NovelToon NovelToon
Nur

Nur

Status: sedang berlangsung
Genre:Janda / Selingkuh / Cerai
Popularitas:14.1k
Nilai: 5
Nama Author: Redwhite

Seperti artinya, Nur adalah cahaya. Dia adalah pelita untuk keluarganya. Pelita untuk suami dan anaknya.

Seharusnya ...

Namun, Nur di anggap terlalu menyilaukan hingga membuat mereka buta dan tak melihat kebaikannya.

Nur tetaplah Nur, di mana pun dia berada dia akan selalu bersinar, meski di buang oleh orang-orang yang telah di sinarinya.

Ikuti kisah Nur, wanita paruh baya yang di sia-siakan oleh suami dan anak-anaknya.

Di selingkuhi suami dan sahabatnya sudahlah berat, di tambah anak-anaknya yang justru membela mereka, membuat cahaya Nur hampir meredup.

Tapi kemudian dia sadar, akan arti namanya dan perlahan mulai bangkit dan mengembalikan sinarnya.

Apa yang akan Nur lakukan hingga membuat orang-orang yang dulu menyia-nyiakannya akhirnya menyesal?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Redwhite, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23

Di kediaman Bety, Nur yang semalam tidur karena kelelahan merasa tidurnya sangat nyenyak hingga dia bangun dengan tubuh terasa bugar.

Ia kembali menatap ponselnya dan berharap putra bungsunya menghubunginya, tapi harapannya pupus karena tak ada satupun panggilan atau pesan dari kedua anaknya.

Nur keluar dan segera menuju dapur. Kerongkongannya sangat kering karena kehausan.

Di tempat cucian piring banyak piring kotor bekas makan malam adik dan iparnya.

Nur memilih segera membersihkan semua itu, hitung-hitung membantu pekerjaan adik iparnya yang tengah hamil muda.

"Mbak?" panggil Sulton saat melihat keberadaannya.

"Eh, Ton, maaf ya semalam mbak ngga menemui kamu. Kenapa kalian ngga bangunin mbak?"

Sulton mengusap lehernya canggung. Semalam dirinya dan sang istri memang sengaja tak membangunkan Nur sebab mereka tak mau mengeluarkan uang lebih untuk membeli makanan untuk kakak mereka.

"Mbak tidurnya pulas banget. Maaf ya mbak, di rumah ini ngga ada kasur tambahan. Mbak ngga papa?"

"Kamu Ton, lupa apa kalau kita dulu bahkan biasa tidur di tikar?"

Sulton kembali tertawa canggung. "Ya kan itu dulu mbak, sekarang kan mbak biasa tidur di kasur empuk."

Keduanya lantas duduk di meja makan. "Kamu mau mbak buatkan kopi Ton?"

"Eh boleh mbak," jawab Sulton semangat.

Bagaimana tidak semangat, kopi buatan Nur itu sangat pas di lidahnya.

"Eh tapi ini kopi saset adanya Ton."

Sulton lantas menepuk dahinya. Dia lupa jika sang istri tak bisa meracik kopi yang enak. Mereka bahkan sering bertengkar karena itu dulu. Hingga akhirnya Sulton mengalah dan mau menerima masukan sang istri agar di buatkan kopi instan saja.

"Iya mbak, Bety ngga bisa buat kopi racikan. Buatkan itu aja mbak."

Nur lalu menyeduh air dan menyiapkan dua buah gelas untuk dirinya dan sang adik.

Gerakannya terhenti kala Sulton menginterupsinya, "Mbak mau buat apa?"

"Eh ini mbak mau buat teh Ton," jawab Nur bingung.

"Buat siapa? Bety? Ntar aja mbak, dia biasanya bangun jam tujuh, nanti dingin kan ngga enak," jelas Sulton.

"Emmm ... Bukan Ton tapi buat mbak, ngga papa kan?" tanya Nur cemas. Entah kenapa dia merasa sikap adik bungsunya juga berubah.

"Oh buat mbak."

Sulton lalu menunduk sembari jarinya mengetuk meja.

"Ya buat hari ini ngga papa deh mbak, tapi ... Besok-besok tolong yang irit ya mbak, mbak tahukan Ety lagi hamil, kita butuh banyak uang buat nyambut anak pertama kita."

Nur merasa miris dengan nasibnya. Dia sungguh tak menyangka jika adik-adik yang dulu di bantunya kini justru berubah perhitungan dengannya.

"Eh, maaf mbak jangan kesinggung dulu. Aku cuma mau kasih tahu aja mbak. Kalau mbak mau makan makanan di rumah ini ya ngga papa tapi tolong di perhitungkan ya mbak, takutnya udah abis sebelum aku gajian," jelas Sulton yang justru makin membuat Nur merasa jika keberadaannya menjadi beban sang adik.

"Maaf kalau mbak ngerepotin ya Ton. Mbak janji kalau nanti mbak dapat kerjaan, mbak akan segera pindah dari sini."

Sulton terbelalak, bukan itu maksudnya. Kalau sang kakak tiba-tiba pergi sebelum membagi uang hasil gono-gininya dia merasa rugi.

"Eh jangan gitu mbak, mbak boleh tinggal di sini kalau udah kerja juga, siapa tahu mbak mau bantu keuangan kami," ucap Sulton sembari terkekeh.

Nur hanya bisa membalas ucapan sang adik dengan senyuman tipis. Ternyata semua harus karena uang dirinya bisa benar-benar di anggap keluarga oleh adiknya.

