NovelToon NovelToon
Kartina ( Kau Dan Dia Pemenang Nya)

Kartina ( Kau Dan Dia Pemenang Nya)

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Cinta Seiring Waktu / Keluarga / Persahabatan / Romansa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: RESKI OEY

Tentang masalalu yang belum selesai, cinta karena terpaksa, rasa yang tak lagi sama, Restu yang tak berpihak, dan penyesalan yang selalu menghantui. terkadang, Kehilangan sering terjadi karena kesalahan kita sendiri. Begitu juga dengan Ares, Dia tidak pernah menganggap Kartina ada selama masalalu nya belum selesai. padahal jelas-jelas Kartina bertekad membantu Ares untuk lepas dari masalalu. Namun setelah berhasil, hubungan mereka terhalang restu, hingga pada akhirnya, keduanya memilih mengakhiri meski keduanya kembali ingin memiliki. akankah mereka kembali bersama?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RESKI OEY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 21. Berkawan berlalu.

Kartina terlihat berjalan di lorong sekolah dengan menenteng tasnya di pundak. selama di perjalanan tadi, banyak orang yang menatap nya tidak suka semenjak Kartina menolak Fahri kemarin. Kartina tertunduk malu, cewek itu kembali meneruskan perjalanan nya.

Sesampainya di depan kelas Kartina langsung masuk. tatapannya tertuju pada Elisa yang kini sedang duduk bersama Lilis di satu meja. Elisa sudah tidak mau lagi satu meja bersamanya. Kartina yang melihat itu sedih. Dia pun memutuskan untuk duduk bersama temannya yang lain.

"Tin, aku gapapakan duduk sama kamu?"

Kartina menggeleng pelan sambil tersenyum tipis pada teman di sebelahnya. rasanya aneh saat melihat teman yang kemana-mana selalu bareng, kini sudah tidak bersamanya lagi.

•••••

Kartina, cewek itu tengah duduk di kantin sendirian, dia merasa asing saat di tengah keramaian penjuru kantin. yang biasanya dia ke kantin selalu bertiga, sekarang tidak ada satupun yang menemaninya, jujur, dia sangat merindukan moments itu bersama kedua sahabatnya, Lilis dan Elisa.

Kartina kembali menikmati mie ayam yang sudah dia pesan tadi, saat tengah asik makan, tiba-tiba dari belakang dia di siram menggunakan minuman berwarna merah, yaitu panta. jujur Kartina tersentak kaget. ternyata orang yang menyiram nya barusan adalah Elisa.

"Ups sorry, sengaja haha." Elisa tertawa puas bersama Lilis di samping nya. kelakuan keduanya memang benar-benar kurang ajar, mau bagaimana pun Kartina dulu adalah sahabatnya.

Kartina berdiri sambil memegangi rambutnya yang terasa lengket karena cairan minuman berwarna yang Elisa siram di kepalanya. jujur, Kartina kecewa, kedua sahabatnya kini sudah kurang ajar, Kartina tidak bisa diam saja, dia harus melawan.

"Sa! kamu teh kenapa sih pake siram aku segala jadi basah kan." Kartina berusaha melawan, meski itu tidak menjamin kalau sahabatnya bisa berubah kembali.

"Kenapa gak terima?" Elisa tersenyum miring.

"Kalian kok tega sih sama aku, aku salah apa sih sama kalian, dulu kita sahabatan loh kenapa sekarang jadi kaya gini sih?"

"Ini balasan buat kamu karena udah bikin Fahri sakit hati.

"iya, lagian Pahri kurang apa sih tin, kurang ganteng? apa kurang duitnya? lagian kamu jadi cewek so cantik banget sampai nolak dia segala." Lilis ikut menimpali.

Kartina tidak habis pikir dengan pemikiran kedua sahabatnya, bisa- bisanya mereka berbicara seperti itu, padahal, mereka sendiri tidak tau rasanya terjebak di masalalu. bertahan sakit, pergi sulit, ya mau tidak mau Kartina harus pilih salah satunya. atau kalau enggak, dua-duanya saling merasakan rasa sakit.

"Gak habis pikir aku sama kalian! detik itu juga Kartina berlari keluar dari kantin. kini perasaannya hancur. tapi bukan tentang cinta. melainkan perubahan sikap kedua temannya.

••••••

Jakarta

Ares dan Sri, saat ini tengah berjalan menuju kantin, berniat untuk sarapan bareng, karena keduanya dari tadi belum sempat sarapan. saat keduanya tiba, tatapan Sri tertuju pada Aldo yang tengah duduk di kantin sendirian. Sri pun segera memberi tau pada Ares detik itu juga.

"Kak ada kak Aldo." Sri berbicara menunjuk ke arah Aldo yang terlihat sedang duduk di kantin sendirian.

Ares yang melihat Aldo pun seketika diam.

"Lo gak mau samperin?"

"Enggak."

