Bagaimana rasa nya, ? Di hari pernikahan mu, perselingkuhan calon suami mu justru terbongkar. Dengan wanita yang tak lain adalah sepupu mu sendiri.
JANGAN LUPA KASIH DUKUNGAN BUAT AUTHOR NYA😘😘😘
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon momy siu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
B, S, P 18
''Iya, dia memang istri kamu, namun, kamu tidak berhak menyentuh nya. Karena aku pemilik yang asli nya.'' Menyeka sudut bibir nya yang berdarah.
''Bukan begitu sayang.?'' Melirik sekilas ke arah Eva.
''Bahkan, Eva juga belum melayani kamu sebagai suami nya.''
Arsen terkejut, mendelik tajam menatap Juan yang masih duduk di atas lantai.
Apa istri nya, yang menceritakan hal pribadi ke pada Juan kakak nya itu.? Pikir Arsen.
Eva yang seakan mengerti, apa yang ada di dalam pikiran suami nya itu.? Dia menggelengkan kepala cepat di punggung suami nya.
''Kenapa diam, ?'' Tanya Juan, dan di susul gelak tawa yang terkesan mengejek.
''Oh, jadi tebakan aku benar, kalau istri mu belum melayani kamu.'' Ha ha ha, Juan kembali tertawa senang.
''Itu arti nya, kalau dia sangat-sangat mencintai ku.''
Mendengar kalimat yang sangat menyakitkan. Rahang Arsen mengeras dangan ke dua tangan mengepal begitu sempurna.
''Pergi lah dari hadapan ku, jika kamu masih sayang dengan wajah kamu. !Karena aku tak bisa menjamin, kalau aku tidak akan memukul kamu jika kamu masih berada di depan aku.'' Ucap Arsen tegas nan dingin.
Juan mendengus kesal, ''Ini rumah Papa aku jika kamu lupa, justru aku yang harus bilang begitu dengan kamu.''
Arsen hendak melayangkan kembali pukulan terhadap kakak nya itu. Namun, gerakan nya di cegah oleh istri nya yang masih memeluk nya.
''Please kita pergi dari sini, '' Lirih Eva.
Juan terkejut, dan segera pergi sebelum wajah tampan nya hancur gara-gara adik sialan itu. Pergi menjauh dan segera masuk ke dalam kamar nya sendiri.
Arsen membalikan tubuhnya ke arah istri nya, kemudian memeluk erat stri nya ke dalam pelukan nya.
Arsen sekarang merasa takut dengan kejadian ini. Dia takut, kalau kakak nya itu akan berbuat nekat kembali dengan istri nya ketika dia tidak ada di samping nya.
''Badan Mas masih panas, kita ke Dokter, ya.!'' Ajak Eva, yang merasa khawatir dengan tubuh suaminya yang masih panas sejak semalam.
Arsen menggeleng cepat. ''Kita ke rumah kedua orang tuamu ya, sekarang juga.!'' Ajak Arsen yang masih merasa takut.
''Tetapi Mas _____''
''Sekarang. !''
Eva menggeleng lemah, ''Makan dulu, tadi aku membuatkan bubur untuk mu, setelah itu kamu minum obat dan kita baru ke rumah Papa ku.''
Arsen yang hendak membuka suara, Eva segera memotong nya. ''Gak boleh protes.''
Arsen tersenyum hangat, dia senang di perhatikan seseorang seperti ini.
Dan itu membuat dia mengingat kembali, sosok Mama nya yang telah pergi meniggalkan dia untuk selama-lama nya.
''Kamu duduk di sini, biar aku ambilkan bubur nya.!'' Perintah Eva.
Eva kembali ke dalam dapur untuk mengambil bubur yang sudah di tuangkan ke dalam mangkok.
Eva tau, kondisi suami nya semakin memburuk setelah berkelahi dengan kakak nya, Juan.
Dengan telaten Eva menyuapi suami nya dengan sesekali ngobrol.
''Bagaimana sebelum kita ke rumah Papa kita mampir dulu ke dokter?'' Mengambilkan minum untuk suami nya. ''Minum dulu.!''
''Terserah kamu saja Ev, aku ikut.''
Eva mengangguk.
''Apa kamu bisa menyetir mobil, ?'' Tanya Arsen, setelah meminum air putih yang di sodorkan oleh istrinya tadi.
Eva kembali mengangguk, ''Aku ambilkan obat dulu di dalam kamar.''
''Mau ikut atau di sini saja.?'' Tawar Eva.
''Ikut, sekalian ita bersiap pergi ke rumah Papa.''
Eva tersenyum mengangguk, ''Biar akau bantu.''
''Iya, ''
Setelah kepergian mereka berdua, Maya mulai melangkah masuk ke dalam dapur. Sejak tadi dia berdiri di samping dinding pembatas ruang keluarga dan dapur.
Berdiri kembali, menatap punggung mereka berdua yang semakin menjauh dari pandangan nya.
Terdengar hembusan nafas panjang sebelum menaruh sarapan pagi yang dia beli di luar tadi.
Sesampai di dalam kamar, Eva membantu suami nya naik ke atas ranjang. Dan kembali berjalan mengambil obat panas lalu menyodorkan obat panas tersebut serta air minum nya. ''Ini minum dulu, biar cepat sembuh.''
''Makasih, dan maaf soal kejadian tadi.'' Ucap Arsen, dia malu atas tingkah kakak nya itu.
''Gak apa-apa, ngapain juga kamu yang harus meminta maaf.? Kamu kan tidak salah apa-apa.?''
''Bagaimana pun juga dia masih keluarga ku.? Dan dia sudah berbuat kasar dan hampir melecehkan kamu.'' Lanjut Arsen yang merasa bersalah.
''Gak perlu membahas nya lagi, Mas. Meskipun aku sedikit sakit hati atas perlakukan Juan. Namun aku berusaha memaafkan nya.''
''Jangan pernah pergi dari sisi ku,'' Ungkap Arsen sendu, menggenggam erat tangan istri nya Eva.
Cup ''Gak akan.''
Ry tunggu
Ry tunggu