Jadilah milik ku maka akan ku singkirkan apapun yang membuatmu ragu. aku juga bisa membawa mu keluar dari semua masalah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MalyaIgus17, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22 Teman Lama
Akhirnya setelah sekian lamanya ketiga sahabat itu bisa punya waktu untuk kembali kumpul-kumpul.
"aduh kangen banget aku...!" Luna dengan segala ke lebay annya.
"Kangen katanya padahal di group dia yang paling berisik kayanya..."
Cinta menjentikkan jarinya setuju. memang di group yang mereka buat Luna adalah yang paling aktif bersua.
Sedang yang paling santai sudah pasti Cinta, apalagi alasannya kalau bukan karena Cinta yang sangat sibuk.
Pekerjaan nya seolah tidak ada matinya.
" oh iya, kali ini aku yang traktir..." Cinta memainkan alisnya dan mengarahkan ke kedua sahabatnya.
"serius, mimpi apa aku semalem. Berasa gonggg banget deh...!" Luna benar-benar merasa wah banget. Padahal dia tau bagaimana telitinya Cinta selama ini mengatur uangnya.
"lagi cair ya..?" Gea bertanya melihat Cinta yang hari ini sangat cerah.
"ahhahahh. Iya dong habis gajian..." suaranya sangat riang.
"uwahhhh..." Gea dan Luna berucap dan bertepuk tangan berbarengan.
"Enak banget ya kalau punya gaji sendiri...!" Gea tiba-tiba bicara.
" lah kamu kan tetap dapat gaji...!"
"Gaji apaan..?"
"Dari saham atas nama Lo.."
Cinta mengangguk setuju dengan ucapan Luna " eh, itu lain ceritanya. Aku pengennya gaji yang dari tangan aku sendiri..."
"idihhh, di kasih enak juga...!" Kesal rasanya. Padahal kehidupan Luna tidak beda jauh dengan kehidupan Gea. Tapi ya dasar Luna. Ya begitu.
Ketiganya terus bicara bahkan topik yang di bicarakan mulai ber ubah-ubah di seperkian menitnya. Seperti nya mereka memang benar-benar merindukan satu sama lain.
Tiba-tiba ...
"Cinta....." Cinta menoleh ke asal suara. Dan dia melihat seseorang yang sudah sangat lama tidak dia temui, dan sekarang kembali berjumpa. Di sini di ibu kota.
"Cinta ...?" berucap seolah memastikan lagi.
Mengangguk "Ifan kan...?" balas Cinta lagi tidak mau sampai menyinggung karena salah nyebut nama.
"masih inget aku ya, seneng banget rasanya..." tersenyum dengan sangat manis untuk ukuran laki-laki dewasa.
Gea dan Luna melihat interaksi itu dengan alis saling tertaut. bingung.
"Oh iya kenalin, ini sahabat aku. Ini Luna Dan Ini Gea..." menunjuk ke kedua sahabatnya secara bergantian.
Laki-laki bernama Ifan itu memperkenalkan dirinya.
"haii, aku Ifan. Teman Cinta dari kampung..." tersenyum manis. Luna hampir lupa cara bernafas saking terpananya. Padahal biasa saja Lo.
menurut Luna wajah laki-laki bernama Ifan ini biasa saja tapi sangat manis dan tidak ngebosenin kalau kita melihat dengan waktu yang lama.
"boleh gabung enggak sih?. Kebetulan aku sendiri soalnya..." meminta ijin dengan canggung, sedikit takut mendapat penolakan dari kedua sahabat Cinta.
"Boleh!. Gabung aja, kita orangnya santai kok. Apalagi Cinta kan teman kamu berarti kamu teman kami juga..." Luna menjawab dengan santai.
Ifan tersenyum dan duduk tepat disebelah Cinta dengan pandangan langsung bersibobrok dengan mata bening gadis didepannya yang bernama Gea.
" Ngomong-ngomong sudah lama di sini...?" fokus hanya pada Cinta dan Gea melihat itu dengan tajam.
"Lumayan lah, pokoknya sejak Paman dapat kerja disini. Meskipun sekarang tetap jarang dirumah juga sih.." tersenyum kecut mengingat pamannya. Setelah di pikirkan entah kenapa Cinta merasakan rindu pada pamannya itu. sudah lama mereka tidak bertemu, sejak pindah Cinta bertemu paman bisa di hitung dengan jari sedang dengan bibinya belum pernah bertemu sekalipun.
",Loh kok bisa...?"
Tersenyum " iya, paman kerjanya kan bawa Truk dengan muatan besar jadi sering ngantar kesana kemari. Waktunya kebanyakan habis dijalan..." cerita Cinta dengan santainya dan Luna mengangguk seolah tau soal cerita itu sedang Gea makin tajam saja melihat interaksi itu. Tidak menyangka kalau Cinta kan seterbuka itu.
