NovelToon NovelToon
From Hell To Absolute

From Hell To Absolute

Status: sedang berlangsung
Genre:Crazy Rich/Konglomerat / Epik Petualangan / Perperangan
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: Radapedaxa

Ia dulu adalah Hunter Rank-S terkuat Korea, pemimpin guild legendaris yang menaklukkan raid paling berbahaya, Ter Chaos. Mereka berhasil membantai seluruh Demon Lord, tapi gate keluar tak pernah muncul—ditutup oleh pengkhianatan dari luar.

Terkurung di neraka asing ribuan tahun, satu per satu rekannya gugur. Kini, hanya dia yang kembali… membawa kekuatan yang lahir dari kegelapan dan cahaya.

Dunia mengira ia sudah mati. Namun kembalinya Sang Hunter hanya berarti satu hal: bangkitnya kekuatan absolut.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Radapedaxa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23

Rapat itu akhirnya berakhir setelah beberapa jam yang terasa seperti seabad. Para Hunter Rank S berdiri satu per satu, meninggalkan ruangan yang penuh dengan tekanan dan bayangan ancaman yang baru saja dibicarakan.

Alexander berjalan santai di belakang Elizabeth, bibirnya melengkung nakal, siap melontarkan ejekan terakhir hanya untuk melihat wanita itu meledak.

Namun sebelum ia sempat berbicara, dering ponsel yang nyaring memecah keheningan.

DRRT… DRRT…

Alexander menghentikan langkahnya. Ekspresinya yang biasanya tenang tiba-tiba berubah muram, kedua alisnya bertaut rapat.

Ia mengangkat ponsel dan melihat layar, lalu matanya menyipit berbahaya.

Dorian yang berjalan di belakang mereka memperhatikan perubahan itu.

“Oi, Alex,” gumamnya sambil menyeringai, “wajahmu seperti baru melihat mayat. Ada masalah?”

Alexander menarik napas dalam, lalu menjawab dengan suara rendah yang penuh kemarahan tertahan.

“Ada orang yang sudah bosan hidup… berani mengganggu anak dari sponsorku.”

Elizabeth, yang biasanya tak peduli pada urusan Alex, tiba-tiba berhenti melangkah. Wajahnya sedikit terkejut.

“Tunggu dulu.”

Dia menoleh dengan mata terbelalak. “Kau bilang… anak dari Tuan Leonard? Siapa orang bodoh yang berani menyinggung dia? Apakah dia tidak tahu siapa Leonard itu?”

Alexander mengepalkan ponselnya hingga terdengar suara retakan kecil. Aura emas tipis mulai merembes dari tubuhnya.

“Entah dia bodoh, atau tidak tahu siapa yang disentuhnya,” jawab Alex dingin. “Tapi apapun alasannya, aku akan menemukan orang itu… dan memberinya pelajaran yang akan dia ingat seumur hidup.”

Elizabeth memandangnya tajam, rasa penasaran bercampur ketakutan.

“Bagaimana ciri-ciri orang itu? Apa kau sudah tahu siapa dia?”

Alexander menggeleng, lalu menatap Elizabeth dengan senyum tipis penuh perhitungan.

“Belum. Tapi…” Ia berhenti, lalu langkahnya melambat saat mendekat ke Elizabeth. “Kau ahli dalam melacak aura orang lain, bukan? Bagaimana kalau kau ikut denganku?”

Elizabeth mendengus dingin, tangannya bersedekap.

“Aku sibuk. Aku harus membereskan kekacauan di salonku yang hancur itu. Kau pikir aku punya waktu untuk ikut perburuan pribadimu?”

Alexander menahan tawa, lalu mengubah nada suaranya menjadi lembut namun penuh jebakan.

“Begini saja, kalau kau ikut denganku… aku akan merenovasi penuh salonmu. Bahkan lebih megah dari sebelumnya.”

Mata Elizabeth berkilat, jelas tawaran itu menggoda. Namun dia tetap menjaga ekspresinya agar terlihat angkuh.

“Renovasi penuh?” senyumnya muncul perlahan, licik dan manis sekaligus. “Kau tahu, Alex, itu tidak akan murah. Pegang kata-katamu.”

Alexander tertawa kecil.

“Tenang saja. Aku punya bank berjalan.”

