NovelToon NovelToon
Paman, Ayo Kita Menikah

Paman, Ayo Kita Menikah

Status: sedang berlangsung
Genre:Beda Usia / CEO / Nikah Kontrak
Popularitas:4.9k
Nilai: 5
Nama Author: shafrilla

Bisakah kalian bayangkan, gadis 17 tahun yang baru masuk universitas di paksa untuk menjual tubuhnya kepada pria hidung belang? ya, Siera tidak akan pernah mau melakukan itu. melawan paman dan bibinya yang berbuat jahat padanya. bertemu seorang pria dan langsung mengajaknya menikah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon shafrilla, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Terjebak

Di sebuah hotel ternama, Sierra di bawa oleh paman dan bibinya. Ketika mereka hendak membawa Sierra ke salah satu kamar yang sudah di pesan, tiba-tiba ada banyak wartawan yang datang ke tempat itu.

"Ada apa ini?" tanya Sean.

"Entahlah, kelihatannya ada tamu penting." jawab Dorothy.

"Letakkan anak brengsek itu di kursi itu, kura tunggu tuan Zovi menelpon kita." ucap Alan.

Sean kemudian menaruh Sierra di kursi, "Dia benar-benar sangat menyebalkan."

Sierra di letakkan di kursi tunggu hotel dengan posisi duduk, Alan tidak ingin ada orang yang curiga mengenai gadis yang mereka bawa.

Sesaat kemudian tiba-tiba kedua mata Sierra terbuka, dia menatap begitu banyak kerumunan orang, dia tidak tahu sekarang ini dia di mana. Namun yang jelas saat ini dia memegang kepalanya yang terasa berat. "Di mana ini?" ucap Sierra sembari memegang kepalanya, kedua matanya menatap paman dan bibi beserta anaknya sedang berdiri di antara kerumunan para wartawan. "Di mana ini, kenapa tempat ini terasa asing." ucap Sierra. setelah itu dia mencoba berdiri, dia harus segera pergi dari tempat yang tidak dia ketahui.

Alan menarik napas panjang sambil menatap para wartawan yang berkerumun di sekitarnya. "Kenapa sih mereka pada ngumpul begini? Ada apa, ya?" tanyanya sambil menyipitkan mata.

Istrinya menggenggam tangannya dengan cemas. "Aku nggak tahu, Alan. Tapi ada apa sih… kok nggak kelihatan ya?"

Sean mereka ikut mengintip dari balik bahu ibunya. "Ada apa ma?"

"Entahlah, mama juga tidak tahu," jawab Dorothy, matanya mulai mencari-cari sosok Sierra yang tak tampak di antara hiruk-pikuk wartawan.

Sementara itu, jauh dari kerumunan, langkah kaki Sierra terhuyung pelan di lorong hotel yang sepi. "Aku harus keluar dari sini," gumamnya sambil mengusap pelipis yang mulai berdenyut. Tatapannya buram, dunia seolah berputar saat dia mencoba menatap sekeliling. "Kok aku nggak bisa lihat dengan jelas, ya? Apa aku salah jalan…?" pikirnya cemas.

Namun, tanpa sadar Sierra terus berjalan tanpa tujuan pasti, meninggalkan tempat yang tidak lagi ia kenal. "Dasar orang-orang brengsek, apa yang mereka berikan padaku, kepalaku benar-benar pusing." ucap Sierra yang masih melanjutkan berjalan meninggalkan hotel.

Di tempat lain seorang pria keluar dari hotel dengan cara mengendap-ngendap, namun ketika dia hendak pergi dari tempat itu tiba-tiba salah satu wartawan melihatnya, hal itu membuatnya langsung berbalik arah hendak masuk kembali ke dalam hotel. Namun sebelum itu terjadi dia menabrak Sierra yang kondisinya benar-benar tidak baik-baik saja.. 

Brug..

Sierra terhuyung, tubuhnya melemah sebelum akhirnya jatuh dalam pelukan pria yang tak lain adalah Xavier Lincoln. "Lho, sarang lebah?" Xavier terkejut, matanya membelalak melihat gadis itu tak berdaya di genggamannya.

Wajah Sierra putih pasi, bibirnya membiru, tanda jelas ada sesuatu yang salah. Jantung Xavier berdegup cepat, campur aduk antara khawatir dan panik. "Kenapa kamu tiba-tiba pingsan? Ada apa denganmu?" bisiknya dengan nada penuh kecemasan.

Tanpa menunggu lama, saat hiruk-pikuk wartawan masih menyita perhatian di luar, Xavier segera menggendong Sierra dengan langkah tergesa menuju kamar hotel. Di dalam kamar yang sepi dan tertutup, dia malah terlihat sangat kebingungan, tiba-tiba saja gadis muda yang dia kenal itu pingsan dipelukannya.