Ares berjalan begitu saja meninggalkan Sri di belakang. cowok itu duduk di kursi paling pojok agar Aldo tidak melihatnya. Sri yang merasa di tinggalkan pun mendengus kesal lalu segera menghampiri nya.

"Kalian ada masalah?"

"Dari pada Lo banyak tanya, mendingan pesanin gue makan sekarang." Ares menatap perempuan di depannya dingin.

"Ngeselin!"

Sri segera pergi untuk memesan makanan buat Ares. sebenarnya dia sudah tidak sanggup buat ngejalanin hukuman dari Ares. Sri merasa Ares telah mengerjainya sekarang. lagian cuma tersisa tiga hari lagi. tidak ada salahnya Sri buat menuruti perintah nya.

Ares, cowok itu terlihat memperhatikan Aldo dari belakang. Sebenarnya Ares kasihan melihat Aldo yang sendirian. Ares tau jika Aldo tidak punya teman lagi buat dia ajak cerita selain dirinya.

Tak lama, Sri datang dengan membawa dua mangkuk baso. lalu menyimpan nya di atas meja.

"Baso gapapa kan?" Sri memastikan jika Ares menyukai Bakso yang Sri pesan.

"Gapapa."

"Bagus lah."

"Nanti duitnya gue ganti." Ares mulai mengaduk mie bakso itu menggunakan sendok.

"Ya harus lah, orang itu pake duit gue."

Seketika Ares langsung menatap Sri datar karena ucapan terlalu sewot dan ngegas

"Bisa santai aja gak kalau ngomong?" Sri yang mendengar itu langsung terdiam takut.

Sesekali Ares menatap Aldo, Sri yang melihat itu merasa gatal ingin bertanya pada Ares. sebenarnya ada apa dengan keduanya.

"Beneran lo gak mau cerita kak? siapa tau gue bisa kasih saran." ucap Sri berusaha lembut agar Ares tidak lagi marah-marah.

"Gue gak butuh saran, gue butuhnya duit." Ares menjawabnya enteng. Sri yang mendengar itu menatapnya datar.

"Yaudah kalau gak mau cerita. gue pergi." Sri hendak berdiri dari duduknya. namun dengan cepat Ares menahannya.

"Iya maaf, gue cerita sekarang." Ares menarik nafasnya pelan.

Sri yang mendengar itu kembali duduk untuk mendengarkan Ares bercerita.

"Gue mutusin buat jauhi dia karena gue ngerasa kalau gue terlalu ikut campur sama masalahnya. gue cuma bisa ngomong tanpa bisa bantu dan omongan aldo bener kalau gue emang terlalu ikut campur sama urusannya."

"Gue gak tau masalah kalian apa, tapi setahu gue gak semua orang itu butuh di bantu sama masalahnya . tapi mereka cuma butuh buat di dengar. kalau kata gue sih cara Lo salah buat jauhi ka Aldo kak. dia sendirian, kesepian, mungkin kak Aldo ngomong gitu karena dunia dia gak baik-baik aja, tapi bukan berarti Lo harus jauhi dia kan?"

Ares yang mendengar itu terdiam, ucapan Sri sama ibunya memang ada benarnya. seharusnya dia sebagai sahabat tidak akan membiarkan sahabatnya sendirian.

•••••

Sore ini, setelah pulang sekolah, Aldo mengajak Fania untuk jalan-jalan ke sebuah taman kota di jakarta, kebetulan Fania hari ini libur, Mereka berdua terlihat sedang duduk di atas rerumputan sambil menunggu matahari tenggelam. Aldo, cowok itu terlihat menggunakan Hoodie hitam dengan celana sekolah yang dia pakai, Aldo tidak sempat pulang dulu ke rumahnya, dia malas harus melihat kondisi rumah yang tampak sepi meski itu sudah terbiasa Aldo rasakan.

tatapan Aldo tertuju pada tukang Es krim cowok itu pun meminta Fania untuk menunggu nya sebentar di taman

"Sebentar ya."

"Mau kemana?"

Detik itu juga aldo berjalan ke arah tukang es krim, lalu membeli dua es krim rasa coklat, yang satu buat dia sendiri, yang satunya lagi buat Fania, setelah itu, Aldo kembali menghampiri Fania dengan kedua es krim yang berada di tangannya.

Fania yang melihat Aldo tengah berjalan ke arahnya sambil membawa dua es krim pun tersenyum tipis. Aldo kembali duduk di sebelah Fania sambil menawari Fania es krim.

"Nih buat kamu."

"Lucu banget es krim nya, makasih ya."

"Sama-sama.",,

Di sisi lain, Ares dan Sri, tengah berada di lokasi yang sama, taman kota, tak lama dari situ, tatapan Ares tertuju pada Aldo yang sedang duduk menikmati es krim dengan seorang perempuan. Ares tidak tau siapa perempuan itu, dia baru ketemu pertama kalinya.

"Aldo."

"Mana?"

"Itu." tunjuk Ares menggunakan jari telunjuknya, benar saja, tatapan Sri tertuju pada Aldo yang tengah duduk di bawah rumput hijau bersama seorang perempuan.

