NovelToon NovelToon
Aku Diceraikan Suamiku Di Depan Selingkuhannya

Aku Diceraikan Suamiku Di Depan Selingkuhannya

Status: tamat
Genre:Tamat / Balas Dendam / Selingkuh / Cerai / Pelakor / Penyesalan Suami
Popularitas:409.2k
Nilai: 4.6
Nama Author: Budy alifah

Diceraikan di depan selingkuhan suami dengan alasan dia tak cantik lagi,itu rasanya hancur. Tapi, tidak membuat Niken menyerah begitu saja.

Dia bertahan di dalam rumah tangga itu, bukan karena dia masih mencintai suaminya. Melainkan karena tidak sudi hartanya di nikmati madunya.

Bagaimana kisahnya? yuk cus baca.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Budy alifah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18

"Kenapa ini?" suaraku berubah berat.

Rasanya ingin menangis melihat toko kueku yang berantakan. Semua etalase pecah, kue satu pun tidak ada yang tersisa.

"Mbak Pur, siapa yang merusak ini semua?" tanyaku pelan. Air mataku mulai menetes, semua kerja kerasku selama ini lenyap.

"Maafkan Pak Soleh, Mbak Niken. Harusnya bapak tidur di sini," ujar Pak Soleh dengan memasang wajah sedih.

"Ini bukan salah Pak Soleh, memang ada orang jahat yang tak suka dengan usaha Niken," kata Niken lemas.

"Sayang sekali, Ken, kamu tidak pasang CCTV. Jadi, kita tidak bisa melacak siapa yang sudah berbuat ini," kata Ela.

Aku memang tidak memasang CCTV karena aku rasa belum membutuhkan.

"Kita pulang dulu Mbak, Pak, bersihkan saja besok pagi," ujarku. Mereka sudah terlalu capek untuk membereskan semuanya setelah bekerja seharian.

Aku duduk merenung, siapa orang yang tega melakukan ini sama aku? Apa salahku? sampai tega menghancurkan sumber mata pencaharianku.

"La, sepertinya memang aku haru pergi dari kota ini. Di sini sudah tidak aman," ujarku. Kejadian ini membuatku semakin yakin untuk pindah.

"Tapi, Ken, kalau tidak punya siapa-siapa di sana. Bagaimana kalau kau butuh bantuan?" Ela duduk mendekatiku.

"Aku akan bawa Mbak Pur sama Pak Soleh kalau mereka mau," jawabku.

"Baiklah, aku antar kamu pindah rumah. Niken, menurutmu siapa yang melakukan ini?"

Aku terdiam sesaat, "Aku pikir Mas Pras."

Aku mencurigai Mas Pras karena memiliki alasan yang kuat. Ancaman itu ternyata benar adanya, aku kira hanya gertakan dia.

"Kurang ajar, kita samperin ke rumahnya," ajak Ela geram.

"Tunggu, ini kan masih dugaanku saja. Belum ada bukti," ujarku. Meskipun aku sudah mencurigainya, belum tentu juga Mas Pras yang melakukannya.

Pagi-pagi buta aku sudah mengemasi barang-barang untuk pindah kota. Semua toko juga sudah bersih.

"Mbak Pur, Pak Soleh, terima kasih ya karena mau ikut aku pindah kota," kataku sembari melihat mereka bergantian.

"Iya Mbak, kita ikut Mbak Niken ke mana saja," jawab Mbak Pur membuatku tersenyum lebar.

"Kalau sudah siap, lets go. Kita berangkat," ajak Ela.

Kami memakan waktu tiga jam untuk sampai ke tempat yang baru. Aku langsung mendapatkan tempat dari bantuan Candra.

"Makasih Candra, sudah membantu mencarikanku tempat yang strategis," kataku saat sampai di rumah baruku.

Bangunan dua lantai yang aku gunakan untuk rumah sekaligus toko kue. Untuk menghemat sewa sampai aku memiliki uang untuk membeli rumah.

