Kumpulan Cerpen Remaja

Mulai dari perselisihan Rini dan Lia waktu itu, Lia selalu menghindar dari hadapan Jeky, jika dia ingin menuju kantin atau kelasnya, jika dia melihat Jeky dari jauh, dia akan berusaha mengambil jalan lain, sekalipun itu harus memutar.

Melihat perubahan Lia, jeky jadi merasa heran dan penasaran.

"Lia, mengapa akhir - akhir ini kamu menghindar dariku?" tanya Jeky ketika jam istirahat dan Lia belum sempat keluar dari kelasnya.

"Heh? Ti.. Tidak ada apa - apa" jawab Lia gugup karena terkejut, ini laki tiba - tiba saja sudah berdiri di depannya.

"Lia, jangan bohong, kamu bisa bilang yang sebenarnya, mengapa kamu menghindar." ucapnya lagi dan semakin mendekat ke arah Lia.

"Tidak jek, tidak ada apa- apa, hanya saja akhir - akhir ini aku sedikit sibuk." dia memberi alasan agar Jeky tidak curiga. Dan dia menundukkan kepalanya agar Jeky tidak melihat kebohongan di matanya.

"Lia, boleh ngak sebentar aku mau ngomong sama kamu?"

"Lah? Bukankah kita ini lagi ngomong?"

"Maksudku bukan seperti ini."

"Jadi, kamu mau bilang apa?"

"Bagaimana kalau kita bicara berdua saja"

"Ck, bukankah kita lagi sedang berdua?"

Kemudian Jeky melihat kiri kanan, ternyata keadaan kelas sekarang lagi kosong, dia merasa lucu sendiri, dia tidak menyadari pergerakan orang di sekelilingnya.

"Baiklah, aku mau bilang, bahwa aku suka sama kamu" ucapnya langsung tanpa basa basi.

"Saling suka itu kan hal biasa, jadi tidak perlu terlalu di dramatisir."

"Tapi aku ingin kamu menjadi kekasihku."

"Ini akan menjadi masalah denganku"

"kenapa?"

"Rini, dia ingin menjadi pacarmu, jika kita jadian, dia pasti akan sangat marah."

"Heh? Ini tidak ada hubungannya dengan dia, ini masalah kamu dan aku, aku tidak suka sama dia, sukanya sama kamu. Jadi biarkan dia, bukan urusan saya."

"ck, sebaiknya kamu urus dulu dia, baru datang kepadaku, karena aku paling tidak suka pelakor datang di saat aku sudah sayang. Jadi sebaiknya kita jaga jarak dulu, kamu selesaikan masalahmu dengan Rini, aku tidak mau ikut campur." ucap Lia dan keluar dari kelasnya. Jeky yang tertinggal di dalam kelas hanya duduk termangu di tempatnya.

****

Pada suatu hari yang berbeda dan di saat jam istirahat, jeky duduk di depan kelasnya dan memandangi anak - anak yang lalu lalang.

"Hei Jek, melamun aja, aku temani ya?" Rini datang membuyarkan tatapan Jeky.

"Hmm, boleh"

"Jek, boleh enggak aku nanya sesuatu?"

"Ya, silahkan"

"Tapi sebelumnya aku mau cerita dulu nih, aku ingin tanggapan darimu." ucapnya dengan suara lembut nan mengoda.

"Ck, maksud kamu apa sih?! Ngomong aja langsung! Tidak perlu bertele - tele." Jeky mulai emosi dengan suara yang di buat - buat oleh Rini, mendengarnya dia mau muntah.

"Maaf Jek, aku cuma mau bilang, aku suka sama kamu, kita jadian yuk" ucapnya sambil menyentuh lengan Jeky.

"Maaf Rin, aku tidak menyukaimu" balasnya sambil menepis tangan Rini.

"Jek, kamu tega bilang seperti itu samaku" dia memasang wajah menyedihkan, seolah - olah dia sedang di tindas.

"Memangnya harus tidak tega ya? Tapi memang itu kenyataannya, aku tidak menyukaimu sama sekali. Jadi jangan harap buat jadian, ok" ucapnya dan berlalu dari hadapan Rini.

****

Ketika jam pulang sekolah, tiga sekawan lagi asyik jalan menuju halte bus.

Tapi tiba - tiba Rini end the geng mencegat mereka setelah anak- anak sudah pada sepi.

"Hei Lia, kita harus bicara!" teriak Rini

"Bicara apa?" balas Lia santai.

"Bicara tentang Kau, aku dan Jeky!" jawab Rini lantang.

"Jeky?"

"Ya!"

"Ada apa dengan dia?"

"Karena ini masalah kami bertiga, kalian jangan ikut campur!" ucapnya sambil menunuk Ririn dan Tuti.

Dan tanpa sepengetahuan mereka, Jeky sedang menonton pertunjukan berlangsung. Ada rasa lucu dan cemas melihat pertengkaran mereka.

"Hei! Kemaren kau katakan bahwa kau tidak pacaran dengan jeky, tapi kenyataannya kau berbohong!"

"Memang kami tidak berpacaran, emang siapa lahi yang bilang itu?"

"Ririn, dia yang sebari bahwa kau pacarnya Jeky, tidak mungkinkan temanmu tidak tahu hubunganmu?"

"Emangnya apa masalahmu kalau Lia dan Jeky pacaran?" Ririn angkat bicara karena Lia menatapnya untuk menjelaskan rumor yang beredar.

"Tentu saja tidak boleh!"

"Kenapa tidak boleh? orangnya aja mau, kok kamu yang atur - atur!" Tuti menambahi

"tidak boleh, ya tidak boleh! Jeky hanya miliku!" teriak Rini.

"Sudah, sudah, tidak ada gunanya kita bertengkar hanya untuk rebutan satu cowok. Jadi sekarang biarlah kamu ambil saja tuh Jeky Jekymu itu, aku sama sekali tidak perduli." Lia mulai kesal, dituduh melakukan sesuatu padahal dia tidak lakukan.

"Tapi Lia.." Ririn keberatan.

"Ck, sudah Rin, yuk pulang"

"Tunggu! Kalian tidak berhak memutuskan siapa yang harus bersamaku." tiba- tiba Jeky menghampiri mereka.

"Jeky..!" mereka semua terkejut, ada rasa malu di wajah Rini.

"Aku tidak bisa di berikan begitu saja kepada Rini, karena aku tidak mau menjadi kekasihnya. Yang aku mau Lia, bagaimana Lia? Mau kah engkau menjadi kekasihku?"

"maaf, aku juga tidak mau menjadi kekasihmu."

"Lia...!" teriak kedua temannya.

"Kenapa kalian memaksaku, aku pindah kesini bukan cari cowok. Aku mau belajar, jadi maaf, kita tidak bisa pacaran saat ini. Oyuk pulang..! Ajaknya kepada kedua temannya, sementara Jeky hanya bisa memandanginya dari jauh dengan sedih.

***** end