NovelToon NovelToon
Dua Penjaga Hati

Dua Penjaga Hati

Status: tamat
Genre:Cinta Terlarang / Mengubah Takdir / Tamat
Popularitas:428
Nilai: 5
Nama Author: Moonlightaura09

Kalian semua adalah keluarga yang paling berarti dalam hidupku. Bersama kalian, aku merasa lengkap, aman dan dicintai. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan tapi satu hal yang pasti, aku akan selalu menyayangi kalian. Kalian adalah rumahku dan aku akan selalu kembali.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Moonlightaura09, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kebencian Yang Membara

Alanz merasakan dunia di sekitarnya runtuh. Pengkhianatan adiknya Gerson yang mencintai Luna mantan pacarnya menghantamnya bagai palu godam. Bagaimana bisa Gerson, darah dagingnya sendiri, tega menusuknya dari belakang? Kekecewaan dan amarah bercampur aduk, menguasai setiap sel tubuhnya.

Di bawah langit yang mendung, Alanz memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi. Pikirannya kalut, dipenuhi bayangan Luna dan Gerson. Ia tak menyangka, orang - orang terdekatnya justru menjadi sumber luka paling dalam. Di tengah kegelapan batinnya, sebuah kejadian hampir merenggut nyawa seseorang.

Seorang wanita cantik bernama Ayu yang sedang menyeberang jalan sambil membawa barang belanjaan untuk toko kuenya, terkejut saat sebuah mobil melaju kencang ke arahnya. Alanz, dengan refleksnya yang terlatih, berhasil menghindari tabrakan maut. Namun, barang - barang belanjaan Ayu terlanjur berserakan di jalan.

Dengan jantung berdebar kencang, Alanz keluar dari mobil. Wajahnya pucat pasi, diliputi rasa bersalah yang mendalam. Ia mendekati Ayu yang masih mematung karena terkejut.

Alanz : ( dengan nada khawatir ) Maafkan saya, Mbak! Saya benar - benar tidak sengaja. Apa Mbak baik - baik saja?

Ayu : ( berusaha menenangkan diri, menatap Alanz dengan tatapan tajam namun lembut ) Anda hampir saja membunuh saya! Apa Anda tahu betapa berbahayanya mengemudi dengan kecepatan seperti itu?

Alanz : ( dengan suara lirih ) Saya tahu, Mbak. Saya sangat menyesal. Saya sedang tidak fokus karena ada masalah pribadi.

Ayu : ( menghela napas panjang. Ia bisa merasakan kesedihan yang terpancar dari mata Alanz ) Masalah pribadi tidak bisa menjadi alasan untuk membahayakan nyawa orang lain. Tapi, saya bisa melihat Anda benar - benar menyesal. Mari kita bereskan ini dulu.

Alanz dan Ayu kemudian bersama - sama memungut barang - barang belanjaan yang berserakan. Sambil membereskan semuanya Alanz pun mengantar ayu ke toko kuenya dan bertanggung jawab atas kesalahan yang ia lakukan.

...****************...

Di tengah gemerlap kota Seoul yang tak pernah tidur, Gerson merenungi kesalahannya. Hatinya diliputi penyesalan mendalam. Ia telah menyakiti Alanz dengan mencintai Luna, mantan kekasih kakaknya.

"Seharusnya aku tidak melakukan itu," gumam Gerson, menyesali keserakahannya. Ia telah mengabaikan Rachel, kekasihnya yang tulus, demi mengejar cinta terlarang.

Dua hari berlalu Alanz pergi dari rumah, meninggalkan Gerson dalam kebingungan dan rasa bersalah. Ia mencari Abangnya dengan panik, namun tak membuahkan hasil. Sang ayah mencoba menenangkan Gerson dan menyarankan untuk memberi Alanz waktu untuk sendiri.

Dari kejauhan Erni merasa iba melihat kedua Abangnya terjerat dalam masalah percintaan. Ia mencoba menghubungi Abang Alanz, namun panggilannya tak dijawab. Erni tak menyerah, ia mengirim pesan singkat:

"Abang Alanz, ini Erni. Aku tahu Abang pasti sedih dan marah. Tapi, jangan pergi terlalu lama. Kami semua menyayangi Abang."

Namun, pesan itu hanya dibaca oleh Alanz, tanpa ada balasan. Erni menghela napas merasa tak berdaya. Ia hanya bisa berharap kedua Abangnya dapat menyelesaikan masalah ini dengan baik.

Gerson terduduk lemas di kamarnya. Pikirannya berkecamuk. Ia merasa bersalah, bodoh dan tak pantas mendapatkan maaf dari siapa pun.

Di suatu tempat di Seoul, Alanz duduk termenung di sebuah taman. Ia membaca pesan dari Erni, namun hatinya masih dipenuhi amarah dan kekecewaan. Ia merasa dikhianati oleh adiknya sendiri. Namun, di lubuk hatinya ia juga merindukan keluarganya.

"Mungkin, aku harus pulang," gumam Alanz, mencoba menenangkan dirinya. "Tapi, bagaimana aku bisa menghadapi Gerson dan Luna?"