"Mau di samperin?"

"Samperin aja, lagian aku penasaran itu cewek siapa."

mereka berdua pun segera berjalan menghampiri Aldo dan Fania. saat keduanya sudah dekat, Aldo menyadari kedatangan Ares dan Sri, cowok itu langsung berdiri, menatap keduanya tidak suka.

"Buset do ini siapa kok gak di kenalin sama Gue?" Ares mencoba basa-basi. dia tidak mau berlarut-larut dalam rasa bersalah karena telah menjauhi sahabatnya.

"Do, ini teman kamu?" Fania bertanya pada Aldo siapa di balik orang yang barusan menyapanya.

"So asik, siapa sih Lo?" Ares yang mendengar itu heran. kenapa Aldo seakan-akan tidak mengenalinya.

"Do, ini gue Ares masa Lo gak ngenalin gue sih. Lo berubah sekarang." Ares tidak habis pikir pada perubahan sikap Aldo kepadanya.

"Yang berubah gue apa Lo hah! Lo udah lupa Res siapa gue. tadi malam, gue nyoba buat berdamai sama diri gue. karena bagi gue sahabat lebih penting dari pada masalah gue sendiri. tapi nyatanya, Lo udah gak mau kenal lagi sama gue dan sekarang gue benci sama Lo, gue gak mau kenal lagi sama Lo!"

"Do, gue minta maaf, gue bukan bermaksud buat gak mau kenal lagi sama Lo. Gue ngerasa kalau gue..."

"Apa? gak bisa jelasin kan? kemarin Lo janji gak bakalan ninggalin gue, janji gak bakalan bikin gue ngerasa kesepian. tapi buktinya mana! Lo ngebiarin gue sendirian, kesepian Res."

Ares tidak bisa berkata-kata apalagi. keputusan nya buat menjauhi Aldo ternyata merupakan keputusan yang salah. sekarang Aldo benar-benar tidak mau mengenal nya lagi.

"Ayo Fan kita pergi."

••••

Aldo bersama Fania berhenti di Sebuah halte yang tidak jauh dari taman kota. Mereka pun memilih untuk duduk di sana, berusaha menenangkan emosinya yang hampir saja meledak. Fania, cewek itu menatap Aldo, dia sangat penasaran kenapa Aldo tidak mengenali Ares. padahal cowok itu bilang kalau dia adalah sahabatnya .

"Masalah kamu sama Ares belum selesai do? "

Aldo menggelengkan kepala.

"Kamu bilang, sahabat lebih penting kan di banding sama masalah kamu sendiri. terus mau sampai kapan kalian berantem kaya gini?" Fania berusaha menasehati Aldo pelan-pelan.

"Kamu tau gak apa yang paling aku benci dalam hidup?

Fania menggelengkan kepalanya.

"Di tinggalkan, Ares udah ngebiarin aku sendirian Fan, kamu bayangin jadi aku, setiap hari aku harus ngerasa kesepian, setiap hari fan. kadang aku mikir, buat apa aku hidup kalau ujungnya aku selalu sendirian buat apa Fan?"

"Kamu gak sendirian do, masih ada aku, Fania."

"Itu cuma ucapan penenang doang kan? itu udah biasa aku dengar Fan, semua orang juga awalnya ngomong gitu. tapi buktinya mereka juga yang ninggalin" Aldo tersenyum miris mendengar itu.

"Gak do, aku benaran gak akan ninggalin kamu. sampai kapanpun aku gak akan."

Fania berusaha meyakinkan sepenuh hatinya. Aldo yang mendengar itu merasa kalau ucapan Fania begitu tulus. Terlihat dari sorot kedua matanya yang berbinar.

"Makasih Fan, makasih udah jadi tempat cerita aku dimana setiap hari aku gak pernah baik-baik aja."

1
Muhammad Rizkiamaludin
Pantengin terus!
Dyah Ayu
jadi meweeeekkk aku 😭😭😭
Dyah Ayu
please semoga pertemanan nya gak berantakan yaaa gara2 cwe
Muhammad Rizkiamaludin: hallo kak, staytune ya, maaf ceritanya maju mundur, ini emang cerita kisah nyata. jadi pantengin terus ya🤗
total 1 replies
Dyah Ayu
astgaaaaaa 🤣🤣
Dyah Ayu
ini salah satu contoh ,,akibat dari perceraian org tua
Dyah Ayu
kocak anjiirrr 🤣
Kartina Kartina
Ditunggu part selanjutnya🤗
Muhammad Rizkiamaludin
sudah update!!
Muhammad Rizkiamaludin
Sudah update 🫣
Black Jack
Bagus banget ceritanya, thor jangan berhenti menulis ya!
Muhammad Rizkiamaludin: staytune ya
total 1 replies
Alexander
Liat karakter kaya gini bener-bener bikin aku dapat inspirasi!
Muhammad Rizkiamaludin: BAB 4 aku udah update ya kak makasih 🤲
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!