NovelToon NovelToon
Dijebak Ratu Dari Dunia Lain

Dijebak Ratu Dari Dunia Lain

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Spiritual / Budidaya dan Peningkatan / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Ilmu Kanuragan / Summon
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Kang Sapu

"Urgh... k-kurang ajar! B-bajingan!" gumam Lingga lirih. Tubuhnya semakin lemas dan kesadarannya semakin memudar. "A-apa aku akan... mati?"
Seorang bartender muda yang bergumul dengan utang dan cinta buta bernama Lingga, mengira hidupnya sudah cukup kacau. Tapi, semuanya berubah drastis dalam satu malam yang kelam. Saat hendak menemui pacarnya, Lingga menjadi korban pembegalan brutal di sebuah jalanan yang sepi, membuatnya kehilangan motor, harta benda, dan akhirnya, nyawanya.
Namun, takdir punya rencana lain. Di ambang kematian, Lingga terseret oleh lingkaran cahaya misterius yang membawanya ke dunia lain, sebuah dunia asing penuh kekuatan magis, monster, dan kerajaan-kerajaan yang saling bertarung. Terbangun dengan kekuatan yang belum pernah ia miliki, Lingga harus mempelajari cara bertahan hidup di dunia baru ini, menghadapi ancaman mematikan, dan menemukan arti hidup yang sesungguhnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kang Sapu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 11

Mau tak mau, Lingga berjalan memasuki ruangan harta dengan terpaksa sembari menahan perasaan tak enak yang menyebar di sekujur tubuhnya. Salma pun mengikuti Lingga di belakangnya. Saat langkah terakhir Lingga menapak di dalam ruangan, sorot matanya seketika tak dapat terpejam, ia terlihat begitu terpukau terlepas apa yang sedang ia rasakan.

"Astaga... banyak sekali hartanya..."

Ruangan itu cukup besar dengan keadaan yang tak tertata karena begitu banyak harta yang tersimpan di sana. Mulai dari kotak-kotak besar berisi koin emas, hingga barang-barang yang terbuat dari emas dan berhias permata beraneka warna. Di beberapa tempat juga terdapat kotak-kotak lebih besar yang mungkin berisi senjata pusaka atau baju pelindung yang memiliki kekuatan tersembunyi. Sungguh aneh, melihat begitu banyaknya harta yang tersimpan, tak ada satupun penjaga yang nampak bertugas.

"Lingga, jangan fokus pada emas dan permata yang ada, coba lihat pedang yang ada di tengah ruangan itu!" potong Salma seraya menunjuk ke arah depan. "Coba kamu dekati pedang itu dan cabut!"

"Jadi... itu pedang yang kamu maksud?B-baik... aku akan mencobanya!"

Lingga menelan ludah saat melihat pedang yang tertancap pada sebuah batu itu. Pasalnya, energi tak mengenakkan yang sedari tadi Lingga rasakan, rupanya terpancar dari pedang dengan bilah hitam tersebut. Pedang itu bermata dua dengan pegangan yang berukir tulang belulang. Nampaknya pedang tersebut bukan terbuat dari baja atau sejenisnya. Mungkin dari logam yang lebih kuat. Terlihat dari tampilan luarnya yang begitu kokoh.

"A-apa aku bisa mencabutnya?" batin Lingga penuh keraguan.

Lingga mendekati pedang tersebut dan menaiki batu tempatnya tertancap. Dengan ragu, Lingga mulai mengarahkan tangannya pada pegangan pedang tersebut. Saat telapak tangannya menyentuh pegangan berbentuk tulang itu, seketika kepalanya terasa berdenyut begitu sakit. Namun, saat Lingga hendak melepaskan pegangannya, tiba-tiba ada suara misterius muncul di dalam kepalanya.

"Manusia... jangan berkhayal untuk bisa mendapatkanku! Jika memang kau ingin mengambilku, setidaknya tunjukkan kekuatan yang pantas agar aku bisa mengakuimu... tapi, untuk sekarang masih belum waktunya. Kau masih lemah!"

Wush! Bruak!

Tiba-tiba tubuh Lingga terpental ke arah tumpukan emas dan beberapa barang berharga di ruang harta, seolah ada kekuatan besar yang melemparnya begitu saja. Lingga merintih dengan rasa sakit di sekujur tubuhnya. "Urgh.... bangsat! Suara siapa tadi?"

"Lingga! Kamu tidak apa-apa?" teriak Salma seketika melesat cepat ke arah Lingga yang terjengkang berusaha bangkit.

"Pake nanya! Udah tahu aku kelempar kayak gitu, masih nanya aja! Tuh, lihat sendiri!" tunjuk Lingga ke arah pedang tersebut dengan ekspresi marah. "Pedang itu menolak untuk aku ambil! Kamu udah paham, 'kan? Aku nggak bisa ngambil pedang itu!"

"Maafkan aku, Lingga. Aku pikir karena kamu manusia panggilan dari dunia lain, kamu bisa mengambil pedang itu. Namun, ternyata aku terlalu naif...," sahut Salma lirih merasa bersalah. Kepalanya tertunduk sesaat seolah menyesali kebodohannya.

