Arkan, seorang pria kaya dan berkuasa dengan kepribadian yang dingin dan suka mengontrol orang lain, terjebak dalam permainan cinta dengan Aisyah, seorang wanita muda yang cantik dan berani. Aisyah memiliki tujuan tertentu untuk Arkan, dan ia akan melakukan apa saja untuk mencapai tujuannya.
Arkan memiliki rencana untuk Aisyah, tetapi seiring berjalannya waktu, ia mulai merasakan sesuatu yang berbeda terhadap Aisyah. Ia mulai mempertanyakan perasaan dirinya sendiri dan mencoba untuk memahami apa yang sebenarnya terjadi di dalam hatinya.
Aisyah sendiri juga memiliki rahasia yang tidak diketahui oleh Arkan. Ia memiliki tujuan untuk membalas dendam kepada orang yang telah menyakiti keluarganya, dan Arkan menjadi bagian dari rencananya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muhamad Wirdan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 23
Arkan dan timnya duduk di ruang konferensi, dikelilingi oleh wartawan dan pejabat tinggi. Mereka semua sedang menunggu untuk memberikan pernyataan tentang keberhasilan mereka dalam menghentikan rencana Victor.
Arkan memandang timnya dengan bangga. "Kami berhasil menghentikan rencana Victor berkat kerja sama dan dedikasi kami semua," kata dia. "Kami tidak bisa melakukannya tanpa bantuan dari setiap orang."
Wartawan-wartawan mulai mengajukan pertanyaan, dan Arkan dengan senang hati menjawabnya. Rachel dan Marcus juga memberikan pernyataan mereka, dan mereka semua dipuji sebagai pahlawan.
Setelah konferensi pers selesai, Arkan dan timnya diundang untuk menerima penghargaan dari pemerintah. Mereka semua merasa bangga dan terhormat ketika menerima
Arkan membuka pintu rumahnya dan masuk ke dalam. Dia merasa lelah tapi bahagia setelah hari yang panjang. Dia berjalan ke kamar tidurnya dan mengganti pakaiannya dengan yang lebih nyaman.
Ketika dia sedang bersiap untuk tidur, dia menerima panggilan dari Rachel. "Hai, Arkan," kata Rachel. "Saya hanya ingin mengucapkan selamat atas keberhasilan kita hari ini."
Arkan tersenyum. "Terima kasih, Rachel," kata dia. "Saya tidak bisa melakukannya tanpa kamu dan tim."
Rachel tertawa. "Kita semua bekerja sama dengan baik," kata dia. "Saya senang bisa menjadi bagian dari tim ini."
Arkan mengangguk, meskipun Rachel tidak bisa melihatnya. "Saya juga senang memiliki kamu di tim," kata dia. "Kamu adalah salah satu orang yang paling berbakat yang saya kenal."
Rachel tersenyum. "Terima kasih, Arkan," kata dia. "Saya akan berbicara dengan kamu besok."
Arkan mengangguk. "Baik, sampai jumpa besok," kata dia.
Mereka berdua menutup panggilan, dan Arkan merasa lebih santai. Dia tahu bahwa dia memiliki tim yang hebat, dan dia tidak sabar untuk melihat apa yang akan terjadi di masa depan.
Arkan kemudian tidur dengan perasaan puas dan bahagia, tahu bahwa dia telah melakukan sesuatu yang sangat penting. Dia siap untuk menghadapi apa saja yang akan terjadi di masa depan, bersama dengan timnya.
ARkan terbangun keesokan harinya dengan perasaan yang segar dan siap untuk menghadapi hari baru. Dia mandi dan berpakaian, kemudian menuju ke dapur untuk membuat sarapan.
Ketika dia sedang memasak, dia menerima pesan dari Marcus. "Hai, Arkan. Saya ingin membahas tentang rencana kita selanjutnya," kata Marcus.
Arkan tersenyum. "Saya siap," kata dia. "Apa yang kamu pikirkan?"
"Saya ingin membahas tentang kemungkinan ancaman baru," kata Marcus. "Kita telah berhasil menghentikan Victor, tapi kita tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya."
Arkan mengangguk. "Saya setuju," kata dia. "Kita harus selalu siap untuk menghadapi apa saja yang akan terjadi."
Mereka berdua memutuskan untuk bertemu di markas besar untuk membahas rencana selanjutnya. Arkan tiba di markas besar dan langsung menuju ke ruang konferensi.
Ketika dia tiba, Marcus dan Rachel sudah ada di sana. "Hai, Arkan," kata Rachel. "Kita sudah mulai membahas rencana kita selanjutnya."
Arkan tersenyum. "Saya siap untuk mendengarnya," kata dia.
Mereka berdiskusi tentang kemungkinan ancaman baru dan bagaimana mereka bisa menghadapinya. Mereka juga membahas tentang strategi mereka untuk menghadapi ancaman-ancaman tersebut.
Setelah beberapa jam berdiskusi, mereka memiliki rencana yang solid. Mereka semua merasa percaya diri bahwa mereka bisa menghadapi apa saja yang akan terjadi di masa depan.
