NovelToon NovelToon
Edward : Balada Dari Bukit Gloosween

Edward : Balada Dari Bukit Gloosween

Status: sedang berlangsung
Genre:Iblis / Epik Petualangan / Ruang Bawah Tanah dan Naga / Akademi Sihir / Dendam Kesumat
Popularitas:11.8k
Nilai: 5
Nama Author: Mr 18

Edward, seorang anak yatim piatu, tinggal di panti asuhan yang menjulang tinggi di puncak Bukit Gloosween.

Meski tidak memiliki mana yang mengalir didalam dirinya, Edward tidak pernah patah semangat untuk menjadi yang terbaik.

Setiap hari, ia belajar sihir dan beladiri dengan penuh semangat dari Kak Slivia dan Lucy, menemukan kebahagiaan dalam kehidupannya meskipun tidak memiliki mana.

Namun, kehidupan Edward tiba-tiba berubah saat desanya diserbu oleh pasukan Raja Iblis, yang menghancurkan segala yang ada di desa itu, termasuk Kakak Silva dan teman-temannya.

Peristiwa tragis ini tidak hanya mengubah nasibnya, tetapi juga membawa Edward ke dalam petualangan yang gelap dan penuh tantangan untuk membalas dendam dan menyelamatkan apa yang tersisa dari dunianya yang hancur.

Lalu bagaimana Edward menghadapi semua itu ? Tantangan apa yang menghadang?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mr 18, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ch 23 Simulasi Pertarungan

Di pagi yang cerah di kamp pertahanan, sinar matahari menembus pepohonan, menciptakan bayangan panjang yang menari di atas tanah.

Udara segar menghembus lembut, membawa aroma embun pagi dan bunga liar. Suasana penuh semangat menyelimuti setiap sudut kamp, karena para prajurit bersiap menghadapi latihan tahap kedua.

Mereka berkumpul di lapangan utama, mengatur barisan dengan rapi, menunggu instruksi lebih lanjut.

Matahari yang terbit perlahan membangkitkan semangat para prajurit, namun di balik semangat itu, ada ketegangan yang terasa.

Beberapa prajurit yang gagal pada tahap pertama merasa terintimidasi oleh kerasnya pelatihan yang dirancang oleh Kak Silvia.

Otot-otot mereka masih terasa nyeri akibat latihan fisik yang intens. Namun, tekad mereka untuk terus berjuang tidak tergoyahkan.

Kak Silvia, dengan tatapan tegas dan sikap penuh wibawa, berdiri di depan barisan prajurit. Dia menyapu pandangannya ke seluruh barisan, memastikan setiap prajurit merasakan betapa pentingnya momen ini.

Di sampingnya, Kak Lucy dengan senyum lembut namun penuh makna, siap memberikan dukungan moral dan taktik yang diperlukan.

"Selamat pagi, prajurit!" seru Kak Silvia dengan suara lantang. "Hari ini kita akan memulai latihan tahap kedua. Ini adalah kesempatan kalian untuk menunjukkan kekuatan, ketahanan, dan semangat juang yang sebenarnya. Ingatlah, kalian tidak hanya melatih fisik, tetapi juga mengasah ketangguhan mental dan keterampilan bertarung."

Udara dipenuhi dengan semangat tegang, menandakan awal dari sesuatu yang besar. Para prajurit merasakan getaran di dalam hati mereka, campuran antara rasa takut dan antusiasme.

Mereka tahu bahwa latihan ini akan menjadi ujian berat, tetapi juga peluang untuk membuktikan kemampuan mereka.

Kak Silvia berdiri di depan mereka dengan peta hutan yang besar digulung di tangan. "pada kesempatan kali ini, kita akan menghadapi ujian baru," ucapnya dengan suara tegas.

"Kalian akan memasuki simulasi hutan yang penuh tantangan. Tugasnya sederhana: temukan dan amankan tiga artefak yang tersembunyi di dalamnya, dan peraturan nya dilarang setiap prajurit memakai senjata asli. Namun, yang tidak sederhana adalah cara kalian akan melakukannya. Itu tergantung pada kemampuan kalian untuk bekerja sama sebagai tim yang solid."

Kak Lucy tersenyum hangat. "Kami berdua akan mengawasi dari jarak jauh untuk memberikan bimbingan jika diperlukan," katanya dengan penuh semangat.

