NovelToon NovelToon
Takdir Pemilik Plakat Emas

Takdir Pemilik Plakat Emas

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Konflik etika / Mengubah Takdir / Keluarga / Harem / Fantasi Wanita
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: Una~ya

Permaisuri Bai Mengyan adalah anak dari Jenderal Besar Bai An

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Una~ya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ep 23

Lin Rong merenung, matanya fokus pada surat kecil yang masih tersegel rapi tapi jiwanya melayang berada di gunung terlarang. Lin Rong terus memikirkan cara memasuki wilayah gunung terlarang tetapi sampai malam tiba dia belum menemukannya. Entah apa yang di pikirkan teman baiknya, Bai Mengyan saat meminta Dan mengirim pesan itu atau teman baiknya melupakan bahwa Lin Rong pernah tersesat dan berakhir hampir mati di dalam sana. Jika saat itu Jenderal perbatasan Zhou Yu tidak menemukannya maka dia sudah pasti──Lin Rong menggeleng menghilangkan bayangan masa lalu yang mengerikan.

Lin Rong masih terus berpikir sampai Dan menyadarkannya. "Nona!"

"Hmm?" Sahutnya tanpa melihat Dan.

"Apa yang anda pikirkan sejak tadi?"

"Cara masuk ke gunung terlarang! Dulu aku hampir mati di sana."

Dan bingung, bukankah wanita itu punya peta. Dulu, Jenderal Zhou Yu meberikan peta itu sebagai rasa terima kasih kepada ayah Lin Rong karena telah memberikan bantuan ke perbatasan saat istana menjadi acuh terhadap kebutuhan perbatasan. Ada saat-saat paling menyulitkan bagi perbatasan ketika Raja baru naik tahta, apalagi karakter Raja yang tidak terlalu mempercayai para pasukan di sana.

Waktu itu, Lin Cheng Wei menolak pemberian Jenderal Zhou Yu. Menurutnya, seorang pengusaha, tidak membutuhkan peta tersebut karena tidak punya kepentingan untuk memasuki gunung terlarang apalagi rumor mengatakan bahwa gunung itu sangat misterius. Tapi Jenderal Zhou Yu juga bersikeras bahwa anaknya mungkin membutuhkan peta itu suatu saat nanti. Mau tidak mau dia menerima setelah Jenderal Zhou menyebutkan nama Lin Rong.

"Hah!?"

Sepertinya Nona melupakan peta itu, kata Dan dalam hati. "Anda lupa? Dulu, Jenderal Zhou Yu memberikan peta gunung terlarang kepada Tuan besar." Ucap Dan menyadarkan Lin Rong.

Dia bertepuk tangan dan menepuk pundak Dan pelan. "Oh!!! Aku lupa.!"

Lin Rong menarik laci-laci kecil di bawah dipan lalu dia mengambil kotak kecil yang berisi peta. "Ini dia." Sahutnya.

"Jadi anda bisa bertemu dengan Permaisuri Bai tanpa takut tersesat lagi."

"Apa itu cukup?"

"Dan rasa begitu Nona, bukankah Jenderal Zhou juga memberikan kalung giok yang anda pakai." Sambil menunjuk leher tuannya.

Raut wajah Lin Rong mendadak berubah sendu. "Kau ingat banyak hal tentang Jenderal Zhou Yu? Aku bahkan sudah lupa pada pria itu."

"Bukan begitu Nona, tapi Jenderal Zhou Yu sangat baik kepada anda. Meski pernikahan anda dan Jenderal Zhou sudah berakhir, dia dulu pernah menjadi bagian keluarga ini."

Lin Rong berusaha menahan dirinya untuk tidak terlalu memikirkan soal pernikahannya yang berakhir tapi, hari ini dia teringat karena membahas masalah gunung terlarang. "Sudahlah, ayo temani aku menemui ayahku!"

