Bagaimana jadinya kalau niat hati hanya ingin membantu malah di pintai menjadi ibu bagi anak yang baru kamu kenal belum ada 24 jam?
Ingin tau bagaimana keseruan dan ceritanya, mari merapat sayang. kita baca bareng bareng, siapkan kopi😄😄
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rmauli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
0011
“ kenapa aku harus berjanji emm. Ketahuilah yang, aku sangat mencintai mu aku bahkan tidak sanggup hanya untuk membayangkan aku hidup tanpa diri mu. Dan bagaimana aku bisa menggantikan dirimu dengan orang lain jika kau saya sudah mengambil seluruh isi hatiku. Tidak ada ruang lain untuk wanita manapun. aku hanya mencintai mu sayang” Ucap Rey dengan sendu entah kenapa dia merasakan firasat bahwa ayudia akan pergi jauh darinya.
“ hei.., aku tidak menyuruh mu untuk menyingkirkan nama ku dihatimu aku hanya meminta bila aku sudah tiada kamu bisa membangun hati lain untuk orang lain. Seperti aku dan mama, kami kan punya tahta masing masing dihati kamu.” Ucap Ayudia dengan lembut. “ dan aku sangat berharap jikalau aku sudah berpulang kau dapat mengikhlaskan ku sayang. Bagaimana aku bisa pergi dengan tenang bila suami ku sendiri tidak mengijinkan ku. Ketahui lah satu hal sayang, kita pasti akan bertemu kembali di sana nanti nya, aku akan menyambut mu dengan senyum lebar ku, dengan gaun putih yang sangat indah dan seikat mawar.” Sambung Ayudia dengan setetes air mata yang tidak bisa ayudia tahan lagi
“ hei, kenapa kamu menangis sayang. aku akan ikut menangis bila kamu menangis. Baiklah baiklah, aku mau.” Ucap Rey
Merekapun berpelukan dengan sangat era, mereka serasa enggan untuk melepaskan pelukan hangat itu, serasa itu adalah pelukan terakhir mereka dan entah mengapa membuat mata mereka memanas dan mereka pun menangis dalam diam tampa melepaskan bahkan mengendorkan pelukan mereka.
“ udah…udah. Kita sarapan yuk, aku mau pergi ke mall nanti sayang, sama mona” kata Ayudia melerai pelukan mereka sambil menghapus air mata yang ada di pipi Rey.
Mereka pun terkekeh bersama karena tadi terbawa suasana. Mereka pun turun dan langsung sarapan, selama sarapan mereka selalu bercanda gurau sesekali terdengar suara tawa mereka.
Mereka juga saling suap menyuap suasana di ruang makan kali ini terasa begitu romastis dan hangat karena mereka melewati nya dengan romantic dan sangat menikmati sarapan pagi mereka.
Setelah sarapan mereka pun naik ke kamar mereka, mengulang mandi berdua dan melakukan hal hal yang menyenakkan bagi sepasang pasutri. Mereka juga saling menyiapkan pakaian dan memakaikannya pada badan pasangannya.
Pagi ini mereka lalui dengan sangat indah seperti sedang menyiapkan suatu momen yang akan tidak pernah bisa mereka lupakan sampai kapan pun.
Setelah memakai pakaian lengkap mereka pun turun karena ayudia ingin berangkat ke mall, Rey pun mengantarkan ayudia sampai di depan rumah karena Ayudia ingin membawa mobil sendiri karena dia akan jalan-jalan berdua dengan mona.
“ sayang aku pergi dulu ya, cup..” ucap Ayudia sambil mencium telapak tangan Rey dan dibalas kecupan yang sedikit lama di kening nya.
“ iya, kamu hati hati nya nggak usah ngebut” ucap Reyhan
Ayudia pun mulai menghidupkan dan menjalankan mobil ya, ia tak lupa melambaikan tangan nya kepada rey. Rey pun menatap kepergian ayudia sampai mobil yang di kendarai oleh ayudia tidak tampak lagi di pengelihatannya.
“ semoga ini hanya perasaan ku saja.” Gumam Rey menepis rasa gelisah
Rey pun masuk kerumah dan bersiap pergi ke kantor ya walaupun terlambat tadi dia tidak merasa bersalah karena baginya bersama Ayudia adalah prioritas yang lebih lah penting dari pada harus duduk di depan berkas berkas yang menumpuk seperti gunung.
setelah rapi dengan pakaian kantor ya Rey pun turun kebawah, di ruang tamu Rey sudah bisa melihat juan sang asisten sudah duduk manis di sana. Mereka pun langsung berangkat ke kantor. Di dalam mobil sesekali terdengar suara mereka bercanda gurau.
Juan dan Rey merupakan sahabat yang sangat dekat. Hubungan mereka sudah seperti seorang saudara kandung tapi berbeda bila di kantor mereka akan bekerja dengan profesional.
Sesampai nya di kantor Rey pun mulai berkutat dengan tugas tugas yang tidak pernah ada habis nya. Saat sedang focus dengan pekerjaan nya, Rey dikejutkan dengan suara hp nya yang berdering dengan cukup keras. Pada awalnya Rey hanya mengabaikan nya saja tapi hp nya itu selalu berbunyi hingga dia mengangkat panggilan itu yang ternyata dari sang istri tercinta. Melihat bahwa panggilan itu berasal dari istri nya diapun menggerutui diri nya sendiri karena tidak mengangkat nya sedari tadi.
