Dinikahi Kakek Impoten

Sedangkan Tikno segera keluar dari rumah singgah milik Malik, ia cukup senang dan pua$ bisa merekam kejadian saat berada di kolam antara Rani bersama Malik, pengusaha kaya raya itu.

"Si4l, beruntung banget tu4 ban9ka itu," gumam Tikno dengan nada kesal dan geram.

Tikno segera melajukan motornya untuk pulang kerumah, namun selama diperjalanan ia cukup senang karena ia sudah memikirkan akan memeras Malik untuk mendapatkan banyak uang dari video itu.

Pria itu licik karena sebelumnya ia sudah tahu semua informasi mengenai Malik, baik istri dan umur pria itu. Namun disisi lain ada yang membuatnya tak terima bahwa pria uzur itu selalu memenuhi goa Rani dengan keinginannya itu.

Sesampainya dirumah Tikno memarkirkan motornya, ia pun langsung masuk ke dalam rumah dan mencari istrinya.

"Kamu kemana aja sih mas sampai sekarang baru datang......"omel Susi pada Tikno yang baru saja menarik nafas panjang saat ia baru masuk ke dalam rumah.

Namun bukannya menjawab pertanyaan istrinya, Tikno malah menarik tangan istrinya. Pria itu dengan ka$ar membawa istrinya ke dalam kamar yang biasa mereka tempati untuk tidur.

Namun bukannya menjawab, Tikno malah mengajak isterinya bercocok tanam karena kejadian yang ia lihat secara nyata diantara Rani dan Malik.

**

Tangan Malik terulur mengusap lembut rambut ba$ah Rani saat mereka cukup lama bermain dalam kucuran air tadi.

"Saya tidak akan meninggalkan kamu Rani, ini janji saya. Karena....." Ucapan Malik terhenti demi bisa menatap wajah cantik Rani.

Rani menatap manik Malik yang tangannya mengusap wajahnya, ia begitu tak sabar akan lanjutan kalimat yang akan dikatakan Malik padanya.

"Karena apa k3k.....??"

"Karena saya sudah nyaman dengan kamu, saya mencintai kamu Rani." Jawab Malik dengan sangat yakin dan tak ingin menutupi perasaannya lagi.

Beberapa hari ini setelah ia menyatukan penyatuan dengan Rani, rasa ingin memiliki Rani mulai muncul, apalagi Malik takut kehilangan Rani.

Mendengar ungkapan cinta dan perasaan Malik, entah mengapa membuat Rani senang. Apakah ini karena ia juga merasakan hal yang sama?

Hari ini adalah hari dimana Malik dijadwalkan akan pulang ke kota, ia ingin menguji kehebatan pengobatan yang sudah ia jalani selama sebulan ini.

Besar harapan Malik untuk tidak ditinggalkan sang isteri tercintanya karena penyakitnya itu, hingga akhirnya Rani terpaksa memberikan izin Malik untuk pulang.

Rani tahu posisinya yang lemah ini, ia bukan siapa-siapa pria itu. Rani tahu Malik menyayangi istrinya, untuk itu Rani tak mau menahan kepergian Malik.

"Saya pergi dulu Rani, nanti saya berkunjung lagi kesini."

"Tapi kapan?" Ucap Rani menunjukkan ekpresi kesedihannya.

Dan itu tersirat dari wajah cantiknya, Malik sebenarnya tidak tega meninggalkan gad1$ kecilnya itu. Namun bagaimana pun ia memiliki keluarga.

Pria itu bernafas panjang seolah ia berat juga meninggalkan Rani.

"Entahlah Rani, tapi saya janji akan menjenguk kamu."

Rani mengangguk lemah, sebelum pergi Malik memberikan uang tunai untuk Rani sebesar 30 juta, walaupun ia juga diberikan kartu black card oleh Malik.

"Iya terima kasih kek." Jawab Rani lesu.

Braaak

"Sayang aku sudah sembuh sayang...."

Gleg

Malik terkejut mendapati istrinya sedang b3rc1nta dengan asisten pribadinya, keduanya pun juga ikut shock bahwa Malik datang disaat yang tidak tepat.

Malik tak menyangka istri yang ia cintai bermain api dengan Rico, niatnya untuk memberikan kejutan malah berakhir ia sendiri yang terkejut melihat kenyataan yang menyedihkan.

"Kalian......."

"Mas, ini bukan seperti yang kamu...."

"Cukup Susan, tega kamu bermain di belakangku? Disaat aku berjuang dengan kelemahan aku ini."

"Mas maafkan aku." Tangis Susan ketakutan.

Lebih tepatnya Susan takut jika ia tidak akan dapat lagi ATM berjalannya, ia takut hidup miskin dan tak bisa berfoya-foya.

"Tuan maafkan saya, sungguh saya khilaf."

