Setelah meminum racun dalam adegan syutingnya, Gu Zhi Yi tiba-tiba terlempar ke zaman kuno dan memasuki tubuh Putri Xu yang dipaksa mati demi mengikuti calon suaminya—Pangeran Xu.
Tidak ingin mengalami kematian tragis seperti yang ada di naskah, Zhi Yi pun berusaha keras mengubah nasibnya ....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itsme AnH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Seret Dia Ke Sini!
Di Paviliun Kebijaksanaan, Pangeran Xu Jun duduk di atas singgasananya dengan tubuh yang dipenuhi roh jahat sehingga membuat orang-orang takut mendekatinya.
Sementara itu, Selir Liu, Tabib Li dan Zhi Yi mengambil tempat duduk yang ada di sisi kanan dan kiri, sedangkan Songshu dan Pangxie berdiri di belakang majikan masing-masing.
"Sajikan hidangannya!" Suara Pangeran Xu Jun terdengar dingin, tatapannya juga tampak menakutkan.
Saat ini, dia tidak seperti sedang meminta pelayan menghidangkan makanan, tetapi menyuguhkan hukuman yang harus ditelan oleh orang-orang yang ada di hadapannya.
Detik berikutnya, Kepala Pelayan Li membawa pelayan memasuki ruang kerja hanya untuk menyajikan sepoci teh bersama beberapa kue kering.
Jika orang luar melihat pemandangan ini, mereka akan mengira para tersangka itu tengah menikmati perjamuan yang diselenggarakan oleh Pangeran Xu Jun, alih-alih sedang dalam proses penyelidikan.
"Silahkan." Pangeran Xu Jun menyapu pandangan dinginnya ke arah semua orang, meminta mereka menikmati hidangan yang disajikan pelayan.
Di bawah tatapan dan aura membunuh Pangeran Xu Jun, bagaimana mungkin mereka masih berada dalam suasana hati untuk menikmati hidangan?
Ini lebih seperti sedang menunggu giliran untuk dihukum gantung!
Setelah dua batang dupa, Xiao Feng akhirnya memasuki ruang belajar dengan seorang pelayan wanita yang berjalan dengan kepala menunduk.
Zhi Yi tetap tenang melihat pemandangan itu, sedangkan Selir Liu langsung melirik Pangxie dengan ekor matanya.
Menyadari lirikan yang mengandung tanya 'Siapa dia?!' tanpa tersirat, Pangxie hanya bisa menggelengkan kepalanya.
Dia memang tidak tahu siapa pelayan yang dibawa Xiao Feng, tetapi entah kenapa keberadaan pelayan kecil itu justru membuatnya merasa tidak enak hati seolah-olah sesuatu yang besar akan terjadi.
Dia juga tidak menyangka Xiao Feng yang menggenggam titah dari Pangeran Xu Jun untuk menyelidiki seluruh Kediaman Bangsawan, kembali hanya dalam waktu dua batang dupa.
Tentu saja, hanya Pangeran Xu Jun yang tahu bahwa Xiao Feng tidak melakukan penyelidikan sendirian. Ada banyak penjaga bayangan yang membantu sehingga pekerjaannya menjadi lebih mudah dan selesai lebih awal.
Jika tidak, bagaimana dia bisa menginterogasi seluruh Kediaman Bangsawan yang terdiri lebih dari seratus kepala?
Tidak ada satu orang pun yang lepas dari penyelidikan, bahkan seandainya hewan-hewan di Kediaman Bangsawan bisa bicara, mereka semua juga akan diselidiki.
"Bagaimana?" Nada suara Pangeran Xu Jun sangat tenang, bahkan lebih tenang dari air di Danau Teratai.
Namun, justru semakin tenangnya dia, semakin menunjukkan kemarahannya.
"Saya telah bertemu dengan Yang Mulia." Pelayan kecil itu memberi salam dengan tubuh yang sedikit bergetar, menunjukkan betapa dia ketakutan.
Ini memang bukan pertama kali pertemuannya Pangeran Xu Jun, tetapi berhadapan sang tuan dalam jarak sedekat ini adalah pertama kali dia alami.
Bagaimanapun, dia hanyalah pelayan kecil yang tinggal dan bertugas membersihkan halaman belakang. Jadi, dia hampir tidak pernah berinteraksi dengan orang-orang dari halaman utama.
"Kamu sudah menemukan pelakunya?" Tatapan Pangeran Xu Jun jatuh pada pelayan itu, mengira dialah orang yang meracuni putranya.
Pangeran Xu Jun berpikir seperti itu karena dari sekian banyak penghuni di Kediaman Bangsawan, hanya pelayan kecil itu yang dibawa oleh Xiao Feng.
"Ya, saya menemukannya." Ekspresi Xiao Feng lebih dingin dan tegas dari biasanya, tatapannya yang sedingin ufuk barat tak terjamah dilayangkan pada Selir Liu dan Pangxie.
Selir Liu dan Pangxie tidak bisa menahan gemetar di tubuh mereka dan langsung menatap gadis pelayan yang dibawa Xiao Feng.
Dia pasti tahu sesuatu!