Nada sombongnya seolah mengatakan bahwa uang bukanlah masalah, dan memang tidak baginya.

Dorian yang menyaksikan perdebatan itu menyeringai sambil menggelengkan kepala.

“Sebaiknya jangan membuat kekacauan di tempat umum,” katanya sambil mengangkat tangannya yang sebesar balok. “Kalau kau ingin memberi pelajaran pada seseorang, bawa dia ke tempat sepi. Jangan biarkan aku turun tangan membersihkan kekacauan kalian.”

Selena, yang tampak malas sejak rapat dimulai, hanya menghela napas panjang sambil menguap.

“Berisik sekali kalian,” katanya lesu. “Aku akan tidur… jangan ganggu aku kecuali dunia benar-benar kiamat.”

Reed, si Assassin, bersandar di kursinya dengan suara dingin dan datar.

“Usahakan jangan mengacau di tengah kota. Aku tidak ingin repot membereskan tumpukan laporan dan investigasi setelah kalian selesai bersenang-senang.”

Sementara itu, Drake Ironfang berdiri tanpa sepatah kata pun.

Aura beratnya menyapu ruangan seperti badai yang singkat namun mematikan. Tanpa melihat siapa pun, ia berjalan keluar, langkahnya mantap dan menggetarkan lantai.

Ketika pintu tertutup di belakangnya, Alexander tersenyum tipis.

“Seperti biasa… pria itu benar-benar tidak suka bicara.”

Elizabeth hanya mendengus, sementara mereka berdua akhirnya meninggalkan ruangan menuju kantor Leonard.-

Ruang kerja Leonard berada di gedung pencakar langit pribadi, penuh dengan kemewahan yang hampir terasa berlebihan. Kristal menggantung dari langit-langit, sementara karpet merah tua terbentang dari pintu hingga meja besar yang terbuat dari kayu hitam langka.

Di balik meja itu duduk Leonard, pria paruh baya dengan tubuh besar dan mata seperti singa yang mengintai mangsa.

Ketika Alexander dan Elizabeth memasuki ruangan, Leonard langsung menoleh, matanya penuh rasa dingin.

“Oh, kau akhirnya datang,” ucapnya dengan suara berat dan penuh wibawa.

“Alexander, apakah kau benar-benar bisa mengurus masalah ini?”

Alexander membungkuk sedikit dengan sopan yang penuh percaya diri.

“Tentu saja, Tuan Leonard,” jawabnya. “Tapi… apakah Anda memiliki informasi tentang orang yang berani mengganggu anak Anda?”

Leonard menghela napas, lalu mengetukkan jarinya di atas meja dengan keras.

“Sayangnya tidak. Aku sudah mengirim Bulldog dan Crane untuk mencari informasi…”

Matanya memerah oleh amarah yang ditahan.

“Namun mereka mati seperti anjing tidak berguna sebelum sempat kembali padaku.”

Elizabeth tertegun mendengar itu.

Bulldog dan Crane?

Mereka bukan Hunter biasa. Bahkan di lingkaran dunia bawah, nama mereka ditakuti. Fakta bahwa keduanya tewas hanya menambah misteri dan bahaya situasi ini.

Alexander tetap tenang, meski matanya sedikit berkilat.

“Sepertinya mereka hanya apes,” katanya ringan. “Mungkin bertemu Hunter yang sangat kuat. Itu saja.”

Leonard menatap tajam, lalu tiba-tiba tersenyum samar.

“Ah… jadi kalian juga sedang mencari identitas Hunter misterius itu?”

Alexander mengangguk.

“Benar, Tuan. Tenang saja.”

Senyumnya berubah licik, penuh janji yang berbahaya.

“Jika kami menemukan identitas Hunter itu, aku akan membawanya ke sisi Anda. Dia pasti akan merasa terhormat bekerja di bawah nama besar Leonard.”

Leonard tertawa kecil, suaranya seperti raungan singa yang puas.

“Haha… itu baru jawaban yang ingin kudengar.”

Namun tawanya berhenti ketika matanya beralih ke Elizabeth yang berdiri di samping Alex.

“Nona Elizabeth.”

Nada suaranya berubah lebih lembut, penuh hormat.