Di dalam kediaman Lin, ayah dan anak saling melempar pandang. Lin Rong bersikeras menyakinkan ayahnya bahwa dia harus menemui Permaisuri Bai di sana. Bukannya tidak mengetahui niat baik Permaisuri, tapi Lin Cheng Wei khawatir anaknya mendapat masalah baru setelah dulu pernah mengalami kejadian buruk. Meski anaknya selamat berkat bantuan Jenderal Zhou Yu tapi itu dulu. Sekarang pria itu tidak ada di ibu kota, bagaimana dia bisa membiarkan anaknya masuk ke tempat berbahaya.

"Ayah!"

Untuk kesekian kalinya dia terus memanggil sang ayah. Namun, kepala keluarga Lin masih bergeming. Tidak mudah bagi Lin Cheng Wei membuat keputusan.

"Ayah, Permaisuri kehilangan keluarganya dan haru meminum racun. Semenjak dia masuk ke istana dingin, aku belum pernah melihat keadaannya. Aku akan berhati-hati." Ucapnya agar ayahnya luluh.

Lin Cheng Wei menatap anaknya lalu dia mengangguk. "Baiklah! Minta Guo dan Dan menemanimu dan menunggu di kaki gunung."

Lin Rong senang, dia tersenyum dan memeluk ayahnya. "Terima kasih ayah!"

═══════ ═══════ ═══════

Hari pertemuan di gunung terlarang

Lin Rong sudah berada di kaki gunung. Seperti perkataan ayahnya bahwa dia harus membawa pengawal pribadi keluarga Lin bernama Guo dan pelayan pribadinya Dan. Meski keduanya tidak bisa masuk ke gunung terlarang tapi mereka bisa memantau situasi dari luar.

Wanita itu membuka peta, lalu menunjuk jalan masuk yang berada di luar istana. Dia menjadi tidak sabar bertemu dengan teman baiknya. Kakinya perlahan mulai menapaki jalan sembari sesekali melihat Dan yang terlihat khawatir.

Sementara, Permaisuri Bai sudah berada di gunung terlarang sejak dini hari──tanpa membawa kedua pelayannya. Dia duduk di balai kayu gubuk tua dalam hutan sembari memeriksa lonceng perak. Lonceng itu di ikat tali satin berwarna merah dengan simpul kuno yang rumit. Permaisuri Bai mengangkat lonceng itu dan dia gantung di bagian depan gubuk tua.

Gunung terlarang dipenuhi suara lonceng yang terbawa angin. Orang-orang yang baru memasuki gunung terlarang mendengar suara itu sebagai petunjuk arah, mereka berjalan lebih cepat. Di bagian lainnya, Lin Rong di hadapankan dua jalan. Ketika dia melihat peta, jalan tersebut tidak ada. Rasa senang yang tadi memenuhi hatinya kini berganti dengan rasa cemas, dia memeriksa lagi dan menemukan bahwa jalan itu benar-benar tidak ada.

Wanita itu memeriksa sekeliling, cahaya yang tadi masih menemaninya kini sudah mulai redup, malam akan segera datang. Lin Rong mulai ketakutan, dia seharusnya tidak begitu percaya diri. Matanya di tutup dan mengambil nafas pelan. Dia harus memilih tetapi selalu dipenuhi dengan keraguan. Saat itu, suara lonceng mulai terdengar sayup-sayup di telinga. Dia tahu bahwa itu adalah permaisuri, Lin Rong menggigit bibitnya dan memutuskan jalan yang berada di sebelah kanan.

Suara lonceng semakin kencang, sepertinya dia tidak salah jalan. Dia mempercepat langkahnya, saat melihat atap sebuah gubuk dan suara beberapa orang. Matanya terpaku, bukan karena permaisuri Bai tapi seseorang yang sudah lama tidak dia jumpai. Meski hanya melihat punggungnya, Lin Rong dapat mengenali mantan suaminya, Jenderal perbatasan Zhou Yu.

