Seorang gadis yang berasal dari masa depan bertransmigrasi pada masa lalu di tubuh gadis bodoh keluarga petani yang miskin.
Mereka sebenarnya adalah keluarga bangsawan yang dijebak dan diasingkan.
Bisakah gadis ini dengan sistem pertanian yang mengikutinya bertransmigrasi mengubahkan dan mengangkat kembali harkat dan martabat keluarga nya...
Atau musuh-musuh ayahnya justru akan menghalangi jalannya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Liyo Owi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sekolah Pedang Terbang
Sementara Wang Junior masih mencari cara agar ayahnya mendapatkan bagian yang lebih besar dari hasil panen sawah beras mistik.
Rombongan yang terdiri dari sekitar seratus siswa-siswi Sekolah Pedang Terbang sedang bergerak melakukan perjalanan ke desa Genteng dipimpin oleh wakil kepala sekolah bersama dengan Mona puteri pertama dari kepala sekolah Pedang Terbang.
Mereka melakukan perjalanan dengan berjalan kaki tetapi karena rata-rata mereka memiliki tingkat kultivasi yang cukup tinggi, mereka bisa melakukan perjalanan dengan cepat sehingga dalam waktu seminggu saja mereka sudah mencapai kota Krikilan.
Berapa penginapan mereka booking sehingga pergerakan ratusan siswa dengan seragam sekolah mereka yang berwarna biru dengan garis tepi merah menyala itu segera menarik perhatian banyak orang.
Siswa-siswi yang sangat bersemangat ini membuat kehebohan kecil dimana-mana sehingga penduduk kota itu segera mengetahui apa yang menjadi rencana kedatangan mereka.
"Wah kelihatannya, kita tidak bisa lagi menyembunyikan rahasia tentang sumber beras mistik boss".
Kata A Hui kepada manajer.
"Sekte pedang terbang sudah mengirimkan seratus siswa sekolah mereka untuk studi tour ke desa Genteng, boss"
Lanjutnya.
Manajer hanya diam saja. Dia sudah memberitahu Joan sebelumnya bahwa beras mistik nya pasti akan memancing perhatian sekte-sekte besar, agar Joan bisa mempersiapkan diri untuk menghadapi mereka.
Wakil kepala sekolah Pedang Terbang dan Mona sedang ada di ruang VIP untuk menikmati makan siang dan mereka juga terkesan dengan rasa dari makanan mistik itu sehingga membuat pikiran mereka dipenuhi dengan keserakahan.
Mereka berpikir bahwa alangkah baiknya kalau sekte mereka bisa menguasai distribusi beras dan sayuran mistis itu, tentu itu akan menambah perbendaharaan kekayaan mereka dan Master sekte pasti akan menghargai kontribusi mereka.
Wakil kepala sekolah membayangkan bahwa oleh karena jasa mereka kali ini, dia pasti akan dipindahkan ke pusat. Hal yang sudah lama dia rindukan. Menjadi wakil kepala sekolah bukan cita-citanya, itu hanya batu loncatan untuk jenjang karir yang lebih baik tetapi karena prestasinya biasa-biasa saja sudah seratus tahun lebih, wakil kepala sekolah Pedang Terbang saja yang menjadi puncak pencapaiannya.
"A Hui, suruh Mo Yi untuk pergi ke desa Genteng, beritahukan kepada nona Joan tentang kedatangan rombongan sekolah Pedang Terbang ini. Kelihatannya kedatangan mereka bermaksud tidak baik kali ini".
Kata manajer yang mencurigai tujuan dari sekolah Pedang Terbang setelah mendengarkan percakapan Mona dan wakil kepala sekolah.
A Hui segera menemui Mo Yi dan Mo Yi segera pergi ke desa Genteng, dengan menggunakan kuda sehingga dia lebih cepat tiba di desa Genteng.
Sebenarnya jalan dari kota Krikilan sampai ke desa Genteng itu sudah dibuatkan jalanan yang cukup lebar dan bagus untuk lalu lintas kereta dan jalan itu adalah jalan satu-satunya untuk menuju desa karena desa Genteng itu terletak di pinggir hutan larangan, jadi desa itu adalah desa satu-satunya di daerah itu.
Dua ratus meter sebelum gerbang desa sudah ada pos penjagaan sekaligus loket tiket masuk desa Genteng yang saat itu sudah ditetapkan menjadi desa ekowisata.
Mo Yi terkejut saat mendapati empat penjaga desa itu berjaga dengan didampingi dua ekor monster badak bercula tiga dan dua ekor Serigala perak bersurai baja.
