NovelToon NovelToon
Sang Penguasa

Sang Penguasa

Status: tamat
Genre:Tamat / Kultivasi / Petualangan Fantasi-Fantasi Timur
Popularitas:21.6M
Nilai: 4.9
Nama Author: Yudhistira

Seri Kelanjutan dari Novel PENGUASA BENUA TERATAI BIRU. Bagi yang ingin menyimak cerita ini dari awal, silakan mampir di penguasa Benua Teratai Biru 1, dan Benua Teratai 2.

Dunia Kultivator adalah jalan menuju keabadian yang merupakan jalan para dewa. Penuh dengan persaingan, pertentangan dan penindasan.

Kisah ini menceritakan sosok Qing Ruo, pemuda yang memiliki takdir langit sebagai seorang penguasa. Sosok yang awalnya di anggap lemah, di hina dan hidup dalam penindasan.

Bagaimana kisahnya. Simak perjalanannya menjadi seorang penguasa.


Penulis serampangan.
Yudhistira.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yudhistira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

24. Berada dalam Pengawasan.

" Saudara Zun, aku rasa dia gila karena misinya yang telah gagal itu. Tapi aku masih bingung dengan alasan jenderal besar Kongqi Chu  yang meminta kita untuk mengawasinya..."

" Saudara Xeng benar, namun tugas kita adalah mengawasi pegerakannya, dan  kita tidak berhak tahu alasannya..." sambil mengawasi Qing Ruo.

Di hadapan mereka.

Qing Ruo yang sedang membiarkan dirinya di rasuki oleh kekuatan asing itu dikejutkan oleh prajurit yang ada di sampingnya.

" Saudara Zhao, apa yang saudara lakukan. Apakah sudara mencari mati?"  Berbicara melalui telepati mengejutkan Qing Ruo.

" Maksud saudara?" tanya Qing Ruo gelagapan.

" Mengapa saudara membiarkan kekuatan emas gunung Langit memasuki tubuh saudara. Ini terlarang. Jika ketiga jenderal utama tahu, saudara akan di penggal..."

Qing Ruo tampak begitu terkejut, namun dengan segera menangkan dirinya.

" Hais, mengapa aku bisa seperti ini," jawabnya pelan,  lalu dengan perlahan mengedarkan kekuatan pada kakinya, menahan  kekuatan spiritual emas tersebut.

" Hais.... Jika saja aku menyerap pengetahuan Luo Zhao, tentu aku tidak akan terlihat sebodoh ini. Semoga para jenderal itu tidak menyadarinya... " Qing Ruo membatin kesal.

Satu per satu prajurit bergantian maju ke atas  panggung, mengukir nama mereka dan pergi dari tempat itu, hingga giliran Qing Ruo pun tiba.

Dengan tenang Qing Ruo bergerak naik ke atas panggung dan menggunakan sisa kekuatan darah yang telah diberikan Luo Zhao sebelumnya. Namun saat dirinya akan  meninggalkan tempat itu, tiba-tiba beberapa komandan pasukan menghampirinya.

" Dug," jantung Qing Ruo berdetak dengan cepat, berusaha bersikap tenang.

" Prajurit Zhao, kami diperintahkan oleh jenderal Baoyang Ran. Ikut kami.." ucap sang komandan.

Qing Ruo yang berpuara-pura bingung,  menganggukan kepala lalu bergerak mengikuti kedua komandan itu.

Dari jauh.

Prajurit Zun dan prajurit Xeng yang terus mengawasi pergerakan Qing Ruo hanya bisa menggelengkan kepala.

" Luo Zhao benar-benar naas..." ucap mereka menggelengkan kepala, menatap sosok Qing Ruo yang pergi bersama kedua komandan tersebut.

Dari jauh.

Di atas kursinya, Luo Xing yang melihat Qing Ruo di bawa pergi, hanya bisa menggelengkan kepala.

" Heian Bai,  Dalu Rong, pergi dan awasi prajurit Zhao..." ucap Luo Xing berbicara melaui telepati pada kedua jenderal bawahannya yang berdiri di belakang kursinya.