"Baiklah, saya pikir kita sudah siap untuk menghadapi apa saja yang akan terjadi," kata Arkan.
Marcus dan Rachel mengangguk setuju. "Kita akan selalu siap," kata Marcus.
Dan dengan itu, mereka semua siap untuk menghadapi apa saja yang akan terjadi di masa depan. Mereka tahu bahwa mereka memiliki tim yang kuat dan solid, dan mereka percaya diri bahwa mereka bisa menghadapi apa saja yang akan terjadi.
Setelah beberapa minggu berlalu, Arkan dan timnya terus memantau situasi dan mempersiapkan diri untuk menghadapi kemungkinan ancaman baru. Mereka semua merasa bahwa ada sesuatu yang besar sedang terjadi, tapi mereka belum tahu apa itu.
Suatu hari, ketika Arkan sedang bekerja di kantornya, dia menerima panggilan dari sumber yang tidak dikenal. "Arkan, saya memiliki informasi yang penting untuk kamu," kata suara di telepon.
Arkan langsung waspada. "Siapa ini?" dia bertanya.
"Saya tidak penting," kata suara itu. "Yang penting adalah bahwa kamu harus tahu tentang ancaman yang akan datang. Pertemuan rahasia akan diadakan di sebuah gudang di pinggiran kota. Kamu harus datang jika kamu ingin tahu lebih lanjut."
Arkan merasa bahwa ini adalah sesuatu yang besar. "Saya akan datang," kata dia.
Suatu jam kemudian, Arkan tiba di gudang yang telah disebutkan. Dia melihat beberapa orang yang tidak dikenal di sekitar gudang, dan dia merasa bahwa ada sesuatu yang tidak beres.
Tiba-tiba, seorang wanita cantik keluar dari bayangan. "Selamat datang, Arkan," kata dia.
Arkan terkejut. "Siapa kamu?" dia bertanya.
"Nama saya tidak penting," kata wanita itu. "Yang penting adalah bahwa kamu harus tahu tentang organisasi yang bernama 'The Syndicate'. Mereka adalah organisasi yang sangat kuat dan berbahaya, dan mereka memiliki rencana untuk menghancurkan dunia."
Arkan merasa bahwa ini adalah sesuatu yang serius. "Apa yang kamu inginkan dari saya?" dia bertanya.
"Saya ingin kamu menghentikan mereka," kata wanita itu. "Kamu adalah satu-satunya yang bisa melakukannya."
Arkan mengangguk. "Saya akan melakukannya," kata dia.
Wanita itu tersenyum. "Saya tahu kamu akan melakukannya," kata dia. "Kamu memiliki reputasi sebagai orang yang bisa menghentikan ancaman apa saja."
Arkan merasa bahwa ini adalah kesempatan untuk membuktikan dirinya. "Saya akan menghentikan mereka," kata dia. "Tapi, saya butuh informasi lebih lanjut tentang mereka."
Wanita itu mengangguk. "Saya akan memberikan kamu semua informasi yang saya miliki," kata dia. "Tapi, kamu harus berhati-hati. The Syndicate tidak akan menyerah dengan mudah."
Arkan mengangguk. "Saya siap," kata dia.
Dan dengan itu, Arkan memulai misinya untuk menghentikan The Syndicate dan menyelamatkan dunia dari ancaman yang akan datang.
Wanita itu memberikan Arkan sebuah folder yang berisi informasi tentang The Syndicate. "Ini adalah semua yang saya ketahui tentang mereka," kata dia. "Tapi, saya harus pergi sekarang. Mereka mungkin sudah mencurigai saya."
Arkan mengangguk. "Terima kasih," kata dia. "Saya akan melakukan yang terbaik untuk menghentikan mereka."
Wanita itu tersenyum dan kemudian menghilang ke dalam kegelapan. Arkan merasa bahwa ini adalah awal dari sebuah petualangan yang sangat berbahaya.
Dia membuka folder dan mulai membaca informasi tentang The Syndicate. Semakin dia membaca, semakin dia sadar bahwa ini adalah organisasi yang sangat kuat dan berbahaya.
Arkan tahu bahwa dia harus berhati-hati jika ingin menghentikan mereka. Dia memutuskan untuk menghubungi timnya dan meminta bantuan mereka.
"Rachel, Marcus, kita memiliki masalah," kata Arkan melalui telepon. "Kita harus bertemu sekarang juga."
Rachel dan Marcus langsung menyetujui dan mereka berdua bertemu di markas besar. Arkan memberikan mereka informasi tentang The Syndicate dan rencana mereka untuk menghentikannya.
Mereka semua tahu bahwa ini akan menjadi misi yang sangat sulit, tapi mereka siap untuk melakukannya. Mereka telah siap untuk menghadapi apa saja yang akan terjadi.
"Baiklah, mari kita mulai," kata Arkan. "Kita memiliki pekerjaan yang harus diselesaikan."
Mereka semua mengangguk dan mulai membuat rencana untuk menghentikan The Syndicate. Mereka tahu bahwa ini akan menjadi pertempuran yang sangat sulit, tapi mereka siap untuk melakukannya.