NovelToon NovelToon
Aku Kembali (Takdir Yang MenuntunKu)

Aku Kembali (Takdir Yang MenuntunKu)

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Beda Usia
Popularitas:914
Nilai: 5
Nama Author: sriiwidiana

ketika kita ingin melupakan masa lalu namun itu sulit, padahal itu semua yang membuatnya sakit hati setelah 5 tahun dia menghindar dari segala urusannya dengan masa lalu apa jadinya jika takdir justru menuntunnya bertemu dengan org yang selama ini ingin dia hindari.

apa dia akan menemukan kebahagiaan atau akan terluka untuk yg kedua kalinya?

ini karya pertama ku mohon dukungannya teman-teman

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sriiwidiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

cerita kita

...   masih cerita masalalu...

Setelah kejadian di Cafe waktu itu. Ziah memutuskan untuk menerima pesanan Andreas karena Ziah pun merasakan hal yang sama. Semenjak kejadian itu mereka sering bertemu malah ketika jam istirahat jika Ziah tidak di kantin pasti akan ada kiriman makanan.

 Seperti hari ini Ziah sedang haid hari pertama yang menyebabkan perutnya sakit dan pinggang yang terasa panas. Dia merebahkan kepalanya di meja sambil menatap ke arah jendela yang menampilkan jejeran pohon pepaya.

  Mariam datang dengan membawa satu kresek camilan di tangan kirinya sementara tangan kanan memegang cup minuman berisi jus mangga.

"Nih ada titipan, bisa-bisanya aku jadi ibu pos kalian berdua." omel Mariam sambil menyerahkan keresek dan minuman pada Ziah. Ziah menerima nya dengan tersenyum.

"Ayo makan bareng, soalnya pasti isinya banyak." Ajak Ziah pada Mariam. Mariam langsung duduk di samping Ziah. Semenjak Ziah pacaran dengan pak Andreas dia jadi sering kecipratan traktiran gratis.

 Drrt... Drrttt. Drrrt

 handphone Ziah yang di letakan di tasnya bergetar. Saat di lihat ternyata Andreas yang menelponnya, Ziah memang suka menjawab telpon meski di depan teman-temannya mereka tidak curiga karena Ziah selalu memanggil Andreas dengan sebutan Abang.

 "hallo Assalamualaikum Bang." sapa Ziah saat telpon tersambung.

" waalaikumsalam, kenapa gak istirahat ke kantin?" tanyanya khawatir.

"Zi lagi gak enak perut Bang, males kemana-mana. Oh iya ini makasih ya udah zi terima." Ungkap Ziah, dia merasa senang di perhatikan oleh kekasihnya itu.

" ya udah, di makan jangan Sampek perut kamu kosong gak ke isi makanan. Nanti pulang sekolah Abang anter pulang, tunggu di tempat biasa ya." pinta Andreas. Dia sudah sangat merindukan kekasih nya itu sudah 3 hari ini dia tidak bisa mengantar Ziah pulang karena sedang di sibukan dengan persiapan lomba antar kelas yang akan di adakan satu Minggu lagi.

 Ziah menunggu di salah satu warung pinggir jalan yang lumayan agak jauh dari sekolah, untungnya tadi ada pelajaran praktek jadi dia menggunakan seragam praktek ciri khas dari sekolah ini, karena baju ini seperti baju kerja atasan kemeja bawahannya celana. jadi ketika naik motor sport milik Andreas dia tidak akan ke susahan.

  tidak lama kemudian Andreas datang, dia menghampiri Ziah yang dmsedang duduk dan mengobrol dengan pedagang di sana. Andreas sempat heran kenapa dengan orang tua Ziah cepat sekali akrab tapi dengan teman sebaya nya dia seperti susah bersosialisasi.

 " ayo pulang, takutnya keburu sore juga." Ajak Andreas saat sudah berada di samping Ziah. Dia mengelus kepala Ziah dengan penuh kasih sayang.

"iya, bentar Zi bayar minuman ini dulu." ucap nya sambil berdiri dan hendak mengambil uang dari dompetnya.

"berapa pak?" tanya Andreas pada si pemilik warung.

"tiga ribu aja mas." jawabnya ramah, Andreas mengangsurkan uang sepuluh ribu saat si pemilik warung akan meraih kembalian Andreas menolak. Setidaknya ucapan terimakasih karena sudah memberikan ijin Ziah duduk di dalam warung nya.

