Danica Teressa, seorang gadis belia yang cantik, manis, bertalenta, harus mengalami hal buruk di masa remajanya karena hamil di luar nikah, diusianya yang masih delapan belas tahun.
Keneth Budiman adalah crush Danis disekolah dan juga laki-laki yang menghamili Danis. Tapi Keneth dan kedua orangtuanya menolak untuk bertanggungjawab.
Danis terpuruk dan hilang harapan.
Tiga tahun kemudian, Danis secara tidak sengaja bertemu dengan seorang pria bernama Anzel Wijaya di kota Montreux, Swiss. Akankah benih-benih cinta tumbuh diantara mereka berdua?
Dan apakah Keneth akan datang kembali untuk mengakui perbuatannya kepada Danis? Dan mengakui bahwa ia adalah ayah dari anak yang dilahirkan Danis?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pricilia Gabbie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ice Cream
Sepertinya ada dua insan manusia yang belum bisa tertidur malam ini. Masih saja terbayang-bayang di otak mereka masing-masing akan hal terjadi malam ini. Dua anak manusia yang sedang kasmaran.
Danis sejak tadi senyum-senyum sendiri dengan jarinya yang sedang meraba-raba bibirnya. Seperti ada banyak kupu-kupu di dalam hati yang menggelitiknya.
Ciuman Ansel dirasanya masih menempel di bibirnya.
Begitu pula Ansel, pikirannya terus terbayang wajah cantik Danis pada saat mereka berciuman. Bahagia sekali...
Besoknya, Ansel harus menghadiri rapat di kantornya.
Hari ini ia lebih bersemangat. Senyuman terus tersungging di bibirnya. Orang-orang yang melihatnya juga merasa heran, karena biasanya pria ini sedikit kaku.
Ting…
Mon Chéri sending a message,
Nama kontak yang awalnya disimpan dengan nama Ansel, kini telah berubah menjadi Mon Chéri (Dalam bahasa Prancis yang memiliki arti panggilan sayang seorang wanita kepada pacarnya).
“Selamat pagi Danis *emoticon love*”
^^^“Selamat pagi juga Ansel,
^^^
^^^semangat buat hari ini *emoticon love*
^^^
“Hari ini kamu mau kemana?”
^^^“Rencananya aku mau^^^
^^^ke kampus mau melapor,^^^
^^^soalnya cuti kuliah aku udah mau selesai”
^^^
“Kabari aku ya kalau sudah selesai.
Aku jemput kamu ya?”
^^^“Ok,
^^^
^^^yang penting gak ngerepotin^^^
^^^kamu yah”
^^^
“I love you Danis”
^^^“I love you too Ansel”.
^^^
Ansel tersenyum bahagia setelah selesai berbalas pesan sang kekasih hati.
Danis juga senyum-senyum sendiri. Sampai sang mama dan kakak heran melihat Danis hari ini yang tersipu-sipu.
Setibanya di kampus, Danis yang sedang berjalan dari Lobby menuju ruang Kemahasiswaan dikagetkan dengan suara teriakan sahabatnya Hanna.
“Daniiiiissss!!!”
Sambil berlari Hanna mendekat ke arah Danis.
“Cong… Kamu bikin kaget aku tahu gak!”, ucap Danis.
“Maaf… maaf… hehehe”, ucap Hanna dengan suara ngos-ngos’an.
“Ngapain nis?”, tanya Hanna.
“Mau melapor. Kan cuti aku udah mau selesai”, jawab Danis.
“Oh iya juga yah…”
Tiba-tiba Hanna menyenggol bahu Danis dengan bahunya. “Cie… ada yang udah punya pacar nih!”, goda Hanna sambil menaik-turunkan alisnya.
“Apaan sih Han!”, Danis berusaha menutupi.
“Kamu pikir aku benar-benar tertidur semalam? Udah deh ngaku aja kali!” Hanna masih menggoda Danis.
Wajah Danis langsung merah tomat, ia malu mengingat semalam ia dan Ansel berciuman lama. Itu berarti Hanna juga melihat adegan tersebut.
“Selamat ya Nis, aku seneng banget… ngett… ngett!”. Hanna memeluk Danis yang diam tersipu malu.
Hanna mengambil handphonenya dan melakukan sesuatu.
Ting… handphone Danis berbunyi.
Danis dibuat kaget ketika membuka chat dari Hanna.
Ternyata Hanna mengirim sebuah foto Danis dan Ansel yang tengah berciuman. Diam-diam Hanna memotret adegan mesra mereka berdua.
“Hannaaaaaa!!!”. Ucap Danis kaget. Danis hendak menarik tangan Hanna, namun Hanna sudah lebih dulu berlari menjauh dari Danis.
