NovelToon NovelToon
Rintik Hujan

Rintik Hujan

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / nikahmuda / Cerai / Cinta Paksa / Beda Usia / Penyesalan Suami
Popularitas:11.2k
Nilai: 5
Nama Author: @nyamm_113

"Jadilah kuat untuk segala hal yang membuat mu patah."
_Zia


"Aku mencintai segala kekurangan mu, kecuali kepergian mu."
_Darren

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon @nyamm_113, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

DARREN & MELINDA

...RINTIK HUJAN

...

Brak

“Darren!”

Anton dan Darren menatap pintu ruangan yang dibuka secara kasar. Anton mendengus, menatap dingin dan tajam Melinda.

Darren terkejut, jadi benar Melinda benar-benar datang kejakarta.

“Melinda, sedang apa kamu disini?” Tanya Darren. Berjalan kearah Melinda yang tersenyum menatap calon suaminya ini.

Calon suami? Mimpinya terlalu lama.

“Salah? Aku datang buat ngunjungin calon suami aku.” Jawabnya kelewatan pede.

Anton yang mendengar itu ingin rasanya mual, bisa-bisanya Melinda berkata seperti itu. Bahkan Zia jauh, sangat jauh dari Melinda.

“Bodoh sekali suamimu Zia.” Ucap Anton lirih.

“Kenapa tak mengabari ku dulu?” Tanya Darren lagi.

Menatap sedikit takut pada Anton, bagaimana jika Anton mengatan kejadian ini pada Zia? Dia… Takut.

“Kenapa? Ngak suka aku datang? Yaudah aku pulang lagi ajah kalau gitu.” Melinda merajuk. Suaranya sangat manja pada Darren. Bahkan mereka berdua entah sejak kapan bergandengan tangan.

“Bukan seperti itu Melinda.” Jawab Darren pasrah. “Ayok duduk.” Ajaknya. Darren menuntun Melinda untuk duduk di sofa.

Anton tanpa berpikir panjang bangkit dari sofa yang didudukinya, merapikan pakaiannya. Lalu keluar dengan raut wajah dingin, melewati Darren dengan pandangan yang tajam.

Darren hanya bisa berdo’a, semoga saja Anton tak memberi tahu Zia. Ya semoga saja.

Melinda tampak kagum dengan ruangan Darren, besar dan megah. Tersenyum dengan penuh arti, liat saja semua ini sebentar lagi menjadi milik ku batinnya.

“Lalu, bagaimana dengan jadwal pemotretanmu?” Tanya Darren. Duduk disebelah Melinda.

Melinda tersenyum, lalu memeluk manja lengan Darren. “Kita baru ajah ketemu loh, aku kangen banget dan jadwal aku kosong hari ini.” Jelas Melinda dengan suara manjanya.

Darren mengusap pelan lengan Melinda, hari ini dia tak bohong jika Melinda sangat cantik. Rambut yang dibiarkan terurai, dress yang sempurna membentuk lekukan tubuh Melinda.

Mereka kembali menjalin hubungan saat sehari setelah Darren menemukan Melinda. Darren tanpa pikir panjang mengajak Melinda balikan dengan alasan tak bisa melupakan wanita itu dan tentu dirinya sudah mapan.

Melinda? Jelas dia menerimanya dengan senang, siapa yang menolah pengusaha tajir ini. Walau tanpa rasa lagi pada Darren, dia hanya ingin menikmati harta sultan Andreas.

“Sudah sarapan?” Tanya Darren lembut. Bahkan Darren tak pernah selembut itu pada Zia.

Melinda menggeleng, menatap Darren dengan tatapan manja khasnya. “Belum sayang, kita makan diluar yah.” Jelas Melinda.

Darren menatap jam tangannya, hampir makan siang tiba. Pekerjaannya juga sudah selesai, dan dia setuju untuk makan siang dengan Melinda.

“Baik lah, ayok.”

Mereka keluar dari ruangan, bahkan Nando yang duduk dimejanya bingung dengan wanita yang digandeng mesra oleh bosnya? Itu jelas bukan Zia.

“Bos selingkuh?” Ujar Nando pelan. Menatap kedua anak manusia itu yang masuk kedalam lif.

Sampai di lobi, banyak pasang mata yang menatap mereka. Tentu mereka mengenali sosok yang digandeng mesra pimpinan mereka, siapa yang tak mengenal model cantik itu.

Darren tak peduli, semua karyawan kecuali Nando saja yang mengetahui pernikahannya.

