syahnala (Nala) gadis yang dulunya periang berubah menjadi gadis pendiam karena trauma masa kecil dan penghianatan oleh orang-orang terdekatnya, menyebabkan dia hidup dalam kegelapan. hingga suatu hari Nala menemukan cahaya kehidupan tentang tujuan hidup Nala selalu berfikir dan mencari tahu apa tujuan dia hidup, jika sedari kecil dia tak di inginkan dan kenapa orang-orang bisa tersenyum dengan manis padanya sedangkan dia lupa bagaimana caranya tersenyum dan berterima kasih.
Nala harus mendapatkan senyumannya kembali dia juga harus berusaha sendiri untuk menghindari rasa traumanya mampukah dia menghilangkan kesedihannya. Perlahan Nala mulai
menemukan arti kehidupan tetapi jika dia ingin kehidupan seperti mimpinya itu dia harus menemukan rumah yang layak dia tinggali, rumah yang membuat nyaman yang membantunya menghilangkan rasa takutnya.
Mendapatkan rumah yang layak di
Cover by =pinterest
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bluefly9, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pantai
Kini Nala dan Raka berada di dalam mobil, Tasya telah di antar pulang oleh Raka, karena jarak dari rumah sakit dan rumah Tasya itu tak begitu jauh berbeda dengan Nala.
Lama mobil itu berjalan, hingga mobil itu berhenti di suatu tempat yang begitu asing bagi Nala, Nala begitu sedih hingga dia tak menyadari kemana Raka membawanya.
"kak, kita ada dimana?" tanya Nala penasaran
"pantai" jawab Raka singkat
"hah, pantai? tapi kenapa?" tanya Nala dengan wajah yang masih bingung
"Nala, setiap kali aku merasa tidak baik-baik saja, aku selalu pergi ke pantai melihat pantai dari bibir pantai sembari menyaksikan matahari terbenam, itu dapat membuat masalah kita hilang" ucap Raka
"jika, melihat matahari tenggelam bisa membuat salah satu masalah kita hilang, apa tenggelam bersama matahari akan membuat masalah kita hilang untuk selamanya" ucap Nala sembari mengeluarkan air mata
"Nala, jika kamu berfikir seperti itu, itu hanya akan menambah beban kamu, memang menjadi seperti matahari itu bagus, tapi cara kamu menafsirkannya itu salah" ucap Raka dengan pandangan lurus ke depan
"maksudnya kak?" tanya Nala
"simpel nya gini, jika kamu jatuh pasti kamu akan berdiri lagi bukan? Matahari akan pergi di malam hari tetapi dia kembali lagi di pagi hari" ucap Raka
Sebenarnya ucapan Raka cukup membingungkan, tetapi Nala tak begitu bodoh dia paham maksud ucapan Raka, Raka yang ada di hadapannya sekarang benar-benar berbeda dari Raka yang selalu membuat masalah dengannya.
Perlahan orang-orang mulai menyadari keberadaannya, Nala begitu senang, kini dia merasa bahwa dirinya yang dulu perlahan mulai hilang, apakah ini saatnya untuknya merasa bahagia?
Nala dan Raka turun dari mobil, mereka berdua berjalan memasuki pantai, Nala melihat sekelilingnya tempat ini begitu indah.
Terpaan angin yang menerpa wajahnya, suara ombak yang terdengar seperti nyanyian di telinganya, apa yang Raka ucapkan padanya memang benar, pantai adalah tempat yang baik untuk menghilangkan stress.
Kini mereka berdua duduk di bibir pantai, menatap lurus kedepan ke arah matahari yang mulai terbenam, kini Nala sudah merasa tenang.
Kekacauan yang tadi, memenuhi kepalanya hilang begitu saja seperti ikut terbawa ombak yang ada di pantai itu.
Ini pertama kali dia merasa setenang ini, andai saja waktu bisa berhenti sekarang, dia ingin lebih lama disini tetapi mau bagaimana lagi waktu sudah malam, walaupun jarak dari pantai kerumahnya itu dekat, tetapi dia tak bisa lama-lama disini.
"Nala, yuk pulang ntar Lo dicariin lagi" ucap Raka
"hm...iya kak" ucapnya dengan wajah sedih
"kapan-kapan gue bakalan bawa Lo ke pantai yang lebih bagus dari ini" ucap Raka
"yang benar kak, makasih ya..." ucap Nala begitu senang
Saking senangnya, Nala melompat-lompat kegirangan sembari tersenyum, Raka seperti terhipnotis olehnya, wajahnya begitu indah bila tersenyum, wajahnya benar-benar sempurna Dimata Raka sekarang, bagaimana tidak wajah putih mulusnya, pipi yang dihiasi dengan lubang manis di kedua pipinya saat dia tersenyum, dengan suasana pantai di malam hari ini, Nala begitu terlihat sempurna sekarang, bagaimana bisa orang-orang tega menyakiti orang seperti dia.
...**********...
Kini mereka berdua, telah sampai di rumah nala
"makasih yaaa kak, Nala masuk dulu kak Raka hati-hati" ucapnya pada Raka
"iya, Lo nggak dimarahi kan pulang malam kayak gini?" tanya Raka khawatir
"nggak kok kak, mamah sama papah belum pulang, tapi Nala tetap nggak bisa pulang malam sih karena ada BI Inah" ucapnya
"oh.. oke deh kalau gitu, btw titip salam yaa sama BI Inah" ucap Raka
"oke, Dadah kak hati-hati yah" ucapnya tersenyum sembari melambaikan tangannya
Nala memasuki rumahnya, baru di depan teras Nala sudah dihadang oleh dua wanita yang tak lain adalah BI Inah dan dini.
"non Nala, itu yang antar cowok bibi ya" ucap bi Inah sembari tersenyum
"aduh, BI Inah" ucap dini sembari menggelengkan kepalanya
"sejak kapan? BI Inah sama kak Raka pacaran" ucap Nala
"he...he..he..sejak BI Inah mimpi tadi siang non" ucap bi Inah dengan cenggiran nya
"hedeh, btw kak Raka titip salam buat BI Inah" ucap Nala
"aduh, yang benar non, kalau kaya gitu bi Inah mau siapin masakan yang enak besok, dek Raka bakalan ke sini kan non?" tanya bi Inah
"nggak tahu BI" ucap Nala
"yaa suruh atuh kesini non" ucap bi Inah
"terserah BI Inah deh, Nala mau masuk mandi dulu" ucap Nala
"hm..kak, kakak darimana sih kok pulangnya malam lagi" tanya dini
"ekhm.. Kan sekolah kakak sebentar lagi, bakalan ulang tahun dek, jadi kami semua sibuk nyiapin gitulah" ucap Nala
"owh gitu, sana deh kak Nala masuk mandi, udah bau tahu nggak" ucap dini
"iya, ini baru mau mandi kali" ucap Nala sembari pergi meninggalkan mereka.
..."daripada tenggelam bersama matahari lebih baik kita bangkit lagi seperti matahari"...
...^^happy reading^^...
kunjungi karyaku jg ya
jgn lupa mampir ya thor