Lariessa gadis yang putus asa setelah kehilangan saudara kembarnya, ia tidak memiliki semangat lagi. namun kedua orang tuanya berusaha membuat ia bangkit lagi, memberinya semangat dan motivasi, tapi semua itu tidak berhasih. Tapi kedatangan Sahabat lama lah yang perlahan membuat hidupnya kembali berwarna, Ethan adalah sahabatnya dari dia kuliah dulu. Tanpa Lariessa sadari Ethan menaruh hati padanya.
Namun disisi lain Keluarganya sudah menyiapkan seseorang untuknya, seorang lelaki bernama Finn Harisson seorang asisten CEO, yang di tuntut untuk menikah, namun sang kekasih yang juga wanita karier selalu menunda-nunda dengan banyak alasan agar ia bisa menunda sebuah pernikahan. Apakah pernikahan Finn dan Lariessa akan berjalan dengan semestinya? dan bagaimana dengan Ethan yang menaruh hati pada lariessa dan Kekasih Finn, Victoria yang di tinggal menikah oleh Finn karena paksaan keluarganya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Purpledee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 23. Keraguan Ethan Pada hubungan Finn dan Lariessa
#Kantor Pak Brams
Ethan terlihat berbicara 4 mata di kantor Pak Brams siang itu.
"Jadi, paman tidak mau tau siapa menantu paman itu?"Tanya Ethan. "Dia anak teman paman, anak itu baik,"ujar pak Brams yakin.
"Yang terlihat baik itu bahaya paman." ujar Ethan
"Lariessa tidak bicara apa pun pada paman, jika terjadi sesuatu, dia pasti mengabari paman pertama kali" ujar pak Brams.
"Ya, harus seperti itu. Tapi itulah paman, sebelum menikah, semuanya indah. Tapi setelah menikah, kita akan menunjukan sisi kita yang sebenarnya. Jika sudah terlihat yang sebenarnya, itu karena dia sudah mematuhi suaminya, jadi dia tidak mengatakan apa pun." Jelas Ethan.
"Jadi, aku hanya Khawatir saja. Ada sesuatu tapi dia tidak mengatakan apa pun karena dia patuh pada suaminya itu." ujar Ethan.
"Hemmh? apa yang coba ingin kau katakan?" tanya Pak Brams
"Paman aku kesini hanya untuk berbagi cerita saja, karena aku tidak mau paman menyesal nanti, karena itu kan anak satu-satunya paman." ujar Ethan
Pak Brams terlihat sedikit gundah mendengar perkataan Ethan.
...○...
#Rumah Finn & Lariesa Kamar
Finn fokus saja dengan ponselnya meskipun sedang ada ditempat tidur, dan tak lama Lariessa pun datang dan duduk di samping Finn.
"Kak, ayo kita mandi bersama" ajak Lariessa yang memegang handuk "Tidak tertarik" pungkas Finn yang masih fokus pada ponselnya. "Kuat sekali semangat kakak inj" ujar Lariessa
"Semangat apa maksudmu?" Tanya Finn.
"Semangat untuk bertahan diri dari Lariessa." ujar Lariessa seraya menatap.
"Lariessa bisa tidak kau jangan dekat-dekat kakak? kakak sedang malas." tanya Finn sedikit kesal.
"Malas atau malas, hm?" bisik Lariessa.
Seketika Finn langsung tertegun mendengar perkataan Lariessa.
"Coba kaka cium tanganku, wangi, kan?" ujar Lariessa sambil memajukan tangannya.
Finn langsung menepis tangan Lariessa pelan.
"Emmhh...mhh iya, iya, wangi" gumam Finn fokus denga ponselnya Lariessa langsung menarik nafas Panjang lalu tersenyum.
"Sayang, kan? ada istri dirumah tapi tidak pernah dilihat. Tapi diluar sana yang sudah tau bukan istri, masih saja dikejar-kejar," Sindir Lariessa.
"Kakak rasa, kau tidak seharusnya menyindir-nyindir Kakak." ujar Finn sambil menatap Lariessa.
Finn yang kesal pun menarik selimut dan tidur, Lariessa pun pergi.
...○...
#Taman
Ria terlihat bicara dengan seorang lelaki paruh baya.
"Kali ini saja, tolong ayah Ria. Jika kau tidak menolong ayah. kami tidak tau harus tinggal dimana." Ujar lelaki paruh baya itu yang tak lain adalah Ayahnya.
"Hei, kenapa baru sekarang kau mencariku?" tanya Ria dengan sarkas.
"Selama ini kau meninggalkan aku dan ibu hidup susah dan hina, karena perempuan itu. kenapa sekarang kau mencariku?" Tanya Ria kesal.
"Ayah minta maaf, ayah tidak tau harus pergi kemana, ayah sangat terdesak Ria." mohon ayahnya.
"Terdesak? kalau tidak? kau tidak akan menemuiku, kan?" tutur Ria kesal "Heii, kenapa semua lelaki ini menyakiti hati aku" ujar Ria
"Ria, ayah mohon padamu, jika tidak bisa menolong ayah banyak, sedikit saja tolong ayah Ria " ujar ayahnya memohon
"Ayah, ayah ingat tidak dulu, saat aku ingin melanjutkan sekolah? beginilah rasanya, Kau bilang apa?" ujar Ria
"Saat itu adik adikmu masih sekolah, dan memerlukan banyak uang" ujar ayahnya. "Permisi, aku anak tunggal ayah dan ibuku. Dan ayah punya anak-anak lain,
kenapa tidak minta tolong pada mereka saja?" Tanya Ria "mereka pun susah" ujar Ayahnya,
"Lalu, Kau pikir aku ini senang begitu? sudahlah kau sudah menyakiti hatiku.
Menyusahkan saja" ujar Ria lalu pergi, tak peduli. Sementara ayahnya masih menangis di tempatnya.
...○...
To Be Countinue...
