NovelToon NovelToon
Kebangkitan Zahira

Kebangkitan Zahira

Status: tamat
Genre:Wanita Karir / Pelakor jahat / Cinta Lansia / Tamat
Popularitas:498.2k
Nilai: 4.9
Nama Author: SOPYAN KAMALGrab

pernikahan selama 20 tahun ternyata hanya jadi persimpangan
hendro ternyata lebih memilih Ratna cinta masa lalunya
parahnya Ratna di dukung oleh rini ibu nya hendro serta angga dan anggi anak mereka ikut mendukung perceraian hendro dan Zahira
Zahira wanita cerdas banyak akal,
tapi dia taat sama suami
setelah lihat hendro selingkuh
maka hendro sudah menetapkan lawan yang salah
mari kita saksikan kebangkitan Zahira
dan kebangkrutan hendro

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SOPYAN KAMALGrab, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

KZ 23

Demi menjaga harga dirinya, Romlah menatap tajam ke arah Rina.

“Kamu bisa-bisanya teledor seperti ini. Tapi karena kamu sudah lama bekerja di sini, aku beri toleransi. Cukup ganti saja kerugiannya.”

Ia menyodorkan selembar kertas. “Sekarang, tanda tangan surat pernyataan ini.”

Sekilas, Romlah mengedipkan mata—kode bahwa ini hanya formalitas.

“Baik, Bu. Terima kasih,” ucap Rina dengan nada enggan.

Romlah memang tak bisa sembarangan memecat Rina. Mereka satu lingkaran—kawanan yang menjual baju ilegal secara diam-diam. Permainan mereka rapi, terselubung di balik jabatan dan struktur perusahaan. Padahal menurut aturan atasan, setiap kesalahan karyawan harus diselidiki dulu. Karyawan baru bisa diminta mengganti rugi setelah melakukan tiga kesalahan, itupun setelah alasan dan kondisi pribadinya ditelusuri.

“Baik, lanjutkan pekerjaan kalian,” ucap Romlah tegas, menjaga citra otoritas.

“Terima kasih, Bu Romlah. Anda pemimpin yang bijaksana,” ucap Zahira dengan senyum seolah tulus. Tapi kalimat lanjutannya menusuk, “Lanjutkan perjuanganmu.”

Romlah terdiam, giginya bergemeretuk. Ia ingin marah, tapi menahan diri demi menjaga wibawa. Ia paham, kalimat itu bukan sekadar basa-basi. Itu tantangan.

Maknanya jelas: Lanjutkan saja usahamu untuk menjatuhkanku. Aku siap meladeni.

Zahira hanya menggeleng pelan, menyaksikan kepergian Romlah dan Rina yang berjalan menjauh. Dalam hati, ia masih menyimpan rasa heran.

Di kampung ini, ada sebuah konveksi semi-garmen dengan sistem manajemen yang... unik, kalau tak ingin disebut aneh.

Proses penerimaannya tak seperti tempat kerja pada umumnya. Tak ada permintaan ijazah. Tak ada wawancara. Tak ada formulir panjang. Para pelamar langsung dibawa ke dalam ruang produksi dan dites kerja di tempat.

Yang membuat Zahira lebih bingung lagi, justru para lulusan SMP, bahkan SD, yang lebih sering diterima bekerja. Sementara lulusan SMA atau yang punya pengalaman kerja lebih tinggi, justru banyak yang ditolak.

Jika ada yang bertanya atau protes, jawaban manajemen selalu sama:

"Di sini tempat kerja, bukan tempat pamer ijazah."

Jawaban itu terdengar simpel, tapi menyimpan banyak tanda tanya. Bagi Zahira, ada sesuatu yang tersembunyi di balik sistem dan dalam hati bertanya siapa pemilik konveksi ini.

..

..

Romlah menghembuskan napas berat, menahan amarah yang belum juga reda.

"Rina, kenapa kamu nggak ingetin aku kalau itu pekerjaan kamu?" ucapnya kesal.

Rina menyilangkan tangan, tidak mau disalahkan begitu saja.

"Ah, Ibu juga sih, ceroboh. Kalau mau marah ya dipersiapkan dulu. Aku kan bisa aja bolongin dulu baju yang Zahira kerjakan."

