Membawa Benih Suami Kontrak

Membawa Benih Suami Kontrak

Bab 1. Hamil dan Harapan

"Selamat ya bu, hasilnya positif. Saat ini ibu sedang mengandung dan usia kandungan ibu sudah menginjak 4 minggu. Ini hasil USGnya bu!" ujar seorang wanita berkacamata sambil tersenyum dan dia menyerahkan hasil pemeriksaan Indira. Wanita berhijab itu menerima hasil pemeriksaannya.

"Kandungan ibu dalam keadaan baik-baik saja. Tolong dijaga baik-baik ya Bu, pola makannya, pola istirahat dan jangan sampai stress," ucap dokter itu lagi pada Indira.

Indira tersenyum cerah, matanya mengembun seakan tak percaya ketika menatap hasil USG kehamilannya. Hasil itu menunjukkan menunjukkan titik yang masih kecil, dimana ada kehidupan didalam titik tersebut yang tengah tumbuh didalam rahimnya.

Jantungnya berdegup kencang, hatinya seperti dikerubungi banyak kupu-kupu yang bertebaran. Baginya kehamilan ini adalah anugerah dari Tuhan yang tidak pernah ia dan suaminya rencanakan sebelumnya.

"Alhamdulillah, masya Allah. Terimakasih atas kabar bahagia ini dokter," balas Indira dengan suara lembutnya. Dia mengusap sudut matanya yang berair, karena tak tahan dengan perasaan yang meledak-ledak dari dalam hatinya.

"Sama-sama Ibu. Lain kali ibu bisa mengajak suami ibu untuk mengecek kondisi kandungan ibu, pada bulan berikutnya," ucap dokter itu sambil tersenyum pada Indira. Namun, senyuman Indira langsung terbenam, tepat setelah dokter mengatakan tentang suaminya.

Indira langsung terdiam, wajahnya pucat sembari memandangi hasil pemeriksaannya. Tiba-tiba saja terbayang wajah sang suami yang selalu terlihat datar padanya. Kata-kata kasar lelaki itu juga masih terngiang di kepalanya.

~Jangan lakukan apapun. Apalagi melakukan tugasmu sebagai istri. Kau bukan istriku yang sebenarnya, kau hanya istri kontrak~

~Menyingkir dariku Indira! Jangan sentuh aku lagi, aku jijik sudah tidur dengan wanita kampung sepertimu~

~Cih! Dasar wanita kampung. Mau pakai baju apapun, semahal apapun, kalau kampungan ya kampungan saja~

Dalam hati, dalam pikiran Indira. Dia bertanya-tanya, bagaimana reaksi suaminya ketika mengetahui dirinya hamil karena kejadian pada malam yang tidak disengaja itu? Sedangkan mereka akan segera bercerai, sesuai dengan waktu didalam surat kontrak yang sudah ditandatangani oleh Indira dan suaminya, Juno.

Mungkin hanya Juno yang menganggap pernikahan ini adalah hitam diatas putih, tapi tidak dengan Indira. Karena dia mencintai suaminya, bahkan sejak pertemuan pertama mereka.

Sejak Indira dan Juno tidur bersama tanpa disengaja, dimalam Juno mabuk. Sejak saat itu, mereka tidak saling bicara satu sama lain, sampai saat ini. Juno semakin membenci Indira sejak saat ini, dia beranggapan kalau Indira yang memanfaatkan situasi supaya mereka melakukan hubungan intim.

'Ya Allah, apa hati Mas Juno akan luluh saat dia tahu kalau aku sedang hamil?' pikirnya dalam hati dengan harapan yang baik.

'Ya, apapun yang dia katakan nanti dan bagaimana reaksinya. Bukankah aku harus memberitahunya lebih dulu. Siapa tahu anak ini akan menjadi harapan dan jembatan agar rumah tangga kami tetap bertahan?'

Indira selalu berharap agar rumah tangganya dan Juno selalu langgeng, walaupun dia kerap kali mendapatkan perlakuan tidak baik dari suaminya itu. Namun, semua itu tidak menghilangkan cinta yang ada dihati Indira untuk Juno.

Setelah berkonsultasi dengan dokter kandungan tentang kondisi kandungannya. Indira mengambil ponselnya yang ada di dalam tas selempang miliknya. Dia menekan nomor telepon suaminya yang bertuliskan nama 'Mas Juno' dengan emot love dibelakangnya.

Nada tersambung terdengar di ponsel Indira, yang menandakan bahwa ponsel suaminya aktif. Hanya saja belum ada jawaban dari Juno.

Beberapa menit kemudian, setelah panggilan berkali-kali dari Indira. Akhirnya terdengar suara dari operator yang membuat hati Indira terhenyak.

~Maaf, nomor yang anda hubungi sedang sibuk. Mohon coba beberapa saat lagi~

Setelah mendengar suara sang operator, Indira menyerah dan kembali menyimpan ponselnya ke dalam tas selempang miliknya itu.