Rey pun langsung mengangkat panggilan telepon itu tapi dia sangat terkejut saat panggilan itu berlangsung di karenakan alih alih suara sang istri yang terdengar ini malah suara seorang pria yang mengaku sebagai seorang polisi yang mengabari bahwa istrinya tengah mengalami kecelakaan beruntut dan situasi keberadaan lokasi kecelakaan sangatlah kacau. Mendengarkan bahwa sang istri tercinta mengalami sebuah kecelakaan dan sekarang sudah di larikan ke rumah sakit. Rey pun tanpa berpikir panjang langsung berlari ke lobi perusahaan nya dan langsung menancap gas mobil nya tampa memperdulikan tatapan aneh dari pada karyawan nya.
Rey mengendarai mobil nya dengan kecepatan di atas rata rata tampa memikirkan keselamatan nya sendiri karena yang hanya ada di pikiran nya saat ini hanya lah sang istri yang sangat ia cintai.
“sayang, bertahan lah untukku, untuk aku dan aiden. Aku tak akan sanggup bila hidup tanpamu.” Gumam Rey yang selalu berdoa akan keselamatan ayudia
Sesampai nya di rumah sakit tempat ayudia di larikan Rey langsung saja berlari kedalam tanpa mempedulikan mobil nya sehingga mobil nya terparkir dengan sembarangan.
Dia langsung saja berlari masuk ke RS dan bertanya kepada represionis di mana letak dari ruang UGD. setelah tau Rey pun langsung berlari ke sana, di sana dia melihat mama dan papa nya beserta aiden yang sudah duduk menunggu karena mereka sudah lebih dahulu sampai, keadaan kedua orangtua Rey juga tidak jauh berbeda dengannya bahkan ibu nya sudah menangis sembari memangku aiden yang belum tau apa apa. Tak lama setelah Rey berkumpul dengan keluarganya kebetulan dokter yang menangani keluar dari ruangan.
“ dokter, dokter bagaimana keadaan istri saya?” Tanya Rey cepat dan panik
“ maaf kan kami tuan. Kami sudah melakukan yang terbaik tapi Tuhan berkehendak lain. Denyut nadi Nyonya Ayulia sudah melemah di lokasi kejadian, usaha yang kami lakukan tidak dapat menyelamatkan nyonya Ayulia. Sebagai dokter yang bertanggung jawab menangani pasien Saya Meminta Maaf, Kami turut berbela sungkawa. Selamat siang.” Ucap sang dokter dan hal itu mampu membuat seluruh tenaga Rey menghilang. Rey berjalan dengan gontai ke dalam ruangan UGD tersebut di sana dia dapat melihat sang istri yang sangat dia cintai tergurai tak bernyawa dengan wajah yang putih seputih kapas.
“ sayang, bangun lah aku sudah berada di sini. Jangan bercanda ini tak lucu bangun lah buka matamu sayang.” Tangisan pilu Rey memenuhi ruangan tersebut hingga membuat nyonya Elika, tuan Jimmy dan Aiden ikut menangis begitu pula dengan para dokter dan suster yang masih tinggal.
“ sayang bangunlah. Kata kan pada ku aku harus apa sayang agar kau ingin membuka mata mu.” Ucap Rey dengan mengguncang tubuh tak bernyawa Ayudia. Menangis dan meraung agar Ayudia kembali.
" tuan tolong jangan mengguncang tubuh alm atau pun menekannya. Itu dapat membuat darah keluar akibat luka yang di alami alm" ucap dokter yang masih ada dengan lirih tau bahwa Rey
" hiks... Hiks bahkan menyentuhmu sekarang sudah tidak bisa sayang hiks ... Hiks"
“ lihat lah Aiden kita, ia masih sangat membutuhkan mu. Kami Sangat membutuhkan mu sayang jangan tinggalkan kami ku mohon, aku sangat memohon sayang” ucap Rey menangis pilu sambil mengelus rambut Ayudia dengan sayang.
Getaran di bahu Rey semakin kencang. Suaranya berubah serak dan parau. Ia menarik nafas dalam dalam, mencoba menghirup oksigen banyak banyak agar kesadaran ya tetap bisa terjaga. Sesak, sakit, dan hancur di rasakan Rey secara bersamaan.
Nyonya Elika mencoba untuk menenangkan Rey, mengatakan untuk mengikhlaskan kan sang istri agar dapat berpulang dengan tenang. Hingga beberapa saat Rey pun sudah mulai tenang dia memeluk ayudia dengan lembut dan berbisik lembut di telinga nya.
“ sayang aku ikhlas kau pergi walau ini sangat menyakitkan bagiku, dan bila ini memang ini yang terbaik untukmu. Aku akan selalu menjaga buah hati kita, merawatnya dengan baik tampa kekurangan apapun sekalipun itu kasih sayang. Tenang lah di sana dan tunggu aku.” Ucap Rey dengan deraian air mata yang tidak mau berhenti.