" Maaf Al, kita nggak bisa lanjutin hubungan kita ini."
Sakit hati Alna, tiba-tiba diputuskan oleh sang tunangan yang merupakan seorang tentara. Tanpa ada alasan yang jelas, hubungan yang sudah berjalan 3 tahun itu pupus begitu saja.
Sebenarnya Alna bukan lah korban "Hallo Dek!", karena dia juga merupakan seorang tentara. Ia dan Bimo berada di kesatuan yang sama.
Untuk mengobati sakit hatinya, Alna mengusulkan dirinya sendiri untuk pergi melakukan tugas sebagai seorang dokter di sarang mafia besar yang disinyalir mendanai perang. Tapi siapa sangka sang mafia malah jatuh cinta kepada Alna.
" Aku akan terus mengejarmu meskipun kau menolak ku. Aku bahkan rela membuang semua ini asalkan kau mau menerimaku." Ahmed Yusuf Subrata.
" Tapi aku adalah orang yang ingin menangkap mu." Alna Gyantika Kalingga
Bagaimana kisah cinta Mayor Alna?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tentara dan Mafia 12
" Dokter Alna Bellona, betul?"
" Be-betul."
" Saya adalah Ted, saya ditugaskan oleh Tuan Yusuf untuk menjemput Anda."
Alna mengangguk, dia menunjukkan sikap yang kikuk. Sebuah kaca mata dipakai olehnya sebelum pesawat mendarat. Rambut nya yang aslinya lurus dibuat ikal dari atas sehingga kesan sebagai seroang dokter yang pintar namun tidak menarik dari segi wajah bisa dilihat.
Alna memang sengaja menggunakan ide penampilan tersebut karena agar bisa melepaskan identitas aslinya dengan sempurna. Ketika dia melihat pantulan dirinya di cermin maka dia akan melihat bagaimana dirinya yang sekarang sebagai Alna Bellona.
Sepanjang perjalanan Alna melihat keluar jendela. Sorot matanya menampilkan ketakjuban yang jelas bisa dilihat oleh Ted.
" Apa Dokter belum pernah pergi ke sini?"
" Be-belum, Tuan," jawab Alna sambil menggelengkan kepalanya cepat. " I-ini pertama kalinya bagi saya," imbuhnya.
Ted melihat dengan maklum. Tidak semua orang memang bisa bebas keluar negeri.
" Ah iya, apa Anda memang gagap, Dokter?"
" Ah i-itu sebenanya ti-tidak. Saya hanya karena gugup saja begini. Nanti lama-kelamaan juga hilang kok. Maaf karena membuat Tuan tidak nyaman."
" Tidak masalah Dokter Alna. Anda tidak perlu takut. Bos yang akan jadi pasien Anda nantinya, Anda juga tidak perlu takut karena dia orang yang baik. Ya kejam juga sih kalau diperlukan," ucap Ted santai.
Dia mengucapkan kalimatnya yang terakhir dengan sangat lirih. Dan Ted tidak tahu bahwa Alna memliki pendengaran yang begitu tajam jadi Alna mendengar jelas apa yang Ted gumamkan soal Yusuf.
" Kejam? ya namanya juga mafia jadi lumrah saja kalau kejam," ucap Alna dalam hatinya.
Gadis itu saat ini tengah memikirkan seperti apa Ahmed Yusuf Subrata itu. Dari profil yang diberikan oleh atasannya, Yusuf tampak memiliki dua sisi memang. Satu sisi sebagai pengusaha sukses yang banyak menarik hati para wanita dibalik sikap kejamnya. Lalu di sisi ain sebagai seorang ketua Black Hunter yang kejam dan berdarah dingin.
" Anu. Tu-tuan Ted~"
" Panggil saya Ted saja, Dok. Saya lebih nyaman begitu tanpa embel-embel Tuan."
" Oh ya baiklah. Tuan Ted, seperti apa Tuan Ahmed itu?"
Ehmm
Ted tidak langsung menjawab. Pria yang berusia sekitar 30 tahunan tersebut malah seperti sedan berpikir akan sesuatu.
" Bos Yusuf adalah orang yang baik."
" Ya?"
Alna terkejut saat mendengar ucapan dari Ted. Orang yang baik? padahal jelas sekali tadi Ted juga mengatakan bahwa Yusuf merupakan orang yang kejam. Alna menjadi bingung dengan dua pernyataan yang saling bertolak belakang itu.
" Maaf Dok, saya kesulitan untuk mendeskripsikan Tuan saya. Anda bisa menyimpulkannya nanti ketika Anda bertemu dengannya."
Alna hanya menganggukkan kepala. Dia tidak harus kukuh mencari tahu sekarang melalui pria yang bernama Ted. Tidak ada tugas yang bisa diselesaikan dengan cara terburu-buru.
Ya, Alna harus pelan-pelan. Lagi pula sepertinya ini akan menyenangkan. Dan satu hal yang tidak akan pernah Alna ketahui nanti karena baginya Yusuf akan sangat menyebalkan. Dimana sikap itu hanya terkhususkan padanya saja.