Kenapa dia berada di sini? Bukankah perbatasan dalam bahaya, Dalam hati Lin Rong. Wanita itu terdiam.

"Nona Lin!?" Panggil seseorang dari depan.

Orang itu adalah Jenderal perbatasan Barat, Bai Jingmi, adik dari Jenderal Bai Jing Wen. Semua orang yang mendengar suara Bai Jingmi berbalik melihat Lin Rong. Dia canggung menjadi pusat perhatian. Lin Rong tersenyum dan membalas. "Jenderal muda Bai Jingmi."

Dia berjalan masuk ke pekarangan dan kembali tersenyum melihat teman baiknya sehat. Dia menunduk pada permaisuri Bai, seperti sebelumnya ketika mereka bertemu. "Aku pikir, permaisuri terlalu banyak minum obat penawar sampai harus terbaring selama beberapa bulan."

Atas ucapan Lin Rong para Jenderal terkejut. Permaisuri Bai melihat mereka dan menjelaskan. "Kalian sudah tahu bahwa Raja akan memerintahkan hukuman itu, aku hanya bersiap-siap. Nyawaku ini berharga──masih harus membantu kerajaan Han."

"Bagaimana Yang Mulia akan menangani masalah di perbatasan utama? Surat Jenderal Bai Fu sudah kami terima, jika bantuan istana tidak sampai tepat waktu, mereka tidak bisa bertahan."

"Karena itulah aku meminta Jenderal perbatasan barat Bai Jingmi meninggalkan Perbatasan Barat lalu pergi bergabung dengan Wakil Jenderal Besar Bai Fu." Ucap Permaisuri.

"Apa tidak terlalu berbahaya? Maksudku, perbatasan Barat sekarang penuh dengan pengungsi dari Desa Dì yī. Jika perbatasan kosong maka──"

"Jika perbatasan Utama tumbang, maka perbatasan lainnya akan ikut tumbang," Sahut Jenderal Zhou Yu

Permaisuri lalu meliha Bai Jingmi. "Jenderal Bai Jing Wen bagaimana? Kau sudah menemukan keberadaannya?"

Bai Jingmi menggeleng. "Kakak sudah memutuskan akan berkhianat, tidak ada yang bisa menemukannya jika dia sudah memutuskan."

"Permaisuri bisa memanggilnya!" Kata Jenderal Zhou Yu

Mereka melihat Jenderal dengan pandangan bertanya. Jujur saja, mereka mungkin lupa.

Jenderal Zhou Yu berbicara lagi. "Yang Mulia, hanya anda yang dapat memanggil Jenderal Bai kembali."

Mereka menyadari maksud Zhou Yu

"Plakat Emas!"

────୨ৎ────

1
Tri Septi
bagus ceritanya
Danang Kurniawan
mantap
Danang Kurniawan
waaaahhh, thor.. di luar ekapektasi.. crazy up dong.. aq suka yg gak gampang ditebak begini.....
Unaya: Terima kasih 🙏 di tunggu up selanjutnya
total 1 replies
Osie
aku mampir nih..msh nyimak dulu
Unaya: Terima kasih 🙏🙏
total 1 replies
Arix Zhufa
aq mampir thor
Unaya: Terima kasih 🙏🙏
total 1 replies
Fransiska Husun
kyx di ulang lg bab x thor
Unaya: Sudah di perbaiki, silahkan 🙏
total 1 replies
Fransiska Husun
𝑢𝑝 𝑢𝑝 𝑙𝑎𝑔𝑖 𝑠𝑒𝑚𝑎𝑛𝑔𝑎𝑡 𝑡ℎ𝑜𝑟
Unaya: Terima kasih 🙏🙏🙏 setiap hari akan ada ep baru
total 1 replies
Fransiska Husun
up up lg seMangat
Unaya: Hari ini sudah up 2 episode. Terima kasih dukungannya 🙏 di tunggu up selanjutnya.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!