Matanya yang sipit tertarik seperti garis lurus saat dia mengucek matanya karena tidak percaya dengan apa yang dia lihat.
"Surga, apa-apaan ini".
"Katanya tidak ada lagi badak bercula tiga di benua ini. Ini ada dua dan juga terlihat begitu jinak. Bagaimana mungkin mereka bisa menjinakkan monster buas ini".
Mo Yi sungguh sulit untuk mempercayai hal itu karena memang monster badak bercula tiga itu adalah hewan buas yang belum pernah dipelihara oleh orang lain sebelumnya. Banyak penjinak binatang sudah mencoba untuk menjinakkan hewan ini tetapi malah seringkali berakhir dengan kematian badak atau juga kematian penjinak hewan itu sehingga akhirnya orang hanya memburu untuk membunuhnya dan tidak lagi ada yang pernah mencoba untuk menjinakkannya lagi
Badak bercula tiga itu memiliki populasi yang kecil dan hanya satu kelahiran setiap lima puluh tahun sehingga akibat perburuan dan pembunuhan itu menyebabkan kelangkaan monster badak bercula tiga itu.
Tentu saja Mo Yi akan lebih terkejut lagi sesudahnya saat dia mengetahui bahwa badak bercula tiga di desa itu bukan hanya ada dua itu saja tapi sudah ada puluhan ekor
Mo Yi turun dari kudanya dan menghampiri para penjaga itu dan menyampaikan maksud tujuannya.
"Selamat pagi komandan".
"Selamat pagi juga, apa maksud kedatangan tuan dan apakah tuan berasal dari kota Krikilan".
Kata penjaga itu dengan ramah dan sopan karena memang Joan sudah memerintahkan mereka untuk melayani dengan sopan dan ramah.
Salam, Sapa dan Senyum.
Sikap pelayanan itu yang selalu dia tekankan kepada seluruh penduduk desa itu untuk melayani siapapun apalagi desa itu sedang membuka dirinya untuk menjadi desa kunjungan wisata.
Jadi para penjaga itu menyambut Mo Yi dengan senyuman diwajahnya.
Mo Yi terpana melihat penjaga yang berbadan besar dan muka bercambang bawuk itu bersikap ramah kepadanya.
"Ehm, terimakasih. Benar, saya dari kota Krikilan, diminta oleh manajer rumah makan Selera Kita untuk menemui nona Joan".
"Oh pelanggan besar, mari silahkan masuk dan tidak perlu membayar tiket karena khusus untuk penduduk desa Genteng dan keluarga yang mau mengunjungi mereka, juga penduduk kota Krikilan tidak perlu membayar tiket masuk desa itu.
Penjaga itu membuka pintu gerbang dan mempersilahkan Mo Yi untuk melanjutkan perjalanan tetapi kuda nya harus dititipkan ke pada mereka. Ada tempat penitipan kuda dan kereta di samping pos itu. Penjaga itu menarik tali lonceng yang ada di samping pos itu sebanyak dua kali, tali itu terhubung jauh ke pos berikutnya dan rupanya itu alat untuk memberitahukan tujuan tamu yang datang.
Sekali tarikan untuk pengunjung biasa dan dua tarikan untuk tamu dengan keperluan bertemu boss.
Setiap pengunjung harus berjalan kaki atau bisa naik kereta khusus yang sudah di siapkan di gerbang desa dengan harga 100 sen per orang.
Begitu masuk melalui gerbang desa itu, mata pengunjung akan dimanjakan dengan pemandangan yang indah dari rangkaian tanaman bunga dan tanaman yang dirangkai dengan berbagai macam bentuk, ada yang berbentuk hati, bentuk pedang, tombak, alat-alat musik dan juga bentuk hewan.
Kebun tanaman buah dan sayuran, dimana pengunjung bisa langsung menikmatinya secara free karena sudah include di dalam harga tiket. Kecuali jika pengunjung mau membawa pulang, mereka harus membelinya.
Dalam setiap blok jalan, ada warung dan juga toko-toko souvernir. Taman-taman bunga, lapangan berumput yang dipenuhi dengan hewan-hewan jinak yang lucu; kelinci, kancil, rusa, kucing, anjing bahkan ada anak serigala berjubah perak, anak harimau putih dan juga anak badak bercula tiga.
Mo Yi berjalan kaki sambil memperhatikan keadaan sekelilingnya dengan rasa terkejut yang tidak ada habis-habisnya.
genteng wetan opo genteng kulon