***

Zia tersenyum menatap tokoh yang beberapa hari ini dia datangi, tokoh bunga yang tak terlalu jauh dari tempat tinggalnya. Letaknya persis didepan jalan raya, disebarangnya ada restaurant yang selalu ramai.

Zia ingin membeli tokoh bunga ini, hanya untuk mengisi hari-harinya sebagai seorang istri. Rasanya bosan juga jika terus-menerus dirumah tanpa melakukan apapun.

“Jadi bagaimana mbak?” Tanya wanita tua yang umurnya seperti uminya.

Zia tersenyum, mereka duduk dibangku yang memang disediakan didepan tokoh Bungan yang sudah tutup itu.

“Maaf bu sebelumnya, saya belum izin dengan suami saya. Tapi in sya Allah saya tetap jadi beli tokoh ini.” Jelas Zia. Ya, dia masih belum memiliki waktu untuk mengatakannya pada Darren. Dirinya seringkali lupa.

Ibu-ibu itu tidak kaget dengan ucapan Zia yang sudah memiliki suami, mereka sebelumnya bertemu dan Zia mengatakan bahwa dia sudah menikah.

“Tidak apa-apa nak, ibu ngak masalah.” Tutur wanita itu. Walau sudah tua, wanita itu tetap cantik diumur yang tak muda lagi.

“Terimakasih banyak bu.” Ucap Zia.

Wanita itu menatap kejalan yang ramai dengan kendaraan lalu lalang, lalu menatap Zia sekilas.

“Dulu, tokoh ini adalah hadiah dari mendiang suami ibu. Hadiah sebagai hari jadi pernikahan yang ke-100.” Celetuk wanita itu.

Zia tak keberatan mendengarkan cerita wanita ini, dia malah merasa senang karena memiliki teman mengobrol.

“Waktu itu, ibu juga menikah diumur muda seperi kamu. Masih sekolah, kami dijodohkan dengan keluarga. Ibu awalnya berat menerima mendiang suami karena perbedaan usia yang terlampau jauh.” Wanita itu menatap Zia.

“Tapi, ibu malah sangat bersyukur karena bisa memiliki suami yang penuh dengan tanggung jawab. Ibu bahagia mengenalnya. Dihari pernikahan kami yang ke-100 harusnya kami bahagia, merayakannya dengan penuh kegembiraan. Malah berakhir duka.”

“Ibu.”

“Zia. Pernikahan kami hanya 100 hari, dia pergi untuk selama-lamanya. Tidak pamit, tak mengatakan apapun. Hanya tokoh ini yang dia tinggalkan, ibu betekad untuk menjalankan tokoh bunga ini. Hanya tokoh bunga ini yang mampu mengobati rasa rindu ibu pada beliau.” Jelas wanita itu.

Zia dapat melihat dari sorot matnya, tersirat rasa rindu yang mendalam. Zia hanya mampu mengusap dengan pelan pundak wanita itu.

“Ibu titip tokoh bunga ini ke kamu.” Lanjutnya.

Zia mengangguk. “In Sya Allah bu.”

“Puncak rasa rindu seseorang adalah dimana saat kita tidak lagi bertemu, tidak lagi bertegur sapa. Tetapi, justru di dalam hati kita saling mendo’akan.” Ujar wanita tua itu.

***

Darren membawa Melinda makan siang disalah satu restaurant bintang limah, mereka disambut oleh pelayan.

Mereka duduk disalah satu meja, restaurant ini terlihat ramai dengan pengunjung. Mereka lalu memesan makanan.

“Silahkan pak.” Pelayan laki-laki yang masih mudah itu menyodorkan daftar menu kehadapan Darren.

Darren melihat-lihat, lalu menatap Melinda yang juga sibuk melihat daftar menunya.

“Sayang, samain ajah dengan pesanan kamu.” Ujar Melinda.

Darren mengangguk. “Saya pesan spaghetti dua, pork belly over mash dua, lalu tiramisu satu. Dan minumannya peach tea satu dan passion for spice satu.”

Pelayan itu mencatat pesanan pelanggannya, lalu kembali mengulangi. “Baik pak, saya ulangi pesanan anda. Spaghetti dua, pork belly over mash dua, tiramisu satu dan peach tea satu, serta passion for spice satu. Ada tambahan lagi?”

“Tidak.”

“Baik, pesanan akan segera diantarkan.”

Pelayan itu meninggalkan Darren. Melinda sedari tadi tersenyum menatap Darren yang terlihat semakin tampan saja.

