga adalah salahnya, dia sendiri yang memberikan izin kepada para pangeran untuk berburu dan meminta Ray Zen untuk ikut serta dalam perburuan.
"Sudahlah, kalian tidak perlu saling menyalahkan, ini semua sudah takdir." ucap permaisuri Zu Xia yang disetujui oleh para petinggi kekaisaran. Kejadian itu adalah takdir yang harus bisa diterima oleh mereka semua.
"Benar yang mulia, tidak ada yang perlu disalahkan, ini semua sudah suratan takdir." ucap seorang kakek bernama Lam Meng, salah satu penasehat kaisar. "Sebaiknya sekarang kita kerahkan beberapa prajurit dan petinggi kekaisaran untuk mencari keberadaan pangeran Ray Zen yang mulia." lanjutnya.
"Hmm." ucap Jack Zen pelan. Saran dari Lam Meng ada benarnya. "Jendral Gan, kerahkan ribuan prajurit dan beberapa panglima untuk menyusuri hutan kabut, temukan Ray Zen dan Bai Hu secepatnya." titahnya dengan penuh wibawa.
"Baik yang mulai." ucap Gan Che cepat, dan hendak pergi meninggalkan aula itu.
"Tidak perlu ayah." ucap suara yang begitu familiar bagi mereka. Pintu aula itu terbuka disertai dengan datangnya Ray Zen dan lima orang pengawal pribadinya. Mereka berjalan pelan memasuki aula itu.
Semua mata tertuju pada Ray Zen. Kaisar Jack Zen, para permaisuri dan semua orang yang berada diruangan itu terkejut melihat Ray Zen yang masih hidup dan berdiri dengan gagah didepan mereka.
"Ray Zen... kau masih hidup nak?" tanya Kaisar Jack Zen dengan nada terkejut.
Ray Zen tersenyum dan membungkuk sebagai tanda hormat. "Ya, ayah. Aku masih hidup dan baik-baik saja, seperti yang ayah lihat." jawabnya dengan santai.
Permaisuri Mei Ling berlari ke arah Ray Zen dan memeluknya erat, diikuti oleh Ren Zen dan Lia Zen. "Ray Zen anakku, aku sangat khawatir denganmu nak. Aku pikir kau sudah..." ucapnya dengan suara yang tercekat.
Ray Zen membalas pelukan ibu dan kedua adiknya, menenangkan mereka. "Aku baik-baik saja, ibu, adik. Jangan khawatir," ucapnya dengan lembut.
Fui Che, Kan Na, dan Pou Che, saling menatap. Mereka tidak menyangka jika Ray Zen masih hidup. Wajah Fui Che memerah marah, lagi-lagi usahanya untuk membunuh Ray Zen gagal terlaksana.
Permaisuri Mue Che mencoba menenangkannya, walaupun ia juga terlihat kesal karena Ray Zen masih hidup, tetapi dihadapan Kaisar mereka tidak boleh sembarangan bergerak. Mereka harus tetap menjaga sikap agar tidak menimbulkan kecurigaan.
"Fui Che bodoh, sudah kuduga rencananya pasti tidak akan berhasil." batin Zee Xia yang juga berada disitu.
"Bagiamana kau bisa selamat nak? Dan siapa mereka ini." tanya permaisuri Mei Ling, setelah perlahan melepas pelukannya.
"Kakek Han Yu dan ketiga temannya yang menolong kami ibu." ucapnya sambil melihat Han Yu yang membungkukkan badannya memberi hormat. "Lama tidak bertemu Jack Zen, Mei Ling." ucap Han Yu sopan.
Mendengar nama Han Yu semua orang yang berada disitu meningkatkan kewaspadaan, beberapa petinggi kekaisaran menarik senjatanya, bersiap untuk bertarung. Mereka tahu siapa Han Yu, Penyihir Brutal yang sangat sulit untuk dikendalikan.
Selama ini hanya sedikit orang yang pernah bertemu dan bertarung langsung dengan Han Yu, tetapi namanya sudah sangat terkenal dan menjadi rumor yang sangat mengerikan bagi dunia kultivator, khususnya di kekaisaran Awan Putih. Itu sebabnya sebelum Ray Zen memperkenalkan Han Yu, mereka semua masih belum mengenalnya.
Sementara itu, Gan Che dan Permaisuri Mue Che yang sudah mengenal Han Yu dan bahkan pernah bertarung dengannya menyipitkan matanya, mereka tidak percaya jika kakek tua itu masih hidup, karena setelah ikut membantu mengalahkan kaisar kekaisaran Awan Putih sebelumnya, Han Yu tiba-tiba menghilang dan tidak pernah menampakkan dirinya lagi.
"Dasar bajingan, berani sekali kau berkata tidak sopan dengan yang mulia kaisar." ucap Gan Che marah. Ia sengaja mengatakan hal itu untuk memprovokasi semua orang agar menyerang Han Yu. "Serang bajingan ini!" pintanya kepada para prajurit dan petinggi Istana.
"Hentikan, tidak ada yang boleh menyentuhnya." ucap Kaisar Jack Zen penuh wibawa. Ia datang menghampiri Han Yu, lalu memeluknya. "Paman Han, lama tidak bertemu. Terimakasih paman, aku berutang budi lagi padamu." ucapnya lirih.
Permaisuri Mei Ling juga demikian, ia mengucapkan terimakasih kepada Han Yu karena telah menyelamatkan putranya. Han Yu hanya mengangguk dan tersenyum kepada mereka berdua.
"Oh iya ayah, ibu, perkenalkan juga ini adalah teman-teman dari Kakek Han, Bear, Tiger, dan Trile. Mereka bertiga juga ikut membantu menyelamatkanku."
Kaisar Jack Zen dan permaisuri Mei Ling juga mengucap terimakasih kepada Bear, Tiger dan Trile. Mereka bertiga hanya tersenyum tidak mengerti.
Sebelumnya, dalam perjalanan Ray Zen menceritakan sedikit tentang kekaisaran Awan Putih kepada mereka. Oleh karena itu Ray Zen meminta mereka untuk mengikuti alur permainan yang akan ia jalankan nantinya.
"Dan mereka berempat ini akan menjadi pengawal pribadiku, sama seperti paman Bai Hu." Ray Zen melanjutkan ucapannya.
Kaisar Jack Zen, permaisuri Mei Ling dan semua orang yang ada didalam aula, terdiam mematung mendengar perkataan Ray Zen.
"Apa aku tidak salah dengar?"
"Tidak mungkin..,"
"Bagaimana bisa?"
"Han Yu dan ketiga temannya yang memiliki aura yang begitu mengerikan menjadi pengawal pribadi Ray Zen?"
Itulah kira-kira yang ada dipikiran mereka semua.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...