MENANTU HINA MENJADI DOKTER HEBAT

"Tuan Revan?"

Revan terkejut mendengar bagaimana Direktur Roy memanggilnya.

Mona yang telah menerima energi spiritual dari Revan terlihat jauh lebih baik sekarang dan dia juga sudah bisa duduk.

"Ibu, bagaimana perasaanmu?" Revan menatap ibunya dengan cemas.

"Aku baik-baik saja. Aku merasa punya mimpi yang panjang. Aku memimpikanmu, ayahmu dan Laura." kata wanita itu dengan suara lemah.

"Ibu ..." Revan mendekat ibunya lalu memeluknya dengan hangat sambil berkata, "Ibu, jangan khawatir. Aku tidak akan membiarkanmu menderita dan kesakitan lagi."

"Apa yang terjadi?" mata Dokter Ricky melebar saat melihat pemandangan itu. Mona bisa bangun saja sudah merupakan sebuah keajaiban. tetapi, sekarang dia tampaknya dalan keadaan sehat.

"Kenapa bisa seperti ini?" tanyanya dalam hati.

"Permisi, biarkan aku memeriksa kondisi ibumu secara menyeluruh!" kata Dokter Ricky.

"Baiklah!" jawab Revan.

Setelah melakukan serangkaian pemeriksaan, Dokter Ricky merasa takjub. Hasilnya menunjukan bahwa, wanita itu dalam kondisi baik dan hampir seperti orang yang sehat.

ini adalah keajaiban medis.

"Tuan Revan, penyakit ibumu sudah sembuh. tapi, kita perlu melakukan angiogrfi koroner untuk memastikan kondisinya!" kata Dokter Ricky menyarankan.

"Tidak perlu melakukannya. Aku sudah sangat yakin dengan kondisi ibuku." kata Revan sambil melambaikan tangannya. Dia percaya, Setelah energi internal yang dia alirkan kedalam tubuh ibunya, dia akan baik-baik saja.

"Tapi ..." Dokter Ricky ingin menyela.

Tapi Direktur Roy melambaikan tangannya sambil berkata, "Tidak apa-apa Ricky. percayalah pada Tuan Revan."

"Baiklah!" Dokter Ricky mengangguk.

"Direktur Roy, saya harus mengurus prosedur pemulangan ibuku sekarang!" kata Revan.

"Bagaimana dengan ... mengajariku Teknik Gerakan Yin-Yang?" tanya Direktur Roy dengan penuh harap.

"Kita bicarakan nanti!" Revan tidak bisa berkata-kata. Apa yang di pikirkan oleh Direktur Roy? dia adalah Direktur Rumah Sakit bergengsi. mengapa dia bersikeras untuk menjadi muridnya?

"Baiklah! Baiklah ..." Direktur Roy mengangguk berulang kali. Lalu menatap Dokter Ricky dan berkata, "Pergi dan selesaikan prosedur kepulangan pasien untuk Tuan Revan!"

"Baik Direktur Roy!"

Setelah mengurus semuanya, Dokter Ricky dan Direktur Roy mengantar Revan kedepan pintu rumah sakit. Mereka tetap berada disana sampai Revan dan ibunya menghilang dari pandangan mereka.

Setelah kepergian Revan dan ibunya, karena penasaran, Dokter Ricky pun memberanikan diri untuk bertanya, "Direktur Roy, siapa Tuan Revan ini sebenarnya?"

"Dia adalah seseorang yang sulit untuk di tebak. Saya curiga dia adalah murid seorang Grandmaster kedokteran Nasional!" kata Direktur Roy dengan senyum mengembang di wajahnya.

"Dokter Ricky, pengobatan tradisional sangat luas dan mendalam. Ada terlalu banyak legenda dan misteri tentang Pengobatan Tradisional. Jangan pernah meremehkan itu. seiringnya kemajuan teknologi pengobatan modern yang telah bertumbuh pesat. berpikir tentang hal ini, pengobatan moderen jauh lebih singkat dari pada pengobatan tradisional yang memiliki terlalu banyak misteri."

"Direktur Roy ..." Dokter Ricky ingin menyanggah pernyataan direktur Roy, namun langsung di sela, "Dokter Ricky, saya tahu kamu belajar pengobatan modern, tapi bagaimana pun juga, pengobatan tradisional adalah fondasi negara kita. Jangan pernah meremehkan pemuda itu. Dia bukan orang biasa"

"Seperti yang kamu tahu, ibunya mengidap penyakit jantung koroner yang parah. Bahkan tali pusarnya terpengaruh, yang menyebabkan insifisiensi mitral dan gagal jantung yang parah. Bahkan jika dia berhasil menjalani operasi. Dia hanya dapat bertahan hidup beberapa tahun saja."

"Tetapi kenapa ibunya sembuh dalam sekejap setelah dia datang? Ada banyak hal yang perlu anda pikirkan dengan hati-hati. Anda pikir, saya ingin meminta seorang pemuda biasa menjadi guruki? Jika kita melepaskan bakat seperti itu, akan menjadi kerugian terbesar kita di masa depan.

Kemudian Direktur Roy berbalik dan masuk, meninggalkan Dokter Ricky yang sedang berpikir keras.

...

Disisi lain.

Setelah sampai di rumah, Revan perlahan mambantu ibunya untuk duduk sambil bertanya, "Ibu, apa yang ingin kamu makan malam ini? Aku akan membuatkannya untukmu!"

"Apapun itu, selama kamu yang membuatkannya untuk ibu. Saat itu Aku merasa aku tidak koma, tapi seperti sedang bermimpi. Dan setelah aku bangun, aku merasa sehat dan kuat!" kata wanita paru baya itu.

