NovelToon NovelToon
Jerat Cinta Sang Teknisi

Jerat Cinta Sang Teknisi

Status: tamat
Genre:Tamat / Duda
Popularitas:5k
Nilai: 5
Nama Author: Deyulia

Jabar, Teknisi senior yang jatuh cinta lagi pada Operator di mesin yang ia pegang. Setelah beberapa tahun menduda, ini kali pertama dia jatuh cinta lagi. Operator baru itu namanya Clara masih muda dan cantik, tapi pemalu.

  Mungkin inilah jalan cinta Jabar yang mulus bak jalan tol. Ketika Jabar memberi tumpangan pada Clara untuk berteduh di rumahnya karena hujan yang lebat, beberapa orang tetangga sempat heran dan curiga. Namun, Jabar tidak kalah gertak, dia mengaku kalau Clara adalah istri barunya yang baru beberapa hari dinikahi.

  Apakah kebohongan Jabar akan terendus massa ataukah ini jalan cintanya untuk yang kedua kali naik pelaminan? Natikan kisah serunya di karya "Jerat Cinta Sang Teknisi".

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deyulia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23 Baikan

  Sejak Jabar mengancam akan menyebarkan rahasia Hardi ke permukaan, Hardi kini terlihat berubah. Dia tidak pernah mengganggu atau mendatangi Clara di mesinnya yang ternyata istri Jabar.

  Hardi juga bertekad akan mengakhiri hubungannya dengan perempuan bersuami itu, sebab apa yang dikatakan Jabar kini selalu terngiang-ngiang di telinganya.

  Hardi mengalami perasaan takut yang berlebih apabila beraktifitas di luaran. Hardi takut tiba-tiba dia diserang atau dicokok oleh orang-orang dari suami perempuan yang dipacarinya.

  "Gua memang harus menghindari perempuan itu. Gua kagak mau nanti tiba-tiba dicokok orang-orang dari suaminya itu," tekadnya dengan sadar.

  Hardi pun kini mulai berusaha berinteraksi kembali dengan Jabar, dia tidak mau urusan asmara dicampur aduk dengan masalah pekerjaan. Seperti disadari sebelumnya, dia dan Jabar tidak pernah sampai bermusuhan atau punya masalah.

  Keadaan ini membuat Jabar lega, sebab perubahan Hardi sudah kentara, dia mulai menyapa dan meminta maaf pada Jabar atas sikapnya.

  "Gua maafin.Gua tahu elu bersikap begitu karena elu lagi jenuh dengan hubungan elu dengan Supervisor itu, kan? Segera elu akhiri hubungan itu sebelum elu kena batunya," peringat Jabar tempo hari ketika Hardi sengaja mencegat Jabar saat memasuki pabrik.

  Hardi setuju dengan peringatan Jabar, dia memantapkan hati untuk mengakhiri hubungan rumitnya dengan perempuan Supervisor yang dia pacari itu.

  Hubungan Hardi dan Jabar kembali hangat, mereka saling memeluk. Karena sebelumnya mereka memang tidak pernah punya masalah. Hal ini disyukuri Jabar, sebab Hardi mau mendengar nasihatnya.

  "Di, jangan coba-coba lagi berhubungan dengan perempuan double. Lebih baik elu menjalin kasih dengan gadis atau janda daripada bini orang. Dengar-dengar Operator baru mesin SMT ini ada yang sedang naksir elu. Lebih baik elu tanggapi dia saja, siapa tahu jodoh. Tapi Operator barunya bukan bini gua, ya," celoteh Jabar mencoba jadi cepu.

  Hardi mengerutkan dahinya tanda penasaran, siapa gerangan Operator mesin SMT selain Clara yang sedang naksir dirinya? Pikiran Hardi melayang pada Cori dan Carmen, Operator mesin SMT yang masih baru sama seperti Clara. Hardi membandingkan sikap keduanya, mana yang mendekati dan diduga naksir dirinya.

  "Apakah Carmen?" tebaknya dalam hati mengarah pada Carmen. Hardi mengingat-ingat kembali sikap Carmen yang agak beda kepadanya dibanding Cori. Terlebih saat dirinya hampir saja menabrak Carmen di pengkolan sehabis Carmen beli makanan. Sikap Carmen terlihat beda saat menatap Hardi. Sepertinya dugaan Hardi mendekati pada Carmen, bahwa yang sedang naksir dirinya adalah Carmen.

