NovelToon NovelToon
Ditalak Sebelum 24 Jam

Ditalak Sebelum 24 Jam

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintapertama / Nikahmuda / Cintamanis / Patahhati
Popularitas:34.9M
Nilai: 4.8
Nama Author: Yutantia 10

Apa yang kamu rasakan, jika pernikah impian yang kamu gadang gadang akan menjadi first and last marriage, ternyata hanya bertahan kurang dari 24 jam?

Kenyataan pahit itulah yang sedang dirasakan oleh Nara. Setelah 8 tahun pacaran dan 6 tahun dilalui secara LDR, Akhirnya cintanya dengan Abi berlabuh juga di bahtera pernikahan.

Kejadiaan memilukan itu mempertemukan Nara dengan pemuda bernama Septian. Pikirannya yang kacau membuatnya tak bisa berpikir logis. Dia menghabiskan waktu semalam bersama Septian hingga mengandung janin dari pria itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yutantia 10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

TINGGAL SELANGKAH LAGI

Septian bergegas mencari Nara. Dimanakah wanita itu sekarang? Nara pergi tanpa membawa mobil karena kuncinya terbawa Septian ke masjid.

Berkali kali Septian mencoba menghubungi Nara, tapi tak dianggkat. Dia melajukan mobil kearah rumah Nara. Kerena kemungkinan, wanita itu pulang.

Mendung makin gelap, dan rintik hujan sudah mulai turun. Septian makin cemas memikirkan Nara.

"Angkat Ra, please..." Gumam Septian sambil terus menghubungi Nara.

Usahanya tak sia sia, setelah puluhan kali, akhirnya Nara mengangkat teleponnya.

"Lo dimana Ra?" Tanya Septian panik.

"Gue... " Nara memperhatikan sekeliling. Mencari tulisan yang bisa dia gunakan untuk memberitahu Septian dimana dia sekarang.

"Share loc."

Nara memutuskan sambungan telepon dan mengirim lokasi pada Septian.

Tak berapa lama, Septian tiba ditempat sesuai share loc. Dari kejauhan, dia bisa melihat Nara berteduh didepan sebuah toko yang sudah tutup. Wanita itu menyandarkan tubuhnya pada rolling door sambil bersedekap.

Septian menepikan mobilnya lalu keluar dan berlari kearah Nara. Bajunya sedikit basah karena menerobos hujan.

Septian menatap Nara. Mata wanita itu merah. Sudah pasti karena menangis, apa lagi kalau bukan itu.

"Maafin ibu dan Shaila ya." Ucap Septian sambil berdiri disebelah Nara dan ikut bersandar pada rolling door.

"Mereka gak salah, aku yang salah." Jawab Nara dengan tatapan fokus kedepan.

"Gak ada yang salah. Hanya miskomunikasi saja. Maaf, karena gue gak ada disana tadi. Maaf karena gak bisa jagain lo." Terang Septian sambil melangkah kedepan Nara dan memegang kedua bahunya.

"Sebaiknya, kita batalkan saja rencana pernikahan kita." Ujar Nara sambil melepaskan tangan Septian dari bahunya.

"Buang jauh jauh pikiran itu."

"Keluarga lo gak suka ama gue. Bahkan ibu lo bilang, dia tak mau anaknya berjodoh dengan wa__"

Septian meletakkan telunjuknya dibibir Nara. "Udah, udah, gak usah bahas itu lagi. Pulang yuk, ibu mau ketemu lo."

Nara tersenyum sinis. "Untuk apa? dihina lagi?"

Septian menggeleng. "Ibu sama Shaila mau minta maaf."

"Gak perlu. Mana kunci mobil gue." Nara menengadahkan tangannya. "Gue mau pulang."

"Kerumah gue dulu ya. Habis itu gue anter pulang."

"Gue mau pulang."

"Ra, please... ikut gue pulang ya. Ibu khawatir sama lo."

"Gue gak mau dihina lagi. Gue masih sakit hati." Tekan Nara sambil memegang dadanya. Air matanya yang tadi sudah surut kembali berlinang lagi.

"Maaf Ra, maaf. Ini samua salah gue. Harusnya gue jelasin semuanya ke ibu dulu sebelum ngajak lo kerumah." Septian menyeka air mata Nara dengan kedua ibu jarinya.