"Sama-sama, ini request Ela tempat ini juga tidak jauh dari rumahku. Jadi, kalau butuh sesuatu bisa hubungi aku," jelas Candra.

Aku memeluk erat Ela, aku tak tahu harus balas budi dengan cara apa dengan sahabatku ini.

"Terima kasih, La. Maaf selalu menyusahkanmu," kataku dengan menitihkan air mata.

"Kenapa menangis? bulan depan aku akan segera pindah," katanya dengan senyum lebar.

"Kalian nikahnya maju?" tanyaku sembari melepaskan pelukanku.

Ela menganggukkan kepala, ia berjalan mendekati Candra pacar yang sudah ia pacari sekitar 3 tahun lalu.

"Syukur deh, jadi nggak ldr sama kamu," ujarku dengan senyum lebar.

Aku berharap hubungan mereka langgeng sampai kakek nenek, tidak seperti hubunganku yang kandas di tahun ke dua karena orang ke tiga.

Satu hari setelah aku pindah, aku mulai membuka toko kue di tempat baru. Aku berharap akan keberuntungan di tempat baru yang strategis ini.

Aku memandang ponselku yang terus berdering, bergantian dari Mas Pras dan Naufal.

"Ma, mama, kangen papa," Sanjaya menarik-narik ujung bajuku.

Aku memangku Sanjaya, "Sayang, itu bukan papa kamu. Itu namanya Om Naufal," kataku dengan mengusap puncak kepalanya.

"Tidak, itu papa. Aku mau papa." Sanjaya merengek ingin bertemu dengan Naufal.

"Sayang, dengarkan mama. Ini bukan papa, tapi papa kamu ini, papa Pras." Aku menunjukan foto Mas Pras.

"Tidak, aku tidak mau. Ini bukan papa Sanjaya," rengeknya.

Aku menghela napas panjang, anakku sendiri menarikku untuk tidak move on dari Naufal. Apakah benih cintaku dulu juga tumbuh dihati anakku?

"Ada apa?" tanya Ela.

"Sanjaya pingin ketemu Naufal," keluhku. Aku menatap Ela melas.

"Itu tandanya jodoh, anakmu sama kamu juga udah memiliki perasaan cinta sama Naufal. Udahlah, terima saja," saran dari Ela.

"Tapi, kenapa Sanjaya lebih memilih Naufal ya? Bukannya darah itu tak bisa berbohong?" kataku terheran-heran dengan anak lelakiku ini.

"Mungkin, dia tahu kalau bapaknya jahat sama kalian," celetuk Candra.

Aku dan Ela langsung menoleh ke arah Candra, "Memang begitu?" tanyaku.

"Mungkin." Candra meringis.

Aku masih mencoba mengalihkan kangen Sanjaya kepada Naufal. Sebisa mungkin aku membuatnya lupa.

Hingga satu bulan sudah berlalu aku tinggal di kota baru, menjalani kehidupan yang benar-benar dari nol.

Dari toko yang sepi tanpa pengunjung sampai mulai ada meskipun belum sebanyak toko yang lama.

Alu mulai menyesuaikan dengan lingkungan baruku, tapi Sanjaya masih terus mencari Naufal. Dia merindukan sosok ayah.

Sampai Sanjaya harus berbaring sakit, setiap hari memanggil-manggil papanya.

"Mbak, pertemukan saja sama papanya," kata Mbak Pur yang tidak tega melihat Sanjaya yang terus merengek.

Napasku terhembus dengan kasar, aku bingung menjelaskan kepada Mbak Pur.

"Kasihan loh Mbak, memang ada mantan suami istri, tapi kalau anak tidak ada," nasihat Mbak Pur.

"Tapi, masalahnya bukan itu Mbak Pur," ujarku kataku lemas.