" Baik Jenderal," jawab Dalu Rong dan Heian Bai, lalu bergerak meninggalkan tempat itu.

Di tempat lain.

Qing Ruo terus bergerak  meninggalkan kawasan Gunung Emas Gerbang Langit,  mengikuti dua sosok komandan yang  membawanya menuju sebuah tempat yang tidak dia ketahui dengan berusaha bersikap tenang.

Setelah meninggalkan kawasan gunung emas gerbang langit yang tertutup awan itu, lima kilo meter kemudian, Qing Ruo yang ingin menangkap kedua komandan tersebut, menghentikan niatnya saat merasakan kehadiran aura semi abadi tingkat lima mengawasi pergerakanya,

" Hais," batinnya kesal, namun pemandangan yang ada dihadapannya sedikit menghibur perasaanya.

Sejauh mata memandang, tampak puluhan ribu bangunan megah terhampar rapi. Ada yang berada di atas puncak gunung,  mengambang  di atas awan, bahkan ada juga yang berada di atas tanah, memancarkan keindahannya yang begitu luar biasa. Yang membuat Qing Ruo semakin terpana adalah pemandangan itu begitu padu dengan kemunculan hewan langit yang berterbangan, serta pohon-pohon raksasa yang menjulang ke langit yang terus-menerus memancarkan aura spiritual yang begitu menenangkan.

Sesekali kedua komandan itu menoleh ke arah Qing Ruo, namun dengan cepat Qing Ruo segera mengubah raut wajahnya.

" Saudara, prajurit ini terlihat kebingungan.  Apakah dia tidak menyadari kesalahannya..." sang komandan berbicara melalui telepati pada temannya dengan kesal.

" Saudara benar. Wajah tanpa bersalahnya itu membuatku kesal saja..." jawab komandan lainnya.

Sementara itu, Qing Ruo terus mengedarkan pandangan dengan jelalatan, berdecak kagum, membuat  kedua komandan yang berada di sisinya menjadi semakin geram.

" Dia benar-benar gila, bahkan setelah melakukan kesalahan besarpun masih begitu bahagia. Si bod*h ini, tunggu saja penjara gunung api langit membakar kulitmu, kamu tidak akan sebahagia ini." batinya kesal.

" Anggap saja dia menikmati hari terakhirnya melihat dunia," ucap komandan lainnya terkekeh.

Setelah bergerak sepanjang waktu,  melewati tempat-tempat indah dengan pemandangan yang menakjubkan, akhirnya kedua komandan itu membawa Qing Ruo memasuki kawasan istana megah di atas awan yang dijaga ratusan prajurit berjubah emas.

" Komandan Na Mu, Komandan Bing Wu," ucap beberapa prajurit yang berjaga di tempat itu menyambut kedatangan mereka dengan hormat.

" Prajurit, bawa prajurit Zhao ke penginapan para komandan, dan biarkan dia beristirahat..." sambil menyerahkan Qing Ruo pada prajurit tersebut.

" Baik jenderal..." sambil membawa  Qing Ruo pergi meninggalkan tempat itu.

Setelah Qing Ruo  pergi bersama  prajurit itu,  Na Mu dan Bing Wu yang merupakan komandan kepercayaan Baoyang Ran itu, masih berdiri pada tempatnya menatap kepergian Qing Ruo dengan heran.

" Yang masih tidak aku mengerti, alasan jenderal besar meminta kita untuk membawanya ke markas kita," ucap Na Mu pelan.

" Benar, karena jarang sekali jenderal besar memperlakukan seorang penjahat seperti ini," ucap Bing Wu heran.

Pada saat mereka sedang berbincang-bincang, tiba-tiba sosok pendekar semi abadi tingkat lima yang Qing Ruo rasakan sebelumnya muncul di tempat itu.

" Jenderal Liuyuan," ucap Na Mu dan Bing Wu berlutut dengan hormat.

" Berdirilah. Tetap awasi prajut Zhoa itu..." ucapnya sambil berlalu

" Baik jenderal..."

