NovelToon NovelToon
I Just Want To Live An Ordinary Life

I Just Want To Live An Ordinary Life

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Fantasi Timur / Reinkarnasi / Transmigrasi ke Dalam Novel / Cinta Murni / Masuk ke dalam novel
Popularitas:8.1k
Nilai: 5
Nama Author: Eby Mey2

"Angeline" adalah nama yang bagus dan cantik. Namun, pemilik nama ini tidak hidup seperti namanya. Ia masih baru lulus SMA, hidup dengan keluarga harmonis dan cukup, mempunyai banyak teman (kurasa), tapi dia introvert. Cukup pendiam, suka baca novel dan komik, dan motto hidupnya adalah hidup dengan yang biasa-biasa saja, tidak berlebih dan mencolok.

Namun ada perubahan drastis dalam hidupnya yang santai-santai saja. Secara mendadak dia meninggal, gara-gara menyelamatkan anak kucing. Tapi cerita ini tidak sampai disitu, Angeline tiba-tiba membuka matanya dan melihat atap-atap yang asing menurutnya.

"Ha...?! "

"Dimana ini? "

"inikan bukan rumah sakit, dan baju ini kenapa kuno sekali, apa aku cosplay? "




PENASARAN CERITA SELANJUTNYA SEPERTI APA?
BURUAN BACA SELENGKAPNYA!!!
DAN JANGAN LUPA KLIK LIKE, SUBSCRIBE, BERI HADIAH, DAN JUGA VOTE YAAA...!!!
AGAR AUTHOR NYA MAKIN SEMANGAT DAN RAJIN UPLOAD CHAPTER BARU!!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eby Mey2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 22

Semua murid telah berkumpul dan berbaris dengan rapi. Salah satu guru tengah memberi pengumuman dan ketentuan sebelum perburuan dimulai. "Kepada seluruh murid! Guru ingin mengumumkan sekali lagi ketentuan-ketentuan dan peraturannya, yaitu: Kalian bebas memilih untuk berburu dengan berkelompok atau secara individu. Jika berkelompok siapa yang menembak lebih dulu mangsa dia akan jadi pemiliknya... "

Sima Annchi sudah bosan mendengar pengumuman tersebut, ia melihat ke kanan dan ke kiri melihat di sekitarnya. Ia terhenti ketika tak sengaja melihat salah satu murid yang dikenalnya dari kejauhan.

"Bai... Yeong? "

Sima Annchi menyipitkan matanya, ia melihat juga seorang pekerja yang memang ditugaskan untuk di pekerjaan oleh pihak akademi. Pekerja tersebut terlihat memberikan secarik kertas pada murid tersebut dan kemudian murid tersebut memberikannya sebuah kantong kecil entah isinya apa.

"Puk! "

Tiba-tiba salah satu pundak Sima Annchi ditepuk oleh Tang Yuxuan yang membuat ia kehilangan fokus. "Sima Annchi, ayo bentuk kelompok dengan ku! " Tanpa berpikir panjang, Sima Annchi dengan senang hati untuk menerimanya.

Beberapa menit kemudian akhirnya semua murid pun berpencar memasuki hutan yang lebih dalam dengan menaiki kuda. Saat mulai berburu Sima Annchi sedikit kesal, ia mengira bahwa Yang berkelompok hanya Tang Yuxuan dan dirinya saja. Tak disangka-sangka entah dari mana Bai Yeong muncul dan ikut bergabung dengan mereka berdua.

Sedikit tambahan, Sima Annchi membawa roh jahat yang gurunya bawakan untuknya. Ia diberi nama Ling-Ling oleh Sima Annchi karena Guru Qiang malas memberikannya nama. Ling-Ling ini tidak terlihat oleh orang lain kecuali dengan kontraktornya dan Sima Annchi sendiri. Ling-Ling dengan santai duduk di pundak Sima Annchi.

Mereka bertiga tengah mencari-cari buruan mereka. Tak lama dari itu, Sima Annchi merasakan keberadaan hewan di sekitarnya. Ia kemudian mengambil anak panah dan memasangkannya di senjata panahnya. Ia siap membidik target yang berada di dalam semak-semak yang tertutupi oleh salju. Kemudian ia menembakkan anak panahnya, anak panah tersebut melaju lurus tepat mengarah target.

Suara teriakan hewan terdengar saat anak panah tersebut tepat mengenai sasaran. Sima Annchi bergegas kesana di susul dengan Tang Yuxuan dan Bai Yeong. Sima Annchi dengan tangannya merogoh di semak-semak itu, ia menemukan seekor kelinci yang tertusuk oleh anak panahnya dan kelinci itu mati. Sima Annchi kemudian mencabut anak panah yang tertanam di buruannya.

"Woahh...! Nona hebat sekali! Dalam sekali tembak langsung kena. " Puji Ling-Ling dengan girangnya yang tentu saja tidak terdengar oleh kedua teman Sima Annchi.

"Oh tidak, kenapa kakak senior membunuh kelinci itu, dia kan hewan kecil yang lucu? (Cih, kenapa dia bisa mendapatkannya lebih dulu?)" Bai Yeong berkata seperti itu dengan tampang menyedihkan dan imut.

Sima Annchi tidak menjawabnya dan cuek, ia mengikat hasil buruannya didekat sadel kuda dan menaiki kudanya. Melihat Sima Annchi yang seperti itu, Tang Yuxuan sedikit menegur Sima Annchi, "Sima Annchi... sesekali bicaralah padanya setidaknya sepatah dua kata. Jangan dingin seperti itu! " Sima Annchi masih tidak mempedulikannya.