Nara hanya berdecak mendengar ucapan Septian.

"Gua gak akan biarin siapapun lagi menghina lo ,meski itu keluarga gue sendiri." Septian mencoba meyakinkan Nara. "Please... kerumah gue dulu ya."

Septian tampak sangat tulus dengan permohonannya. Membuat Nara tak tega untuk menolak. Dengan berat, akhirnya dia mengangguk.

Sesampainya didepan rumah Septian, Nara ragu untuk turun. Bayangan wajah ibu dan adik Septian yang menghinanya masih tak bisa hilang dari ingatannya.

"Turun yuk." Septian memegang tangan Nara yang terasa dingin. Dia tahu, wanita itu masih ragu.

"Buk, abang sama kak Nara udah datang." Teriak Sarah yang berada ditoko. Membuat Lastri dan Shaila yang sibuk didapur segera keluar.

Sarah berlari kearah mobil dan menyerahkan sebuah payung pada Septian yang keluar mobil lebih dulu. Septian lalu membukakan pintu mobil untuk Nara. Dia meraih tangan Nara lalu menggandenganya sambil memayungi hingga masuk kedalam rumah.

"Sampai basah gini, langsung mandi aja biar gak sakit. Ibu sudah rebusin air buat kamu mandi." Nara terkejut melihat perubahan sikap Lastri dan Shaila. Adik Septian itu bahkan membawakan handuk untuknya.

"Gue anter ke kamar mandi ya." Tawar Septian.

"Biar Shaila aja yang anter bang. Ayo kak." Shaila meraih lengan Nara dan menggandengnya.

"Sekalian pinjemin baju kamu juga Sha." Ujar Lastri.

"Astaga, hampir aja lupa." Shaila menepuk jidatnya sendiri. Gadis itu bergegas masuk kamar dan mengambil sebuah gamis untuk Nara.

Setelah mandi, Nara diajak Shaila kekamarnya.

"Maafin aku ya kak. Ucapan aku tadi, pasti nyakitin hati banget." Ucap Shaila sambil memegang kedua tangan Nara. Tampak sekali penyesalan diwajah gadis itu.

"Kakak udah maafin kok." Jawab Nara sambil tersenyum dan menyentuh ujung rambut Shaila.

"Makasih." Seru Shaila sambil memeluk Nara.

"Aku kok gak diajak pelukan sih?" Protes Sarah yang duduk diatas ranjang.

Nara melebarkan sebelah lengannya dan menyambut Sarah kedalam pelukannya. Dia yang tak pernah punya adik, merasakan hal itu sekarang.

Nara berdiri didepan cermin yang ada dipintu almari sambil menyisir rambut.

"Kak Nara cantik banget sih. Wajahnya glowing banget. Pasti perawatannya mahal ya?" Tanya Sarah yang memang sangat mengagumi Nara sejak awal ketemu.

"Gak adalah, biasa saja."

"Emang udah dasarnya cantik Sar." Sahut Shaila.

"Pantas saja, abang gak kedip kalau lagi ngeliatin kak Nara."

Nara yang sedang menyisir rambut langsung berhenti. Septian tak berkedip saat melihatnya? Apa itu benar? Kenapa dia tak perasan.

"Sar, Sha. " Terdengar suara Septian yang memanggil dari balik pintu. "Ajak kak Naranya keluar, makan malam dulu."

"Wih, panjang umur. Baru diomongin udah muncul." Celetuk Sarah.

Septian membantu ibunya menyiapkan makanan saat Nara dan kedua adiknya keluar kamar.

Dia menatap Nara cengo. Selama ini, belum pernah melihat Nara memakai gamis. Biasanya selalu pakaian yang sedikit terbuka. Apalagi pas dibali waktu itu. Sampai sampai Septian sulit bernafas saking seksinya baju yang dipakai Nara.

"Tuh kan bener kata aku. Abang kalau ngelihat kak Nara tuh sampai gak kedip."

Seketika wajah Septian memerah karena malu. Tak menyangka akan keciduk kayak gini. Sedangkan Nara, dia tampak malu malu. Awalnya Nara juga kurang pede memakai gamis. Apalagi sedikit kepanjangan karena Shaila lebih tinggi dari dia.

