"pertumpahan darah..., di tanah Kekaisaran Caesarea Lux , pemberontakan oleh Kerajaan
Duke Malvictor yang merupakan kerajaaan yang terkenal dengan kekejamannya "
"Sang putri "Elleis Lux " melihat pembantaian itu, hatinya penuh amarah, kebencian dan kesedihan"
"Tapi sang tuan Duke Malvictor tidak membunuh sang putri sang putri hanya ditangkap dan dijadikan sebagai pelayan kerajaan"
"Hal itu membuat sang putri lebih marah lagi karena merasa terhina kekaisarannya, tapi apa boleh buat Kekaisaran telah diambil alih oleh Duke Malvictor yang kejam"
"Pembalasan dendam sang putri yang sekarang hanyalah pelayan biasa dimulai.... "
Note:
Karya pertama, Saran boleh, Kritik yang sopan 🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑡𝑒𝑠 𝑒𝑚𝑏𝑢𝑛 𝑚𝑒𝑛𝑦𝑒𝑗𝑢𝑘𝑘𝑎𝑛, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 23 : Masa Lalu Chelsea dan kecemburuan?
kini Elleis kembali tersadar dari lamunannya, Tiba-tiba ia mendengar suara aneh dan ia melihat seorang wanita berjubah Ungu dengan kupluk menutupi wajahnya sehingga hanya terlihat mulutnya saja dan juga pipi paling bawahnya.
Wanita itu berada di depannya dan terlihat dari gestur bibirnya, ekspresi iba, tapi bagaimanapun juga bagaimana ia bisa berada di sini?, apakah ia hantu?, sudah jelas-jelas kamarnya terus tertutup, tapi Elleis harus tetap waspada, ia tak tau wanita yang ada di hadapan dirinya ini musuhnya atau bukan, dengan nada tegas yang melawan ketakutan ia bertanya....
" Siapa kau?, kenapa kau bisa ada di sini?, sudah jelas-jelas tak ada akses masuk di sini, jendela juga tertutup rapat?, kau bukan orang sembarangan bukan? "tatapan mengintimidasi.
" Tenanglah.... "nada lirih dan berjongkok menyejajarkan posisi dengan Elleis.
"Aku harus memperingatkan dirimu, hentikan perbuatanmu, meskipun sudah terlanjur, pasti masih ada jalannya untuk kembali jangan pernah percaya pada Crimstic, dan jangan pernah berpikir untuk percaya, kau bisa terjebak nantinya" nada memperingati dengan tegas dan sedikit terdengar getir dan bergetar.
"Tapi ... apa yang akan dia ambil dariku sekarang?, apa yang harus aku lakukan?! "tanya Elleis berteriak.
Sosok itu tak menjawab, melainkan malah menghilang tanpa jejak.
Elleis tak tau apa yang harus ia lakukan selanjutnya terlebih lagi saat ia mengingat kembali obrolan terakhirnya dengan Crimstic....
...~****************~...
Ada, dia terlihat seakan-akan tidak peduli, tapi sebenarnya dia sangat peduli dengan orang ini, dan dia adalah 'Malaze Malvictor' kenapa?, apakah kau terkejut?, kau harus menyiapkan hatimu El.... " ucap Crimstic.
"Ta-tapi Laze itu ... dia masih kecil dan tak ada hubungannya dengan ini semua! " mendekat ke arah Crimstic sembari berteriak.
"Sudah kubilang kan ... kau harus menguatkan hatimu, El ... aku akan mengirimkan tempat mereka berada sekarang jadi sebaiknya kau pergi ke sana, ohh iya! aku juga lupa mengatakan ini, kekuatan itu, pasti ada gantinya dari sesuatu yang berharga nanti.... "
"Apa?, aku sudah tak punya orang yang kucinta lagi sekarang, apalagi yang akan kau ambil?, hidupku?, aku sudah mati sejak Revan merenggut semuanya. " ucapku dengan sangat yakin.
...****************...
Elleis pun mulai memikirkan tindakannya saat itu, serta perasaannya.
"Yaampun!, aku benar-benar tak bisa berpikir jernih saat itu!, aku bahkan sudah benar-benar merasa bahwa tak ada orang lain yang berharga untukku, padahal masih ada Laze, rekan-rekanku saat itu, Tuan Actime, Tuan Couldie, dan Chindy ... bagaimana kabarnya yah?, dan bahkan sekarang aku juga takut kehilangan satu orang lagi ... Revan. "
"Aku tau ini benar-benar bodoh, tapi dendamku ini sebenarnya sudah menghilang sejak lama, sejak kau mengalahkanku ...
ah, tidak!, bahkan sebelum itu ... aku sudah merasa bahwa haruskah aku terus melakukan ini, hidup dengan kebencian dan menyimpan dendam tiada akhir?, sebenarnya aku tak ingin hidup seperti itu ... tapi aku memaksakan, aku khawatir akan respon mereka di alam sana ... sampai aku menolak tentang aku yang sudah mulai cinta padamu.... "
"Aku merasakan sakit karena tenggelam dalam kebencian, lalu saat aku mendatangi Crimstic, ia malah memanipulasi pikiranku yang sebentar lagi akan mengakuimu, tapi saat aku bertemu denganmu lagi, aku kembali ke perasaan awal ku padamu semua perasaan kebencian yang kembali hanyalah pengaruh manipulasi 'sesaat' dari Crimstic."
