NovelToon NovelToon
YISHA : After Reincarnation

YISHA : After Reincarnation

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Romansa Fantasi / Cinta Seiring Waktu / Elf / Fantasi Wanita
Popularitas:940
Nilai: 5
Nama Author: Rin Arunika

Beberapa tahun lalu, Sora dikhianati oleh kekasih dan sahabatnya. Mengetahui hal itu, bukannya permintaan maaf yang Ia dapatkan, Sora justru menjadi korban kesalah pahaman hingga sebuah ‘kutukan’ dilontarkan kepadanya.

Mulanya Sora tak ambil pusing dengan sumpah serapah yang menurutnya salah sasaran itu. Hingga cukup lama setelahnya, Sora merasa lelah dengan perjalanan cintanya yang terus menemui kebuntuan. Hingga suatu hari, Sora memutuskan untuk ‘mengistirahatkan’ hatinya sejenak.

Tanpa diduga, pada momen itulah Sora justru menemukan alasan lain dibalik serangkaian kegagalan kisah cintanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rin Arunika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

#22

Ponsel Sora berbunyi sesaat sebelum Sora memasuki mobilnya yang terparkir di basement kantor. Ia mengurungkan niatnya untuk meraih pegangan pintu mobil dan terlebih dahulu memeriksa ponsel di genggamannya.

Sora melihat deretan nomor yang belum ada dalam daftar kontaknya.

Belum sempat Sora menyapa, seseorang di sebrang sana telah mulai berbicara.

“Ra? Ini Aku, Reza...”

Sora tersentak. Waktu terasa berhenti ketika Ia mendengar nama yang telah Ia simpan dalam memorinya yang paling dalam.

“Aku mau minta bantuan. Aku gak tahu mau minta bantuan ke siapa lagi...”

Sora masih terdiam membisu mendengar ucapan orang yang menghubunginya sore itu. Ia masih tidak percaya dengan apa yang didengarnya barusan.

Reza, mantan kekasihnya yang dulu menjalin hubungan di belakang Sora dengan sahabatnya, tiba-tiba menghubunginya kembali setelah beberapa tahun tanpa kabar seperti hilang ditelan bumi.

“Reza?” Sora menjawab dengan segala keraguan.

“Boleh ya, Ra? Aku udah di depan rumah Kamu sekarang…” ucap Reza lagi.

“Hah?!” Sora terperangah. Ia jelas merasa kembali terkejut. Tiba-tiba Reza sudah menunggu di depan rumahnya?

“Harusnya Kamu jam segini udah selesai kerja kan, Ra? Aku tunggu ya…” Reza terdengar melembutkan nada suaranya seperti tengah merayu anak kecil.

“Sorry, Za. Hari ini Aku lembur. Jadi pulang lebih malem…” Sora berbicara dengan nada datar. Dan tentu saja saat itu Sora berbohong pada Reza. Itu hanya akal-akalannya saja supaya Reza segera pergi dari rumahnya.

Sora memang telah memaafkan kesalahan Reza dan telah merelakannya menjalin hubungan dengan Agnes. Tapi Sora tak pernah lupa rasa sakit yang Ia rasakan dulu.

Dan sekarang Reza tiba-tiba muncul kembali dalam hidupnya? Cih. Menyebalkan.

“Ra. Please…! Dengerin gue. Gue butuh banget bantuan lu…!”

Entah kenapa ucapan Reza barusan berhasil membuat Sora menahan niatnya memutuskan sambungan telpon itu.

“Sekarang Agnes berubah banget, Ra. Semenjak dia ketipu investasi bodong, dia ngambil jalan pintas dengan pinjam ke rentenir. Gue udah larang dia, tapi dia nekat. Dan sekarang gue bingung banget buat bayar utang-utang dia yang numpuk. Gue mau pinjam dulu, dua puluh juta aja, Ra.” Reza mengatakannya tanpa keraguan.

Isi kepala Sora seperti bertengkar. Satu sisi Ia merasa kasihan tentang ucapan Reza barusan, tapi sisi lain dirinya mengatakan Ia tak perlu mengasihani orang yang dulu tega menyakitinya.