Tak ingatkah Sulton dulu jika biaya pernikahannya semua Nur yang membiayai. Bahkan uang mahar yang di minta oleh Bety juga cukup besar kala itu, semua memakai uang dirinya.

Namun lihatlah kini, bahkan hanya teh dan guka saja Sulton mulai perhitungan dengannya.

"Kamu bantu mbak cari kerja Ton, siapa tahu ada pekerjaan yang cocok dengan umur mbak sekarang."

"Mau kerja apa mbak, orang tamatan SMA kaya mbak, kalau ngga jadi buruh pabrik ya pembantu. Lagian kenapa ngga minta uang sama Mas Pam sih mbak!"

Bahkan tanpa bertanya tentang perasaannya saat berpisah dengan suaminya, yang di ributkan Sulton hanya uangnya saja.

Tiba-tiba alarm di ponselnya berbunyi. Sulton buru-buru masuk ke dalam kamar mandi hendak membersihkan diri.

"Mbak aku mau mandi dulu. Oh iya, tolong bantu-bantu di rumah ya mbak, soalnya Ety kan lagi hamil muda kasihan takut kecapean."

Selepas kepergian Sulton, Nur mendapat panggilan telepon dari Zahra. Perasaan Nur campur aduk takut terjadi sesuatu yang buruk pada keponakannya.

"Assalammualaikum mbak? Gimana di rumah Sulton mbak baik-baik aja kan?"

"Wa'alaikumsalam, alhamdulillah baik Ra," jawab Nur dengan perasaan lega.

"Maafin Zahra ya mbak, Zahra ngga bisa nolongin mbak," lirih Zahra.

"Kamu jangan ngomong gitu Ra. Mbak yang enggak enak karena udah nyusahin kamu. Gimana keadaan Cici Ra?"

"Cici baik mbak. Maafkan ibu sama mas Farid ya mbak. Mbak di terima dengan baik sama Sulton dan Bety kan mbak?

"Iya Ra, mereka nerima mbak kok. Tapi mbak tetap aja harus cepat-cepat cari kerja Ra, mbak ngga mau nyusahin, apalagi mbak ngga punya apa-apa, kamu tahu sendiri bahkan mas Pamungkas ngga mau berbagi hartanya sama mbak."

Ingin rasanya Nur mengungkapkan keluh kesahnya tentang adik keduanya dengan Zahra. Namun ia tak ingin membuat Zahra kepikiran.

Tanpa Nur sadari, Bety yang baru saja bangun mendengar percakapannya.

"Jadi mbak Nur ngga dapat harta dari mas Pam? Rugi dong aku nampung dia. Aduh harus cepat-cepat cari cara ngusir mbak Nur!"

Bety lantas berbalik kembali menuju kamarnya. Sulton yang tengah bersiap, mengernyit heran dengan wajah sang istri yang berubah cemberut.

"Kenapa sayang? Kok cemberut gitu?"

"Mas tahu ngga ternyata mbak Nur katanya ngga dapat harta gono gini."

"Hah kok bisa!" pekik Sulton tak kalah terkejut.

Bety langsung membekap mulut sang suami karena khawatir kakak iparnya mendengar pembicaraan mereka.

"Ishh, berisik mas!"

"Maaf-maaf. Terus gimana? Ngga mungkin kita nampung mbak Nur kalau begini. Mas takut pengeluaran kita membludak."

Keduanya lantas terdiam dengan pemikiran masing-masing.

Tiba-tiba sebuah ide keluar dari benak Sulton. "Ya udah biarin aja Dek. Hitung-hitung buat bantu-bantu kamu di rumah. Dari pada kita bayar pembantu kan mahal. Kalau pakai mbak Nur kan gratis," ucap Sulton antusias.

Namun Bety seperti nampak keberatan, tapi tak dipungkiri dirinya memang cukup kepayahan di kehamilan mudanya.

.

.

.

Lanjut

1
Jumi Saddah
perjalanan nur menuju sukses masih jauh deh,,turun naik menanjak,,penuh drama dan air mata trus penuh dgn hinaan dan cacian,,maka itu nur di tempa menjdi kuat dn tegar,,
Viela
semoga aja adik km bisa sadar zahra
Desi Belitong
aduh nur kenapa kamu bodok banget nur nur geretan aku bacanya
Desi Belitong
jangan mau mbak saudaramu jahat banget
Desi Belitong
ya allah gunanya adik2nya waktu susah di bantu ketika kakaknya susah tidak ada yang mau bantu/Sob//Sob/
sofiah sudjai
lanjut thor
Viela
tolongin nur ni'am kasian dia
Jumi Saddah
ini perjalanan si nur amat berkelok kyak roll coster,,,ya semoga nanti nya nur bener2 menemukan kebahagian dan menjdi sukses,,,
Arga Putri Kediri
jalan nur menuju sukses...ato bangkit
Nurlela Nurlela
typo gelas
Noor Dech
nur..
namaku thor🤭
Viela
dasar sahabat aneh
Susi AYANA
diihhh anehhhh
Arga Putri Kediri
kpn Thor nur bangkit jadi wanita kuat
Susi AYANA
dihhh najong punya ade kae gitu, amit2x
Viela
adikny gk berperasaan seperti kacang lupa kulitny
Arga Putri Kediri
sabar nur
Viela
dasar sisil wnita tk punya malu
Arga Putri Kediri
kok sgt menderita nur thor
Viela
owalah nur kasian km
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!