“Udah! Itu hadiah dari gue! Disimpan baik-baik ya Nis! Di hp gue udah gak ada. Udah gue hapus”, jawab Hanna sambil berjalan mundur dan menunjukkan handphonenya.
“Bentar dulu Han!”, Danis berteriak memanggil Hanna.
“Gue masuk dulu udah telat, kelas udah mau mulai, bye Danis”. Jawab Hanna kemudian menggoda Danis dengan mengedipkan matanya.
Setelah semua urusannya selesai, Danis menunggu Ansel lobby depan kampus. Sesuai janji Ansel akan menjeputnya.
Tak lama kemudian, mobil Ansel menghampirinya.
“Hai nungguin aku ya!”, ucap Ansel menggoda Danis.
Danis tersipu malu. “Iya…”, jawab Danis malu-malu.
Ansel membukakan pintu untuk Danis. Kemudian mereka pergi dari tempat itu.
Tangan kiri Ansel meraih tangan kanan Danis dan menggenggamnya. Hal itu tentu saja membuat Danis kaget dan semakin tersipu.
Ansel selalu sukses membuat Danis tersipu dan berbunga-bunga. Kemudian Ansel mencium punggung tangan Danis dan menyandarkan pipinya pada genggaman tangan mereka berdua. Sesekali Ansel juga melirik Danis dengan tatapan cinta yang dalam.
Siapapun yang melihat tatapan itu pasti akan terpesona. Apalagi Danis yang secara langsung merasakan tatapan Ansel, pastilah dibuat meleleh.
“Makan dulu yuk, aku udah laper banget. Kamu mau makan apa?”, kata Ansel.
“Ice cream…”, jawab Danis polos.
Ansel tersenyum mendengar jawaban Danis. Ternyata mama dan anak sama-sama suka ice cream.
“Drive thru aja gimana? Mau gak?”, Ansel menawarkan.
“Iya boleh…”, jawab Danis.
Ansel memesan beberapa makanan dan minuman, tidak lupa ice cream kesukaan Danis.
Setelah pesanan diambil, Ansel segera mengemudikan mobilnya menuju pantai. Ansel memarkirkan mobilnya menghadap pantai.
Sepertinya mereka akan makan sambil menikmati sunset.
Ansel begitu menikmati saat melihat Danis yang tengah menikmati ice creamnya.
Ansel kemudian mengambil tissue dan membersihkan bibir Danis yang belepotan.
Diperlakukan seperti itu, Danis jadi malu. Ia jadi terhenti menikmati ice creamnya karena salah tingkah.
“Udah lanjutin aja. Nikmati aja ice creamnya, dan aku nikmati wajah kamu yang cantik”.
Danis benar-benar dibuat salah tingkah. Danis sampai tersedak.
Sementara Ansel hanya menunjukkan senyumannya yang membuat wajahnya semakin tampan. Ia merasa terhibur dengan tingkah Danis.
Ansel yang sedang meminum minumannya, kembali menatap Danis. Kali ini ia tergoda melihat bibir Danis yang sedang memakan ice creamnya. Bibir Danis yang berwarna pink menarik perhatiannya.
Tak berpikir lama. Ansel segera mendekatkan tubuhnya, dan langsung mencium bibir Danis.
Ansel melumat bibir Danis dengan lembut.
Danis tentu saja kaget, mematung dengan mata yang kaget.
Ansel melepaskan ciumannya. “Enak ice creamnya”, Ansel menggoda Danis.
“Haa… mmhhh”, Danis kikuk, tidak tahu akan menjawab apa.
Kemudian Ansel seperti sedang meraih sesuatu di belakang tempat duduk Danis.
Ternyata mengambil sebuket bunga mawar dan tulip merah yang telah dirangkai begitu cantik.
Ansel memberikan bunga tersebut kepada Danis.
“Bunga cantik untuk wanita yang cantik, I love you Danis. I love you so much”, ucap Ansel dengan romantis.
Danis begitu terharu.
Pria yang sedikit kaku ini ternyata begitu romantis dan tulus.
Danis sangat bahagia. Danis sampai meneteskan air mata. Ia tertawa sambil menangis menerima bunga yang diberikan Ansel.
Ansel memeluk Danis dengan erat, dan mencium bibir Danis kembali.
Dan kali ini ciumannya terbalas. Danis tidak lagi diam, ia membalas ciuman Ansel. Sehingga ciuman itu semakin bergairah. Saling melumat bibir. Deru nafas semakin menggebu. Aliran darah semakin cepat.
Mereka berciuman cukup lama.
Semakin romantis dengan sunset sore itu yang indah, yang seperti lukisan, langit berwarna pink orange, dan suasana pantai yang teduh. Menambah kemesraan diantara dua insan manusia yang sedang dimabuk kepayang.