NovelToon NovelToon
Sapu Pembunuh Naga

Sapu Pembunuh Naga

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi Timur / Penyeberangan Dunia Lain
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: Wanto Trisno 2

Saat terbangun, Chu Zhan mendapati dirinya berada di dunia yang berbeda. Identitasnya adalah seorang tukang sapu di keluarga bangsawan. Suatu ketika mendapatkan sebuah pusaka berbentuk sapu yang diberi nama 'Sapu Pembunuh Naga'.

Chu Zhan yang merasa sebagai pemeran figuran itu pun mulai mengikuti dan melayani Zhuo Ming. Seorang tuan muda yang mengalami nasib buruk setelah kehilangan kultivasinya. Lalu Zhuo Ming mendapatkan guru seorang wanita dalam bentuk roh, Xiang Liu.

Merasa dirinya terjebak dalam plot sebuah cerita, Chu Zhan bertindak setelah Zhuo Ming. Mempelajari dan memahami dunia yang telah membawanya ke dunia kultivasi.

Ranah Kultivasi : Ranah Pemula, Ranah Lanjutan, Ranah Ksatria, Ranah Magis, Ranah Misteri, Ranah Legenda, Ranah Kekosongan, Ranah Kebangkitan, Ranah Keabadian, Ranah Penciptaan, Dewa Suci.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wanto Trisno 2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pencuri

Kedatangan dua pelayan yang berniat mencuri, Chu Zhan membuat jebakan tidak sia-sia. Mereka terjebak dan tubuh kedua orang tersebut terikat dengan tali. Bukan hanya itu, mereka tidak melihat apapun karena mata tertutup oleh kain besar.

"Akh! Lepaskan! Siapa yang menjebakku?" ucap salah seorang pelayan. Dalam hal itu, hanya bisa memberontak namun tak bisa lolos.

Chu Zhan langsung memukul keduanya dengan keras. Membuat kedua orang itu pingsan setelah memukulinya berkali-kali. Apalagi di dalam karung mereka kesulitan bernafas.

Chu Zhan memeriksa kedua pelayan yang sudah tidak sadarkan diri. Setelah dirasa aman, ia menyeret mereka ke luar kamar untuk dibawa ke suatu tempat.

Karena penjagaan ketat di keluarga Zhuo, Chu Zhan harus berhati-hati. Ia mengingat bahwa salah satu tetua keluarga Zhuo sedang meninggalkan rumah. Dengan keyakinan serta mengetahui seluk beluk tempat tersebut, ia bisa bergerak dengan leluasa. Sehingga tidak terlihat oleh orang para penjaga keamanan yang berpatroli.

"Sepertinya di sini adalah tempat yang cocok. Lihat saja kalian berdua, beraninya merebut gajiku tiap hari." Chu Zhan meletakan kedua orang itu di depan kamar tetua Zhuo Lao Tai.

"Hehehe, penjaga sudah lewat, bukan? Inilah saatnya beraksi." Chu Zhan mengutak-atik gembok di pintu dengan peniti. Karena berada di era kuno, ia bisa melakukan hal-hal tidak terpuji.

Dengan senyum jahatnya, Chu Zhan berhasil membobol gembok dan melepaskan rantainya. Lalu ia membuka pintu itu perlahan dan menarik kedua pelayan yang bernama Ah Feng dan Ah Hao ke dalam kamar.

Kamar terlihat gelap pada malam hari. Namun ia sudah terbiasa dengan gelap dan cahaya dari bulan cukup untuk membuat mata melihat keadaan di dalam. Dalam keadaan remang-remang, tidak sulit untuk mencari harta berharga. Namun pencahayaan masih kurang.

"Ah, batu bercahaya ini pasti harta yang bagus. Baiklah, panen malam ini tidak boleh gagal." Dengan batu bercahaya yang ditemukan di laci, Chu Zhan mulai mencari-cari barang berharga.

Ada sebuah kantong ruang di dalam kotak. Dengan menyalurkan energi spiritual, dapat merasakan isi harta di dalamnya. Seperti beberapa tanaman spiritual yang dapat meningkatkan kultivasi. Serta ada benda-benda berharga di dalamnya.

Pertama, Chu Zhan mengambil beberapa harta seperti koin emas. Lalu memasukannya ke dalam pakaian kedua pelayan yang tidak sadarkan diri itu. Lalu mencari beberapa perhiasan dan ditempatkan ke baju mereka.

"Hemm, bagaimana jika kita pikirkan ceritanya? Pertama-tama ...." Chu Zhan memikirkan plot cerita yang akan terjadi esok hari. Tentu saja ia memuji dirinya sendiri dan tersenyum ala villain.

Di rumah keluarga Zhuo yang megah, dua pelayan pria bernama Ah Feng dan Ah Hao telah bekerja selama beberapa tahun. Mereka dikenal sebagai pelayan yang setia dan rajin, namun suatu hari, mereka terjebak dalam godaan untuk mencuri.

Suatu malam, ketika keluarga Zhuo sedang tidak ada di rumah, Ah Feng dan Ah Hao memutuskan untuk mencuri beberapa barang berharga dari rumah tersebut. Mereka berpikir bahwa tidak ada yang akan mengetahuinya, namun mereka salah.

Tetua keluarga Zhuo, Zhuo Lao Tai, melihat kedua pelayan tertidur di dalam ruangan dan memicu jebakan. Saat hendak keluar dari dalam ruangan, mereka tidak sengaja mengambil barang yang salah dan membuat mereka pingsan.