"Apa Mas Juno masih ada dikantor ya? Tapi, ini kan sudah sore? Seharusnya dia sudah pulang sih. Atau dia lembur?" gumam Indira sambil memikirkan suaminya yang tidak mengangkat telponnya. Dia mencoba menerka-nerka apa yang dilakukan oleh suaminya saat ini.

Indira pun memutuskan untuk pulang ke rumahnya dengan mengendarai angkutan umum. Walaupun Indira adalah istri dari CEO sebuah perusahaan besar, tapi sikap dan penampilannya tidak mencirikan demikian. Dia tetap sederhana dan tidak banyak orang yang tahu tentang pernikahannya dan Juno ini. Juno juga seperti enggan mengakui Indira sebagai istrinya. Padahal mereka sudah menikah sah secara agama dan hukum negara.

Tidak adanya cinta dihati Juno untuk Indira, itulah yang membuat Juno tidak bisa dekat dengan Indira. Apalagi menjalani kehidupan pernikahan seperti pada umumnya. Akan tetapi, Indira tetap berusaha bertahan dan meluluhkan hati suaminya yang dingin itu. Menganggapnya seolah dia adalah hama.

****

Beberapa menit kemudian, Indira sampai dirumah yang dia tinggali bersama Juno selama dua tahun ini. Mereka hanya tinggal berdua saja disana, rumahnya juga tidak terlalu mewah dan hanya memiliki satu lantai saja.

Langit sudah mulai terbenam, menandakan bahwa hari akan segera gelap. Mentari akan segera tergantikan oleh bulan dan bintang.

"Sepertinya Mas Juno sudah pulang," ucap Indira dengan senyuman dibibirnya, manakala dia melihat mobil sang suami sudah terparkir dihalaman samping rumah, didepan garasi.

Dengan langkah yang lebar dan hati yang semangat, Indira tidak sabar untuk segera masuk ke dalam rumah dan memberitahukan kabar kehamilannya ini pada Juno.

"Kenapa pintunya terbuka? Mas Juno gimana sih? Kuncinya sampe ngegantung kayak gini. Gimana kalau ada maling masuk, ckckck."

Indira berdecak, ketika dia melihat kunci rumah yang masih menggantung dipintu dan pintu yang terbuka. Bukan apa-apa, Indira takut ada maling yang masuk ke rumah, karena lingkungan tempat tinggal mereka ini sepi dan rawan menjadi sasaran empuk maling.

Wanita berhijab putih itu pun melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah, setelah selesai mengunci puntu. Ketika dia sedang melangkah menuju ke kamar, atensi Indira tertuju pada sebelah sepatu heels perempuan berwarna merah yang tidak dia kenali berada dibawah lantai.

"Sepatu siapa ini?"

Jantung Indira berdegup kencang, saat melihat sepatu heels itu. Pikirannya mulai negatif, apalagi saat dia melihat dress wanita berwarna merah yang teronggok dilantai.

Buru-buru Indira melangkah menuju ke arah kamar suaminya. Namun disaat dia akan membuka lebar pintu kamar yang sedikit terbuka itu, tiba-tiba saja suara yang menyakitkan hatinya terdengar dari sana. Langkahnya pun terhenti di sana.

"Juno....aku sampai! Aaargghhhh..."

Seketika kedua mata Indira terbelalak, mulutnya menganga saat dia melihat seorang wanita tanpa busana sedang bercumbu dengan suaminya diatas ranjang berukuran king size itu.

Setelah Juno dan wanita itu mencapai nirwana bersama-sama, Juno pun berbaring disamping wanita itu. Mereka terlihat bahagia setelah melakukannya, sedangkan Indira diluar sana...dia membeku dan jantungnya seakan tercabut dari raganya saat melihat perbuatan suaminya dan wanita lain.

"Aku mencintaimu Juno." Wanita itu mengucapkan kata cinta untuk suaminya dan mengecup pipi Juno dengan lembut. Juno balas mencium bibir wanita itu.

"Aku juga mencintaimu Sheila."

Kedua mata Indira mengembun, tanpa sadar dia menjatuhkan air matanya. Sakit sekali hatinya mendengar suaminya mengucapakan kata cinta pada wanita lain. Tapi lebih sakit, saat ia melihat dengan mata kepalanya sendiri, suaminya tengah bercinta dengan wanita bernama Sheila.

"Sayang, apa bayi kita baik-baik saja? Kegiatan kita barusan tidak melukainya?" tanya Juno sambil mengusap perut Sheila yang masih datar itu.

"Dia baik-baik saja. Sepertinya dia senang dijenguk oleh ayahnya," jawab Sheila dengan senyuman manis dibibirnya yang selalu menggoda Juno.

Deg!

Hati Indira hancur mendengar perkataan suaminya dan wanita itu. Air matanya jatuh tak tertahankan, dia hancur sehancur-hancurnya.

Benarkah apa yang dia dengar ini?

BRAK!

