NovelToon NovelToon
JANGAN KELUAR MAGRIB

JANGAN KELUAR MAGRIB

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Spiritual / Duda / Tumbal
Popularitas:158.5k
Nilai: 4.7
Nama Author: Desy kirana

Lintang yang baru pulang ke kampung halamannya setelah 2 tahun merantau ke kota menjadi baby sitter merasakan kampungnya sangat mencekam. Ia melihat sosok mahluk menyeramkan saat Maghrib karena tidak percaya dengan cerita Doni bahwa kampungnya sedang terjadi teror oleh hantu Seruni.
Siapa Seruni sebenarnya, mengapa ia meneror warga kampung Sedap Malam?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desy kirana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23

Flashback.

"Lintang, kamu mau berangkat ngaji ya." tanya Andre yang ketika itu baru pulang dari les di sekolahnya, sekitar pukul 4 sore. Ia melihat Lintang memakai baju muslim pink dan jilbab pink dengan rok hitam polos membawa Al-Qur'an.

"Eeh, kamu baru pulang ya ndre, iya aku mau les. Aku mau ke rumah Sulis dulu. Kamu ngapain kesini, bukannya arah rumahmu searah rumah Sulis ya." kata Lintang.

Andre tersenyum malu dan menggaruk tengkuknya.

"Aku mau ngasih ini buat kamu, selamat ulang tahun ya, maaf aku telat ngucapinnya. Heheh." jawab Andre, lalu menyerahkan kotak kecil di bungkus kertas kado bergambar beruang. Lintang menerimanya dan mencebikkan bibirnya.

"Dasar, pasti lupa lagi. Kamu itu teman macam apa lah, tiap temennya ulang tahun pasti lupa terus. Untung aku nggak marah kaya Sulis. Tapi omong-omong, makasih ya kadonya." kata Lintang dan membukanya. Ia tersenyum ketika melihat Andre menghadiahi nya sebuah bross berwarna pink dengan bentuk kupu-kupu.

"Maaf deh, aku kan mau ujian. Jadi benar-benar lupa kalo kemarin kamu ulang tahun. Tapi kamu suka nggak kado nya?" tanya Andre serius.

Lintang menganggukkan kepalanya dan tersenyum. "Suka, ini bagus. Langsung aku pake ya." kata Lintang dan menyerahkan Al-Qur'an nya pada Andre dan memasang brosnya pada jilbabnya.

"Gimana, bagus nggak?" tanya nya.

Andre tersenyum dan mengacungkan jempolnya.

"Bagus dong, siapa dulu yang milih. Kali ini aku beliin kado dengan versi lain, habisnya bosen aku liat kamu pake hello Kitty Mulu." kata Andre tertawa. Lintang ikut terkekeh dan mengambil kembali Al-Qur'an nya.

"Itu kan kesukaanku, ya udah, sekalian jalan ke rumah Sulis yuk, nanti aku telat ngajinya." kata Lintang dan mereka kembali berjalan menuju rumah Sulis. Rumah Sulis dan Andre berdekatan. Hanya rumah Lintang yang terletak sedikit lebih jauh dari rumah para tetangga lainnya.

Off

Andre menatap beberapa lembar foto yang di cetak oleh Lintang, di foto yang berada di dalam kotak itu berukuran lebih kecil dari foto yang tertempel di dinding. Ia melihat Lintang dan Sulis memakai seragam SMA mereka. Lintang dari kecil memang berkulit putih, itu karena bapaknya asli suku Lampung sedangkan ibunya suku Jawa. Jika di lihat-lihat, Lintang ternyata sangat manis, cantik yang natural tidak membuat Andre bosan menatapnya.

"Kenapa aku baru sadar ya kalo Lintang ini cantik, ha ha ha." kata Andre bermonolog dan tertawa sendiri.

ia mengambil satu lembar foto Lintang yang sendirian sedang berdiri di balik pagar tanaman di depan kelasnya berpose dengan 2 jari di depan matanya. Andre menyimpan foto Lintang ke dalam dompetnya, ia letakkan di belakang foto istrinya.

"Haduuuh, hari gini masih jaman ya nyimpen foto di dalam dompet." kata Andre lagi sambil tersenyum. Ia kembali melihat barang-barang yang pernah ia berikan pada Lintang dulu. Semua lengkap tersimpan di dalam kotak tersebut. Setiap mengambil satu barang, Andre menerawang ke kejadian dimana ia memberikan barang tersebut.

Dikota.

Saat ini Lintang sedang berkeliling di dalam rumah Doni, sepulang dari hotel pagi tadi, Doni langsung berganti pakaian dan kembali pergi ke kantor, Lintang sangat bosan berada di dalam rumah sendirian. Ia memutuskan untuk berkeliling rumah Doni yang besar namun hanya ia tinggali sendirian.