"Main ke rumah Abang yuk? sekalian Abang kenalin sama Mama Abang." Ajak Andreas, Ziah sempat ragu sesaat takutnya orang tua Andreas akan menentang hubungan mereka apalagi jika di lihat-lihat Andreas berasal dari keluarga yang berada.

"please ya, Abang gak mau main kucing-kucingan kayak gini, cukup sama temen-temen kamu yang lain Abang tahan pura-pura bukan siapa-siapa kamu." jelas Andreas, karena dia melihat keraguan Dimata kekasih nya itu.

"ya udah ayo, tapi orang tua Abang gak bakalan kenapa-kenapa kan saat tau hubungan kita." tanya Ziah sambil mengenakan helm yang di berikan Andreas.

"tenag orang tua Abang baik kok, apalagi liat calon Abang cantik kayak gini." hibur Andreas, setidaknya itu bisa mengurangi kegelisahan Ziah.

 Ziah menaiki motor yang di Kendarai Andreas, dia memposisikan diri senyaman mungkin, Ziah berpegangan pada pinggiran jaket yang di kenakan Andreas, Andreas yang melihat itu malah terkekeh padahal mereka pacaran sudah hampir mau 6 bulan tapi Ziah masih kaku terhadap dirinya.

 Andreas menarik tangan Ziah agar melingkar di perutnya, Ziah yang awalnya kaget tapi mencoba biasa saja dia menyenderkan kepalanya pada punggung Andreas. Ziah merasakan tangannya di usap lembut oleh Andreas dia pun tersenyum. Dia berdoa agar kebersamaan ini jangan sampai berakhir.

 Setelah berkendara kurang lebih setengah jam, Akhirnya mereka memasuki rumah yang terbilang cukup mewah bagi Ziah. Rumah tingkat dua dengan cat dominan biru dan putih, Ziah tersenyum melihat itu. Ternyata dugaannya benar kalau Andreas dari kalangan keluarga berada.

 Ziah turun dari motor lalu meletakkan helm di jok belakang, Dia membetulkan kerudung nya lewat pantulan kaca spion motor. Andreas malah mencubit pelan pipinya sambil tersenyum.

"apa?" tanya Ziah.

"Enggak, cuman gemes aja." ucap Andreas sambil tersenyum.

  Mereka berjalan menuju depan rumah yang ternyata pintunya tidak di tutup.

"sepatu nya simpan dulu di rak, habis itu nanti Abang anterin ke kamar mandi buat cuci kaki." ajaknya. Ternyata Andreas malah lewat samping rumah dan masuk langsung ke dapur Dia menyuruh Ziah untuk mencuci kaki, tangan dan juga mukanya karena Andreas melihat wajah Ziah seperti kelelahan. Setelah itu dia pun melakukan hal yang sama.

 Ziah kira mereka akan kembali keluar dan masuk lewat pintu utama, namun ternyata Andreas malah menuntunnya masuk lewat dapur yang langsung tembus ke ruang meja makan, baru ke ruang keluarga.

 Di lihat Bu Ratih ibunya Andreas tengah bersantai sambil menonton acara TV.

"Assalamualaikum Ma." salam Andreas begitu sudah dekat dengan ibunya.

"Waalaikumsalam, eh tumben sudah pulang." Tanya Bu Ratih langsung melirik ke arah putra nya, dan terkejut ketika melihat Andreas tidak sendiri.

"Eh ada tamu, sini duduk gak usah sungkan." ucapnya lagi sambil menunjuk ke arah kursi supaya Ziah duduk di sana.

"iya makasih Tante." ucap Ziah sedikit canggung.

"ini siapa A' kok tumben pulang bawa gandengan." Bu Ratih begitu penasaran saat keduanya duduk bersebelahan.

 "kenalin Tante , saya Ziah muridnya pak Andreas." Ziah memperkenalkan dirinya sambil mencium tangan Bu Ratih.

"Mama mah gak percaya kalo cuma sekedar murid ngapain di bawa pulang." todong nya lagi tidak sabaran. Ziah hanya meringis mendengar perkataan ibu dari kekasihnya itu. Dia pun duduk di kursi samping ibunya Andreas.

"Mah ini Ziah kalo di sekolah memang murid Mas, tapi sekarang mas menjalin hubungan dengan Ziah. Mas bakalan nunggu Ziah sampe lulus." jelas Andreas dia tidak mau ibunya berpikir kalau ini hanya hubungan ya kayak remaja pada umumnya.