"Ingatlah, ini bukan hanya tentang menemukan artefak, tetapi juga tentang bagaimana kalian berkolaborasi dan berkomunikasi dalam situasi yang kompleks."

Kak Silvia dan Kak Lucy membagi prajurit ke dalam kelompok-kelompok untuk sesi latihan baru.

Aku, yang telah ditunjuk sebagai pemimpin tim, merasakan tekanan besar di pundakku. Aku mengingat kata-kata Kak Lucy tentang pentingnya komunikasi dan kepercayaan dalam tim.

Dengan tekad bulat, aku menatap anggota timnya satu per satu, memberikan anggukan kecil untuk menyemangati mereka.

Aku ditempatkan di kelompok yang terdiri dari lima orang: Roland , Maya, Ryan, Sarah, dan Simon. Mereka masing-masing memiliki latar belakang dan keahlian yang berbeda.

Kami berkumpul di lapangan, matahari pagi menyinari wajah-wajah kami yang penuh semangat.

Kak Silvia berjalan mendekati timku "Selamat pagi, Edward ," sapa Kak Silvia dengan suara lembut, menggulung peta hutan di tangannya kepadaku. " Hati hati dijalan, jangan sampai tersesat." Lanjut lalu pergi menjauh ke tim lain.

Roland menatapku Dengan tatapan merendahkan. " Cuih, kenapa bocah ini yang menjadi ketua?" Ucap Roland.

" Sudah Roland, Jangan dipikirkan ini juga keputusan dari ketua." Ucap Maya menenangkan Roland.

Roland menatap tajam kearah ku. " Dasar bocah yang cuma mengandalkan orang lain." Ejek Roland.

Aku menahan diri, lalu berdiri mencari perhatian "Hari ini kita akan belajar bekerja sebagai tim yang solid. Kak Roland tolong ceritakan sedikit tentang dirimu dan keahlianmu."

Roland , seorang pria bertubuh tinggi dengan tatapan tajam, dengan percaya diri, "Aku berasal dari kota tetangga, mempunyai latar belakang strategi militer dan navigasi. Mana yang kumiliki sejenis pertahan, jadi Aku bisa membukakan jalan bagi kalian untuk mengambil kesempatan menyerang sebagai perisai kalian." Ucap Roland membuang muka.

Maya, seorang perempuan lincah dengan senyum ramah, tersenyum saat gilirannya untuk berbicara. "Aku dari Desa Gunoi , mana yang kumiliki kelincahan, jadi aku terlatih dalam pertahanan diri dan sangat terampil dalam manuver cepat, dan juga aku paling handal menggunakan belati."

Ryan, pria bertubuh tegap dengan sikap yang tenang, berbicara selanjutnya. "Saya menguasai sihir penyembuh dan sihir memperkuat tim, aku bisa menjadi medis lapangan dan bisa memberikan pertolongan pertama di medan perang. Dengan saya di sini, kita tidak perlu khawatir tentang cedera."

Sarah, perempuan cerdas dengan aura profesional, menambahkan, "Saya berasal dari kota Lingbert , memiliki latar belakang dalam keluarga penyihir . Saya bisa mengelola sihir tingkat rendah sampai tingkat menengah."

Simon, pria dengan pengalaman luas di alam terbuka, menyimpulkan pengenalan kelompok dengan santai. "Saya memiliki kemampuan berpanah dan bertahan hidup yang kuat, aku juga pernah menghadapi berbagai tantangan di medan terbuka."

Saat kami saling berkenalan, aku maju dan memperkenalkan diri, perhatian mereka tertuju padaku. " Perkenalkan aku Edward Dari desa ini, aku tidak memiliki mana. Namun aku menguasai beladiri dan beberapa sihir. " Ucapku dengan senyuman ramah.

Wajah sarah terlihat bingung. " Hah? Bagaimana mungkin bocah tanpa mana seperti mu menguasai sihir tanpa menggunakan mana?"

" Kalau Kak Sarah tidak percaya aku bisa menunjukan nya" Ucapku tenang.

" Cuih, hanya seorang sampah, Hei bocah!, Cepat buktikan bahwa kau bisa menggunakan sihir! ." Ucap Roland merendahkan ku.

Aku mengfokuskan mana murni didalam tubuhku, seketika Aura mana berwarna putih dan hitam menyelimuti tubuhku, membuat sebuah pusaran mana melingkar, berputar memutari semua bagian tubuhku.