"Jika aku boleh jujur, aku ingin hidup bersamamu, aku ingin mencintaimu, aku ingin di sampingmu, bahkan sebagai apapun diriku, aku harap kamu masih bisa menerimaku, sekarang aku takut ia merenggut semuanya, juga dirimu.... "
"Jadi maaf ... mulai sekarang aku harus pergi ... dan Menghilang. " Batin Elleis dengan membawa tas dengan barang-barangnya yang akan ia bawa untuk pergi dari Istana ini diam-diam.
Ternyata, sembari ia berpikir tadi, sembari ia mengemasi barang-barangnya, ia merasa ia hanya akan membawa masalah jika terus di sini, ia juga bertekad untuk hidup di Hutan Barat yang terpencil seperti para leluhurnya dari klan kegelapan yang memilih untuk mengasingkan diri ke hutan ... meskipun bukan hutan barat.
Perlahan-lahan Elleis membuka pintu dan ia melihat Revan yang sedang menggendong Chelsea yang terlihat lemas dan tak berdaya terlihat sepertinya mereka akan segera ke arah koridor sini, Elleis tak mengerti mengapa, tapi rasanya dadanya terasa panas melihat itu dan seakan-akan ia ingin berteriak, ia tak tau perasaan ini apa yang jelas setelah itu ia langsung menutup pintu kamarnya dan bersembunyi dibalik pintu kamarnya, suara langkah kaki Revan yang sedang menggendong Chelsea itu pun terdengar melawati koridor Istana yang di tempati kamar Elleis langkah kaki itu terdengar sangat jelas.
Tap...
Tap...
Tap...
Kini suaranya sudah tak ada, Elleis masih bertanya-tanya akan perasaannya.
"Entah kenapa ... aku kesal yah?, saat Revan menggendong Chelsea seperti itu?, tapi aku sih harusnya memang rela dan tidak kesal 'kan?, karena aku juga sebentar lagi akan pergi dari sini, dan terlihat saat ingatanku terhapus, Nona Chelsea sepertinya ... memang sangat mencintai Revan, aku jadi senang, meskipun saat itu Revan terlihat sangat anti dengannya tapi dia tetap mencintai Revan, mungkin dengan ketulusannya itu ... suatu saat Revan akan berubah dan berbalik tulus padanya, aku harap kalian bahagia nanti, karena aku juga takkan bisa berada di sisi Revan ..., tapi entah kenapa ... masih ada rasa penolakan dalam diriku, apakah ... ini yang disebut ... 'Cemburu'? "
"Hah ..., ternyata aku benar-benar sangat menyukaimu, Revan.... "
...~****************~...
Sementara itu dikamar Chelsea....
Chelsea mulai terbangun dan membuka matanya perlahan, ia sangat senang karena orang yang ia lihat pertama kali saat ia bangun adalah 'Revan' orang yang disukainya duduk di kursi dekat kasurnya sembari menunggunya bangun, ia pun mulai bangun dan duduk di kasurnya itu, dan tersenyum pada Revan sembari berkata "Terimakasih, Tuan Revan. "
"Sama-sama" jawab Revan dingin, kemudian ia melanjutkan kalimatnya sembari mulai beranjak dari kursinya untuk keluar "Karena kau sudah bangun maka tidak ada lagi yang perlu aku khawatirkan, jadi aku permisi. "
"Tunggu Tuan Revan!, maafkan saya tentang yang tadi!, mohon dengarkan alasan saya du-"
"Tidak mau" jawab Revan dingin yang langsung memotong omongan Chelsea, lalu ia pun pergi ke luar kamar Chelsea dengan santainya.
"Dia benar-benar tak mau mems dengarkan aku yah?, tapi aku juga terlalu memaksakan sih.... " gumam kecil Chelsea setelah Revan pergi keluar kamarnya.
...~****************~...
Beberapa saat yang lalu sebelum Chelsea pingsan.....
Chelsea dan Revan sedang berlatih, karena Chelsea berkata dia ingin membantu Revan untuk bertarung, tapi tiba-tiba saat berlatih, Chelsea memeluk Revan, dia pun berkata....