Xavier mengambil ponselnya, Dia kemudian menelpon Ricardo dan menyuruhnya untuk segera pergi ke hotel. setelah beberapa saat kemudian Ricardo sudah sampai di hotel tempat Xavier menginap hari itu. betapa terkejutnya Ricardo ketika melihat di dalam kamar bosnya itu sudah ada gadis muda yang dipanggil bosnya sebagai sarang lebah.

"Tuan, apa yang terjadi? kenapa si sarang lebah ini ada di sini?" Ricardo malah terkejut dan dia bukannya fokus kepada bosnya, malah fokus melihat Sierra sudah ada di kamar bosnya dengan kondisi tidak sadarkan diri.

"Karena itu Aku memanggilmu kemari." jawab Xavier.

"Memangnya ada apa bos? kenapa si sarang lebah ini malah sama bos?" tanya Ricardo.

Xavier menghela nafasnya cukup dalam kemudian menceritakan bagaimana dia bertemu dengan Sierra. "Aduh.. kalau sampai dia sadar dia akan berpikir kalau bos sudah ngapa-ngapain dia." ucap Ricardo.

"Tutup mulutmu itu, memangnya apa yang sudah aku lakukan? nyentuh aja belum, pikiranmu jangan yang aneh-aneh ya. Lagi pula.. masa anak sekecil ini mau aku tiduri sih, yang benar saja!" bentak Xavier.

"Ya... umurnya aja bos masih kecil, tubuhnya kan sudah besar, ya seksi gitu sih." jawab Ricardo sembari menggaruk kepalanya.

"Sudah tutup mulutmu itu, cepat keluar. usir para wartawan itu, aku benar-benar sudah muak dengan keberadaan mereka." ujar Xavier.

"Baik tuan." jawab Ricardo yang kemudian keluar dari kamar Xavier.

Setelah Ricardo pergi dari kamarnya, Xavier nampak menatap wajah Sierra, gadis muda yang katanya berusia 17 tahun itu benar-benar begitu cantik. "Benar juga kata Ricardo, walaupun umurnya masih kecil tapi tubuhnya benar-benar menggairahkan." ucap Xavier tiba-tiba. setelah itu dia memukul mulutnya sendiri. "Apa sih yang aku pikirkan, ini semua gara-gara otak kotor Ricardo, dia ini masih kecil pantas jadi keponakanku, masa aku mau ngapa-ngapain dia sih." Xavier kemudian mengambil segelas air putih.

Setelah kerumunan wartawan diusir oleh Ricardo Alan dan Dorothy kemudian kembali ke kursi tunggu tempat Sierra tadi di letakkan, ketika mereka kembali, betapa terkejutnya ketiga orang itu saat melihat Sierra sudah tidak ada di sana.

"Alan, di mana gadis brengsek itu?" tanya Dorothy.

"Aku tidak tahu, Sean, di mana anak brengsek itu?" tanya Alan kepada putranya.

"Aku tadi meletakkannya di sana." jawab Sean sembari menunjuk salah satu kursi.

"Kamu ini bagaimana sih, Kenapa kamu tinggalkan dia sendiri, kalau begini bagaimana? pasti anak brengsek itu sudah kabur." Alan nampak kesel. Dia kemudian meminta Putra dan istrinya mencari keberadaan Sierra.

Ketika mereka sudah pusing mencari keberadaan Sierra, di salah satu kamar seorang pria tua sudah tertawa menunggu gadis muda yang cantik belia akan menemaninya. Si pria tua bernama Zovi itu sudah dari tadi menunggu kedatangan Alan yang katanya membawa keponakannya yang dia jual itu. setelah beberapa saat menunggu akhirnya Jovi menelpon Alan dan menanyakan mengenai Sierra.

Mendapati pertanyaan seperti itu tentu saja Alan sangat kebingungan, uang sudah ada di tangan sedangkan Sierra tiba-tiba menghilang tanpa kabar. "Dasar anak brengsek, ke mana dia pergi." ucap Alan. dia terus mengumpat karena tidak menemukan keberadaan Sierra.

Sesaat kemudian Sean datang dengan kabar yang juga tidak menyenangkan, begitu pula dengan Dorothy mereka bertiga tidak bisa menemukan keberadaan Sierra.

"Kemana anak itu pergi, seharusnya dia belum bangun, seharusnya dia masih pingsan." ucap Alan sembari menjambak rambutnya. dia sudah kebingungan, pria yang akan membeli Siara adalah pengusaha kaya yang terkenal sangat menjijikkan.

"Bagaimana ini Ayah, kita sudah menerima uang itu, sekarang anak brengsek itu tidak ada." Sean ikut panik.

Mau tidak mau Alan harus menemui Zovi untuk memberitahu mengenai Sierra yang hilang.

*Bersambung*

1
Zheyra
lanjut
Herlina Susanty
lanjut thor smgt 😍💪
Zheyra
Xavier jual mahal banget
Zheyra
lanjut
shafrilla
terima kasih kak.
Rahma Inayah
mampir Thor moga bgus ceritanya lnjutkn
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!