Perlahan, tanganku mulai berpendar dengan cahaya lembut. Ketika kubuka mata, sebuah bola cahaya berwarna hitam muncul di telapak tanganku, melayang-layang dengan anggun.

Semua mata terbelalak melihatku menggunakan mana, " Apa benar kau tidak memiliki mana?, ini tidak mungkin kau tidak menggunakan mana" Tanya Sarah bingung.

"Kak Sarah bisa merasakan kan? Aku tidak memancarkan mana sedikitpun, Benarkan? ." Ucapku sambil menoleh kearah Ryan.

Ryan melangkah mendekati ku, mengamati. "Benar juga aku tidak merasakan sedikitpun aliran mana pada sihirmu ini."

"Ini tidak mungkin, Lalu bagaimana caramu mengalah Pak John, walaupun tanpa mana ? Apa dia sengaja mengalah? " Ucap Roland

"Aku menggunakan strategi dan teknik yang diajarkan Kak Silvia, dan juga aku belajar bahwa ketekunan dan latihan keras bisa menggantikan kekurangan ku," jawabku dengan tulus.

"Itu luar biasa!" ujar Maya dengan kagum."Mengesankan," kata Ryan sambil mengangguk. "Kamu pasti memiliki semangat dan dedikasi yang luar biasa."

Semua mata tertuju padaku, penuh rasa ingin tahu. "Bagaimana ketua Silvia melatihmu?" tanya Simon dengan rasa ingin tahu.

Aku tersenyum, mengingat bimbingan yang diberikan Kak Silvia selama latihan fisik yang intens. "Dia sangat tegas dalam pelatihan fisiknya dan pelatihannya sangat tidak masuk akal, namun dia sangat peduli dan sayang denganku. Dia selalu siap membantuku jika membutuhkan bimbingan tambahan." Ucapku sambil menatap Kak Silvia dari kejauhan, sibuk mengatur tim.

Setelah berbicara sejenak, Kak Lucy mengambil alih, memberikan arahan tentang pentingnya komunikasi yang efektif di antara kami. "Ketika kalian di lapangan, komunikasi adalah kunci untuk mengatasi setiap tantangan. Percayalah satu sama lain dan bekerja sebagai satu tim yang solid."

Kak Silvia mengangguk setuju, menambahkan, "Latihan fisik kita hari ini akan memperkuat keterpaduan tim mu. Siapkan diri dengan baik. Kita mulai sekarang!"

Kami masuk ke dalam hutan simulasi dengan hati-hati, siap menghadapi ujian berikutnya dalam perjalanan mereka. "Jangan lupa, kawan-kawan," kataku kepada tim saat Kami melangkah masuk ke dalam bayangan pepohonan yang lebat,

"kunci untuk sukses kita adalah saling percaya dan bekerja sama. Ayo lakukan ini!" Lanjut Simon untuk menyemangati tim.

Kak Silvia tersenyum pada Kak Lucy saat mereka melihat timku memasuki hutan. "Mereka sudah siap untuk ini," ucapnya dengan percaya diri. "Sekarang, mari kita lihat bagaimana mereka akan menghadapinya."

Kak Lucy mengangguk setuju, menatap sihir pengintai milik kak Lucy dengan penuh antisipasi saat tim Edward menghilang di antara pepohonan yang gelap.

Dengan semangat yang tinggi, kami bergerak maju untuk memulai latihan hari itu, siap menghadapi semua tantangan yang menunggu kami.

Di tepi hutan yang gelap dan rimbun, Aku berdiri di depan tim dengan peta hutan yang terbuka di tanganku. "Ini adalah misi pertama kita, teman-teman," ucapku, dengan sorot mata penuh tekad.

"Kita harus menemukan artefak ini sebelum matahari terbenam. Maaf Kak Maya tolong, persiapkan kita untuk penyusupan. Dan Kak Sarah tolong bantu kita dari belakang , kita akan membutuhkan sihir mu untuk menghadapi segala jebakan yang mungkin ada di sana." Ucapku yakin.

Roland menatap dengan sinis." Hei apa kalian mau diperintah oleh bocah kecil?" Ucap Roland.

Simon menepuk pundak Roland." Sudahlah Roland, Kita percayakan dulu pada rencananya. " Ucap Simon menenangkan Roland, namun roland membuang muka dan merasa kesal.