"Susan saya talak kamu, rumah ini akan menjadi milikmu. Saya pergi." Seru Malik marah dan merasa kecewa.

Malik rasanya hancur melihat perselingkuhan yang dilakukan istri dan Rico, asisten pribadinya. Bahkan ia merasa apa yang ia lakukan untuk menyenangkan hati istrinya dengan berobat ke tempat yang jauh berakhir sia-sia.

Seharusnya kepulangan dirinya disambut bahagia Susan, dan membuat istrinya bahagia dalam pemberian nafkah batinnya. Kini perjuangannya tidak bisa ia buktikan pada istrinya, ia seolah sudah kecewa.

Malik keluar dari kamar tempat keduanya kepergok tengah berbagi peluh, Susan turun dari kasur dan pergi mengejar suaminya, ia menutupi bagian tubuhnya dengan selimut.

"Mas....tunggu kita bicara baik-baik." Seru nya dengan menahan kepergian Malik yang akan keluar dari rumahnya sendiri.

Malik menoleh pada Susan, ia melepaskan secara paksa tangan Susan yang menahannya.

"Lepas, tidak ada yang harus dibicarakan lagi. Aku sudah menceraikan mu."

"Tidak mas, jangan aku tidak mau. Berikan aku kesempatan." Tangis Susan, ia tidak terima Malik menceraikan dirinya.

"Kenapa kamu tak terima? Bukankah kamu sudah ada Rico?"

"Aku khilaf mas, itu semua karena punya kamu yang selalu loyo. Aku frustasi dan butuh kebutuhan batin itu." Dalih Susan masih dengan egoisnya malah menyalahkan Malik.

Malik menyadari kelemahannya itu, untuk itu ia mengikhlaskan mansion nya untuk ditinggali Susan.

"Aku memang tidak bisa membahagiakanmu, tapi itu semua bukan kemauanku. Maaf jika aku sudah membuatmu kecewa saat itu." Ucap Malik yang juga merasa sedih ia harus mengucapkan kata pisah pada istri yang telah dinikahinya cukup lama itu.

Wanita yang ia cintai dan ia nikahi hampir 25 tahun lamanya, saat itu Malik menikahi seorang janda yang bekerja disebuah club malam. Dan keduanya sering bertemu dan jatuh cinta, malik memutuskan menikahi Susan yang pada itu memiliki seorang putra dari pernikahan sebelumnya.

"Kau tidak memberikanku satu kesempatan? Aku mohon." Pinta  Susan.

"Tidak, ini sudah keputusan final. Aku akan mengurus surat cerai kita."

"Ayah....."

Malik menoleh ke arah suara yang memanggilnya, gadis itu akan mendekati Malik namun pria tua itu mencegahnya.

"Diam ditempat Mesya, biar ayah yang ke sana." Ucap Malik pada puteri kandungnya.

Putri buah pernikahannya dengan Susan, dimana gadis itu berusia 21 tahun, walaupun mereka berdua menikah cukup lama namun saat pernikahan mereka menginjak ke umur 3 tahunan keduanya baru dikaruniai puteri yang cantik.

Malik mendekati putrinya yang duduk di kursi roda, ia mengalami kecelakaan hingga menyebabkan Mesya berada di kursi roda selama hampir 2 tahun.

Kecelakaan yang dulu menyebabkan Malik kesusahan berjalan itu lebih parah dialami oleh puteranya yang saat itu ia baru pulang dari kuliah.

"Mesya kamu sehat nak?" Tanya Malik memperhatikan kondisi Mesya.

"Aku baik dan sehat ayah." Jawab Mesya

senang melihat kedatangan ayahnya.

Malik memeluk puterinya, sudah hampir dua bulan ia tak bertemu Mesya, itu semua karena gadis itu pergi keluar negeri untuk pengobatan kakinya.

"Ayah mau pergi?" Tanya Mesya ketika pelukan itu terlepas.

"Iya, maafkan ayah harus keluar dari rumah ini, tapi....."

"Tidak apa-apa ayah, aku sudah tahu semuanya." Potong Mesya.

"Maksud kamu?" Tanya balik Malik dengan satu alisnya terangkat.

"Mesya tahu bahwa ibu berselingkuh dari ayah, dan aku tahu semua itu sudah lebih dari 2 tahun. Jauh sebelum aku mengalami kecelakaan ini." Jawab Mesya mengakui pada akhirnya.

Malik terkejut mendengar pengakuan yang keluar dari mulut putri kandungnya itu.

"Kenapa kamu baru katakan sekarang?" Tanya Malik yang kini ia jongkok di depan Mesya.

Akhirnya Mesya pun menceritakan semua kejadian dimana ia mengalami kecelakaan, saat itu ia mendapati ibu dan asisten ayahnya telah berselingkuh.