"Anda ... saya menyukai anda, bisakah anda mendengarkan alasan saya sebentar saja?, mendengarkan cerita saya?. " menatap sendiri sembari masih memeluk Revan.
"Lepas! " menghempaskan tangan Chelsea "Aku tak mau tau apapun!, dasar cari perhatian! jangan ganggu latihan ku bajingan! . " teriak Revan dengan nada tinggi sembari tak sengaja mengeluarkan cakranya pada Chelsea.
"ukhh, padahal ... kau dulu adalah ... Penyelamat ku...." ucap Chelsea, Alhasil ia pun tertembak cakra tersebut dan jatuh tersungkur, dan mulai pingsan.
Revan yang kaget sekaligus sedikit merasa bersalah pun langsung menggendongnya dan membawanya ke kamarnya, juga menunggu Chelsea hingga bangun.
...~****************~...
Kembali ke saat ini, Chelsea beranjak dari kasurnya dan ia pun melihat ke jendela yang mengarah ke taman belakang, ia melihat Elleis yang membawa sebuah tas seakan-akan hendak pergi jauh, dan memakai jubah dengan kupluknya juga seakan ingin menutupi wajahnya....
...~****************~...
Kembali ke Elleis, ia melihat ke kanan dan ke kiri memastikan tak ada yang melihatnya kabur, terutama Revan, saat ia pikir semuanya telah aman ternyata dugaannya salah, karena Chelsea tiba-tiba muncul di depannya saat ia selesai memantau sekitar di belakangnya dan kembali menengok ke depan.
"Wah, wah~, kau mau kemana? ~" tanya Chelsea dengan nada tengil.
"Diamlah kau!, aku akan pergi dari sini sekarang juga! , dan jangan beritahu pada siapapun!, jagalah Revan baik-baik." ucap Elleis reflek mengatakan kalimat terakhirnya sembari menyenggol tubuh Chelsea hingga jalan terbuka untuknya.
"Jika kau seperti itu aku akan langsung kembali dan memberitahunya loh, jadi bagaimana jika kita bicara baik-baik dulu?, apalagi dengan kata-kata paling akhir yang kau ucapkan tadi? "jawab tengil Chelsea.
Mau tidak mau akhirnya Elleis pun menurut dan bertanya apa yang ingin Chelsea bicarakan dengannya dan apa yg Chelsea inginkan darinya, Elleis tanpa basa-basi karena ia terburu-buru.
" Satu hal yang akan aku katakan pertama-tama ... aku 'tidak menyukai Tuan Revan' jadi anda tak perlu cemburu begitu.... " menyeringai tengil.
"Hah?, siapa juga yang cemburu?, lagipula ... kau jika ingin menghibur aku berikanlah alasan yang masuk akal!, sudah jelas-jelas kau menyukainya dan sepertinya Revan juga sebentar lagi akan menyukaimu seiring berjalannya waktu..... "
Chelsea yang mendengar itu puji merasakan betapa keras kepalanya Elleis sehingga ia pun mencoba menceritakan sesuatu hal pada Elleis agar ia mengerti....
"Baiklah, karena kau keras kepala aku akan menceritakan sesuatu yang menarik padamu.... "
"Sebenarnya dulu.... "
...~****************~...
Di sebuah rumah....
Satu keluarga yang harmonis sedang menikmati makan siang mereka....
"Ayah, aku sangat senang karena sudah bisa menguasai kekuatan cahaya yang baru!, itu adalah kekuatan untuk bergerak dengan cepat seperti cahaya!, tapi aku baru bisa menggunakan sekitar sepuluh persen dari kekuatan itu, lalu aku pakai untuk membantu seseorang yang hampir tertabrak tadi!. " ucap seorang gadis cantik yang terlihat berusia belasan dan sangat ceria.
"Wah, kamu memang baik hati!, belajarlah yang rajin dan jadilah penyihir cahaya seperti ayah dan ibumu yah nak." ucap seorang pria yang merupakan ayah dari gadis itu sembari mengelus kepalanya.
"Ingat yah nak, berbuat baiklah, hanya orang yang sangat baik hati yang bisa mendapatkan kekuatan penyihir cahaya kau mengerti 'kan?,Chelsea? " ucap Ibu dari gadis itu yang ternyata adalah Chelsea.
Chelsea memanglah orang yang baik hati dan suka menolong.
Hari demi hari berlalu ... keluarga yang harmonis itu menikmati kebersamaan mereka... hingga tiba pada suatu malam....
BOOM!
Terdengar suara ledakan dari suatu rumah, dan itu adalah rumah Chelsea yang empat agak jauh dan sepi dibanding rumah tetangga lainnya.
