Pengawal Istimewa

Sementara Yolanda sendiri tampak sibuk di kamar bergonta ganti pakaian memilih pakaian yang cocok untuk dirinya kenakan. Belum lagi di tambah Yolanda berdandan cukup lama, agar bisa tampil cantik di mata Andika.

Entah mengapa, Yolanda merasa ini seperti kencan pertamanya di karenakan dirinya belum pernah berpacaran selama ini, sehingga dirinya harus terlihat sempurna di pandangan Andika.

Setelah satu jam, Yolanda yang telah selesai berdandan mulai keluar dari kamar dan berjalan menuruni tangga.

"Andika ayo aku sudah siap," ujar Yolanda.

Seketika Andika langsung terpesona melihat kecantikan Yolanda yang sangat sempurna. Yolanda yang menggunakan sebuah gaun putih, dengan rambut lurus terurai bak seorang putri dalam negeri dongeng.

"Yolanda kamu cantik sekali malam ini," ujar Andika.

Yolanda pun menjadi malu mendengar Andika yang memujinya.

"Ayo kita berangkat!" ucap Yolanda.

Kemudian mereka mulai berjalan menuju keluar rumah dan menuju ke mobil Yolanda.

"Yolanda bagaimana jika menggunakan motor saja?" tanya Andika.

Yolanda berpikir sejenak, sudah sangat lama dirinya tidak menaiki sepeda motor.

"Boleh,"

Mereka berdua mulai naik ke atas sepeda motor, Yolanda yang di bonceng Andika mulai jantungnya berdegup lebih cepat, karena berada begitu dekat dengan Andika.

Andika mulai menjalankan sepeda motornya secara perlahan, Yolanda yang malu-malu mulai memeluk pinggang Andika dengan erat. Seketika Andika bisa merasakan panas dari tubuh Yolanda. Mereka berdua tampak seperti sepasang kekasih saja.

"Sialan apa ini yang namanya jatuh cinta" pikir Andika sambil merasakan hatinya yang berdebar hebat.

"Andika kamu ingin aku mentraktir mu makan apa" tanya Yolanda.

"terserah kamu saja" jawab Andika.

Kemudian Yolanda memberikan arahan kepada Andika agar menuju ke sebuah restoran yang berada di pusat kota. Restoran itu adalah restoran favorit tempat biasa Yolanda makan setelah pulang dari kantornya.

sampai di sana mereka langsung memesan makanan dengan berbagai macam sayur dan daging. Mereka tampak sangat menikmati momen makan berduaan yang begitu romantis.

"Andika kamu harus mencoba daging sapi ini rasanya begitu lembut dan enak" ujar Yolanda sambil menggigit sebuah daging di garpu.

"benarkah" Andika tiba-tiba saja mulai mengambil daging yang tertusuk garpu dari tangan Yolanda.

Daging itu adalah sisa gigitan Yolanda akan tetapi Andika langsung memakannya. Melihat itu Yolanda menjadi terkejut dengan apa yang di lakukan oleh Andika apakah mereka sudah sedekat ini pikir Yolanda.

Tidak beberapa lama mereka berdua sudah selesai makan. Sambil meninggalkan meja makan Andika berkata dalam hatinya "aku harus berani mengatakannya sekarang".

Ketika mereka akan pulang tiba-tiba saja hujan turun dengan sangat deras sehingga mereka terpaksa harus menunggu hingga hujan reda sambil berdiri di teras restoran.

Tiba-tiba saja tangan Andika mulai meraih tangan Yolanda dan menggandengnya dengan lembut. Hal itu membuat Yolanda terkejut akan tetapi Yolanda tampak tidak marah dan justru merasa nyaman.

"Hem Yolanda apa kamu menyukaiku" tanya Andika. Entah mengapa waktu sekarang ini Andika ingin menanyakan hal itu kepada Yolanda.

Sontak saja Yolanda yang mendapatkan pertanyaan seperti itu menjadi kaget. Hatinya berdebar-debar yang membuatnya bingung harus menjawab bagaimana.

"Yolanda apa kamu ingin bersama dengan ku dan menjadi kekasihku" sambung Andika.

Mendengar itu kembali hati Yolanda semakin tidak karuan sehingga membuatnya tampak diam.

Melihat Yolanda yang tidak kunjung memberikan jawaban membuat Andika menjadi sedikit malu apakah mungkin Yolanda tidak menyukainya pikir Andika.

"em jika kamu menolak aku juga tidak apa-apa dan mengerti"

"aku mau" seketika Yolanda langsung menjawab. Dirinya juga menyukai Andika apalagi Andika yang begitu baik dan selalu melindunginya dan beberapa kali telah menyelamatkannya dari bahaya.

mendengar Yolanda yang telah menerima cintanya membuat Andika tampak begitu senang dan langsung memeluk Yolanda dengan erat.

"terima kasih" ujar Andika.