"Niangniang, saya melakukannya dengan bersih." Pangxie mencoba menenangkan Selir Liu, tetapi dirinyalah yang lebih membutuhkan ketenangan.
Dia dengan jelas tahu bahwa tidak akan ada hal baik yang terjadi jika sudah berurusan dengan Xiao Feng, lebih baik menghindarinya daripada harus dikuliti, tetapi tidak mati.
Wajah Selir Liu terlihat jelek dan dia tahu ada yang salah, jadi kata-kata penghiburan Pangxie tidak ada gunanya. "Apa pun yang terjadi, jangan libatkan aku! Sebaiknya kamu berpikir matang-matang sebelum menjawab, atau berhati-hatilah terhadap nyawa keluargamu."
Begitu saja, Selir Liu angkat tangan dan kejam menjatuhkan segala kesalahan pada Pangxie. Lagipula, tidak ada kejahatan yang diperbuat dengan tangannya sendiri.
Dia hanya memberi titah!
"Niangniang, saya tahu." Pangxie juga tahu diri, dia tidak akan melibatkan Selir Liu, meskipun sebilah pedang diarahkan ke lehernya.
Jika dia berani menyebut satu patah kata pun tentang Selir Liu, maka akhir tragis menanti kedua orang tua dan adiknya.
Wajah Xiao Feng gelap, dia melirik Selir Liu dan Pangxie dengan tatapan dingin, lalu beralih pada pelayan kecil itu sambil berkata, "Katakan apa yang kamu lihat."
Pelayan kecil itu segera berlutut, dia membuka mulutnya tanpa membalas tatapan tajam Pangeran Xu Jun. "Yang Mulia, saya melihat seorang pelayan membuang sesuatu ke Danau Teratai. Saya tidak tahu kalau yang dia buang ternyata botol racun, sampai Tuan Xiao datang bertanya. Jika saya tahu, saya pasti akan segera melaporkan hal ini pada Anda."
Dengan kata-katanya, sorang tahu bahwa jika Xiao Feng tidak datang untuk menyelidiki kasus keracunan Pangeran Xu, maka pelayan kecil itu juga tidak akan mengungkit masalah ini.
Selir Liu langsung menatap Pangxie dengan tajam seolah-olah hendak mengulitinya, baru kali ini dia merasa gadis pelayan yang mengikutinya selama puluhan tahun adalah orang bodoh dan tidak berguna.
Hanya menyelesaikan masalah sepele saja tidak bisa, bahkan masih kelihatan oleh seorang pelayan kecil.
Dasar tidak berguna!
Pelayan kecil itu bersujud sampai membenturkan kepalanya ke lantai, dia meratap dengan penuh permohonan. "Yang Mulia, maafkan saya. Hukum saja saya, tapi tolong jangan jual saya."
Dia memang hanya pelayan kecil, tetapi dia sudah sangat bersyukur bisa bekerja di Kediaman Bangsawan. Tinggal di halaman belakang juga membuatnya nyaman, dia terhindar dari masalah yang tidak perlu.
Namun, tidak disangka akan ada hari di mana kedamaiannya di halaman belakang terusik.
Tidak masalah baginya jika harus dihukum karena kelalaiannya itu, asal tidak dijual. Menyesuaikan diri dengan majikan dan tempat baru sudah satu masalah, tidak mendapatkan kemakmuran seperti yang didapatkan di Kediaman Bangsawan adalah masalah lainnya.
"Siapa dia? Apa kamu mengenalinya? Apa orang itu ada di sini?" Pangeran Xu Jun menyelidiki dengan dingin.
Pelayan kecil itu mengangkat kepalanya, dia melirik satu per satu orang yang ada di ruangan dan berhenti pada Pangxie.
Saat menyadari ada mata yang tertuju padanya, pelayan itu pun menoleh dan mendapati Selir Liu sedang menatapnya.
Jika tatapan bisa membunuh, pelayan itu yakin dia pasti sudah terbujur kaku hanya dengan sekali tebasan mata Selir Liu
Hanya saja, daripada Selir Liu, pelayan kecil itu lebih takut pada aura mematikan yang menyelimuti Pangeran Xu Jun.
Pelayan itu menekan rasa takut di hatinya, mengabaikan ancaman tak tersirat Selir Liu dan berkata, "Yang Mulia, saya mengenalinya. Dia adalah ... pelayan di sisi Selir ... Selir Liu."
Wajah Pangxie pucat, dia merasa dewa sedang mencari masalah dengannya.
Jelas-jelas dia melakukan segalanya dengan bersih, kenapa tiba-tiba ada saksi?
Bahkan, bukti yang sudah dia buang ke tengah Danau Teratai juga sudah Xiao Feng serahkan kepada Pangeran Xu Jun.
Seketika, lutut Pangxie bergetar dan dia langsung jatuh di tempat seolah-olah kehilangan segala kekuatannya.
"Seret dia ke sini!" Paru-paru Pangeran Xu Jun hampir meledak karena amarah.
Beraninya seorang pelayan mencoba membunuh putranya di bawah hidungnya sendiri!
semangat kak...🥰🥰🤗