Aresha adalah gadis jenius, dia menyembunyikan identitas asli dan hidup sebagai Disha sejak kecil untuk menghindari ancaman musuh keluarga. Mengenakan kacamata tebal, Disha menutupi pesonanya dengan penampilan yang sederhana sambil diam-diam menyelidiki identitas musuh-musuhnya.
Suatu penyelamatan darurat, Disha berpartisipasi dalam penyelamatan nyawa pasien VVIP bernama Rayden, kemunculan Rayden membuat Disha menyadari adanya bau musuh yang muncul.
Di saat yang sama, karena Disha Rayden teringat pada gadis hilang yang dia cintai selama bertahun-tahun.
Tanpa sepengetahuan satu sama lain, keduanya mulai diam-diam mengawasi gerak-gerik masing-masing.
Apakah Rayden adalah musuh keluarga yang harus Disha hindari? Keterikatan macam apa yang terjadi di antara keduanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MGD Bab 8 - Bunga Ketiga
"Ehem!" Samuel berdehem, untuk membuat kedua manusia di atas ranjang itu mengakhiri aktivitas mereka. Dan benar saja satu deheman dari Samuel berhasil membuat Tamara berhenti untuk memeluk Rayden dan kembali berdiri dengan sempurna.
Wanita cantik itu bahkan menyelipkan rambutnya di balik telinga untuk membuatnya kembali rapi. Kemudian berbalik menatap Samuel dan melihat pria itu sudah berdiri dengan seorang wanita yang menggunakan jas dokter.
Kedua mata Tamara melebar saat dia melihat tampilan dokter ini, bagaimana bisa di zaman sekarang masih ada wanita secupu ini? masih menggunakan kacamata bundar dengan rambut yang dikepang rapi.
Astaga, apa tidak ada yang memberitahunya jika penampilan itu kuno sekali. Batin Tamara. Tapi dia tidak mau ambil pusing dan pilih acuh aja.
Sama halnya seperti Tamara, Rayden pun merasa sangat tak nyaman ketika melihat penampilan wanita itu. bagaimana bisa orang seperti itu menjadi dokter di salah satu rumah sakit ternama seperti ini.
"Maaf Tuan, perawat Disha akan memeriksa keadaan Anda," ucap Samuel. Awalnya dia memang meragukan kemampuan Disha dalam dunia medis. Namun lama mengamati pekerjaan wanita ini membuat pemikiran Samuel kini berubah.
Kini dia bahkan percaya pada Disha bahwa dia akan membuat sang tuan segera pulih. Lagipula pekerjaan Disha hanyalah sebagai asisten Anna, Samuel tidak akan cemas wanita itu akan melakukan tindakan yang berlebih.
Oh hanya perawat. Batin Tamara.
"Hem," jawab Rayden singkat, untuk bicara pun dia sebenarnya masih sulit, karena itulah dia hanya menjawab singkat. Ingin segera wanita buruk rupa ini menyelesaikan tugasnya dan keluar dari ruangan ini.
"Permisi Nona," ucap Disha seraya menundukkan kepalanya memberi hormat pada Tamara.
Wanita cantik itupun menyingkir, memilih duduk di sofa yang tersedia disana. Seraya terus mengamati pekerjaan wanita cupu itu. Tamara bahkan sempat membaca kartu nama yang digunakan oleh perawat itu, hanya ada satu kata, Disha.
Itu artinya wanita itu berasal dari keluarga biasa, tidak memiliki nama belakang keluarga yang berpengaruh.
"Maaf Tuan, saya harus menyentuh tangan Anda," pamit Disha.
"Hem, Aw! kenapa sakit sekali!" keluh Rayden, bahkan sampai membuat Tamara bangkit dan Samuel mendekati Disha.
"Apa yang kamu lakukan?" tanya Samuel, lengkap dengan kedua matanya yang mengintimidasi.
Padahal Disha tidak melakukan apapun, hanya menyentuh satu titik di bagian jari-jari Rayden. Disha yakin jika sakitnya memang sampai ke bagian sendi Rayden yang bergeser, tapi tidak akan sesakit itu sampai pria ini berteriak.
Menjelaskan apapun hanya akan membuatnya seperti bicara omong kosong, jadi Disha memutuskan hanya mengucapkan kata maaf.
"Maaf Tuan, saya akan lebih berhati-hati," jawab Disha, kini dia menundukkan kepalanya lebih dalam.
Setelah tatapan tajam semua orang teralihkan, dia kembali mengerjakan tugasnya untuk memeriksa kondisi Rayden.
Disha sudah mendapatkan informasi dari Darco tentang siapa pria bernama Rayden Carter ini. Anak pertama dari keluarga Carter dan saat ini menjabat sebagai CEO di Carter Kingdom.
Ternyata seluruh keluarga Carter yang menjabat sebagai CEO di perusahaan itu akan menggunakan kancing baju emas itu. Seperti sebuah simbol tanda turun temurun jabatan di dalam keluarga Carter.
Andai musuh bebuyutan keluarganya adalah bagian dari keluarga itu, maka bisa dipastikan jika pria itu adalah kakek dari Rayden, tapi dari informasi yang Disha peroleh kakek Rayden telah meninggal. Bahkan tercatat tidak sedikitpun memiliki hubungan dengan keluarga mereka.
Diantara pikiran kusut yang bersarang di kepala Disha, gadis ini tetap menjalankan pekerjaannya dengan baik.
Sampai akhirnya perhatian dia teralihkan pada 2 buket bunga di atas nakas.
Untuk mendapatkan informasi yang lebih dalam tentang kancing baju itu jalan satu-satunya adalah mendekati pria ini.
Memanfaatkan sikap Casanova yang Rayden punya.
Aku harus jadi bunga ketiga disana. Batin Disha.