“Kenapa Anda kemari? Saya tidak menyangka Hunter sehebat Anda akan turun tangan dalam masalah ini.”

Elizabeth tersenyum tipis, elegan namun penuh wibawa.

“Alex meminta bantuanku untuk melacak orang yang berani mengganggu putra Anda,” jawabnya dengan nada datar. “Jadi, saya ikut.”

Mata Leonard bersinar penuh rasa terima kasih dan juga kegirangan.

“Itu benar-benar membantu sekali. Jika Anda berhasil, saya akan memberikan komisi tambahan yang sepadan.”

Elizabeth menahan tawa, hanya tersenyum samar.

“Uang bukan masalah. Saya hanya ingin melihat orang bodoh yang berani mengacaukan reputasi Anda.”

Alexander menyelipkan tangan ke dalam saku.

“Kalau begitu, Tuan Leonard, apakah ada petunjuk terakhir tentang pengganggu itu?”

Leonard berdiri perlahan, tubuhnya yang besar memancarkan tekanan alami yang membuat udara terasa lebih berat.

“Crane terakhir kali mencari informasi melalui seorang Hunter bernama Ethan,” katanya dingin.

“Dan bukan hanya itu… Crane juga berusaha menculik adiknya di sebuah rumah sakit kumuh, namun gagal.”

Elizabeth mengerutkan dahi.

“Adik dari Hunter rendahan? Kenapa menculiknya?”

Leonard mengibaskan tangan, tak peduli.

“Detailnya tidak penting. Yang jelas, aku yakin Ethan mengetahui sesuatu.”

Dia berjalan menuju jendela besar yang memperlihatkan pemandangan kota di bawahnya.

“Menurut sumberku, Ethan sekarang sedang dirawat di rumah sakit pusat.”

Alexander mengangguk, matanya berkilat seperti predator yang menemukan bau darah.

“Jadi hanya seorang Hunter rank rendah.”

Nada suaranya penuh ejekan.

“Itu akan mudah. Aku akan pergi ke sana sekarang dan memaksanya bicara.”

Leonard tersenyum puas, kepulan asap cerutu mengepul di sekitarnya.

“Bagus. Dan ingat, Alexander…”

Tatapannya tajam seperti pisau.

“Jangan biarkan dunia mengetahui ini. Orang yang menyentuh anakku… harus lenyap dari muka bumi tanpa jejak.”

Alexander menunduk hormat.

“Tenang saja, Tuan. Dunia bahkan tidak akan tahu bahwa orang itu pernah ada.”

Malam telah turun, lampu-lampu kota berkilauan seperti bintang di bumi.

Sebuah mobil hitam mewah melaju cepat di jalan raya, meluncur seperti panah menuju rumah sakit pusat.

Di dalamnya, Alexander duduk di kursi pengemudi sementara Elizabeth bersandar di kursi penumpang, matanya terpejam namun pikirannya penuh intrik.

“Hunter rank rendah bernama Ethan…” gumam Elizabeth pelan.

“Kau yakin dia benar-benar punya informasi?”

Alexander tersenyum tipis, matanya tak lepas dari jalanan.

“Jika Leonard yakin, maka itu sudah cukup bagiku. Aku hanya perlu sedikit memerasnya.”

Elizabeth membuka matanya, menatap Alex dengan senyum sinis.

“Dan jika ternyata dia tidak tahu apa-apa?”

Alexander melirik sekilas, senyumnya berubah lebih dingin.

“Maka dia akan tetap berguna… sebagai umpan.”

Elizabeth menggeleng pelan, kagum sekaligus muak.

“Kau benar-benar manusia yang berbahaya, Alex.”

“Bukan manusia, Elizabeth.”

Alexander tersenyum lebar, auranya merembes dan memenuhi mobil.

“Seorang Hunter Rank S… bukan lagi manusia biasa.”

1
Rudik Irawan
nanggung banget
RDXA: hehe/Blackmoon/
total 1 replies
Rudik Irawan
up terus Thor
Ilham bayu Saputr
mantap
Ilham bayu Saputr
crazy up thor
RDXA: insyaallah, terimakasih atas dukungannya 💪
total 1 replies
Rudik Irawan
sangat menarik
Rudik Irawan
lanjutan
mxxc
lanjut bg
Rudik Irawan
lanjutkan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!