“Ternyata kau masih ingat makanan dan minuman kesukaan ku.” Tutur Melinda. Tak menyangka jika Darren masih mengingatnya.

Darren tersenyum tipis. “Hm.”

Selang beberapa menit, pesanan mereka datang. Darren dan Melinda tampak menikmati makan siang mereka, tanpa menyadari sepasang mata yang sedari tadi mengawasi mereka berdua.

“Lo emang brengsek Darren.”

Setelah mengatakan itu, dia segera meninggalkan restaurant dengan emosi. Hingga dia melihat sosok wanita yang dikenalinya sebagai istri dari sahabatnya itu.

Ya dia Anton.

“Zia? Sedang apa dia disini dan siapa wanita yang mengobrol dengannya?”

Anton segera menghampiri Zia, bisa gawat jika Zia melihat Darren yang sedang makan di restaurant diseberang jalan ini.

“Zia.” Panggilnya.

Zia sedikit terkejut, lalu menundukkan pandangannya. “Kak Anton.” Sapa Zia.

Sebenarnya Anton sudah meminta Zia agar tak memanggilnya dengan embel-embelan kak, tapi Zia terus memaksa. Dan Anton yang pasrah saja.

“Ngapain disini?” Tanyanya. Lalu menatap wanita tua itu yang juga menatap dirinya. “Salam kenal bu, saya Antoni sahabat suami Zia.”

Wanita tua itu tersenyum, lalu menerima jabatan tangan Antoni. “Salam kenal nak.”

“Aku mau beli tokoh bunga ini kak, dan ibu juga ini pemilik tokohnya.” Jawab Zia.

Antoni mengangguk. “Begitu yah.” Antoni menatap tokoh bunga ini yang masih memiliki Bungan didalamnya, tidak besar tidak juga kecil. Gaya tokoh ini modern.

“Ah, nak Zia dan nak Anton. Ibu pamit duluan yah, soalnya udah dijemput.” Celetuk wanita itu.

Zia mengangguk. “Baik bu, sekali lagi terimakasih banyak. Saya pasti hubungi ibu jika saya jadi membeli tokohnya.”

“Hahah, baiklah.” Setelah itu. Wanita tua itu menghampiri salah satu mobil yang sudah terparkir didepan mereka, lalu meninggalkan Zia dan Anton.

“Kak, aku juga sekalian pamit yah.” Ujar Zia. Saat hendak bersuara lagi Anton mendahuluinya.

“Mau saya antar ngak? Mumpung kita searah.” Tawar Anton. Tak ada maksud tertentu, hanya ingin mengantarkan istri dari sahabatnya untuk pulang.

Zia menggeleng. “Ngak apa-apa kak, aku juga mau mampir buat belanja kebutuhan dapur.” Jawab Zia dengan sopan. Ya dia ingin belanja beberapa bahan masakan yang stoknya sudah habis dirumah.

Darren tak memaksa. “Baik lah, kalau begitu hati-hati dijalan.”

Zia mengangguk. “Iya kak, aku pamit. Assalamu’alaikum.”

“Wa’alaikum salaam.”

Anton menatap punggung Zia yang berjalan menyusuri trotoar jalan, perempuan sebaik dan setulus Zia malah di sia-siakan oleh sahabat brengseknya itu? Tunggu saja, dia yang paling tertawa keras saat Darren menyesali semuanya.

“Sial.”

Anton menatap Darren yang juga menatapnya, apakah Darren melihatnya bersama Zia? Jika benar. Anton bodoh amat.

“Dasar bodoh!” Maki Anton pelan.

Diseberang jalan. Darren melihat semuanya, dari Anton yang mengobrol berdua dengan Zia. Hingga Zia pamit. Darren sempat panik saat menyadari kehadiran Zia, dan Anton yang bersama Zia.

“Sayang? Kok bengong.” Celetuk Melinda. Menggandeng sebelah lengan Darren.

Darren tersadar. “Hm? Kau mau kemana setelah ini? Tidak kembali kebandung?” Tanyanya.

Mereka kembali berjalan kearah parkiran mobil. Darren membatu Melinda masuk kedalam mobilnya.

“Aku beberapa hari ini punya jadwal pemotretan disini, jadi aku bakalan tinggal dijakarta.” Jawab Melinda. Dia memang memiliki jadwal pemotretan di Jakarta.

“Baiklah, lalu kau tinggal dimana?” Tanyanya lagi. Darren fokus mengemudi.