Aku mengambil ponsel menunjukan dua foto, siapa tahu Sanjaya berubah pikiran dengan mengenal bapaknya yang asli.

"Adik, kamu mau ketemu papa?" tanyaku dengan tersenyum. Ia menganggukan kepala cepat.

"Coba kamu tunjuk, mana foto papa kamu?" ujarku.

Tak perlu waktu lama, Sanjaya memilih foto Naufal yang membuat Mbak Pur mendelik.

"Loh, kok?" Mbak Pur menoleh ke arahku.

"Mbak Pur bingung kan, gimana aku coba?" ujarku setelah Mbak Pur mengerti, kenapa aku tidak mengabulkan permintaan Sanjaya?

"Mbak, kenapa tidak coba saja? Mbak Niken juga sudah bukan istrinya Mas Pras."

Aku menghela napas panjang mendengar saran dari Mbak Pur, tak jauh beda dengan Ela. Yang menurutku bukan solusi yang baik.

"Mbak, Sanjaya itu hanya akan sembuh kalau ketemu Mas Naufal. Bukan obat," kata Mbak Pur.

Aku terpaku mendengar ucapan Mbak Pur, aku juga berpikir sama. Namun, aku masih bersikeras dengan keinginanku.

"Nanti lama-lama juga lupa, Mbak, kata dokter cuma butuh istirahat saja Sanjaya," kataku dengan mengusap kepalanya.

Aku dan Mbak Pur yang sedang berusaha mengalihkan keinginan Sanjaya bertemu dengan Naufal mendadak menoleh ke arah pintu. Sudah selarut ini ada yang mendatangi ruangan kami.

Aku mendelik melihat lelaki gagah berada di depan pintu, "Kamu kok bisa ke sini?"

1
ros
pasti Hani yg jumpa aina
abdul adul
Luar biasa
guntur 1609
keoedean banget loe pras
guntur 1609
kejam
Dewi Nurani
sebenci bencinya orang tua tak akan mengalahkan kasih sayang pada anaknya , kenapa sekeras itu pada kesalahan anak
padahal ck paribasa indung mah lautan hampura
Iyas Masriyah
Luar biasa
MashMellow🍭
sebenarnya disini bukan salah hana seorang, tangan kalau ditepuk sebelah xkan berbunyi,
mama.niken pun bersalah di sini, kenapa xtampar mama niken jugak
MashMellow🍭
jangan salahkan mama jugak niken, diri sendiri pun xdapat berdamai dgn diri sendiri. baygkan harta gono gini sudah bahagi 2 tapi masih juga meyuruh maya memeras duit pras.
MashMellow🍭
patutlah emaknya niken berdendam , sebab niken pun jenis tang berdendam sooo sama dapat kirafahlah, tapi saygnya niken x mencium bau syurga kerana menderhaka kepada ibu sendiri.
syska
Luar biasa
Wisteria
amit amit anak kadal
Wisteria
ya iya lah orang tua mana yg g sakit hati anak lebih milih orang baru ketimbang orang tua apa lg orangtuanya tulus g nekoh"
Wisteria
ini kalo dialok pakek kataku aku kurang srek dr atas dialoknya si A eh ternyata yg bicara si B jd kadang g nyambung
Soraya
tamat mksh thor karyanya👍
arniya
keren...
🍁Angela❤️⃟Wᵃf❣️
harusnya pasang cctv
🍁Angela❤️⃟Wᵃf❣️
si prs nih kayaknya masih butuh Niken dah
🍁Angela❤️⃟Wᵃf❣️
nyesek kan jadi Niken ... memperjuangkan Pras taunya laki gak tau diri 😭
🍁Angela❤️⃟Wᵃf❣️
Hani terlalu manja 🤣🤣🤣 sukurin kau Pras membuang berlian demi batu kali
🍁Angela❤️⃟Wᵃf❣️
uhuyy cinta lama belum kelar nih ceritanya 😁😁😁
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!