"Hhh, memangnya Doni nggak takut ya tinggal di rumah sebesar ini sendirian." gumam Lintang menatap untaian lampu kristal di tengah-tengah langit-langit rumah dari pagar balkon lantai 2.

Lintang memutuskan untuk berjalan-jalan ke mall untuk mencuci mata. Tapi sebelum itu ia menghubungi Doni terlebih dahulu.

"Halo Don," sapa Lintang.

"Ya, ada yang bisa saya bantu?" terdengar suara wanita dari seberang telepon membuat hati Lintang galau

"Emm, mbak maaf. Ini ponsel Doni kan?" tanya Lintang sopan.

"Benar, saya asisten pribadi pak Doni. Ada yang bisa saya bantu mbak?" tanya wanita itu ramah.

"Emm, kalo boleh saya mau bicara sama Doni mbak, sekarang."

"Baik, mbak tunggu sebentar ya."

Lintang menunggu, ia mendengar wanita tersebut seperti mengetuk pintu dan memanggil Doni dengan sopan.

"Ada apa?" terdengar suara Doni dingin, dan membuat Lintang tersenyum.

"Ada seseorang yang menelpon ke ponsel anda dan ingin berbicara." kata asisten Tersebut.

"Siapa?" tanya Doni kembali dengan nada dingin.

"Lintang." kata wanita itu. Mendengar nama Lintang, Doni tersenyum. Ia yang sedang menatap layar monitor dan terlihat serius, segera tersenyum dan melepaskan kacamata anti radiasinya.

"Kemarikan ponselnya, dia kekasihku. Lain kali aku kenalkan. Kamu boleh keluar." kata Doni dan mengibaskan tangannya ketika sudah menerima ponselnya.

"Permisi pak." kata wanita itu tersenyum ramah dan membungkuk hormat lalu menutup pintu ruangan Doni.

"Ada apa sayang." kata Doni dan membuat Lintang kembali berbunga-bunga.

"Aku bosan Don, ingin pergi ke mall. Boleh ya." pinta Lintang. Doni mengusap dahinya.

"Mau ngapain ke mall, memangnya kamu punya uang?" tanya Doni tersenyum.

"Ngejek, ya punya lah. Aku kan kerja 2 tahun gajinya aku simpen. Jadi tabunganku banyak, tapi ini untuk biaya kuliah sih, aku nggak mau belanja kok, cuma pengen makan ramen sama lihat-lihat aja cuci mata. Aku beneran bosen di rumah aja." kata Lintang. Mendengar penjelasan Lintang Doni terkekeh.

"Berapa nomor rekeningmu?" tanya Doni.

"Haah?" Lintang masih belum mengerti.

"Berapa nomor rekeningmu Lintang, berikan padaku." kata Doni mengulangi.

Lintang lalu menyebutkan nomor rekening miliknya.

Setelah mencatat nomor rekening Lintang, Doni mengangkat gagang telepon.

"Tunggu sebentar ya, jangan di matikan aku ingin berbicara dengan asisten ku."

Doni memerintahkan asistennya untuk mentransfer sejumlah uang ke rekening Lintang. Setelah beberapa menit, ponsel lintang menerima notifikasi dari m-banking.

"Doni!" seru Lintang.

"Ada apa?" tanya Doni datar.

"Kamu ngirimin aku uang?"

"Hmmm, gunakan uang itu untuk kebutuhanmu. Mulai sekarang aku akan mengirimkan uang sejumlah itu setiap bulan untuk kebutuhanmu, dan jika nanti kamu mau kuliah, aku juga akan membiayainya." kata Doni. lintang tersenyum senang, tapi ia juga malu.

"Don, aku senang. tapi aku juga malu, kalo aku Nerima uang ini, aku takut di bilang matre." mendengar perkataan Lintang Doni tertawa.

"Ha ha ha, siapa yang berani mengatakan kamu matre, katakan padaku biar aku buldoser rumahnya. Aku memberikan karena merasa bertanggung jawab pada dirimu. Kamu sudah mau melayaniku, apa salahnya aku mencukupi kebutuhan mu. Gunakan uang itu sesukamu, aku tidak akan menanyakan untuk apa. Itu sudah menjadi hakmu." kata Doni.

Lintang tersenyum bahagia. Seperti wanita pada umumnya yang akan bahagia jika kekasihnya mengirimkan uang ke rekeningnya, begitupun pada Lintang. Ia berjingkrak karena bahagia.

