Dulu dia dibutakan cinta maka dari itu Douglas setujudengan perjanjian pernikahan mereka. Tapi, setelah hampir 4 tahun menikah Douglas merasa hampa tanpa hadirnya seorang anak dalam pernikahan mereka. Istrinya yang selalu sibuk tidak pernah ada waktu untuknya membuatnya semakin berada di titik jenuh pernikahannya.
"Kenapa kau tidak mencari wanita lain saja yang mau mengandung anakmu," saran sesat dari sahabat Douglas yang sepertinya patut untuk dipertimbangkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lena linol, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bule edyan
Indonesia.
Sidang pertama atas tindakan kejahatan Tari telah selesai beberapa saat yang lalu. Bintang bernafas lega saat keluar dari ruangan itu. Dia memberikan kesaksiannya di hadapan hakim. Dan kesaksiannya itu akan memberatkan masa tahanan Tari.
Bintang menghentikan langkah saat melihat Tari memakai baju orange di kawal oleh dua polisi.
Tari menatap Bintang dengan tajam. “Ingat! Saat keluar dari penjara nanti aku pastikan akan balas dendam padamu!” geramnya penuh kebencian.
“Hei! Jangan mengancam saksi atau korban kalau tidak ingin terjerat pasal berlapis!” tegur salah satu polisi pada Tari. Lalu kembali menggelandang tahanan itu kembali ke sel.
“Apa yang dia katakan tadi?” tanya Doug yang masih tidak paham dengan bahasa Indonesia. Sepertinya dia harus kursus bahasa Indonesia mulai dari sekarang.
“Bukan apa-apa.” Bintang menjawab tanpa mengalihkan pandangan pada Tari yang semakin menjauh dari pandangan. Kemudian dia mengajak Doug pergi dari sana.
“Kau yakin tidak apa-apa? Dilihat dari raut wajahnya sepertinya dia tidak terima dengan kejujuranmu di ruang sidang tadi?” Doug masih penasaran.
“Percayalah padaku. Semua baik-baik saja. Ah, kepalaku pusing sekali.” Bintang mengalihkan perhatian. Ia tidak ingin membuat pria bule ini mengkhawatirkannya. Tapi, sayangnya tindakannya ini malah membuat Doug semakin khawatir padanya.
“Kau pusing? Mau ke rumah sakit?” tanpa menunggu jawaban Bintang, Ia langsung menggendong gadis itu menuju mobil.
“Akh! Mas!” Bintang menyesal pura-pura sakit kepala.
“Sepertinya aku harus membeli mobil,” gumam Doug, karena mobil yang saat ini ia kendarai menyewa dari hotel tempatnya menginap.
“Mobil sangat mahal, Mas. Ingat kamu harus memenuhi persyaratku menjadi calon suami yang tepat. Rumah, Jet Pribadi dan pabrik susu,” sahut Bintang sembari memakai sabuk pengaman.
“Kau tenang saja, aku sudah menyiapkan semuanya. Bahkan aku juga sudah menyiapkan persiapan untuk pesta pernikahan kita nanti,” jawab Doug dengan penuh semangat, tak sabar menunggu hari itu datang.
“Percaya diri sekali.” Bintang masih saja meremehkan pria tersebut. “Setelah ini kit akan ke mana?”
“Kembali ke hotel.” Doug menjawab singkat karena sedang menyetir mobil.
“Apa kamu nggak ingin jalan-jalan?”
“Tidak, di kamar bersama sudah cukup bagiku.” Doug menoleh, mengerlingkan sebelah mata pada Bintang.
“Mesum!”
“Wajar kalau mesum. Aku normal.” Doug menjawab penuh percaya diri, sedangkan Bintang bergidik ngeri mendengarnya.
Ting!
Doug segera merogoh ponselnya dari kantong celana.
Bintang memperhatikan pria itu yang tampak semangat saat membuka ponsel. Alisnya mengerut, dengan lancang bibirnya melontarkan pertanyaan yang membuatnya menyesalinya. “Dari istrimu? Senang sekali wajahmu itu!”
“Kau cemburu?” pertanyaan Doug membuat Bintang melongo.
“Aku hanya bertanya! Bukan cemburu!” Bintang bersungut-sungut saat mengatakannya, dan hal itu membuat Doug semakin gemas dan semakin gencar menggodanya.
“Hei, jangan sungkan untuk mengakuinya. Aku malah lebih suka kalau kau cemburu.” Doug menggoda gadis itu yang sedang cemburut.
“Ish! Aku tidak cemburu, Mas!”
“Ya ... Ya, tapi raut wajahmu berkata lain.”
“Apa?” Dengan bodohnya Bintang menangkup wajahnya sendiri.
Doug tergelak mendengarnya. “Ha ha ha, kau panik sendiri, artinya kau benar-benar cemburu.”
“Astaga! Bule edyan!” Baru sadar kalau sejak tadi Doug tengah mengerjainya.
*
"Mas. Ini jalan menuju rumahku. Bisa mampir sebentar, aku mau pulang," pinta Bintang seraya menunjuk jalan menuju perumahannya.
"Oke. Apapun untukmu, my little star," jawab Doug tersenyum lebar.
"Hih!" Bintang geli mendengar panggilan pria bule itu.
*
Like dan Komentarnya
lanjut semangaaattt 💪💪💪
Pertahanan Bintang goyah mendapat sentuhan yang semakin intens dari Doug - sensasi yang diberikan Doug membuatnya tak berdaya.
Ciuman lembut Doug di bibir bintang ditambah sentuhan penuh gairah, tak kuasa untuk menolak - Bintang terbawa arus yang memabukkan.
Doug semakin menjadi - dengan penuh gairah memperdalam ciuman - digendongnya Bintang - tanpa melepaskan ciuman.
Gelombang hasrat yang sulit ditahan - ciuman yang penuh gairah - tak membuat akal sehat Doug hilang.
Walaupun gairah sudah di ubun-ubun Doug mampu mengendalikan diri tak sampai melampaui batas.
Bintang menyesal bibirnya sudah tidak suci lagi - tapi menikmati juga sih.
Doug bersolo ria tuh di kamar mandi mendesah memanggil nama Bintang berulang kali. P u a s .
Doug yang sudah berpengalaman mampu membikin Bintang terbuai, walaupun di awal meronta - merasakan enak ya Bintang /Facepalm/.
Lo...lo...loooooo.... Bintang apa sudah dieksekusi ini - kok gak kerasa ya 🤦♀️😂
Doug sebelum membuka pintu ada yang mengetuk - memungut kaos dan celana lalu memakainya - WOW Doug kau sudah buka puasa 😄???