NovelToon NovelToon
As You Wish

As You Wish

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Fantasi Wanita
Popularitas:5.6k
Nilai: 5
Nama Author: Unik Muaaa

"Lo gak seistemewah itu."
"Kalau begitu jangan ikut campur urusan gue!."

^-^

Karelio Nathanael
Mantan terberengsek sekaligus mantan terindah bagi Desya.
Mereka sudah berstatus mantan, tetapi tetap saja cowok itu berkeliaran di sekitar Desya seakan Desya adalah pusat hidupnya.

Adesya Sakura Atmaja
Julukan Queen Bee juga sesuai dengan arti nama Adesya 'anak perempuan raja', Bukan hanya dari keluarga old money, Desya juga cantik dan mempunyai otak yang diatas rata-rata sehingga dia selalu dieluh-eluhkan.

Desya mempunyai saudara kembar yang supportif dan menjadi garda terdepan untuknya.

Elio merasa Desya, perempuan yang terlalu sempurna untuk Elio yang bukan siapa-siapa.
________
Dan cerita ini tentang Desya dan orang-orang yang memiliki peran penting dihidupnya. Bahkan sosok Elio yang hanya mantan, susah untuk dihilangkan dari ingatan karena susah untuk di enyahkan.

"As you wish, terserah kamu mau apa!."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Unik Muaaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dreaming of Me

Desya kembali menguap, kantuk benar-benar mulai bergelayut di kelopak matanya sehingga mau tidak mau Desya hatus menghentikan laju motornya didepan minimarket rang menyediakan gerai kopi, membeli beberapa cemilan dan segelas kopi seduh sebelum duduk dikursi yang tersedia didepan minimarket tersebut.

Namun segelas kopi tak membuat Desya terjaga, gadis itu masih mengantuk, akhirnya Desya memutuskan untuk mengirim pesan pada Ares agar menjemputnya dengan seorang teman untuk membawa motornya dilokasi yang sudah dia kirim. Desya memeluk ranselnya sebelum menelungkupkan kepalanya diatas meja dengan mata terpejam sudah tidak perduli lagi dimana dia berada.

Sejak Desya melepas helm full facenya tadi, wanita itu mengurungkan niatnya untuk keluar dari minimarket itu. Memperhatikan Desya sejak tadi hingga Desya menelungkupkan kepalanya dimeja.

Memastikan jika Desya sudah tertidur, wanita itu duduk didepan Desya. Menatap Desya dengan tatapan lembutnya, dan tersenyum simpul, tanganya menyalakan ponselnya untuk melihat jam, sudah tujuh menit lalu dia minta untuk dijemput, sepertinya orang yang akan menjemputnya sebentar lagi akan datang.

Dan benar dugaannya, pria yang ditunggunya sudah datang. Turun dari mobil dan berjalan kearahnya dengan senyum.

"Ibu, kena ..."

"Suttt ... Dia tidur."

Pria itu menoleh kearah tunjuk sang Ibu lalu membulatkan mata, menatap Desya yang tertidur tidak tahu tempat.

"Elio, dia Desya ya?."

Kepala Elio menoleh pada sang Ibu, tidak mengangguk ataupun menggelengkan kepal.

Elio, ya ... Pria itu adalah Elio, dan wanita yang sejak tadi memperhatikan Desya dari kejauhan adalah Savira.

Minimarket itu sangat dekat dengan rumah Baskara, Elio sempat bertanya-tanya saat menerima pesan dari Savira yang memintanya untuk segera menjemput wanita itu dengan mobil. Biasanya Savira selalu memilih berjalan kaki dari pada menggunakan kendaraan.

"Kenapa dia disini?" Tanya Elio berdiri disamping Desya dan menatap gadis itu lekat.

"Dia sepertinya kelelahan" Savira terkekeh kecil setelahnya, tidak habis pikir jika Desya bisa tidur disembarang tempat seperti sekarang ini. "Kamu antar sana, kamu tau rumahnya kan?. Motornya biar nanti supir yang nganter kerumah Desya."

Elio tidak langsung mengiyakan, dia menggoyang-goyangkan bahu Desya pelan. "De, Adesya ... Hei bangun ...."

"Emm ..."

Desya hanya bergumam merasa terganggu tampa membuka matanya.

Savira kembali terkekeh pelan, dia menepuk lengan Elio pelan, "jangan dibangunkan kasihan, sudah bawa aja sana."

Elio menghela nafas pasrah memutuskan untuk mengikuti saran Savira.

Bahkan ketika Elio mengambil secara perlahan kunci motor yang Desya genggam, Desya tetap tidur seakan tidak terusik, membuat Elio gemas sampai mengulum senyumnya.

"Ini kunci motor Desya ya Bu, Elio nganter Desya dulu."

"Ibu bantu buka pintu mobilnya."

Savira bergegas kearah mobil Elio, membuka pintu depan samping kursi kemudi dan mengatur posisi kursi tampa kesulitan, seakan Savira tidak katrok dengan mobil mewah.

^-^

Tidak cepat dan tidak pelan juga Elio mengendarai mobilnya, sesekali dia menatap wajah Desya yang tenang terlihat sangat pulas, bahkan Elio menghabiskan waktu untuk menunggu warna lampu merah berubah hijau hanya untuk menatap Desya yang tertidur.