Melinda menggapai tangan Darren yang menganggur, memainkan jari-jari besar itu. “Aku masih belum dapat apartement yang cocok buat aku.” Ada maksud dibalik ucapannya.

Darren mengangguk. Tanpa berfikir terlebih dahulu, dia mengatakan. “Tinggallah di apartement ku dulu, lagian hanya beberapa hari sajakan?” Tanyanya.

Melinda bersorak senang. “Ah sayang terimakasih banyak.” Ujarnya dengan nada manja khas dirinya.

“Hm.

Melinda tersenyum kemenangan, langkah awal dari rencanya adalah pelan-pelan mengambil simpati dari Darren.

“Zia, kau akan tersingkirkan.”

1
Zefanya Putri
ceritanya rapi..alur nya juga bagus..
Rosma Niyah: terimakasih banyak kak/Smile/
total 1 replies
Rita Riau
Zia jadi orang jgn lugu dan polos bgt,, tu suami mu sedang berduaan dgn ulet bulu. dasar Darren ga bener 🙄🙄
Rosma Niyah: iya mba
total 1 replies
Nuril Waru
lanjut lagi thor
Om Rusli Banjarmasin
lanjut thoor
Osaka Marketing
gak salah si daren mesen pork belly ? di cerita kan muslim
Rosma Niyah: terimakasih sudah mampir dan komentar 😄
Rosma Niyah: maaf ya, karakter Darren kan cerita ya jauh dari Tuhan. orang ya keras, suka minum2, dia masih berusaha buat berubah, proses merubah diri jauuh lebih baik itu kan banyak tantangannya, begitu pula pada Darren. dan tentu saja ini hanya fiksi/Pray//Pray/.



ambil positif nya dan buang negatifnya ya/Smile/
total 2 replies
Rita Riau
Darren masih ambigu,,,
di lanjut Thor,,, penasaran 🤔
Rosma Niyah: Darren emang ambigu kenapa mba?
total 1 replies
Yumnah Sri Dayanti
sadar daren nyesel tu g ada yg duluan plng akhir loh
Rosma Niyah: benar
total 1 replies
Rita Riau
dari awal jahat,,, ya tetap lah jahat tak berubah. itu yg Darren kejar,,,
moga Darren cepat menyadari nya🤔🤭🤲
Rosma Niyah: aamiin
total 1 replies
Syiffitria
semangat thor :) mampir jugaa ya :))
Rosma Niyah: iya, kalau ada waktu ya
total 1 replies
Rita Riau
bego bener" bego si Darren,,, ku tunggu penyesalan mu Darren,,,
lanjut Thor. ku ingin si Darren hancur,, udah menyia yia kan berlian
Rosma Niyah: waduhhh
total 1 replies
Rita Riau
ga sabar nunggu lihat Darren bucin sama Zia 🤭😍
Rita Riau
semangat Zia taklukin tuh kulkas,,
Rosma Niyah: semangat oke... oke... oke
total 1 replies
Rita Riau
Darren kamu itu manusia paling jahat kejam dan yg parah lagi paling bodoh,,
Rosma Niyah: ada tambahan lagi mba?
total 1 replies
Rita Riau
biar kan Zia di culik Dirga biar si Darren bangkrut,,
Rosma Niyah: Dirga atau Anhar yang cocok sama Zia?
total 1 replies
Rita Riau
begini mungkin istri yang Solehah walaupun di apa"in ga menyenangkan masih lagi berbakti,,,
yakinlah Lo bakalan nyesel Darren,,,
Rosma Niyah: uhhh, kita liat ajah nanti
total 1 replies
Rita Riau
ini beneran begok,,, udah Zia diemin aja suami ga tau diri mu itu,,🙄
Rosma Niyah: sabar mbak
total 1 replies
Rita Riau
iya Zia buat suami mu klepek klepek
bikin tuan arogan bertekuk lutut 💪👍🏻😍
Rosma Niyah: kita kawal
total 1 replies
Rita Riau
ini sih bukan cinta tapi bodoh,,, bener kata si Anton,,
Rosma Niyah: anton mah pro, walaupun masih jomblo
total 1 replies
Rita Riau
si Darren CEO,,, dari perusahaan besar,tapi kok bego banget,,, kenapa ga dicari tau kemana perginya si Malinda,,,
Rosma Niyah: sibuk banget kali dia
total 1 replies
Rita Riau
sabar Zia,,, buat suami mu jatuh cinta pada mu,,, setelah itu bikin dia menyesal karena menyia yia kan mu
Rosma Niyah: benar banget
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!