Ana Caroline pekerja paruh waktu di selah selah sekolahnya.
Dia yatim piatu dan memiliki 2 adik yang masih bersekolah.
Dia murid pindahan, dan memiliki lika liku yang penuh intrik dan pembullyan di sekolah.
ketika dia suskses, dia mengetahui rahasia atas kematian ibunya.
Dan itu bersangkut pautan dengan calon mertuanya.
Bagaimana pacarnya mengahdapi permusuhan calon istrinya dengan ibunya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Harefa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 23
Ana sudah menceritakan kepada Adik - adiknya kalau dia akan ikut kompetisi lomba memasak.
Dia tidak menceritakan detail masalah perekrutan calon chef. Dia hanya mengatakan lomba memasak, maklum adiknya masih kecil jadi harus memakai bahasa yang simple saja.
Dan dia mengatakan selama Ana pergi keperlombaan, mereka akan tinggal bersama orang tua atasannya.
Dan dia berencana memperkenalkan mereka terlebih dahulu baru membawanya ke rumah ibunya pak Heri.
Adiknya hanya menyetujui, karena mereka tahu bahwa ini juga untuk masa depan kakanya. Jadi mereka menahan sedikit perasaan yang tidak senang di hati mereka.
Ya, Andi yang menjelaskan kepada Tuti bagaimana harus bersikap, walau mereka masih takut untuk tinggal di rumah orang yang belum mereka kenal.
Begitu juga dengan pak Heri, dia sudah menjelaskan kepada ibundanya bahwa akan ada dua anak yang akan menginap di rumahnya.
Dia menceritakan bahwa itu adik dari rekan kerjanya.
Tentu saja ibunya sangat senang. Dengan begitu dia tidak akan kesepian lagi di rumah sebesar ini.
"apakah dia pacarmu?" tanya ibunya dengan cengiran di wajahnya.
"Ibu, apa yang kamu pikirkan? Bukan seperti itu, dia baru 18 tahun, bagaimana saya berpacaran dengan anak remaja."
"hmm, apa masalahnya? Cuma beda 10 tahun sama kamu" ucap ibunya dengan tertawa yang keras.
Dia hanya bisa melotot atas ucapan ibunya.
Bagaimana dia bisa berpacaran dengan anak sekolah yang baru tamat.
'Apakah itu termasuk pedofil atau bukan ya?' pikirnya, sementara saat ini dia sudah berumur 28 tahun.
'Sudah tua belum menikah juga' itu yang selalu di ucapkan oleh ibunya.
Ya, sudah setua ini dia belum mendapatkan calon istri yang sesuai dengan hatinya.
Itu juga di karenakan masa lalunya yang sedikit menyedihkan.
Dulu dia memang memiliki kekasih sedari sekolah menengah pertama, bisa di bilang ke kasih masa kecil, atau cinta monyet.
Mereka berdua sudah berjanji akan menikah setelah menamatkan kuliahnya.
Tetapi saat tamat dari sekolah menengah Atas, ayahnya meninggal dunia. Dan ayahnya menitipkan wasiat bahwa Heri yang akan melanjutkan usaha ayahnya, yaitu restoran yang sekarang dia kelola dan sekalian dia sebagai chef nya pada saat ini.
Dahulu restoran ini tidak seperti ini. Dulu hanya kedai makanan biasa, dan dahulu Ramen ayahnya sangat terkenal. Walaupun masih ada sampai sekarang tapi sudah bukan menu utama lagi.
Karena ingin memenuhi wasiat ayahnya, Heri tidak jadi kuliah seperti janji nya kepada kekasihnya.
Jadi dia melanjutkan jurusan dalam masak memasak dan mengambil kursus privat agar dia menjadi chef yang mumpuni.
Karena kesibukannya dalam membangun karirnya sehingga mereka jarang bertemu.
Sementara dia sibuk, kekasihnya juga melanjutkan kuliah ke luar negri. Walau begitu mereka tetap berkomunikasi lewat alat - alat komunikasi canggihnya.
Tak berselang lama ada kabar bahwa kekasihnya itu hamil dan akan menikah dengan pacar barunya yang dia kenal selama dia berkuliah di luar negri.
Mendengar kabar itu Heri sangat hancur hatinya.
Dia langsung menghubungi kekasihnya yang berada di luar negri pada saat itu. Tapi tidak pernah di angkat.
Dan dari kabar itu sampai sekarang tidak ada kabar dari kekasihnya itu atau sekarang sudah jadi mantan. Sudah berjalan 9 tahun.
"ibu, hari ini ibu ikut ke restoran, karena Ana akan membawa ke dua adiknya juga. Mereka ingin berkenalan dahulu dengan ibu, baru mereka akan tinggal di rumah kita."
"Baik baik, ayo" ucap ibunya dengan semangat.
Heri menyipitkan matanya menatap ibunya dengan sedikit curiga di hatinya.
Dori sudah mendaftarkan