Dari jauh.

Dua pasang mata juga terus mengawasi pergerakan yang dilakukan oleh Na Mu dan Bing Wu.

" Suadara Dalu Rong, aku semakin bingung. Apa yang sebenarnya ingin  dilakukan oleh Na Mu dan Bing Wu itu, bahkan Liuyuan juga ikut mengawasi..."

" Saudara Heian Bai. Aku juga tidak tahu.  Sepertinya mereka ingin menahan prjurit Zhao dengan cara yang halus," ucap Dalu Rong berpendapat.

" Sepertinya demikian. Mereka benar-benar menempatkan  prajurit Zhao dalam pengawasan mereka. Lalu apa yang harus dilakukan?" tanya Heian Bai.

" Sebaiknya kita kembali, dan  melaporkan hal ini pada jenderal Luo Xing terlebih dahulu... "

" Baik..." lalu bergegas pergi.

****

Di tempat lain.

Qing Ruo dengan tenang terus berjalan mengikuti kedua prajurit yang membawanya menuju penginapan mewah komandan pasukan. Matanya yang tajam terus memindai dan mengamati tempat itu dengan seksama.

" Barak Militer para petinggi pasukan benar-benar luar biasa. Keindahan dan kenyamanan tempat ini benar-benar menenangkan..." Qing Ruo membatin dengan takkub.

Di depan Qing Ruo.

Dua prajurit yang ditugaskan Na Mu dan Bing Wu tampak begitu penasaran.

" Saudara, sepertinya Luo Zhao akan dipromosikan menjadi Komandan pasukan. Sungguh beruntung..." ucap prajurit tersebut berbicara melalui telepati pada temannya.

" Benar, tapi ini sedikit aneh..."

" Maksud saudara...?"

"  Sejak kapan orang dari klan Luo bisa menjadi komandan pasukan di bawah pengawasan jenderal besar Baoyang Ran..." 

" Saudara benar, tapi sudahlah. Itu bukan urusan kita..." ucap sang prajurit sambil terus berjalan memimpin jalan.

Tidak lama kemudian mereka akhirnya tiba di tempat yang di maksud.

" Suadara Luo Zhao, silakan. Jika ada  hal yang  saudara perlukan, segera hubungi kami..." ucap prajurit itu dengan hormat,  persilahkan Qing Ruo memasuki sebuah ruangan.

" Baik saudara, terima kasih..." menangkupkan tangannya, lalu memasuki ruangan itu dan menguncinya dari dalam.

Setelah Qing Ruo  pergi, kedua prajurit itu lalu  meninggalkan pintu kamar, dan berjaga sepuluh meter dari tempat itu.

👉 Tinggalkan 👍.

Terima kasih. 🙏

1
Susanwi Fung
wah sombongnya...
Roni Sakroni
lanjutkan lagi thor
Roni Sakroni
luar biasa
Roni Sakroni
membunuh cucu sendiri
Roni Sakroni
licik atau cerdas memanfaatkan kekuatan pihak lain untuk kepentingan pribadinya.
Roni Sakroni
bagus hajar saja pengganggu
Roni Sakroni
semangat
Roni Sakroni
terlalu Lambat jln ceritanya....
Roni Sakroni
senangnya bertemu saudara satu klan..
Roni Sakroni
sifat arogan bisa merugikan diri sendiri
Roni Sakroni
kejam apa cerdas
Roni Sakroni
terus mengumpulkan orang orang kuat...
Roni Sakroni
kejamnya
Ludwig Caspar SiregarChan
Luar biasa
Roni Sakroni
ding song jadi Ding dong
Roni Sakroni
Luar biasa
Anah Suhana
sayang sekali novel sebagus ini harus pindah dari sini.. jujur sebagai pembaca sangat kecewa.. terlalu banyak penulis yg hengkang dari sini krn mungkin ngga sesuai dgn harapan para penulis..
Roni Sakroni
mantap mantap mantap
yuliati sumantri
Luar biasa
Roni Sakroni
sambungan dunia teratai biru nih
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!