  Hardi masih termenung memikirkan Carmen yang dia duga pengagum rahasianya, Hardi bertekad akan mengamati pergerakan dan sikap Carmen nanti setelah satu shift.

**

  Sementara itu di rumah Jabar, kini kedatangan dua orang tamu yang ternyata Pak RT dan salah satu warga karang taruna yang tempo hari pernah meminta foto copy KTP, dan buku nikah Jabar dan Clara sebagai anggota keluarga baru di kampung itu.

  Jabar dan Clara tentu saja menyambut kedatangan Pak RT dan salah satu pemuda karang taruna dengan senang hati, terlebih kini mereka tidak perlu berbohong lagi dengan status mereka yang sudah sah di mata hukum negara dan agama.

  "Kebetulan Pak RT, sudah saya siapkan kelengkapannya," ujar Jabar seraya menyodorkan fotocopy KTP dan buku nikah milik mereka berdua.

  "Baiklah, terimakasih atas kerjasamanya Nak Jabar dan Neng Clara. Mohon maaf saya mengganggu waktu kalian. Nanti setelah Kartu Keluarganya sudah siap, akan kami antar kembali ke sini," jelas Pak RT sembari berpamitan dan berlalu.

  Kepergian Pak RT dan salah satu pemuda karang taruna itu, ditatap senyum bahagia di bibir Jabar. "Sayang, sekarang kita bebas melakukan apa saja. Orang-orang di sini sudah tahu kita suami istri dan kamu sebentar lagi bakal menjadi penduduk kampung sini," seru Jabar senang sembari memalingkan wajah ke arah Clara lalu memeluk dan mengangkatnya.

  "Abang, Cla takut jatuh," jerit Clara benar-benar takut, sebab Jabar tidak diduga mengangkat tubuhnya setinggi dadanya.

  "Jangan takut, tangan Abang ini kuat. Sekarang mari kita satukan kembali hasrat kita yang menggebu ini setelah tadi Pak RT sempat mengganggu kita," seringainya seraya menurunkan tubuh Clara, lalu menariknya menuju tangga setelah mengunci pintu rumah.

  Memasuki kamar, Jabar kembali mengangkat tubuh Clara dan merebahkannya di atas ranjang sederhana tempat mereka memadu kasih.

  Dengan lembut dan penuh perasaan Jabar dan Clara kembali menyatukan cinta mereka dalam gelombang hasrat yang sama.

  Malamnya jam kerja tiba, Jabar sudah kembali siap dengan pakaian kerjanya. Sore ini dia berangkat sendiri ke pabrik, sebab Clara masuknya dimulai jam 23.00 malam.

  "Sayang, abang pergi dulu, ya. Kamu nanti hati-hati berangkatnya. I love you," pamit Jabar sembari mengecup bibir Clara sekilas. Ini kebiasaan baru Jabar setelah diantara mereka terjalin hubungan suami istri yang normal.

  Clara menatap kepergian Jabar dengan hati yang dilanda rindu membara, sebetulnya hatinya mengatakan selalu ingin 24 jam bersama Jabar, berhubung jam kerja mereka sedikit berbeda, maka terpaksa mereka harus ikhlas berpisah sementara untuk beberapa jam dalam sehari.

  Jam 22.30 malam tiba, Clara kini bersiap untuk pergi bekerja. Tepat di jam itu juga, Jabar selalu menghubungi Clara dan menemani perjalanan Clara menuju pabrik dengan sambungan vidio call.

  Seperti biasa, saat tiba di pengkolan, Clara bertemu Cori dan Carmen. Clara yang melihat mereka berdua, hanya tersenyum pada Cori sementara pada Carmen tidak.

  Carmen yang menyadari sikap Clara, dengan hati yang lapang, melancarkan niatnya. Dia mendekat dan tiba-tiba berbicara pada Clara lalu meraih tangan Clara. Sejenak Clara tersentak, terpaksa sambungan telpon dengan Jabar ia putuskan.