"Oke!" jawab Revan sambil mengangguk senang.

Revan dan ibunya tinggal di daerah yang relatif terpencil di pinggir kota Renville. bangunan di sekitar lingkungan itu tampak bobrok. Keluarga Revan dulunya menjalani bisnis barang-barang antik. Dan mereka juga lumayan kaya dan berkuasa di kota Renville.

Namun, peristiwa yang tidak terduga terjadi setahun yang lalu. Ayah Revan mengalami kecelakaan dan meninggal saat itu juga. Setelah ayahnya meninggal, bisnis keluarga mereka bangkrut. bank telah mendesak mereka untuk melunasi hutang mereka. sehingga sebuah mansion mewah di sita untuk melunasi semua hutang.

Sejak saat itu, Revan dan ibunya terpaksa mencari rumah di pinggir kota Renville yang mereka tempati hingga sekarang.

Saat suasana keluarganya benar-benar berantakan, wanita itu tiba-tiba terkena serangan jantung mendadak karena tidak tahan dengan apa yang menimpanya dan keluarganya. dan sejak saat itu, dia dirawat di Rumah Sakit. Untuk membayar biaya rumah sakit, Revan harus menikah dan tinggal di keluarga Barnes.

Rumah yang mereka tempati sangat kecil. Hanya ada satu kamar tidur dan satu ruang tamu. Namun bersih dan rapi. Yang walaupun hanya di lengkap perabotan sederhana. Namun lumayan nyama untuk di tempati.

Untuk merayakan kepulangan dan kesembuhan ibunya, Revan membuat beberapa hidangan yang lezat.

"Ibu, haruskah kita mulai?" Revan duduk dan melihat hidangan yang menggugah selera di hadapannya.

Namun, bukannya menjawab, ibunya malah bertanya, "Revan, bagaimana perkembangan hubunganmu dengan Laura?"

Revan langsung tertegun, dan wajahnya terlihat panik.

"Ada apa?" tanya ibunya kebingungan saat melihat ekspresi Revan yang terlihat panik.

"Aku berjanji pada Laura untuk menjemputnya saat pulang kerja nanti. Aku sibuk dengan memasak sampai aku .melupakannya." seru Revan dengan ekspresi menyesal.

"Laura mengizinkanmu untuk menjemputnya pulang kerja sekarang?" tanya wanita itu sambil tersenyum.

Mengabaikan pertanyaan ibunya, Revan segera mengalihkan pertanyaan dan memberikan sumpit pada ibunya, "Bu, ayo makan!"

...

Di kediaman keluarga Barnes.

Nyonya Besar sedang duduk di kursi sambil menatap putra sulungnya James Barnes yang sedang berdiri di sampingnya dan bertanya, "Apa yang di katakan keluarga Barrett tentang Laura?"

Terakhir kali, Tuan Adolf kepala pelayan keluarga Samos secara pribadi datang untuk mengundang Martin yang kemudian di perlakukan sebagai tamu kehormatan Herry Samos. Sejak saat itu, Nyonya Besar Barnes memutuskan agar Laura menikah dengan Martin.

Itulah sebabnya dia sangat gelisah hingga mengirim putra sulungnya James Barnes untuk berbicara dengan keluarga Barrett tentang pernikahan Laura dengan Martin.

"Ibu, saat aku bertemu dengan keluarga Barrett, mereka bahkan tidak mengundangku masuk kedalam rumahnya dan menolak saya sebelum saya melangkah masuk ke pintu rumah mereka."

"Apa? Martin sangat menyukai Laura dan selalu mengejarnya bukan? kenapa sekarang dia malah menolak? Apa karena bajingan Revan itu?" Wajah Nyonya Besar Barnes menjadi muram. "Dia masih belum setuju untuk bercerai dengan Laura, kan?"

"Tidak. sepertinya tidak ada hubungannya dengan Revan!" kata James dengan ekspresi muram.

"Benarkah? Lalu apa alasan mereka menolak?"

"Sepertinya, Martin sudah tidak menyukai Laura lagi. Aku bertanya kepadanya dan dia berkata, dia akan berhenti mengejar Laura lagi. dan keluarga kita dan keluarga Barrett tidak ada hubungannya satu sama lain!" jelas James dengan hati-hati.

"Apa?" seketika Nyonya Besar Barnes berdiri dari tempat duduknya dan ekspresinya berubah drastis. "Apa maksud mereka? Apa mereka memandang rendah keluarga kita?"

"Bu, sekarang ..."

"Betapa tidak berguna nya Laura. dia bahkan tidak bisa membuat seorang pria tetap setia padanya. Dia dan ibunya telah memanfaatkan kita. Aku pikir, menikahkannya dengan Martin akan membantu kita membangun hubungan dengan keluarga Samos. Sekarang dia sudah tidak berguna." kata nyonya Besar Barnes dengan suara dingin.

"Bu, kenapa kita tidak mengusir mereka? Kita dapat mengambil kembali perusahaan yang di kelola oleh Laura." kata James Barnes menyarankan.

"Kita tidak bisa melakukannya!" teriak Nyonya Besar Barnes dengan marah.

"Ketika ayahmu meninggal, dia secara pribadi mengatakan untuk memberikan perusahaan itu kepada Laura. tidak lama setelah kematiannya, kamu ingin mencoba untuk mengubah keputusannya? Apa kamu ingin ayahmu bangkit dari kuburnya?"

"Bu, bukan itu maksudku. Perusahaan itu didirikan oleh ayah. Sekarang, Kakaku sudah meninggal, apakah ibu bisa tahan melihat orang lain memilikinya?" James buru-buru menjelaskan.

...****************...