****

Terpopuler

Comments

Atut khanza

Atut khanza

duhhh baru mampir kaaa langsung maraton 🤭

2024-06-10

0

Atut khanza

Atut khanza

duhhh baru baca aja udh menyayat hati 😭😭

2024-06-10

0

Cicih Sophiana

Cicih Sophiana

mampir kak Irma... 😘

2024-06-15

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Hamil dan Harapan
2 Bab 2. Selingkuhan Juno
3 Bab 3. Mana suamimu?
4 Bab 4. Aku hamil
5 Bab 5. Istri Sah rasa orang ketiga
6 Bab 6. Indira Kabur?
7 Bab 7. Habisi dia!
8 Bab 8. Sakit yang akan membekas
9 Bab 9. Masih hidup
10 Bab 10. Memulai Hidup Baru
11 Bab 11. Setelah 5 tahun..
12 Bab 12. Perjalanan Bisnis
13 Bab 13. Pertemuan Juno dan Devan
14 Bab 14. Tidak punya papa
15 Bab 15. Mas Juno?
16 Bab 16. Pertemuan mencengangkan
17 Bab 17. Devan Anakku?
18 Bab 18. Perdebatan panas!
19 Bab 19. Sheila selingkuh?
20 Bab 20. Punya dua istri?
21 Bab 21. Jangan usir Papa!
22 Bab 22. Kamu akan menyesal!
23 Bab 23. Mantan suami?
24 Bab 24. Kembali Rumah Papa!
25 Bab 25. Devan nggak butuh Papa
26 Bab 26. Kecurigaan Indira
27 Bab 27. Setan Pelakor!
28 Bab 28. Rencana Indira
29 Bab 29. Pengakuan Juno
30 Bab 30. Pulang ke Jakarta?
31 Bab 31. Bukti nyata perselingkuhan
32 Bab 32. Kamu sudah sadar Juno?
33 Bab 33. Sedikit penyesalan
34 Bab 34. Tercengang!
35 Bab 35. TALAK
36 Bab 36. Kehancuran Pelakor
37 Bab 37. Indira Dikta
38 Bab 38. Semudah itu menyesal?
39 Bab 39. Kita sudah selesai, Mas!
40 Bab 40. Penyesalan
41 Bab 41. Kambuh
42 Bab 42. Tak mau cerai
43 Bab 43. Tetap bercerai!
44 Bab 44. Niat baik Bu Lusi dan Jenny
45 Bab 45. Usaha Juno
46 Bab 46. Ingat masa lalu
47 Bab 47. Mereka siapa?
48 Bab 48. Berkas-berkas perceraian?
49 Bab 49. Maling teriak maling!
50 Bab 50. Mempermalukan Pelakor
51 Bab 51. Keceplosan
52 Bab 52. Surat Cerai
Episodes

Updated 52 Episodes

1
Bab 1. Hamil dan Harapan
2
Bab 2. Selingkuhan Juno
3
Bab 3. Mana suamimu?
4
Bab 4. Aku hamil
5
Bab 5. Istri Sah rasa orang ketiga
6
Bab 6. Indira Kabur?
7
Bab 7. Habisi dia!
8
Bab 8. Sakit yang akan membekas
9
Bab 9. Masih hidup
10
Bab 10. Memulai Hidup Baru
11
Bab 11. Setelah 5 tahun..
12
Bab 12. Perjalanan Bisnis
13
Bab 13. Pertemuan Juno dan Devan
14
Bab 14. Tidak punya papa
15
Bab 15. Mas Juno?
16
Bab 16. Pertemuan mencengangkan
17
Bab 17. Devan Anakku?
18
Bab 18. Perdebatan panas!
19
Bab 19. Sheila selingkuh?
20
Bab 20. Punya dua istri?
21
Bab 21. Jangan usir Papa!
22
Bab 22. Kamu akan menyesal!
23
Bab 23. Mantan suami?
24
Bab 24. Kembali Rumah Papa!
25
Bab 25. Devan nggak butuh Papa
26
Bab 26. Kecurigaan Indira
27
Bab 27. Setan Pelakor!
28
Bab 28. Rencana Indira
29
Bab 29. Pengakuan Juno
30
Bab 30. Pulang ke Jakarta?
31
Bab 31. Bukti nyata perselingkuhan
32
Bab 32. Kamu sudah sadar Juno?
33
Bab 33. Sedikit penyesalan
34
Bab 34. Tercengang!
35
Bab 35. TALAK
36
Bab 36. Kehancuran Pelakor
37
Bab 37. Indira Dikta
38
Bab 38. Semudah itu menyesal?
39
Bab 39. Kita sudah selesai, Mas!
40
Bab 40. Penyesalan
41
Bab 41. Kambuh
42
Bab 42. Tak mau cerai
43
Bab 43. Tetap bercerai!
44
Bab 44. Niat baik Bu Lusi dan Jenny
45
Bab 45. Usaha Juno
46
Bab 46. Ingat masa lalu
47
Bab 47. Mereka siapa?
48
Bab 48. Berkas-berkas perceraian?
49
Bab 49. Maling teriak maling!
50
Bab 50. Mempermalukan Pelakor
51
Bab 51. Keceplosan
52
Bab 52. Surat Cerai

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!