 Bu Ratih tidak mengatakan apapun, tidak ada kata penolakan atau kata mendukung hubungan mereka. Ziah sudah merasa tidak enak, namun dia pun tidak bisa berbuat apa-apa. Bu Ratih beranjak dari duduknya, menuju dapur untuk menghampiri bi Sumi. Dia adalah pembantu di rumah itu, saat Ziah datang bi Sumi sedang berbelanja buah-buahan permintaan Bu Ratih.

 Andreas mengelus kepala Ziah dengan lembut, seolah dia merasakan kegelisahan hati gadis kesayangan nya.

"Abang ganti baju dulu ya, kamu tunggu di sini." titahnya, Ziah hanya bisa mengangguk meskipun dalam hati dia ingin menahan Andreas.

 Tidak berselang lama Bu Ratih kembali duduk sambil membawa nampan berisi buah-buahan dan minuman, Dia memperhatikan Ziah. Meski dandanan anak itu sederhana tapi dia terlihat cantik dan manis. Bu Ratih akui itu.

"Kalian pacaran udah lama?" tanya Bu Ratih, setelah begitu lama sama-sama diam akhirnya dia bertanya pada Ziah.

"kalo Deket sih dari awal kelas 10 Tante, tapi kalo pacaran udah mau enam bulan." jelas Ziah, dia tersenyum ke arah Bu Ratih.

"Tante boleh ngobrol sama kamu kan, kita pindah yuk ke halaman belakang biar enak ngobrol nya." ajak Bu Ratih sambil beranjak duduk mau tidak mau Ziah mengikuti Bu Ratih dari belakang. Ziah menengok ke lantai atas berharap Andreas cepat menyusulnya.

 ternyata halaman belakang rumah itu lumayan luas, ada sebuah pendopo tempat berteduh di sampingnya ada kolam ikan dan berbagai jenis bunga, di depan ada kolam renang renang dewasa. Bu Ratih duduk di pendopo diikuti Ziah meski sungkan dia tetap ikut duduk karena kalau berdiri pun tidak sopan.

 "apa pekerjaan ibu sama ayah kamu?" tanya Bu Ratih, seraya melirik ke arah Ziah yang duduk sambil menundukkan kepalanya.

"Ibu kadang bantu-bantu nyuci setrika di rumah tetangga kalo ada yang membutuhkan, ayah seorang buruh." jelas Ziah, meski sedikit bergetar mengatakan itu.

"Kamu tau Tante juga seorang ibu rumah tangga, Ayah Andreas memiliki beberapa cafe daerah sini bahkan cabangnya ada di luar kota. Anak Tante yang kedua adiknya Andreas sekarang sedang kuliah S1." jelasnya, Ziah diam mendengarkan dia yakin Bu Ratih akan berkata lagi.

"Tante awalnya senang saat melihat Andreas akhir-akhir ini terlihat begitu bahagia, Tante sangat berterima kasih atas itu. Tapi lihat perbedaan umur kalian yang sangat jauh. Apalagi Tante dengar kamu punya kakak yang bahkan belum menikah?" tanyanya di akhir.

"iya Tan." jawab Ziah pelan. Ziah masih berfikir kemana arah pembicaraan ini.

Tapi saat akan meneruskan obrolan itu Andreas datang menyusul mereka. Ziah yang sudah merasa tidak nyaman memilih untuk pamit pulang.

 "Tan, Ziah pulang dulu. Soalnya takut ke sorean juga. Tadi ijin ke ibu cuma sebentar." pamit Ziah sambil berdiri.

"Oh iya hati-hati di ya." katanya sambil tersenyum ramah. Andreas awalnya kaget karena Ziah tiba-tiba minta pulang namun dia juga tidak bisa memaksa.

  Andreas mengantarkan Ziah pulang, meski dia merasa kekasihnya seperti sedang banyak pikiran. Ziah sadar dirinya lahir dari keluarga yang sederhana sedangkan Andreas sudah terlihat dari tampilannya saja kalau dia org kaya.

 Mau di bawa kemana hubungan ini? Apa Andreas bisa memperjuangkan Ziah.

1
ndah_rmdhani0510
Gak espek banget Pak Andreas manggil Dek ke Ziah... Malah jadi ikutan senyum sendiri 😅
Aiko
Jleb banget emosinya!
Rukawasfound
Siapa bilang baca novel cuma buang-buang waktu? Ini me-time ku yang selalu bikin happy.
Sriiwidiana: terimakasih sudah memberikan komentar. jangan bosan ikuti kelanjutan ceritanya 🤗
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!