“Sorry, Za. Urusan gue di sini juga mendesak.” Sora mengambil tindakan cukup berani. Sambungan telpon itu lalu Sora akhiri tanpa membiarkan Agnes memperpanjang ucapannya.

“Huh…” Sora bernafas lega.

‘Gi*la aja dua puluh juta,’ pikirnya.

Ketika Sora selesai memasang sabuk pengaman, Ia teringat sesuatu yang penting. Ia teringat bahwa Reza terkadang bersikap keras kepala dan bisa nekat melakukan sesuatu untuk apa yang diinginkannya. Dan memang, salah satu hal yang Sora tidak sukai dari Reza adalah sifat keras kepalanya.

Sora kembali meraih ponselnya dan Ia terlihat menghubungi seseorang.

“Hallo? Pak Ivan? Di sana ada cowok yang nungguin Aku, gak?” Tanya Sora.

“…”

“Oh. Nanti kabarin ya kalau dia udah pergi. Makasih, Pak,” Sora menutup sambungan telpon itu dan segera menyalakan mesin mobil.

“Makan apa ya yang enak…” gumamnya sebelum Ia melesat meninggalkan area parkir.

#

Sementara itu, Reza terlihat terus berdiri di depan gerbang utama rumah Sora. Sepertinya keputusan Sora sudah tepat untuk mengatakan Ia bekerja lembur sebab Reza masih tak menunjukkan tanda-tanda akan meninggalkan tempatnya berdiri.

Sudah pegal berdiri, Reza berjongkok. Sudah bosan jongkok, Ia berdiri kembali. Begitu terus hingga malam semakin larut. Tak terhitung berapa kali Pak Ivan menyuruhnya pergi, namun Reza masih enggan beranjak dari sana.

Hingga setelah sangat lama Reza berada di tempat itu, sosok yang Ia tunggu akhirnya muncul.

Reza menghalangi sedan putih milik Sora yang saat itu memang tengah berhenti karena menunggu gerbang dibuka.

“Sora!” Kata Reza sambil mengetuk kaca mobil.

Kaca mobil itu lalu diturunkan hingga Reza akhirnya bisa melihat si pengemudi. Namun Reza terlihat begitu terkejut ketika melihat seorang pria yang cukup tampan, bukannya Sora.

Kita tahu bahwa pria tampan itu adalah Giovanni. Tapi bagi Reza, sosok itu adalah pria tampan yang belum dikenalnya.

“Sora-nya mana?” Tanyanya pada Giovanni sambil mengintip ke arah dalam mobil.

“Apa urusanmu dengan Sora?” Giovanni balik bertanya seraya berusaha menurunkan lengan Reza yang bertumpu pada jendela yang saat itu terbuka.

“A-aku meminta bantuannya…”

“Apa dia memberikanmu bantuan yang kamu minta?” Giovanni menatap ke dalam mata Reza.

Tidak biasanya. Baru kali itu Reza merasa sedikit gugup ketika terus ditatap seperti itu oleh pria di hadapannya.

Namun, yang tidak Reza tahu adalah saat itu Giovanni tengah membaca jauh ke dalam pikirannya.

Mengetahui bahwa saat itu Reza cukup terintimidasi oleh sikapnya, Giovanni buru-buru menaruh kembali lengannya di atas kemudi.

“Tidak,-- belum. Tapi Aku yakin Sora akan membantuku,” ucap Reza dengan yakin.

Mendengar hal itu, Giovanni sempat ingin tertawa dengan kencang. Seperti sudah diketahui, Giovanni sudah membaca isi pikiran Reza. Karenanya, Giovanni tahu bahwa beberapa jam sebelumnya Sora telah menolak untuk membantu cowok itu dengan tersirat.

“Kau yakin? Sayangnya saat ini Sora masih terlelap. Ia terlalu kelelahan. Kau sudah melihatnya, kan?”

“Tidak apa. Biar Aku yang menemaninya ke rumahnya,” keras kepala Reza memang menyebalkan.

Mendengar ucapan Reza, Giovanni lalu menatap tajam ke arahnya.

‘Pergilah dan lupakan apa yang engkau lihat,’ kata Giovanni dalam hatinya.