Alanz masih bimbang. Ia membutuhkan waktu untuk memproses semua yang telah terjadi. Namun, ia tahu, ia tak bisa terus lari dari masalahnya. Ia harus menghadapi kenyataan dan mencari jalan keluar yang terbaik untuk semua orang.

...****************...

Suatu siang saat Alanz sedang berbicara serius dengan sekretarisnya di ruang kerjanya, tiba - tiba Gerson datang ke kantor. Gerson tampak lesu dan menyesal. Ia ingin meminta maaf kepada Alanz karena telah mengecewakannya.

Gerson : ( dengan nada lirih ) Abang Alanz, bolehkah aku bicara?

Alanz menghela napas panjang. Ia sudah berusaha melupakan masalahnya dengan Gerson dan Luna. Ia tidak ingin lagi membahas masa lalu yang menyakitkan itu.

Alanz : ( dengan dingin ) Ada apa, Gerson?

Gerson : ( dengan suara bergetar ) Aku ingin minta maaf bang. Aku tahu, aku sudah mengecewakan Abang Alanz. Aku tahu, aku sudah menyakiti hati Abang Alanz.

Alanz terdiam sejenak. Ia menatap Gerson dengan tatapan datar.

Alanz : ( dengan tegas ) Semua sudah terjadi, Gerson. Aku sudah melupakan semuanya. Aku tidak ingin lagi membahasnya.

Gerson : ( dengan air mata berlinang ) Tapi, Bang... Aku benar - benar menyesal. Aku tidak tahu, kalau aku akan menyakiti Abang Alanz seperti ini. Aku mencintai Luna, bang. Tapi aku tidak bermaksud untuk mengkhianati Abang Alanz.

Alanz : ( dengan nada tinggi ) Cukup, Gerson! Aku tidak ingin mendengar alasanmu. Aku sudah menutup hatiku untuk Luna. Aku juga sudah menutup rapat - rapat masalah yang menimpa diriku. Sekarang aku ingin fokus pada kebahagiaanku sendiri.

Gerson : ( dengan penuh harap ) Aku mengerti Bang. Aku tahu, aku tidak pantas mendapatkan maaf dari Abang Alanz. Tapi, aku mohon izinkan aku untuk memperbaiki kesalahanku. Izinkan aku untuk membantu Abang Alanz.

Alanz terdiam sejenak. Ia melihat ketulusan dan penyesalan di mata Gerson. Ia merasa iba kepada adiknya itu. Namun, ia tidak ingin memberikan harapan palsu kepada Gerson.

Alanz : ( dengan tegas ) Aku tidak membutuhkan bantuanmu, Gerson. Aku sudah bisa mengatasi masalahku sendiri. Sekarang, pergilah. Jangan ganggu aku lagi.

Gerson menundukkan kepala. Ia merasa sedih dan kecewa mendengar penolakan Alanz. Ia tahu, ia telah melakukan kesalahan yang sangat besar. Ia tidak tahu, apakah ia bisa mendapatkan maaf dari Alanz suatu hari nanti.

Dengan langkah gontai, Gerson meninggalkan ruang kerja Alanz. Ia merasa bersalah dan menyesal. Ia berharap, suatu hari nanti ia bisa memperbaiki hubungannya dengan Alanz dan kembali menjadi saudara yang akur.

Setelah Gerson pergi, Alanz menghela napas panjang. Ia merasa lelah dan terbebani dengan masalah yang menimpanya.

Ketika Gerson keluar dari kantor alanz, langkahnya masih berat oleh penyesalan. Namun, tiba - tiba ia terkejut saat Luna muncul di hadapannya dan memeluknya erat tanpa aba - aba.

Luna : ( dengan suara penuh harap ) Gerson, jangan pergi! Aku butuh kamu.

Gerson terdiam sejenak, kemudian hanya bisa mengangguk dan mengikuti Luna. Ia merasa bingung, tapi hatinya masih terikat pada Luna meskipun rasa bersalahnya pada Abang Alanz begitu besar.

Sementara itu, dari jendela ruang kerja di lantai atas, Alanz menyaksikan kejadian itu dengan mata yang membara penuh kebencian.

Alanz : ( gumam dalam hati dengan nada penuh amarah ) Hati - hati, Gerson. Kau sudah mengecewakanku sekali, jangan biarkan Luna mempermainkanmu lagi.

Tidak tahan melihat kedekatan mereka, Alanz menegaskan pada dirinya sendiri.

"Aku harus kuat dan fokus pada hidupku sendiri. Aku tidak akan membiarkan mereka menghancurkanku lagi."

Di bawah, Luna menggenggam tangan Gerson dengan erat, berkata dengan suara memaksa.

Luna : Ayo pergi bersamaku, Gerson. Kita bisa mulai dari awal jauh dari semua masalah ini.

Gerson : ( menatap Luna, ragu namun tak berdaya ) Luna... aku... aku tidak tahu harus bagaimana.

Luna : ( menatapnya dengan mata penuh keyakinan ) Percayalah padaku, Gerson. Aku akan selalu ada untukmu.

Di sisi lain, Alanz menghela napas berat, berjanji pada dirinya sendiri untuk menjaga hati dan melangkah maju, meski luka dan pengkhianatan terus menghantui.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!