Maya mengangguk tegas. "Kita akan masuk dari arah utara. Pastikan semuanya siap untuk gerakan cepat," katanya kepada timnya, memberikan instruksi dengan tegas.

Sarah tersenyum tipis. "Aku akan memantau lingkungan dengan sihir pengintaiku. Tidak ada yang akan lolos dari perhatian ku," katanya sambil menatap anggota timnya dengan penuh keyakinan.

Mereka masuk ke dalaman hutan dengan hati-hati, menghindari setiap langkah untuk tidak menimbulkan kecurigaan.

Saat mereka mendekati lokasi yang ditunjukkan dalam peta, kami tiba-tiba dihadapkan pada rintangan yang tak terduga: sebuah teka-teki rumit yang menghalangi jalan kami, kami sudah mencoba berkali kali namun pola ini terlalu rumit.

"Aku pikir ini akan lebih mudah," bisik Maya dengan sedikit frustrasi, merenungkan kode-kode aneh yang tertulis di batu-batu besar di sekitar mereka.

Aku mengamati teka-teki itu dengan serius. "Kita butuh pendekatan yang sistematis di sini," kataku, berpikir keras.

"Bagaimana kalau kita mencoba urutan angka berdasarkan pola yang sama dengan simbol-simbol ini?" tanyaku kepada tim.

Anggota tim lainnya mengangguk, kecuali Roland, yang tampak masih ragu-ragu dengan keputusan ku. Namun, mereka tetap mencoba pendekatan baru yang telah didiskusikan.

"Ayo, kita coba lagi. Kali ini pasti berhasil," kataku dengan penuh semangat, mencoba menyemangati tim.

"Aku masih tidak yakin ini akan berhasil," gumam Roland, namun ia tetap mengikuti yang lain.

Kita meneliti setiap petunjuk dan menyusun strategi bersama. Setelah beberapa saat yang penuh ketegangan, kita akhirnya berhasil memecahkan teka-teki itu.

Dengan suara pelan namun tegas, pintu rahasia terbuka, mengungkapkan jalan menuju ke dalam hutan yang lebih dalam dan gelap.

"Kalian lihat itu? Kita berhasil!" seru Maya dengan gembira, senyum lebar menghiasi wajahnya.

"Ini baru permulaan Kak ," ujarku sambil menyorotkan lentera ke jalur yang baru terbuka itu. "Kita tidak tahu apa yang menanti di sana."

Roland menarik napas dalam-dalam dan berkata, "Baiklah, aku ikut, Mari kita lanjutkan."

Namun, meskipun tampak solid dari luar, ada ketegangan yang mulai merayap di antara tim

Roland salah satu anggota tim, merasa tidak ingin disuruh oleh anak yang lebih muda darinya. Dia merasa marah dan diabaikan dalam pengambilan keputusan tim.

Saat misi kita berlanjut, ketegangan ini semakin terasa, mengganggu kekompakan kita . Setelah perjalanan panjang, tim akhirnya mencapai sebuah titik istirahat di tepi sungai. Aku melihat ekspresi tegang di wajah anggota-anggotanya dan memutuskan untuk mengatasi masalah ini sebelum lebih jauh.

"Kita harus bicara," ucap ku dengan suara rendah, tetapi tegas.

Kita berhenti sejenak, duduk di atas bebatuan yang terhampar di sepanjang sungai. Udara hutan yang dingin seolah-olah membawa ketenangan sementara.

" Kak Roland , apa yang kamu tidak menyukai ku menjadi ketua tim?" tanya ku dengan lembut, mencoba membuka percakapan.

Roland membuang muka, lalu melihat ke arah anggota tim lainnya dengan tatapan yang penuh emosi. "Aku merasa tidak dihargai, Edward. Pandanganku sering diabaikan bagikan mungkin bocah seperti mu memimpin tim kita? dalam setiap keputusan penting yang benarnya akulah yang paling berhak menjadi ketua, " ujarnya dengan suara yang penuh amarah.

Anggota tim lainnya menatap Roland dengan perasaan campur aduk. Beberapa dari mereka bersiap untuk memberikan pendapat mereka masing-masing.