Ia ikut menghela napas, seolah ingin menunjukkan bahwa ia pun dirugikan.

"Aku jadi harus keluar uang lima ratus ribu," gumamnya dengan nada berat.

"Ambil saja dari hasil penjualan baju yang kita laporkan sebagai reject," jawab Romlah dingin.

Sudah menjadi rahasia di antara mereka: sebagian baju yang seharusnya lulus seleksi produksi sengaja mereka cap sebagai reject agar bisa dijual diam-diam ke penadah. Laporan palsu adalah bagian dari permainan mereka.

"Tetap saja, sayang uangnya," bisik Rina nyaris tak terdengar.

Romlah menatap kosong ke depan, matanya menyala karena dendam.

"Aku harus mempermalukan Zahira. Kamu punya ide?"

Nada suaranya bukan bertanya, tapi memaksa. Rasa malu karena dibalas dengan elegan oleh Zahira membuatnya geram.

Zahira bukan sekadar bawahan baginya—dia adalah musuh lama. Dulu bersaing dalam cinta dan harga diri, kini bersaing dalam gengsi dan kuasa.

Romlah tahu, selama Zahira tidak jatuh, malam-malamnya akan terus dihantui kegelisahan. Tidurnya tak akan pernah benar-benar tenang.

"Besok ada bos besar yang mau inspeksi ke pabrik. Itu momen paling tepat untuk menjatuhkan Zahira," bisik Rina, matanya menyiratkan kelicikan. Di kepalanya, rencana jahat sudah tersusun rapi.

"Apa detailnya?" tanya Romlah, mencondongkan tubuhnya sedikit ke depan.

"Ibu suruh Zahira keluar untuk tugas luar jam satu siang. Saat dia pergi, aku akan menyelinap dan menaruh baju-baju baru di dalam lokernya," ujar Rina pelan, seperti sedang membisikkan kutukan.

"Jam dua, bos besar datang. Lalu aku akan memicu sedikit kekacauan—bisa lewat laporan barang hilang atau kecurigaan pada stok yang berkurang. Itu akan memaksa tim inspeksi memeriksa seluruh loker karyawan."

Romlah mengangguk pelan, mulutnya membentuk senyum dingin.

"Dan saat itulah Zahira akan dijadikan tersangka... Lalu di-blacklist. Tidak bisa kerja di mana pun."

Mereka saling berpandangan. Tak ada tawa, tak ada tepuk tangan, hanya keheningan yang penuh rencana busuk.

Untuk Romlah dan Rina, ini bukan sekadar menjatuhkan Zahira. Ini adalah eksekusi dendam karena Zahira sudah berani menentangnya dan mempermalukan dirinya.

. .

..

Meski tubuhnya pegal luar biasa, Zahira tetap duduk tegak di depan meja kecilnya. Jemarinya terus menari di atas keyboard. Baginya, mewujudkan cita-cita bukan soal menunggu mood baik atau inspirasi datang. Disiplin adalah kuncinya.

Jika inspirasi muncul, ia tangkap dan tuangkan dalam tulisan. Jika tidak ada, ia paksa dirinya menciptakan inspirasi itu sendiri.

Hari pertama, dengan perjuangan berat, Zahira berhasil menyelesaikan satu bab berisi seribu kata. Hari kedua, ia mulai terbiasa—dua bab rampung.

Memasuki hari ketujuh, ia mampu menulis lima bab dalam sehari. Itu batas maksimalnya. Bukan karena kehabisan ide, tapi karena tubuhnya mulai memberi peringatan.

Malam itu, jam menunjukkan pukul satu dini hari. Matanya mulai berat, tapi ada kepuasan dalam batinnya. Zahira akhirnya merebahkan tubuhnya, perlahan terlelap dalam pelukan malam, dengan hati yang tenang—karena hari ini, ia kembali setia pada mimpinya. Yang sudah dia pendam selama 20 tahun.

..

..

Pagi itu, suasana di depan pabrik mendadak ricuh.

Romlah berteriak marah, menunjuk sebuah sepeda listrik yang tergeletak tak jauh dari mobilnya.

"Keamanan mana sih?!" teriaknya dengan suara tajam.

Seorang petugas keamanan buru-buru mendekat.