Dadanya berdesir bahagia kembali melihat Desya dimobilnya, duduk disampingnya, menemaninya saat menyetir meski gadis itu tertidur begitu lelapnya dan meski hanya sebentar ... Elio cukup bahagia.

Saat sampai didepan rumah Desya, Elio menurunkan kaca pintu mobil, satpam yang menjaga rumah Desya yang mengenalnya langsung membuka pagar, membiarkan Elio memasuki halaman rumah.

Buru-buru Elio mengetuk pintu lalu kembali ke mobilnya, membuka pintu mobil disamping Desya dan kembali menggendong gadis itu dengan bridal seperti tadi. Tepat kala Elio membalikkan badan dengan Desya dalam gendongannya, tubuh Elio menegang melihat Renald berdiri menatap tajam pada Desya lalu beralih menatap penuh amarah pada Elio.

"Sayang siapa yang ..."

Kalimat Olivia menggantung kala menatap Elio yang menggendong Desya yang sedang tertidur.

"Kamu apakan anak saya" desis Ronal dengan nada rendak penuh tekanan.

"Saya tidak berbuat apa-apa Om, Adesya tertidur didepan mini market, saya hanya mau mengantarkan ..."

"Kamu ja ..."

"Daddy" Olivia tidak memberikan Renald kesempatan untuk memotong penjelasan Elio, "biarin Elio tidurin Ura dulu dikamarnya baru interogasi dia."

Ronald berdecak, memberi jalan agar Elio memasuki rumahnya dan membawa Desya kekamarnya, tidak mempunyai niatan untuk mengambil Desya dsri gendongan Elio, Ronald malah membiarkan anak itu menaiki tangga dengan Olivia yang berjalan didepan Elio.

Samapi dikamar Desya, Elio tidak langsung meletakkan Desya ditempat tidur, dia terpaku pada suatu benda kecik diatas nakas, tepat disamping kasur Desya.

Dada Elio semakin bergemuruh rasanya, serasa sesak bahagia, bahkan ingin rasanya Elio berteriak meluapkan kebahagiannya.

Perlahan Elio meletalkan Desya diatas kasur, melepas sepatu gadis itu dan menyelimutinya, terlihat begitu telaten, dan segala tindakan Elio tidak luput dari perhatian Olivia yang berdiri tidak jauh darinya.

Elio duduk dipinggir kasur Desya, menatap wajah gadis itu dalam.

"Elio bisa disini dulu Mum?" Pinta Elio lirih, lalu menoleh penatap Olivia dengan mata memohon, "hanya sebentar saja, boleh?."

Sebenarnya leher Elio terasa tercekik melontarkan permintaan itu pada Olivia, Elio masih ingin menatap Desya, sebelum kembali menjaga jarak dengan gadis itu.

"Pintunya gak akan aku tutup, aku gak akan macam-macam."

Ada sesuatu yang dapat Olivia tangkap secara jelas, membuat Olivia tersenyum dan mengangguk pelan. "Pintunya Mummy tutup, Mummy didepan, jangan lama-lama nanti Daddy nyusul."

Kepala Elio mengangguk dengan cepat, dan dia tersenyum lebar.

Setelah Olivia keluar dan menutup pintu, Elio kembali menatap wajah Desya, tangannya terulur menangkup sebelah pipi Desya, ibu jarinya mengelus pipi Desya lembut.

"Em ..." Desya bergumam merasa terganggu.

Perlahan mata Desya terbuka, pergerakan tangan Elio terhenti namun tidak menarik tangannya menjauh.

Mata Desya mengerjab beberapa kali untuk menormalkan penglihatannya. Kepala Desya miring kekanan dan kekiri, salah satu kebiasaan Desya selain mengetuk-ngetukkan ujung jari telunjuknya jika sedang berfikir keras.

"Welcome to my dream" gumamnya, "again" lanjut Desya sebelum kembali memejamkan matanya dan memiringkan tubuhnya, menjadikan tangan Elio bantal.

Ada perasaan haru, bahagia dan sedih yang menggulung menjadi satu, begitu menyesakkan dada Elio. Bahkan tampa terasa air mulai membasahi pipinya.

"Thank you for always dreaming of me, Ade."

Elio tidak pernah terfikir, Desya akan memimpikannya.

Elio tidak pernah terfikir, beberapa boneka babi pemberian Elio masih menghiasi kamar Desya.

Elio tidak pernah terfikir, Desya akan menyimpan foto mereka berdua, meski wajah Elio dalam foto yang diletakkan diatas nakas itu memilik taring, jenggot dan matanya yang berubah warnah merah menutupi sebagian wajahnya, tapi itu cukup membuat Elio sangat amat bahagia.

Jangankan Desya yang menyangka Elio adalah mimpi, Elio sendiri saja masih ragu jika apa yang terhadi malam ini, nyata adanya.

^-^

.

Hayu ....

Budayakan meninggalkan jejak 👍💬 setiap kali selesai membaca 🥰

Terima kasih udah mampir🙏

Lope you 😘

Unik_Muaaa 💋

1
evi nurazizah
lanjut thor
amora: semangat kk💪🤗
amora: semangat kk🤗
total 3 replies
bebby vie
rencana berapa episode Thor
Unique: Masih belum tahu 🤗 karena sejauh ini masih 1 konflik yang kebuka uppsss ... 🤭

Terima Kasih sudah mampir 🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!