Tanpa mereka berdua sadari, Bai Yeong mendecakkan lidahnya. Mereka bertiga pun melanjutkan perburuan mereka. "Ah, Tang Gege ayo kita ke arah sana, sepertinya di sana ada beberapa hewan liar! " Ajak Bai Yeong tiba-tiba.

Mereka pun mengikuti saran dari Bai Yeong, tak lama kemudian benar saja apa yang dia katakan ada benarnya. Mereka menemukan beberapa hewan liar dan mulai memburu mereka, ya meskipun Sima Annchi yang lebih dulu menemukan keberadaan mereka. Sima Annchi memberi kesempatan kepada mereka berdua untuk memburu mereka. Setelah setengah jam akhirnya mereka bertiga mendapatkan hasil buruan yang cukup memuaskan. Bai Yeong mengajak lagi mereka berdua untuk terus masuk kedalam hutan dan seperti sebelumnya mereka setuju. Perburuan pun dimulai hingga 3 jam pun sudah berlalu. Hasil Buruan mereka bertiga sudah bertambah banyak, tapi di dalam kompetisi ini hasil buruan tersebut masih terbilang kurang karena mengingat banyak kandidat yang sepertinya juga mendapatkan hasil yang sama.

Bai Yeong mengajak mereka berdua lagi, "Kali ini aku sangat yakin bahwa ada, buruan besar di sana. Ayo kita cepat kesana! " Tang Yuxuan dengan senang hati meng iya kannya tanpa curiga.

Tapi Sima Annchi merasa curiga bahwa, arah yang Bai Yeong tuju selalu mengarah ke timur tidak ada perubahan sama sekali. "Tunggu! jika kita terus kearah sana maka kita akan semakin jauh dari perkemahan! " Sima Annchi akhirnya mau berkata sesuatu.

Tang Yuxuan berpikir sejenak, yang dikatakan Sima Annchi adalah benar. Mereka bertiga sudah cukup jauh dari lokasi perkemahan, aturan mengatakan bahwa para peserta tidak diperbolehkan terlalu jauh masuk kedalam hutan takutnya bertemu dengan binatang buas. Tang Yuxuan mengurungkan niatnya dan menyarankan untuk berburu di sisi lain.

Bai Yeong terus mendesak mereka berdua, "Ayolah, Tang Gege! Kan Tang Gege dan senior Sima adalah petarung di peringkat sepuluh besar. Kalian pasti bisa melindungi Bai Yeong ini! Apa lagi kita hanya mendapatkan buruan hewan yang kecil-kecil ini! " Sambil menggembungkan pipinya cemberut, dia terus menggoyang-goyangkan lengan Tang Yuxuan dengan manja.

"Hahh... baik lah, baik lah. Ayo kita ke arah sana! " Tang Yuxuan akhirnya menyerah dan Sima Annchi pun juga begitu, ia tak mau berdebat lagi.

Mereka bertiga pun akhirnya memutuskan untuk melanjutkan pemburuan mereka dan terus mengarah pada arah yang ditunjuk oleh Bai Yeong. Beberapa waktu kemudian, mereka terus mencari namun anehnya di tempat itu tidak terlihat ada seekor hewan pun, tempat tersebut benar-benar sunyi. Sima Annchi terus memiliki perasaan yang tidak menyenangkan, ia merasakan keberadaan sosok yang besar dan mengintimidasi dari suatu tempat.

Bai Yeong terus tak henti-hentinya mengajak mereka untuk berjalan kearah yang di tunjuk olehnya. Semakin lama perasaan bahaya semakin terasa oleh Sima Annchi. Karena itu, Sima Annchi mencoba membujuk Tang Yuxuan.

"Tunggu, Tang Yu-! "

"Gege, lihat kita menemukan sebuah goa pasti di sana ada hewan buruan! " Bai Yeong tiba-tiba memotong perkataan Sima Annchi. Dengan girangnya Bai Yeong segera menuju kesana.

Namun segera dihentikan oleh Tang Yuxuan. "Tunggu dulu adik Bai! Kita harus berjaga-jaga, mungkin saja di sana ada hewan buas seperti beruang yang tengah hibernasi di dalam sana. Apa kau ingat pepatah mengatakan, Jangan pernah menyodok beruang, terutama beruang yang sedang berhibernasi. Kau tahukan apa konsekuensinya? "

Bai Yeong mendengus, "Huh! Aku tau. Tapikan ada kalian berdua yang paling berpengalaman, apalagi aku pernah dengar Senior Sima pernah bertarung dengan beruang dewasa saat dia umur tujuh tahun. Tenang saja aku akan menjaga jarak kalau kalian menghadapi binatang buas itu." Bai Yeong terus mendesak mereka berdua dengan cara yang sama.

Tapi Tang Yuxuan sepertinya tidak luluh meskipun Bai Yeong memasang wajah imutnya. Tang Yuxuan berbalik arah dan mengajak mereka untuk menjauh dari tempat itu. Sima Annchi tanpa basa basi mengikuti Tang Yuxuan, ia sepertinya bisa bernafas dengan lega.

Namun, Bai Yeong yang berada di belakang mereka, diam-diam menyunggingkan bibirnya tersenyum licik. Ia kemudian berbalik arah dan memungut sebuah batu dan melemparkannya tepat mengarah ke dalam goa dan....

"ROAARRR...!!! "

... ~Bersambung~...

1
Alfatih Cell
lanjut Thor crazy Up....semangat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!