Namanya Aruna Azzahra, gadis cantik dengan impian sederhana
Cintanya pada seorang pria yang ia pikir bisa membawanya hingga ke Jannah nyatanya harus ia kubur dalam-dalam
Aruna harus hidup dengan pria menyebalkan dan minim ilmu agama. Aksa Biru Hartawan nama yang bahkan tidak ingin didengar olehnya
Bagaimana Aruna menjalani hari-harinya menjadi istri seorang Biru? atau akankah cinta itu datang tanpa mereka ketahui
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon e_Saftri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DUA BELAS
"Papa nggak sekalian bulan madu kan?" Tanya Biru curiga
"Heh, sembarangan yaa mulut kamu Biru!" Sarkas Faradina, sebenarnya ia enggan untuk ikut dalam pembicaraan ayah dan anak itu tapi pertanyaan Biru benar-benar membuat wanita yang masih terlihat cantik diusia yang tidak muda lagi itu kesal
"Kenapa emangnya kalau bulan madu?"
"Mas! Kamu juga kenapa mulutnya jadi kaya Biru!" Belum selesai kekesalannya pada sang putra kini suaminya juga ikut-ikutan
"Aku nggak mau kalau harus punya adek pah!"
"Kalau nunggu anak kamu kelamaan Biru"
"Aku juga bentar lagi nikah pa"
"Ya kita liat aja, anak kamu atau adik kamu yang launching lebih dulu" ucap Sandi terkekeh lalu terdiam saat mendapat tatapan mematikan dari Faradina sang istri
"Oh ya, nanti kamu ajak Kevin!" Sandi mencoba mengalihkan pembicaraan yang memuat istrinya itu kesal
"Tapi aku mau perginya sama Aruna"
"Ciih, kamu belum bisa sering-sering pergi sama Aruna kalian belum nikah"
"Ya udah kalau gitu, nikahin aku sama Aruna secepatnya!"
"Setelah papa pulang kita akan bahas pernikahan kamu"
"Berapa lama papa disana?" Tanya Biru
"Seminggu!" Jawaban Sandi membuat Biru terkejut
"Satu Minggu? Kenapa lama banget sih Pah?"
"Astaga Biru, apa kamu nggak bisa sabar sedikit!" Sandi kehabisan sabar, sejak kemarin ia memaksa putranya untuk menikah tapi sekarang dia dibuat kesal karena Biru seperti orang kebelet nikah
***
"Pak Biru yakin mau datang keacara pernikahan anaknya pak Widodo?" Tanya Kevin, keduanya tengah dalam perjalanan menuju kediaman Widodo tempat pernikahan itu berlangsung
"Cih, kenapa kau seperti perempuan Kevin?"
"Ya maksud saya baik pak!" Kevin kembali fokus pada kemudinya
Widodo tinggal disebuah perkampungan, tentu saja sulit untuk memarkirkan kendaraan dekat dengan rumah, alhasil Biru dan Kevin harus berjalan kaki beberapa meter sebelum tiba dirumah Widodo
"Ck, kenapa juga pak Widodo nggak bikin acaranya dihotel" Biru terus saja menggerutu selama perjalanan membuat Kevin jengah
"Pak Widodo hanya security pak, dia mana punya uang untuk sewa hotel"
"Ya kan bisa minta sama papa!"
"Saya pikir minta sama pak Biru, ternyata tetap juga pak Sandi yang harus keluar uang" lihatlah betapa tidak sopannya asisten pribadi Biru ini, sejak wajah tampannya mendapat hadiah cakaran dari wanita-wanita milik Biru tempo hari, Kevin seperti hilang rasa hormat pada bosnya ini
"Tidak usah menjawab Kevin" ujar Biru "Sekarang mana rumahnya pak Widodo?"