  "Cla, aku minta maaf, ya. Sebab beberapa hari yang lalu aku sudah bersikap tidak baik sama kamu. Aku menyesal, untuk itu aku minta maaf sama kamu. Aku harap kamu memaafkan dan kembali bersikap hangat seperti pertama kali kita kenal dulu. Apakah kamu mau memaafkan?" ucap Carmen meminta maaf dengan sungguh-sungguh.

Clara mengarahkan wajahnya ke arah Carmen, untuk beberapa jenak dia menatap Carmen melihat kesungguhan di matanya. Clara melihat sepertinya Carmen tulus meminta maaf dan menyesal.

"Carmen, apa kamu serius? Lalu sebetulnya apa yang membuat kamu bisa membenci aku, kemarin-kemarin itu?" Akhirnya Clara mau berbicara dengan Carmen, lalu mengorek keterangan lain tentang apa sebenarnya yang membuat Carmen bersikap lain kepada Clara.

Carmen menunduk seperti sedang berpikir bagaimana caranya bercerita. "Sebenarnya aku naksir sama Bang Hardi, tapi Bang Hardi tidak peka, justru dia selalu mendatangi meja kamu dan ngajak kamu ngobrol. Dari sana aku cemburu dan merasa marah sama kamu. Oleh karena itu, aku minta maaf ya atas sikap aku kemarin," mohon Carmen lagi mengiba.

"Ohhh, alasannya itu? Kamu cemburu rupanya? Ya sudahlah Men, aku juga tidak mau memperpanjang masalah kesalahpahaman dan sepele diantara kita. Kamu jangan khawatir, aku sama sekali tidak naksir Bang Hardi. Maka dari itu, lebih baik kita lupakan masalah itu, dan aku memaafkan kamu mulai dari sekarang," tegas Clara.

Carmen senang, disaksikan Cori diantara mereka, Carmen tiba-tiba memeluk Clara dan menangis terharu di sana.

1
Noviyanti
Ceritanya menarik dan cukup menghibur, alurnya juga bagus. semangat terus authornya
Lina Zascia Amandia: Hehhe... mksh Kak Novi. Karya Kak Novi lebih bagus.
total 1 replies
Noviyanti
eh kok cepet amat udahannya, udah happy ending aja nih.
Lina Zascia Amandia: Iya Kak Nov. Soalnya udah kehilangan ide.
total 1 replies
Noviyanti
syukurlah hardi sadar diri
Teteh Lia
ikut senang untuk kebahagiaan semuanya.
Lina Zascia Amandia: Terimakasih Teh kehadirannya...
total 1 replies
Teteh Lia
ya kan bang... ada yang ngarep lho. ngapain jadi pebinor. ok
Teteh Lia
begitu donk bang Hardi. jangan bermusuhan
Nasir
Bagus, ceritanya pendek gak bertele2.
Teteh Lia
padahal Clara nya juga ga pernah ngerespon bang Hardi kan ya.
Lina Zascia Amandia: Nggak kayaknya Kak...
total 1 replies
Teteh Lia
lagian si Hardi. Maruk banget... udah punya cewe, malah ngincer cewe lain juga.
Noviyanti
hehe kasian si hardi itu
Noviyanti
ya dia udah nikah cuma belom pesta doang di
Noviyanti
wah apa orang itu si hardi ya?
Lina Zascia Amandia: Mungkin..
total 1 replies
Teteh Lia
malah kena skak balik. wkwk
Lina Zascia Amandia: Mksh Teh...
total 1 replies
Teteh Lia
malu ga tuh. udah ngata-ngatain. eh salah ...🤭
Teteh Lia
mereka udah nikah. kali. yang ada elu yang bakal malu.
Noviyanti
hore jeboll juga
Lina Zascia Amandia: Wkwkkwk
total 1 replies
Noviyanti
persiapannya sungguh sangat matang ya, baru pulang jabar maen hajar aja
Noviyanti
wah bisa jadi
Lina Zascia Amandia: Hehheheeh
total 1 replies
Noviyanti
bukan naksir lagi, tapi udah jadi bini bang
Ihda Rozi
lanjut
Lina Zascia Amandia: Ok....
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!