"Aku pikir Roland memiliki poin yang bagus. Kita harus lebih terbuka terhadap orang yang lebih tua, disetiap anggota tim," ujar Sarah, salah satu anggota tim yang berbicara dengan tegas.

Aku mendengarkan dengan penuh perhatian, membiarkan setiap anggota tim menyampaikan perasaan dan pendapat mereka.

Aku tahu bahwa hanya dengan menghadapi masalah ini secara terbuka mereka bisa melampaui ketegangan ini.

"Kita semua di sini untuk satu tujuan: menyelesaikan misi ini dengan sukses. Bagaimana pun ketua yang kalian ikuti, kalian harus mentaati setiap perintahnya, dan disini aku ditunjuk sebagai ketua tim ini, semua tanggung jawab ada Di tanganku, Itu berarti kita harus belajar bekerja sama , mendengarkan satu sama lain walaupun terpaut umur yang jauh, dan menghargai kontribusi masing-masing, walaupun tenggat usia kita jauh. namun jika Kak Roland ingin menjadi ketua aku akan mengundurkan diri," ucapku dengan mantap, mencoba menenangkan suasana.

Setelah diskusi yang mendalam dan emosional, atmosfer di antara kami mulai membaik. Roland mulai terbuka untuk menerima kehadiran ku menjadi ketua tim.

Kami menyadari bahwa komunikasi yang efektif adalah kunci utama dalam keberhasilan mereka sebagai tim, seperti yang dikatakan Kak Lucy.

Kami kembali bergerak maju dengan semangat baru dan tekad yang lebih kuat. Di tengah kegelapan hutan yang dalam, tim ku berkumpul di pinggir hutan, bersembunyi di balik semak-semak yang rimbun.

Kami duduk dalam lingkaran, wajah kami tercermin lembut oleh sinar lentera yang samar di atas kita. Kak Maya dan Kak Sarah berdiri di depan kita dengan tatapan serius terpancar darinya .

1
Lhe
sukaaa banget
夢見る者
hmm, mayan sih
Darkness zero
up nya lama sekalinya up langsung belasan chapter
Muhammad Rama: Sory bang lama up nya/Frown/, gw juga ada kesibukan jadi nggak bisa up sehari langsung belasan/Sob/, sabar bang pasti up kok setiap hari
total 1 replies
Ulin Nuha
menarik
Gundaro
Total likenya kok janggal? like 151 tapi gak ada komentar, apakah author ngebom like?
wondervilz`
Jangan lupa mampir di karyaku yg berjudul , Life saver the series system
ᵂʰᵉᵉˡ ᵒᶠ ᶠᵒʳᵗᵘⁿᵉ
lanjut Thor!!/Determined//Determined/
Muhammad Rama: Siap /Hey/
total 1 replies
ᵂʰᵉᵉˡ ᵒᶠ ᶠᵒʳᵗᵘⁿᵉ
dah mampir nih/Determined//Slight/
Muhammad Rama: Tanks kak
total 1 replies
ᵂʰᵉᵉˡ ᵒᶠ ᶠᵒʳᵗᵘⁿᵉ
1 /Rose/+ 1 iklan untukmu thor/Determined//Determined/
Muhammad Rama: Oke /Joyful/
ᵂʰᵉᵉˡ ᵒᶠ ᶠᵒʳᵗᵘⁿᵉ: saling² membantu kakak ~/Proud/
total 3 replies
Hudan Nafil
Thor, jaga kesehatan ya? Jangan terus nulis sampe lupa makan dan ridur
Fawwas Tholib
Selalu berkarya thor
Dirhan Saputra
Tetap up bang
Amir Syamlan
Thor jangan lupa istirahat 😂
Ahmad Faldi
Semangat berkarya kak👍
hide my smile
up lah buset
hide my smile: wkwkkwkkk🗿🗿🗿
Muhammad Rama: Sabar bang, gue insyaallah pasti up tapi sehari sekali🤣
total 2 replies
Taru
Sippp mulai seru nih
Taru
Seru banget bang, tolong terus UP gw pasti nungguin setiap hari. /Tongue/
Taru
Hmmm menarik 😜
꧁གMSHKཁ꧂
Bagus banget 😍, pembawaan ceritanya bagus banget, seakan-akan kita jadi edward
꧁གMSHKཁ꧂
Kasihan banget Edward 😭 padahal dia sudah berharap banget dapat kekuatan. Dasar Destrover sialan😡
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!