Berbondong-bondong mengecek keadaan rumah itu, dan saat mereka datang situasinya seorang anak gadis dari keluarga itu yang sedang menangisi kedua orang tuanya yang mati terpenggal, dan rumah yang diselimuti segel aura kegelapan.
mereka memanggil para penyihir dan membuka segel aura kegelapan yang berbahaya dan mengevakuasi mayat serta anak gadis yang ditinggal orang tuanya itu, anak itu adalah Chelsea.
Hari demi hari berlalu ... Chelsea hidup dengan rasa sakit dan dendam terhadap pembunuh orang tuanya itu, sembari menunggu pembunuh itu ditangkap dan sidang dilakukan....
Dan selama itu pula Chelsea hidup di panti asuhan.....
Suatu hari pembunuh dari kedua orang tuanya itu pun berhasil ditemukan!
Lalu Chelsea pun dipanggil ke persidangan sebagai satu-satunya 'saksi mata' hal itu membuat Chelsea bersyukur, ia harus membuat pembunuh itu mendapatkan hukuman yang setimpal....
Tapi sayangnya ... hal yang ia inginkan itu tak terjadi....
Di persidangan...
"Aku ingat sekali, saat itu.... "
"Ayah! Ibu! " mataku membelalak melihat darah dimana-mana dan kepala ayah dan ibuku yang sudah... terpenggal.
"Malam itu... aku melihat si pembunuh, pria dengan topeng hitam, dia pun memberikan segel kegelapan pada rumahku dan pergi begitu saja... "
"meninggalkan aku yang hanya bisa menangis melihat jasad kedua orang tuaku... "
Ucap Chelsea sembari mengingat dan dan menceritakan kejadiannya.
hakim pun menimang-nimang apa yang telah terjadi, lalu ia pun bertanya pada si pembunuh tentang alasannya, si pembunuh berkata.
"Saya iri dengan si penyihir cahaya yang selalu diagungkan, jadi ... saya membunuh pasangan suami-istri yang merupakan penyihir cahaya hiks ... hiks ... saya tau saya salah" ucap pria itu sembari menangis menutup wajahnya.
"Lalu, saya melihat seorang gadis yang sepertinya adalah anaknya datang ke sini, dan itu adalah Nona Chelsea ... hiks ... hiks ... saya sangat pengecut karena tadinya ingin membunuhnya!, tapi saya tak melakukannya, saya tak tega jika harus membunuh gadis sekecil dia yang masa depannya masih jauh.... " ucap orang itu yang menutup mukanya tapi kemudian terlihat dari samping wajahnya sengaja menghadapi ke Chelsea dan ia tersenyum.
Hal ini tentu membuat chelsea kesal setengah mati. apalagi hakim kemudian hanya memberikan hukuman 2 tahun penjara dan itu merupakan keringanan dari membiarkan Chelsea hidup yang seharusnya 5 tahun penjara, ini membuatnya kesal karena tentu saja orang itu tidak tulus protes Chelsea tak di Terima namun sebelum hakim mengetuk palu kayunya seseorang datang...
dan dia adalah ... 'Revan'.
Revan pun melihat laporan kasus dan ia pun menggantikan hakim mengumumkan "Terdakwa diberikan hukuman Mati! " dengan sorot mata tajam hal itu membuat Chelsea sangat bersyukur dan menyukai Revan, kemudian Revan melanjutkan "Nyawa dibayar Nyawa, harta dibayar harta, hukum yang kerasa harus ditegakkan di negeri ini. "
semenjak itu Chelsea mulai berpikir bahwa ia menyukai Revan padahal sebenarnya itu hanyalah rasa kagum, ingin membalas budi, dan ingin diakui oleh Revan.
...~****************~...
Kembali ke Chelsea dan Elleis...
"Jadi ... karena itu kau ... seakan-akan mengejarnya dan menyukainya? " tanya Elleis.
"Iya, tapi aku sudah menyadari perasaanku yang sebenarnya, jadi akuilah Revan dan perasaan padanya, percayalah, dia hanya menginginkanmu" ucap Chelsea menepuk pundak Elleis, kemudian Elleis pun mulai menjawab meski dengan nada ragu....
"Itu.... "
BERSAMBUNG....
Note Author:
episode kali ini agak kepanjangan, tapi aku harus membuat momen-momen yang baiknya ditaruh di episode ke sekian...
Maaf kalau kepanjangan...
sampai jumpa di episode berikutnya....
si elleis galau karena chelsea nih.. tapi chelsea baik juga ya ikhlasin revan ke elleis dan dia juga nyerita masa lalunya yg dark ke elleis 😊👍
biasanya pembunuh itu dipenjara 15 tahun. ini settingnya di dunia fantasy buatan kakak atau terinspirasi dari negara mana gitu?
ceritanya keren kak!! 😊👍 aku kasih hadiah 😊