"Ah, udah... nggak apa-apa. Tapi, aku barusan mendengar ada suara misterius yang berbicara di dalam kepalaku. Seolah itu suara dari pedang itu!"

Salma mengangkat wajahnya dengan ekspresi terkejut. "Benarkah? Memangnya apa yang kamu dengar?"

"Suara itu ngomong kalau waktunya belum siap dan aku masih lemah. Aku harus menunjukkan kekuatanku yang pantas agar pedang itu mau mengakuiku," sahut Lingga setelah berdiri.

"Astaga! Benarkah itu? Setidaknya kamu ada tujuan ke depannya. Kamu harus berusaha lebih kuat untuk dapat mengambil pedang itu suatu saat nanti!" sahut Salma dengan wajah berbinar.

Lingga mencibir seraya mengangkat kedua bahunya. "Tapi, sayangnya aku udah nggak mau berada di istana ini lagi. Sebaiknya sekarang kita keluar dari istana ini!"

Salma melayang perlahan melihat ke sekeliling. "Hmm... ambillah beberapa harta di tempat ini. Mungkin akan berguna untuk kamu hidup di kota nantinya."

Lingga memandangi tumpukan emas yang begitu banyak. "Bagaimana caranya aku bawa emas-emas ini? Kalau aku ngambil sedikit rasanya sayang banget. Hehe..."

"Jangan serakah! Ambil saja secukupnya. Ambil yang berupa koin emas!"

Lingga menghela nafas panjang lalu mulai mengambil koin-koin emas yang berserakan. Kebetulan di sana ada sebuah kantong kecil yang mungkin terbuat dari kulit. Lingga pun memasukkan beberapa koin ke dalam kantong tersebut hingga penuh, lalu menarik tali pada bagian atasnya.

"Sudah nih, aku cuma ngambil segini!" ujar Lingga sembari menunjukkan kantong penuh koin emas itu kepada Salma.

"Baiklah... selanjutnya... ah, di sana ada kotak pakaian. Mungkin pakaian itu bisa berguna dan pas untukmu!" ujar Salma seraya melesat dan mengambil sebuah kotak besar yang cukup berat, lalu menyerahkan kepada Lingga.

Lingga membuka kota tersebut dan benar saja di dalamnya ada sebuah pakaian yang memancarkan energi chakra yang cukup kuat. Pakaian itu nampak seperti jubah panjang berwarna hitam dengan baju putih yang mungkin digunakan untuk dalaman. Berikut sebuah celana kain berwarna senada yang nampak biasa saja, namun memiliki sedikit energi chakra yang mungkin digunakan untuk melindungi pemiliknya.

"Salma... kamu balik badan dulu sana! Aku mau ganti baju."

"Ah... i-iya, maaf!" sahut Salma seraya membalikkan tubuhnya membelakangi Lingga.

Lingga segera mengganti pakaian yang ia kenakan dengan setelan jubah yang baru saja ia dapatkan. Setelah Lingga selesai mengenakan semuanya, ia merasakan aura pakaian itu melingkupi tubuhnya. Aura itu terasa begitu kuat dan Lingga yakin jika pakaian ini benar-benar memiliki energi pelindung.

"Astaga! Pakaian ini... aku merasa pakaian ini begitu kuat!" gumamnya pelan. "Salma, aku sudah selesai."

Salma menoleh dan terkejut dengan penampilan Lingga yang baru. "Astaga! Kamu benar-benar cocok pakai pakaian penyihir itu!"

Lingga membelalakkan kedua matanya tak percaya. "Ha? Penyihir? Jadi ini baju penyihir?"

Salma mengangguk dengan wajah berbinar. "Benar, Lingga! Apa kamu merasakan ada energi yang muncul dari pakaian itu?"

"Benar, Salma. Rasanya energi ini membungkus tubuhku dengan kuat. Rasanya ada energi hangat yang menyelubungi tubuhku. Seolah kekuatanku bertambah!" sahut Lingga dengan wajah penuh rasa puas.

"Biasanya jubah penyihir seperti itu memiliki kekuatan regenerasi energi chakra yang lebih cepat, dan... memiliki toleransi kepada kekuatan chakra tertentu. Meskipun daya tahannya rendah. Setidaknya jika kamu bisa menggunakan sihir, pakaian itu akan sangat berguna buat kamu," tukas Salma seraya memandangi Lingga dari atas hingga bawah.

"Oh, jadi begitu... kalau begitu, sebaiknya aku cari barang lain yang berguna," timpal Lingga mulai bersemangat. Lingga hendak melangkah, namun Salma menahan pundaknya.

"Hmm, coba lihat itu, Lingga! Sepertinya itu sebuah pusaka!" tunjuk Salma tiba-tiba dengan ekspresi sedikit terkejut.

Lingga menyipitkan kedua matanya. "Pusaka? Di mana?"

"Itu!" tunjuk Salma ke arah kiri dari pedang yang tertancap di atas batu. "Di dalam kotak kayu kecil berukir di sana! Aku merasakan ada kekuatan yang muncul dari dalam kotak itu!"

***

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!