"Ada apa, Bu?" tanya Sardi dengan wajah cemas.

"Kenapa kalian membiarkan orang asing masuk ke area pabrik?! Anak itu sudah menggores mobilku!" bentak Romlah, menunjuk seorang remaja laki-laki yang tampak tidak gentar.

Sardi melihat ke arah mobil Romlah. Hanya ada goresan kecil di sisi pintu.

"Bu Romlah, sudahlah. Itu hanya lecet ringan. Mobil Anda nggak rusak kok," ucapnya hati-hati.

"Apa kamu bilang?!" Romlah membelalak, emosinya memuncak. "Kamu itu security nggak guna! Akan kuusulkan ke Pak Mardi agar kamu dipecat!" katanya penuh arogansi.

Sardi terdiam, wajahnya pucat ketakutan.

Remaja itu akhirnya angkat suara.

"Bu, yang salah justru Ibu. Ibu nyetir sambil nelpon. Saya sudah mepet ke pinggir gerbang, tapi Ibu malah makin ngarah ke kiri. Sisi kanan masih luas, kenapa Ibu yang ambil jalan saya?"

Romlah makin naik darah. Anak ini... berani sekali membantahnya di depan umum! Matanya merah, tangannya terangkat hendak menampar.

1
N Wage
novel keren...walau ada typo2nya dan detil2 kecil yg hilang .
N Wage
itu si ratna metongkah???
Nisa Nisa
🤣🤣🤣🤣🤣
Nisa Nisa
sdh sakaratulmaut masih juga gk ada tobatnya ni perempuan laknat. Itu menantu pilihanmu mana ada datang menengok mu apalgi merawatmu.
Nisa Nisa
masih bisa merasa geli?? bukan rasa bersalah, luar biasa kamu Zahira
Nisa Nisa
Betul betul gk ada akhlak. Minta tolong sambil marah marah terus ditolongin dan di abaikan orang yg menolong.
Zahira benar-benar beruntung punya keluarga spt ibu Bpk dan adik2nya tambah beruntung punya pria yg mencintainya spt Adit. Padahal Zahira begitu bodoh dan gk ada ahlak
Nisa Nisa
msh mau menyalahkan mereka lagi ??
Nisa Nisa
mana dibungkus rapi senyuman. Bukankah kamu cuma jadi babu mereka, kamu aja yg bodoh.
Nisa Nisa
gk heran sih dgn ibunya saja mereka durhaka. Bgmpun sebagai ibu kamu jg gagal mendidik anak-anak mu. Membiarkan mereka di didk mertua, suami dan Ratna.
Nisa Nisa
Dasar Zahira bodoh, 17 th usia anaknya berarti 17 th juga ibu bapak dan saudaranya menyimpan luka dan dia sama sekali gk peka. Malah menuduh adik2nya sinis padanya krn dia menikah dgn orang kota yg kaya. Hatimu Zahira yg ada sombong, bukan adikmu yg iri. Mereka menyimpan luka demi menjaga rumah tanggamu.
N Wage
sepertinya tgl.15 juli 2007 deh.bukan tgl 17.
Nisa Nisa
salah paham lagi Zahira terhadap saudaranya, Zahid senang akhirnya kakaknya berhenti dari kebodohannya selama ini. itu sebabnya dia begitu senang.
Yati Syahira
kejahatan pengkhianat dibalas tuanai hendro nikmato hasilmu
Yati Syahira
bagus di jadiin ladang uang anggi sama vino dijual
Yati Syahira
hendro dajjal pantes angga anggi kaya setan kelakuanya
Yati Syahira
romlah senjata peluru masuk kemulutmu
Yati Syahira
sukurlah anakanya jdi dajjal seperti bpak dan neneknya
Yati Syahira
kho ini alur ceritanya anak anaknya dibikin durhaka sama ibunya
Nisa Nisa
setelah jatuh tersungkur kemana tempat pulang?? le orang tua. susah baru ke orang tua itu jg bentuk kedurhakaan
Nisa Nisa
Baru sadar kamu. orangtua tdk perlu memberikan sumpah serapah pada anaknya, cukup merasa sakit hati dlm diam percayalah hidup anaknya tdk akan tenang dan bajagia
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!