Muda, cantik dan seksi, tidak melulu membuat hidup seseorang baik. Buktinya Berta harus melakukan banyak hal gila agar bertahan hidup, mulai dari pura pura kesurupan, jadi wanita murahan sampai wanita tidak punya adab.
Tapi takdir mempertemukan dirinya dengan Wildan, Pengacara muda, tampan dan sukses tapi terjerat dengan kehidupan tiga keponakannya yang harus dia besarkan.
Simak kegilaan mereka bersama yok!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon khorik istiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23
Keluarga Paman Berta hampir melupakan keberadaan Berta. Satu satunya orang yang sibuk mencari Berta hanyalah Ken seorang. Semua teman teman Berta dia hubungi, nyatanya belum ada yang tahu keberadaan Berta, bahkan Clara pun tidak tahu. Sungguh aneh, cara Berta melarikan diri dari rumah.
Tapi Ken tidak kenal lelah. Obsesi nya terhadap Berta semakin menjadi jadi. Ken bahkan menyewa orang untuk bisa melacak keberadaan Berta. Dengan no ponselnya dia bisa melacak keberadaan Berta lewat GPS . Seorang hacker dengan mudah menemukan dimana Berta sekarang berada.
Jalan veteran, di sudut kota paling pinggir ternyata tempat Berta bersembunyi. Mengetahui alamat keberadaan Berta membuat Ken tersenyum senang. Seperti ada kupu kupu yang menggelitik dadanya. Dia seperti pemuda yang kasmaran dimabukkk kepayang.
Dipagi hari besok Ken berniat bertemu dengan sang pujaan hatinya. Ken mengira Berta pasti akan bahagia karena satu satunya keluarga yang perduli diri ya hanyalah dirinya seorang.
***
Pagi hari saat Berta akan berangkat, di depan gang kosan dia keluar ternyata Ken sudah mencegatnya.
Kepalang kaget sampai Berta sudah bersiap akan memukul Ken.
"Tenang Berta Tenang Sayang...."
Berta jijik mendengarnya. Ken selalu seperti itu, sadarkah bahwa Berta sangat tidak menyukainya.
"Sudah lama tidak bertemu, bukankah kamu merindukanku?"
Cuih... Berta ingin meludahi wajah Ken saja rasanya .
Berta melihat jamnya, dia akan terlambat jika terus berdebat dengan manusia satu ini.
"Minggir!" Berta berusaha menyingkirkan Ken dari hadapannya.
"Biar aku antar!"
"Tidak perlu!"
"Ayolah Berta jangan menolak, oke!"
Kesabarannya setipis tisu belah . Karena Ken tidak kunjung pergi, Berta membanting tubuh Ken ke tanah.
Aaargh... Ken mengerang kesakitan, segera setelah nya Berta pergi berlari menuju halte bis.
Tindakan itu Berta lakukan karena dia sudah kepalang jengkel.
Untungnya bis langsung datang dan Berta segera naik. Di dalam Bis Berta risau sebab Ken sudah tahu tempat dia tinggal. Akan susah jadinya jika terus seperti ini, tapi untuk pindah lagi juga rasanya tidak mungkin. Dia sudah membayar uang kosan satu bulan kontan. Rugi rasanya jika dia pindah tiba tiba.
Tiba di sekolahnya, Berta merasa semua masalah masih menumpuk. Tentu saja Theon kembali tidak bersekolah. Berta masih mengajar seperti biasa. Kelasnya masih tetap riuh dan tidak perduli dengan pelajaran Berta. Rasanya dia ingin keluar, tapi untuk sebulan ini, dia ingin bertahan. Dia juga sesekali membuka internet untuk mengetahui apakah ada lowongan pekerjaan. Dia butuh tempat kerja yang membuatnya waras tentu saja.
Di sisi lain, tanpa sepengatahuan Berta, Samuel telah merencanakan sesuatu terhadap Berta. Dia akan membuat perhitungan dengan guru itu. Hanya seorang perempuan belaka. Tanpa latas belakang keluarga. Samuel bebas bisa melakukan apa Saja. Dia akan menculik Berta dan melemparkannya untuk dipakai beramai ramai. Membayangkannya saja membuat pusakanya hampir berdiri.
Menunggu jam pulang sekolah berlangsung untuk mengeksekusi rencana jahatnya.
Tetttt..... Bell bunyi sekolah berbunyi menandakan jam pulang. Berta membereskan buku bukunya dan pergi keluar .
Dia pergi ke ruangan kantornya dulu untuk membereskan pekerjaan lainnya. Pekerjaan rumahnya akan sangat banyak mengingat tuntutan nilai kepada para siswa. Kalau tidak ada kemajuan tentu saja yang akan disalahkan dirinya. Jadi Berta hampir kehabisan akal untuk mengakali itu semua. Mencari solusi itu hampir tidak ada jika tidak ada kerja sama antar dua buah pihak. Para siswa tidak akan berubah jika itu bukan kemauan mereka.
Suasana sudah sepi sejak Berta memutuskan untuk pulang. Dia berjalan sendirian menuju halte.
***
Mobil import milik Wil melaju ke jalan Helium. Melewati sekolah keponakannya. Wil melihat wajah yang tidak asing. Guru Viona yang dulu masuk ke mobilnya. Wil menaikkan sebelah alisnya.
Mobilnya melaju dengan kecepatan sedang. Saat melihat spion mobil yang semakin menjauh. Tiba tiba saja Wil melihat sebuah mobil berhenti, keluar beberapa pria membungkam Berta dan membuatnya pingsan sebelum sempat melawan, lalu memasukkan ke mobil. Mata Wil melotot, doa baru saja menyaksikan sebuah adegan penculikan.
"Hentikan mobilnya!" Teriak Wil. Sang sopir kemudian mengerem mobil secara mendadak. Beruntung jalan tersebut sepi sehingga tidak terjadi adanya kecelakaan.
Wil melihat kearah mobil tersebut dengan panik.
"Ikuti mobil itu!"
Sopir menganggukkan kepalanya. Sedikit panik, Wil menghubungi bawahannya. Dia memberikan GPS untuk melacak dirinya dan segera menemui dirinya untuk menjadi bala bantuan.
"Sialan! Ada masalah apa sih wanita itu?" Gerutu Wil. Nafasnya masih tersengal sengal, padahal dia tidak sedang habis berlari. Karena merasa tercekik, dia membuka kancing jasnya, lalu melonggarkan dasinya.
"Jangan sampai kehilangan jejaknya!" Mendapatkan amanah dari sang majikan, sang sopir merasa beban berat menggelayuti pundaknya. Dengan fokus katanya terus tertuju pada mobil yang melaju kencang tersebut .
di tunggu kelanjutannya ya 😊
semangat 💪🏼👏🏼