Ckiiiit
Sebuah rumah besar dan megah yang ada di depan mata Alna ini sebenarnya sudah pernah Alna lihat, namun dia harus pura-pura takjub. Berakting sebaik mungkin adalah salah satu cara untuk keberhasilan misinya.
" Hmmm ada apa aja ya di dalam sana?" Alna bertanya dalam hati. Mengingat rumah atau markas neneknya dulu yang juga merupakan mafia memiliki banyak barang yang menarik.
" Apa ini Dokter yang baru, Ted?"
" Benar Ameh. Dokter Alna, perkenalkan ini Ameh Aatirah. Beliau adalah pengurus rumah tangga di kediaman ini. Beliau juga yang selama ini mengawasi kesehatan Tuan Yusuf. Jadi mulai dari sini Anda akan bersama dengan Ameh. Aah iya hampir lupa, Anda harus saya bawa dulu untuk menemui Tuan Yusuf. Ameh, sebentar ya."
Alna memberi salam dengan senyum dan sedikit membungkukkan tubuhnya kearah Aatirah. Dan Aatirah membalas senyum itu. Sepintas Alna bisa melihat bahwa wanita paruh baya yang mungkin seusia dengan ibunya adalah wanita yang baik dan ramah.
Ceklek
Krieeeet
" Tuan, Dokter Alna sudah sampai."
Pertama kali bagi Alna melihat langsung wajah Yusuf. Persis seperti rumornya, pria itu memiliki ketampanan diatas rata-rata. Wajah khas timur tengah dan tetap ada asianya nya. Sepetinya gen yang dibawa ibu lebih kuat sehingga wajah kearab-arabannya lebih menonjol.
Hidung mancung, bola mata berwana coklat keabuan, garis rahang yang tegas, dan rambut hitam nan halus. Jangan lupakan bulu halus di sekitar wajah. Memang tampan, sehingga membuat wanita yang melihatnya pasti akan tertarik.
" Selamat datang Dokter Alna Bellona. Semoga kamu merawat ku dengan baik ya?"
" Te-terima kasih Tuan Yusuf. Mo-mohon kerjasamanya."
Alna diminta duduk, sebuah surat kontrak diberikan kepadanya. Alna membacanya dengan seksama. Tidak ada yang janggal dalam surat kontrak itu. Hanya ada satu hal saja yang mana memang itu tidak boleh dilakukan sebagai seroang dokter, yakni menyebarkan informasi tentang penyakit pasien.
Alna mengambil pena yang ada di meja. Dan dia bersiap untuk menandatanganinya.
Namun, sebuah ucapan dari Yusuf membuat tangannya berhenti bergerak.
" Dokter, Anda sungguh yakin akan bersama denganku selama satu tahun ini? Dalam kontrak itu tertulis bahwa Anda akan merawat ku selama satu tahun, jadi apakah Anda bersedia?"
" Ya? Oh Ten-tu saja. Itu adalah kontrak kerja saya. Ja-jadi saya akan melakukan selama kontrak saya."
" Baiklah, aku senang mendengarnya. Semoga Anda tidak kabur duluan ya, Dok."
Yusuf tersenyum lebar, Alna tidak mengerti mengapa Yusuf tersenyum seperti itu. Ia merasa ada sesuatu yang aneh dalam senyum dan tatapan pria itu kepadanya.
" Sekarang Anda bisa bertemu dengan Ameh untuk mengetahui perihal rekam medis saya. Setelah itu silakan Anda datang ke kamar saya untuk memeriksa."
" Baik Tuan."
Alna bangkit dari duduknya, ternyata Ameh Aatirah sudah ada di depan pintu dan siap membawa Alna pergi.
Ya dia langsung bekerja rupanya. Namun itu tidak masalah karena baginya semakin cepat bekerja semaki bagus dan informasi yang di dapat juga semakin banyak.
" Bos, kok aku merasa aneh ya?" tanya Ted pada Yusuf setelah Alna pergi dari ruangan.
" Aneh apa?"
" Itu, cara bos menatap Dokter itu. Sepeti Bos pernah mengenal sebelumnya."
" Apa iya, itu hanya perasaanmu saja. Sudah sana, siapkan kamar yang nyaman. Oh iya, cari kamar yang dekat dengan kamar ku agar lebih mudah untuk memanggilnya."
" Apa?"
Lagi-lagi Ted dibuat bingung dengan sikap tuannya yang mendadak begitu memerhatikan seorang wanita. Padahal banyak wanita cantik yang selama ini mencoba mendekatinya, namun satu pun tidak ada yang bisa menarik perhatiannya.
Akan tetapi dokter yang berpenampilan biasa-biasa saja ini, nampaknya membuat Yusuf tertarik.
" Selera Bos agaknya memang aneh. Tapi ya bagus, akhirnya ada juga wanita yang diliriknya. Hanya saja kenapa ya?"
TBC
semangat ya