Mereka berdua seketika diliputi perasaan bahagia karena kini telah menjadi sepasang kekasih. Akan tetapi Yolanda meminta Andika untuk merahasiakan hubungan mereka terlebih dahulu karena Yolanda masih menunggu waktu yang tepat untuk memberi tahukan kepada adik dan ayahnya.

hingga kemudian hujan mulai berhenti dan mereka memutuskan untuk kembali menuju ke rumah. Akan tetapi tiba-tiba saja sebuah mobil mewah berwarna hijau berhenti tepat di depan mereka.

keluarlah dari dalam mobil seorang wanita cantik yang ternyata adalah Diana.

"halo" sapa Diana.

Andika dan Yolanda tampak kaget melihat Diana yang muncul secara tiba-tiba.

"Andika kebetulan sekali aku bertemu denganmu di sini" ujar Diana yang penuh dengan senyum manis kepada Andika.

Diana sendiri sudah memutuskan setelah ayahnya mendukungnya Diana bertekad untuk bisa mendapatkan Andika.

Andika juga tampak tersenyum kepada Diana. Melihat itu Andika tidak menyadari bahwa Yolanda yang berada di sampingnya tampak kesal dan cemburu. Karena Andika yang belum paham masalah percintaan sehingga tidak menyadari bahwa Yolanda sedang cemburu melihat mereka yang saling tersenyum.

"hai nona Setiawan" sapa Diana kepada Yolanda dengan sedikit senyum. Mengapa wanita ini bisa bersama Andika di sini pikir Diana juga merasa kesal melihat Andika dan Yolanda yang berduaan.

Diana masih belum mengetahui bahwa Andika dan Yolanda sudah berpacaran.

"hai" Yolanda mau tidak mau juga tersenyum kepada Diana.

Diana langsung mengeluarkan sebuah kartu undangan dan memberikannya kepada Andika.

"Andika lusa adalah hari ulang tahun ku aku harap kamu bisa datang" ujar Diana.

"ingat harus datang" tambah Diana.

Kemudian Diana mulai pergi dengan tidak lupa kembali melemparkan senyuman manis kepada Andika.

Melihat Diana yang begitu centil kepada Andika ingin rasanya Yolanda mencakar cakar wajahnya.

"ehem apa kamu akan datang" tanya Yolanda kepada Andika.

"ya kenapa tidak" jawab Andika.

Andika sama sekali tidak mengerti jika Yolanda sedang cemburu. Yang di pikirkan oleh Andika karena Diana sudah mengundangnya maka dirinya harus datang.

"dasar sialan" gerutu Yolanda kesal dengan suara sangat pelan.

"apa yang ingin kamu bicarakan" melihat Yolanda seperti berbicara sesuatu.

"tidak jika kamu pergi maka aku harus ikut" Yolanda berpikir jika dia tidak ikut mungkin saja Diana akan mencari kesempatan untuk mendekati Andika.

"baguslah jika kamu mau menemaniku".

setelah itu mereka mulai menaiki sepeda motornya dan mulai berjalan. Akan tetapi baru berjalan sebentar Andika langsung menepikan sepeda motornya di pinggir jalan.

"Yolanda kamu tunggu di sini sebentar ya ada sesuatu yang ingin aku beli" ujar Andika.

Yolanda hanya menganggukkan kepalanya sementara Andika dengan segera masuk ke sebuah toko.

Tidak berapa lama Andika keluar dari toko dengan membawa sebuah bungkusan plastik. Andika mulai mengeluarkan isi dalam bungkusan yang ternyata adalah sebuah jaket.

Andika menyadari bahwa Yolanda pasti kedinginan dengan hanya menggunakan sebuah gaun apa lagi hujan baru saja turun. Sehingga Andika terpikirkan untuk membeli sebuah jaket.

Andika mulai memakaikan jaket yang dia beli kepada Yolanda. Yolanda tidak menyangka ternyata mereka berhenti karena Andika ingin membelikannya sebuah jaket.

Inilah yang membuat Yolanda semakin menyukai Andika selain Andika yang begitu tampan juga baik hati dan sangat perhatian kepadanya.

Setelah memekakkan jaket kepada Yolanda mereka melanjutkan perjalanan untuk menuju ke rumah.

Akan tetapi baru berjalan sebentar kembali terjadi kejadian yang tidak terduga di mana tiba-tiba saja motor yang mereka kendarai mulai kehilangan keseimbangan.

"Andika apa yang terjadi" tanya Yolanda.

"aku juga tidak tahu" Andika mulai menepikan motornya kembali dan menyadari ternyata sebuah paku sudah tertancap di ban.

"Yolanda ban motornya bocor tampaknya kita harus berjalan kaki atau kamu naik taksi saja" sambung Andika.

Andika mau mendorong motornya dan tidak ingin Yolanda lelah karena harus berjalan kaki menemaninya.

"tidak aku ingin berjalan kaki menemanimu" jawab Yolanda.