"Kalo gitu makasih ya Don. Aku izin ke mall ya."

"Sama-sama sayang, boleh ke mall tapi diantar supir ya. katakan pada bik sum, untuk memerintah kan Lukman mengantar kamu ke mall."

"Aku nggak enak Don, sebaiknya aku naik taksi online saja ya."

"Tidak ada bantahan, aku akan hubungi Lukman sekarang, kamu bersiaplah sekarang, aku ingin ketika aku pulang sore nanti kamu sudah di rumah ya." kata Doni mengingatkan.

"Siap bos, kalo gitu aku ganti baju dulu." kata Lintang.

"Hmm, ganti pakaian tapi jangan tutup teleponnya. Alihkan panggilan nya ke panggilan video ya." perintah Doni. Lintang langsung mendengus kesal.

"Doni, kamu mesum banget ya." kata Lintang. Doni terkekeh mendengar perkataan Lintang.

"Mesum sama pacar sendiri nggak papa kan, sekarang lakukan perintahku." Mau tak mau Lintang menuruti keinginan Doni, ia mengalihkan ke panggilan video dan meletakkan ponselnya di meja rias. Ia lalu mengambil pakaian yang kata Doni miliknya dari dalam lemari. Lintang menunjukan pada Doni pakaian yang akan ia pakai.

"Don aku pakai ini ya." Lintang menunjuk dress selutut, lengan panjang berwarna hitam dengan bunga-bunga kecil, kerah Shanghai sengaja Lintang memilih itu karena untuk menutupi kissmark di lehernya.

"Hmm, boleh." kata Doni, lintang langsung membuka pakaiannya di depan Doni, ia sengaja menggoda Doni, melepaskan pakaiannya dengan gerakan sensual menyentuh kulit bagian dalamnya. Lintang juga meremas pay u dara nya. Doni menggeram melihat tingkah Lintang.

"Jangan melakukan itu jika kau masih ingin berjalan besok pagi Lintang." kata Doni mengancam. tapi Lintang sama sekali tidak mengindahkan ancaman Doni, bahkan ia semakin berani menggoda Doni.

"Baiklah, kau tunggu hukumanmu setelah ini ya. Sebelum pergi ke mall, datang ke kantorku, kau harus bertanggung jawab karena telah membangun kannya."

Lintang tertawa dan cepat-cepat memakai pakaiannya. "Aku hanya bercanda Doni, jangan serius seperti itu dong, ya sudah aku matikan teleponnya dada." belum sempat Doni mengatakan apapun Lintang sudah menutup teleponnya.

Doni memerintahkan salah satu security nya untuk mengantarkan Lintang ke kantornya.

"Loh pak, ini mall nya kelewatan." kata Lintang panik.

"Maaf mbak, tapi pak Doni mengatakan untuk mengantar mbak lintang ke kantornya dulu baru ke mall." jawab Lukman.

Lintang lemas dan menyandarkan tubuhnya ke kursi.

"Mampus deh." gumam Lintang pelan.

sesampainya di sana, Lintang sudah di tunggu oleh Doni di depan lobby. Doni langsung membukakan pintu mobil dan mengulurkan tangannya membantu Lintang turun.

"Hay sayang, are you ready?" kata Doni menyeringai dan mengedipkan matanya.

1
Hamliah Lia
mantap
Zara Rahmi
kok bisa, edannnn
Ajeng Sripungga
Luar biasa
Suci Fatana
apakah pak surya tdk curiga ya..
Ekayadi
ternyata oh ternyata umi fatiah adalah pemain juga udah pro malah
Ekayadi
apakah rumi juga salah satu dri anteknya...
Ekayadi
ternyata benar dugaan ku emang ustadz Danu ...d episode yg membahas org itu sudah mengambil rambut Surya, Doni dan Andre d situ lah hanya ad ustadz danu yg dekat dengan mereka..
arniya
luar biasa kak
arniya
sama Doni aj lintang
arniya
apa pak lurah ya??!
arniya
doni gentle dan tanggung jawab....
arniya
takut tapi penasaran
arniya
pak lurah yang pesugihan??!
Ekayadi
terkuak sudah
Ekayadi
hncur sudah perasaan orang tua mu lintang.. anak nya sibuk d gagahi sedangkan orang tuanya ketakutan
Ekayadi
bapaknya percaya bnget sama anak dan org baru itu... semoga doni gk akan mengecewakan lintang
Ekayadi
Buruk
Ekayadi
semoga aj endingnya andre dan lintang bersama
xylaa.
keren uy/Sweat/
Ekayadi
nah loh dondon ternyata ad udang di balik bakwan kannnn.... aduh lintang kelar dah lu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!