"Apa yang kalian lakukan?" tanya Zhuo Lao Tai dengan nada yang keras. Ia sangat marah karena barang-barang telah dicuri dari kamarnya.

Ah Feng dan Ah Hao terkejut dan ketakutan. Mereka tidak bisa menyangkal lagi tentang pencurian tersebut. Meski mereka tidak tahu apa yang terjadi. Padahal ia berniat mencuri di kamar Chu Zhan. Namun tidak disangka akan berakhir di kamar tetua keluarga Zhuo.

"Kami ... kami tidak mencuri. Kami pasti dijebak seseorang!" dalih Ah Hao. "Benar. Pasti ini perbuatan Chu Zhan! Pelayan itu yang menjebak kami."

"Benar. Tetua harap memeriksa Chu Zhan. Pasti dia yang telah menjebak kami semalam!" imbuh Ah Feng. Tubuhnya gemetaran karena berhadapan dengan tetua yang dikenal kejam.

"Ampun, tetua. Saya tidak tahu mengapa mereka melempar kesalahan pada saya. Semalam saya tidur terlalu nyenyak karena terlalu lelah."

Chu Zhan menampakan diri dengan mata yang kendur. Ia juga terlihat sangat lelah dan terlihat baru bangun dari tidur. Dengan penampilan lemah itu, ia tidak akan membuat orang curiga. Apalagi kultivasinya sangat rendah.

Zhuo Lao Tai memandang mereka dengan mata yang tajam. "Kalian telah mengkhianati kepercayaan kami. Kalian harus dihukum. Dan kamu! Kamu bersekongkol dengan kedua orang itu, kan?"

Meski Chu Zhan dicurigai, ia tetap tenang dan menunduk. "Saya tidak tahu apapun. Jika tidak percaya, boleh memeriksa tempat saya."

Dengan pandangan sayu, Chu Zhan melangkahkan kaki dan mempersilahkan penjaga untuk memeriksa kamarnya yang lusuh. Tetua keluarga Zhuo pun membiarkan penjaga untuk memeriksanya.

"Di mana barang-barangnya? Di sini tidak ada barang berharga. Yang ada hanya koin perunggu yang menjadi gajinya. Itupun jumlahnya sangat sedikit."

Setelah memeriksanya, tidak ada barang-barang hasil curian. Bahkan gajinya kurang. Adapun penjaga melaporkannya dengan yang semestinya.

Namun ketika melihat ke kamar Ah Hao dan Ah Feng, mereka menemukan barang-barang berharga milik tetua Zhuo. Sehingga hal tersebut membuat pria tua itu marah besar dan menendang dua pelayan tersebut.

Ah Feng dan Ah Hao yang kesakitan, menundukkan kepala mereka. Meski tidak terima hukuman yang akan diberikan, tidak ada gunanya. Meski terus membela diri, mereka tidak bisa menyangkal karena bukti tak terbantahkan.

"Sebagai hukuman, kalian harus dipenggal! Penjaga! Penggal mereka berdua!" perintah Zhuo Lao Tai.

Mereka berdua dipenggal dan Chu Zhan telah mengamankan harta untuk dirinya sendiri dan menyimpannya di tempat yang aman.

Membayangkan cerita itu saja membuat Chu Zhan terkekeh kesenangan. Ia tidak bisa membayangkan jika bayangannya itu menjadi kenyataan.

Chu Zhan tersenyum senang dan melakukan pekerjaannya. Terutama harta-harta yang berada di dalam. Ia meninggalkan kedua pelayan itu di lantai, dekat pintu kamar. Lalu membawa banyak barang dengan kantong ruang.

Malam itu cukup terang dengan cahaya rembulan. Ketika ia hendak menyusup ke kamar kedua pelayan itu, ia melihat sekelebat bayangan tengah melompat di atap rumah.

'Apa itu? Apakah ada pencuri yang masuk?' pikir Chu Zhan. Ia bersembunyi di balik tembok dan membiarkan orang itu menuju ke tempat yang baru saja ia tinggalkan.

Karena takut ketahuan, Chu Zhan jongkok dengan tubuh gemetar. Tidak berani bergerak ke manapun karena yakin, sosok yang dapat melompati atap tanpa menimbulkan suara adalah seorang praktisi yang memiliki tingkat kultivasi tinggi.

Seorang yang lemah seperti dirinya hanya menjadi sasaran empuk pembunuhan. Jika ia menunjukan diri saat ini, ia mungkin bisa mati. Dengan bakat biasa-biasa saja, dirinya juga tidak memiliki jiwa seorang protagonis novel.

Tak berselang lama, terdengar suara teriakan. Itu berasal dari tempat tinggal tetua Zhuo Lao Tai. Tempat tersebut menjadi tempat pertarungan.

***

1
Arsyad Jabar
lanjutkan,chu zhan jangan diam saja kan bisa bantu lewat serangan jarak jauh dengan kekuatan yg besar kan disambit batu juga dah hancur musuh
Arsyad Jabar
pelatih selama seratus tahun selesai pelatihan tingkatan sudah seperti leluhur nih gak ada yang bisa mengalahkan
wawan jepara
Luar biasa
Arsyad Jabar
ceritanya lagi main petak umpet ya
Arsyad Jabar
okelah untuk saat ini
Arsyad Jabar
mantap lanjutkan
Aman 2016
Chu Zhan kenapa menyamar jadi kakek 2 . kenapa tidak terus terang saja
Aman 2016
lanjut terus Thor
Aman 2016
lanjut terus update nya
Aman 2016
lanjut terus Thor semangat
Aman 2016
ditunggu updatenya Thor lanjut terus semangat semangat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!