"Ayo Nara duduk. Gak usah sungkan, anggap kayak dirumah sindiri." Ujar Lastri.

Shaila dan Sarah mengambil tempat duduk disebelah ibunya. Sedangkan Nara dia berjalan mendekati Septian yang sudah menarikkan kursi untuknya.

Tapi karena gamis yang dia pakai kepanjangan, tak sengaja dia menginjak ujung gamis bagian belakang. Yang berakibat hampir saja terjengkang kebelakang kalau saja Septian tak sigap menangkap pinggang dan bahunya.

Untuk beberapa detik, mereka saling menatap. Jantung Nara berdegup kencang, begitu pula dengan Septian. Mereka seakan berada dalam dunianya sendiri. Terpaku saling menatap hingga lupa dengan sekitar.

"Hem Hem." Deheman Lastri membuat keduanya segera tersadar. Septian dan Nara, wajah keduanya terasa panas karena malu. Sedangkan Shaila dan Sarah, keduanya cekikikan melihat Septian dan Nara yang tiba tiba salting.

"Makan yang banyak, kalau perlu nambah."

Nara hanya mengangguk mendengar ucapan Lastri.

"Mau ini?" Septian mencapit sepotong ayam goreng dan menyodorkan kedepan Nara.

"Boleh." Jawab Nara sambil tersenyum.

Acara makan malampun berjalan dengan penuh kehangatan. Saling bercanda, mengobrol dan melempar senyum. Septian senang melihat Nara yang bisa berbaur dengan keluarganya. Padahal dia pikir, Nara akan sulit menyatu karena dia anak orang kaya. Mereka jelas berbeda.

Obrolan terhenti saat ponsel Nara berdering. Wajahnya seketika pias tatkala melihat nama papa dilayar ponselnya. Dia jadi teringat pesan papanya tadi pagi. Dia disuruh cepat pulang karena mau ada tamu. Tapi dia justru belum pulang sampai malam.

"Siapa?" Tanya Septian yang melihat perubahan mimik wajah Nara.

"Papa."

Nara beranjak dari meja makan untuk menjawab telepon dari papanya.

"Hallo Pah?"

"Dimana kamu?"

"Di... "

"Bersama pria itu?" Potong papanya.

"Suruh dia menemui papa sekarang juga."

1
family megantara
untuk yang kesekian awak khatam karya mu k🥰🥰🥰
Nurul Islamiati
Luar biasa
Adila Ahmad
bgus
Euis Maryam
ah greget maunya langsung ada karma
Melani Sunardi
bawa teman lama yang baru ketemuan lagi kepasar malam, syok dia. harganya murah meriah mobil penuh.
memang ya orang biasa ke mall pastinya bingung. tapi pastinya kesenangan juga.....
Melani Sunardi
Luar biasa
Nnk Ftr
lahiran normal itu ternyata nagih 😅 sakit tp bntran doank 😅
Melani Sunardi
Ga apa Nara...... bukan kamu yang salah.... jodohmu bukan Abi....
Amriani
Lumayan
nnk pw
sll bawa berarti dh siap2. tokoh cow nya kok kyk gini ya. mau berhenti baca tp penasaran sama akhirnya
aryuu
luar biasa
Dina Okta.eryanti
❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️
Henny Saraswati
bagus ceritanya,,,dah baca tuk kesekian kalinya /Heart/
Dcy Sukma
Luar biasa
Mar Tia
😆😆😆😆😀😀🤣🤣🤣
Sariroti Coklat
mon maap aku mundur. ga respect sama cwo begini
gak deh baru jumpa udah ngajak maksiat. apa bedanya lu nara sama merekaa
padahal nikahnya bisa dibatalin karna blm tersentuh
Sariroti Coklat
one night stand?
✨️ɛ.
thankyou, thor.. ceritanya keren, keren, keren! 🫶🏻
alurnya bagus, penokohannya bagus en gak bikin kita terlalu halu, pemilihan kata²nya juga bagus, walau tergolong novel ringan tapi othornya berhasil "ngenakin" cerita, jadi tidaklah membosankan.. 🫰🏻
sukses ya, thor.. semangat terus dlm berkarya! 💖
yutantia 10: Aamiin, makasih doanya
total 1 replies
Nicko Putra Jelita
Luar biasa
Nicko Putra Jelita
Lumayan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!