"Wah susah juga ya jadi paman..." Menanggapi dengan sangat baik " Kamu masih kuliah sekarang...?"
"Masih..." tetap menjawab.
"Nikmatin aja deh, mumpung masih bisa nongkrong. Nanti kalau sudah masuk dunia kerja yakin deh kamu bakal minta libur terus..." berucap sarkas dengan senyum manisnya.
"Oh iya, aku boleh minta nomor hp kamu enggak sih...?" mencari ponselnya didalam saku jaketnya.
Cinta juga terlihat mengambil ponselnya untuk di berikan pada Ifan. " Kalian pulang enggak?. Aku harus lanjut soalnya..!" Gea bicara seraya langsung berdiri bersiap untuk meninggalkan tempat yang mulai tidak nyaman itu.
"eh, masa udah waktunya pulang...?" Luna bertanya seraya melihat jam tangannya. dan sepertinya Luna sadar perubahan raut wajah Gea. Tapi dia masih menerka hal apa yang membuatnya seperti itu.
Cinta bingung harus bereaksi seperti apa, dia datang memang dengan Gea. Apa dia harus ikut pulang sekarang tapi dia kasian sama Ifan kalau tiba-tiba pulang.
"Iya waktunya pulang. Revisian banyak kan?", berucap pada Luna.
"astaga bener banget. Mana jadwal bimbingan sudah ditempel lagi. Aduh..." buru-buru merapikan tas dan isinya untuk kembali kerumah.
"Cinta pulangnya sama aku aja..!" Ifan memegang pergelangan tangan Cinta yang akan beranjak dari duduknya.
Gea yang menatap itu seketika meradang.
"Jaga sikapnya bisa..?" menunjuk pada tangan Ifan yang langsung Cinta tarik tangannya.
Ifan melihat Gea, dia berpikir kalau Gea tidak menyukai nya. Sejak awal dia duduk tadi. tapi dia lebih tidak menyangka karena perempuan ini se blak-blakan itu menunjukkan ketidak sukaan nya.
"Dia datang sama aku, jadi bisa kan kami pulang...?" Gea kembali bicara.
merasa tersinggung Ifan melipat kedua tangannya di dada.
" oke. Tapi nomornya mana Cinta biar enak nanti kedepannya..." memberikan ponselnya pada Cinta.
"Kalau kamu kasih aku kasih tau kak Galih ya. Bilang kalau calon istri nya ngasih nomor kesembarang orang...!" mengancam Cinta membuat Cinta benar-benar terkejut.
"Heiii, apa-apaan sih, lagian aku teman nya kok aneh banget, kesannya kaya aku mau ngelakuin sesuatu sama Cinta...!" tersinggung.
"memang benar kan?. Enggak mungkin banget kamu maksa kaya gini kalau enggak ada niat terselubung. ingat ya orang modelan kamu banyak aku temuin di pinggir jalan...!" semua orang terkejut dengan ucapan Gea.
"Ge..!" Cinta mengingatkan Gea.
"Kenapa, kamu mau kasih nomor kamu?. kayanya effort nya kak Galih enggak ada gunanya selama ini...!" meninggalkan tempat itu.
Cinta melihat lurus kepergian Gea. " Itu sahabat kamu atau calon ipar sih, kompleks banget enggak sih..?"
Luna ingin tertawa mendengar ucapan teman dari sahabatnya ini. Tapi waktunya tidak pas sekarang apalagi Gea sepertinya benar-benar marah.
"Cin, kalau mau ngobrol silahkan. Aku langsung ya, buru-buru soalnya...!" berlari ke arah pintu keluar dan meninggalkan Cinta dengan segala kebingungannya.
"Fan, maaf banget ya. Kayanya aku juga harus pulang. Soalnya satu jam lagi sudah masuk shift kerja ku.." Cinta merasa tidak enak tapi dia memang harus tegas.
"ohhh, jadi kamu kerja juga. Waduh tadi aku udah sok banget jelasin soal dunia kerja, hahah.."
Tidak mau membuang waktu Cinta kembali pamit dan meninggalkan Ifan yang masih merasa lucu dengan ucapannya sendiri.
"Pergi deh..." menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Padahal baru saja Ifan senang karena bertemu dengan orang yang dia kenal. Tapi gara-gara sahabat kompleks itu semua jadi bubar.
Tapi lucu juga sih....
"Astaga, nomornya...!" Menepuk keningnya. Bisa-bisanya dia diam saja, bahkan Cinta sudah tidak terlihat lagi.
☘️
☘️
☘️