NovelToon NovelToon
Terlambat Menyadari

Terlambat Menyadari

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / Berbaikan / Dikelilingi wanita cantik
Popularitas:7.6k
Nilai: 5
Nama Author: Anissa Ruth

Kisah gadis yang jatuh cinta pada pandangan pertama, begitu cintanya di balas saat itu juga hidupnya bahagia. Ketulusan dan kelembutan dalam menjalani hubungan membuat pasangannya merasa seenaknya. Sifat pemaaf yang di miliki Melati membuat laki-laki itu mengulangi kesalahan terus-menerus. Namun, gadis itu senantiasa memaafkan karena hatinya hanya untuk Rafaly Thamana.

"Tolong beri aku kesempatan."

"Bertahanlah sedikit lebih lama, sampai aku bisa menerima dirimu kembali."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anissa Ruth, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dikenalkan

“Enggak usah.” Melati menarik tangan Dity yang hendak pergi. “Itu dibeliin sama Raf.” Laki-laki itu kaget sampai melotot, mulutnya terbuka, hanya beberapa detik setelahnya kembali seperti semula. “Wah, makasih, Kak Raf yang beliin? Bagus, cocok jadi Kakak ipar aku.”

Raf hanya tersenyum, matanya melihat seisi rumah, rumah yang sederhana, tapi terlihat bersih, sejuk dipandang, nyaman untuk di tempati. Laki-laki itu memerhatikan foto keluarga yang terpajang di dinding, terdapat Ibu, Bapak, Melati, Dity, dan yang terakhir Tomi, putra sulung keluarga itu. Raf memicingkan mata melihat foto Tomi, dia memang tidak tahu Tomi itu siapa.

“Itu foto laki-laki sebelah kamu siapa?” tanyanya penasaran. “Kak Tomi.” Jawabnya singkat lalu meraih tangan Raf, membawanya duduk di sofa. “Sekarang di mana, Kak Tomi?” tanyanya lagi, dia masih penasaran, emang begitu orangnya, rasa ingin tahunya tinggi.

“Kak Tomi udah nikah, sekarang tinggal bareng istrinya.” Bukan Melati yang menjawab melainkan Dity, tatapannya tetap fokus pada ponsel saat berbicara. Agaknya dia agak kesal, karena Raf terus bertanya, terlalu ingin tahu.

“Bapak belum pulang?” tanya Melati, Dity menggeleng, menyimpan ponselnya lalu memakan martabak sambil nyender di sofa.

“Bapak tadi bilang, mau lembur.” Melati hanya mengangguk. “Kalau Ibu di mana?” Laki-laki itu berhenti makan setelah ingat Ibu. Hari ini Ibu masak banyak, kalau dirinya makan martabak, nanti siapa yang makan masakan Ibu, pikirnya.

“Ibu di dapur lagi masak.”

“Oh. Aku ke Ibu dulu, ya, Raf. Kamu tunggu di sini, “ ujar Melati pada Raf. Laki-laki itu hanya mengangguk, walaupun dalam hatinya agak takut berduaan dengan anak tengil itu, di matanya, Dity bukan hanya tengil tapi, juga ganas, galak dan gak main-main.

Sementara di dapur, Melati melangkah mendekati Ibu yang sedang sibuk memasak.

“Ibu,” panggil gadis itu setelah dekat. “Eh, Kak. Udah pulang.” Ibu menjawab dengan senyuman manisnya. Melati segera mencium punggung tangan Ibu.

“Masak apa, Bu?”

“Biasa, masak makanan. Eh, iya, pacarmu jadi ke sini gak, Kak?”

“Raf? Jadi, kok. Dia ada di ruang tamu sama Dity.”

“Oh yah? Ibu jadi penasaran, ganteng gak? Kamu lanjutin masak ya, Ibu mau samperin dulu.”

Gadis itu hanya mengangguk dan segera melanjutkan masak, tidak butuh waktu lama, dia sudah menyelesaikan masakannya dan menata semua di meja makan. Sementara di ruang tamu, Ibu sedang ngobrol dengan Raf, Dity hanya menyimak sesekali ikut nimbrung.

Melati yang melihat dari kejauhan, tersenyum, ternyata Ibu dan Raf sudah mulai akrab. Segera dia berjalan dan ikut bargabung, duduk di sofa. “Masaknya udah selesai, Bu. Udah aku siapin di meja makan,” ujar Melati yang baru saja duduk.

“Kita makan. Ayo, Nak Raf, Kak, Dit.” Ibu bangun duluan dan susul mereka bertiga. Di meja makan sudah terhidang banyak makanan, Raf sampai kagum, Ibunya Melati menyiapkan ini karena akan kehadiran dirinya. Laki-laki itu jadi merasa tidak enak hati, telah merepotkan.