"Itu didepan sana pak, rumah yang ramai" jawab Kevin sambil menunjuk sebuah rumah yang didepannya terdapat tenda pernikahan
"Nenek-nenek juga tau kalau itu rumahnya Kevin" lihatlah betapa menyebalkannya pria ini, jika bukan CEO mungkin Biru sudah ditendang oleh Kevin
Baru saja didepan kedua pria tampan itu sudah jadi pusat perhatian para wanita disana, samar-samar terdengar suara wanita-wanita itu memuji ketampanan dua pria yang baru saja tiba
Bahkan ada yang bertanya apakah mereka adalah aktor korea "Mas ganteng banget mirip Lee Min-ho!" Ucap seorang wanita muda
"Iya ganteng banget, boleh minta foto nggak mas?" Seorang lagi bahkan sudah mengangkat ponselnya untuk berswafoto
"Pak Biru! Pak Kevin" sapa seorang pria paruh baya yang berjalan mendekati keduanya
"Pak Widodo!" Kevin dan Biru bergantian menyalami si empunya pasta
"Mari masuk pak! Maaf kalau pak Biru merasa tidak nyaman, pestanya memang cuma diselenggarakan dirumah" ucap pak Widodo sambil mengarahkan keduanya untuk duduk dikursi yang sudah disediakan
"Ah tidak masalah pak! Oh ya pak Widodo, papa kirim salam katanya maaf tidak bisa hadir" ucap Biru agar pak Widodo tidak terlihat canggung
"Oh soal itu, tidak masalah pak Biru. Lagi pula pak Sandi juga sudah mengucapkan permohonan maaf lewat telepon kemarin" terang pak Widodo
"Ah maaf pak Biru, pak Kevin saya tinggal sebentar apa tidak masalah!" Pak Widodo terlihat sungkan
"Tidak masalah pak, kami akan menikmati pestanya" ucap Kevin dan pak Widodo benar-benar meninggalkan keduanya karena ada pekerjaan lain
"Tempatnya panas sekali Kevin" sejak tadi pria disampingnya terus saja menggerutu membuat Kevin benar-benar kesal
"Saya sudah katakan sejak awal kalau bapak tidak akan kuat lama-lama disini"
"Kamu meledek saya" Kevin mengerutkan keningnya, yang mana dari kata-katanya yang berupa ledekan
"Saya tidak meledek pak, hanya mengingatkan"
"Sudahlah, lebih baik kamu ladeni sana penggemar yang sudah seperti cacing kepanasan itu!" Biru lalu melirik kearah para gerombolan wanita yang terus menatap keduanya sambil loncat-loncat
"Bukannya fans bapak yaa"
"Pak Biru? Pak Kevin? Kalian disini juga?" Suara lembut seorang wanita menghentikan perdebatan antara keduanya
"Aruna" Biru yang terkejut akan keberadaan Aruna bahkan sampai berdiri dari duduknya, matanya tak berkedip menatap betapa cantiknya wanita itu dalam balutan kebaya modern berwarna soft blue yang dipadukan dengan rok batik dan hijab dengan warna senada
"Kalian ko bisa ada disini?" Tanya Aruna
"Kita dapat undangan dari pak Widodo" jawab Kevin
"Oh iya saya lupa kalau om Widodo itu security dikantor" Aruna hendak duduk dikursi samping Kevin namun dengan cepat ditarik oleh Biru
"Kamu ngapain duduk disitu? Sini!" Biru menyuruh Aruna untuk duduk disisinya membuat Kevin memutar matanya malas
"Issh pak, malu nanti diliat orang" ucap Aruna sedikit berbisik
"Ngapain malu, kamu itu calon istri saya" Biru juga ikut berbisik, malas menghadapi dua manusia itu, Kevin memilih untuk bermain dengan ponselnya
"Kenapa lama sekali Aruna, di undangan acarnya jam sembilan ini sudah telat dua jam" gerutu Biru, tapi sebenarnya itu juga menjadi pertanyaan bagi Aruna karena sejak tadi tidak ada tanda-tanda akan kedatangan mempelai pria
"Sabar saja pak, mungkin macet" jawab Kevin tanpa menoleh kearah Biru
"Diem kamu! Saya tidak bertanya sama kamu" sarkas Biru
"Aruna ayo ikut sebentar!" Panggil seorang wanita yang mungkin seusia Aruna
"Ada apa?" Tanpa banyak bicara wanita itu gegas menarik pergelangan tangan Aruna hingga wanita itu pergi
"Ada apa ya Vin?" Tanya Biru penasaran
"Tidak tau pak!" Jawabnya singkat
"Ayo kita lihat!"
"Itu bukan urusan kita pak, sebaiknya tetap disini tidak baik jika terlalu ikut campur urusan orang lain!" Kevin bahkan berhenti bermain ponsel mendengar ajakan Biru
"Tapi saya penasaran! Ya sudah kamu disini saja!" Pria itu bahkan berlalu meninggalkan Kevin disana
"Kenapa keponya seperti emak-emak" Kevin hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah nyeleneh atasannya itu
Sementara itu dikamar, Asyifa tengah ditenangkan oleh Aruna, wanita itu bahkan sesenggukan saat mendapat kabar bahwa pria yang merupakan calon suaminya membatalkan pernikahan mereka secara sepihak
"Kamu yang sabar Fa!"