Beberapa saat kemudian, Reza berubah terdiam. Tatapan matanya kosong dan Ia melangkah perlahan menjauhi area rumah Sora.

Giovanni bergegas mengemudikan kembali mobil Sora dan meminta bantuan Pak Ivan untuk buru-buru menutup kembali gerbang dan menguncinya.

Sora yang masih belum sadarkan diri itu akhirnya digendong menuju kamar tidurnya oleh Giovanni ditemani Bi Lena dan Pak Ivan.

#

Beberapa jam lalu...

Di Mall itu, Sora hanya sedang mengikuti ke mana langkah kakinya menuntunnya, membuang waktu untuk menghindari momen yang tak Ia harapkan. Sora kemudian memutuskan untuk mencari makanan yang bercita rasa manis untuk memperbaiki suasana hatinya.

Lalu Ia ingat untuk pergi ke toko panekuk yang sering Ia kunjungi. Tapi, setelah menghabiskan seporsi panekuk, Sora merasa suasana hatinya masih belum membaik.

Ia lalu mengambil keputusan ekstrim untuk pergi ke sebuah bar dan memesan segelas whiskey.

Tanpa Sora sadari, Giovanni yang berada di tepi sudut bar tampak terus menatapnya. Sedikit menarik melihat Giovanni duduk sendirian tanpa ada sosok Rayn di sekitarnya.

Dari sudut pandang Giovanni saat itu, entah kenapa Ia merasakan aura kuat yang tiba-tiba muncul di sekitarnya. Giovanni memindai area di sekitarnya hingga Ia akhirnya menemukan keberadaan Sora.

Giovanni melihat Sora tak sendirian. Terdapat juga bayangan burung hantu yang terus melayang tepat di belakang Sora.

Giovanni lalu dengan santainya berpura-pura berjalan menuju tempat cuci tangan dan dengan sengaja Ia menyapa Sora yang saat itu tengah menunggu pesanannya.

“Bu Sora?” Giovanni bertingkah seolah Ia memang kebetulan melihat Sora.

“Hm? Pak Gio?” Sora terkejut melihat keberadaan Giovanni. Ia sedikit merasa resah kalau-kalau Rayn juga berada di sana.

“Sendirian, Bu?” Tanya Giovanni.

“Eh, iya. Pak Gio? Sama siapa ke sini?” Semoga jawaban Giovanni sesuai harapan Sora.

“Saya juga sendirian, Bu,” Giovanni tersenyum simpul.

Kemudian, minuman yang Sora pesan akhirnya disajikan. Segera saja Sora meneguk minuman beralkohol itu.

Aneh. Baru tegukan pertama saja Sora merasa kepalanya mulai pusing. Biasanya Ia kuat menghabiskan hingga beberapa gelas minuman sejenis itu.

Namun, Sora yang terlalu percaya diri itu kembali meneguk minuman itu untuk membuktikan bahwa dirinya baik-baik saja. Sayangnya, dugaannya kali ini salah. Ia tak kuat lagi menahan kepalanya yang semakin berputar. Sora terus memegangi kepalanya dengan kedua tangannya yang bertumpu pada meja.

“Bu Sora? Are you okay?” Giovanni tentu cemas melihat keadaan Sora.

Sora masih terdiam, tidak menjawab pertanyaan Giovanni. Sepertinya Ia benar-benar akan kehilangan kesadarannya.

Tiba-tiba saja bayangan burung hantu yang sedari tadi mengikuti Sora itu menghilang.

Tak lama kemudian, ponsel Giovanni bergetar karena sebuah panggilan masuk. Setelah melihat nama Yasmin terpampang sebagai pengirim panggilan, Giovanni segera menjawabnya.

“Gio? Kamu lagi sama Sora? Tadi Shelleyi memberi tahuku. Segera antarkan dia ke rumahnya. Alamatnya Aku kirim lewat pesan teks,” tanpa banyak bicara, Yasmin menutup sambungan telpon itu.

Begitulah kronologi kejadiannya mengapa Giovanni datang bersama Sora yang tak sadarkan diri.

1
Anononin
Mulutnya diam, tapi hatinya mikir keras, wkwkwkwkkk /Hey/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!