“Aku ikut makan di sini, jadi ngerepotin Ibu.”

“Enggak, Kok. Santai aja, ayo makan.”

Senyuman Ibu menbuat Raf tenang, mereka hendak makan. Namun, ucapan salam dan ketukan pintu membuat mereka diam saling pandang. “Kayak suara Bapak, bener gak?” tanya Dity. “Iya, betul. Tolong bukain, Dit.”

Laki-laki itu menurut dan pergi membuka pintu. Ternyata itu benar, Bapak, gak jadi lembur. Perlu diketahui pekerjaan Bapak hanya sebatas karyawan di Perusaahan.

Sampai di meja makan, Bapak ikut bergabung, duduk dengan tenang, belum menyadari kehadiran Raf padahal tadi ikut salam ketika Ibu dan Melati mencium tangan Bapak.

“Tumben masak banyak gini, Bu?” tanya Bapak masih belum menyadari adanya Raf.

“Iya kan, kita kedatangan tamu.”

Ibu menjawab, matanya melirik Raf dan tersenyum. Pandangan Bapak beralih pada Raf. Yang dilakukan Raf hanya tersenyum. Sementara Bapak, memicingkan mata, menerka-nerka siapa laki-laki di hadapannya, dari tadi dia mengira Raf adalah Tomi.

“Eh, ada tamu, kirain tadi, Tomi. Pantas agak bingung, kok, Tomi ke sini sendirian aja, istrinya gak diajak.” Raf tidak hentinya tersenyum tipis.

“Kamu teman Dity kan? Namanya siapa?” Raf menganga, bingung harus menjawab apa. Ternyata Melati belum menceritakan dirinya pada keluarga terutama Bapak.

“Bukan teman aku, dia pacarnya Kak Mela.” Dity yang sebelumnya diam ikut bicara, mengungkap kebenaran. Bagaimana reaksi Bapak? Pastinya kaget dan melebarkan mata. Menatap Melati dan Raf bergantian.

“Siapa yang izinin kamu pacaran, Melati?” Tatapannya menusuk pada gadis itu, dia menunduk. Sementara Raf, hatinya sudah tidak karuan, berdebar-debar, takut.

“Kenapa, Pak? Kata Bapak, boleh pacaran kalau udah lulus sekolah, Kak Mela udah lulus, kok. Nilainya juga tinggi. Iya kan, Kak?” Melati mengangguk, membenarkan ucapan Adiknya. Mendengar itu Bapak mengubah reaksi wajahnya, yang semula marah menjadi biasa saja.

“Oh. Coba lihat surat kelulusannya.”

“Nanti aja, Pak. Kita makan dulu, keburu dingin makanannya,” ujar Ibu ikut menimpali. Bapak menurut, lanjut makan dengan sesekali berbincang, bertanya beberapa hal pada Raf.

Setelah makan, mereka ngobrol sebentar di ruang keluarga, hanya tiga puluh menit, dikarenakan langit sudah berubah warna jadi menggelap dan Raf harus pulang.

Sebelum, anak muda itu benar-benar pulang, Bapak menanyakan nama Raf sekali lagi, laki-laki paruh baya itu susah sekali mengingat nama Raf padahal gampang.

“Namanya siapa tadi?”

“Rafa.”

1
Amelia
wong anak Pak pir ikih😀😀
Amelia
hahaha mision completed😀😀
Amelia
kan ada kuman tengil nanti nular🤭🤭
Amelia
hahaha ada yang cemburu 😀😀
Elfrida Nahak
lanjutkan
Amelia
hahaha jail nya pool😀😀
Amelia
hahaha tom and Jerry 😀😀
Amelia
adiknya random banget 🤭🤭
Amelia
eh kalau orang marah nya diam malah menakutkan loh😀😀
Amelia
ngambek kan😀😀
Amelia
jangan sedih tumbang satu datang sepuluh ribu 😀😀
Putri Galuh
cinta boleh, bodoh jangan
kayaknya gampang nih deketin melati lagi, yg seru dong thor buat balesan si Rafnya masak langsung mapan aja
Supriatun Khoirunnisa
Luar biasa
Anissa Ruth: Terima kasih
total 1 replies
Putri Galuh
htor ketemuin pas melati udah jadi janda aja biar impas
Anissa Ruth: /Rose/
total 1 replies
Amelia
sahabat nya paket komplit ❤️❤️❤️
Anissa Ruth: iya komplit banget
total 1 replies
Atha Diyuta
ih ngri siapa tuh
Aidha Dhum
Keren kak🤗😍 jangan lupa mampir karyaku juga, mohon suportnya untuk penulis baru ini🙏🥰
Aidha Dhum: MasyaAllah makasih kak.🤗
Anissa Ruth: Sudah kak
total 2 replies
Anissa Ruth
Mantap. seru sekali
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!