NovelToon NovelToon
Simpanan Bapak Kost

Simpanan Bapak Kost

Status: tamat
Genre:Tamat / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Beda Usia / Identitas Tersembunyi / Wanita Karir / Romansa
Popularitas:2.7M
Nilai: 4.8
Nama Author: Ridz

SIMPANAN HANYALAH STATUS UNTUK MEMBUKA TOPENG ORANG LAIN!

Troy tidak dapat lagi menahan pesona dan godaan dari Anak Kostnya, lagipula siapa juga pria yang bisa menolak gadis se-menggairahkan Gralind. Namun, disaat Troy terjebak, dia menyadari satu hal, bahwa Gralind tidak datang untuk bermain-main.

-

Diantara Gralind, menyamarkan identitasnya untuk membalaskan dendam kepada Ayah kandung dan selingkuhan Ayahnya atas kematian ibunya, tapi disaat dia menjalankan misinya, ia malah terjebak perjanjian 'Partner With Benefit' bersama Bule Tampan bernama Ardanta McTroy yang merupakan suami kedua dari objek balas dendamnya.

"Tell me what you want, baby?"

"Jadilah milikku."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ridz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Eps 26 | I'm Not Antagonist

Jangan lupa like~

Selamat membaca Ea!

...----------------...

"Bapak Troy?"

Yang Gralind ingat saat ini hanya Troy seorang, entah, Gralind sudah kebingungan kenapa hanya Troy yang permanen di dalam kepalanya.

Dia melirik baju yang dia pakai, dia sudah memakai baju tidur miliknya, awalnya Gralind masih bingung sampai dia mendengar suara gemericik air dari kamar mandi di dalam kamarnya, Gralind mengangkat alis.

"Siapa?"

Tidak ada jawaban, gagang kamar mandi itu terbuka, memperlihatkan sosok Troy yang sedang memakai handuk dipinggangnya berjalan keluar dari kamar mandi.

"Kamu udah bangun, lama juga yah kamu pingsannya, udah jam sepuluh ini," ujar Troy berjalan ke arah meja mengambil celana panjang untuk dia pakai.

"Kok, Pak Troy disini?"

"Kamu lupa?"

Gralind diam, dia mencoba mengingat semuanya, sulit tapi perlahan dia bisa mengingat apa menjadi penyebab dia begini. "Ayah."

"Iya, tadi kamu lihat Ayah kamu, terus kamu lari gitu aja, pas saya kejar kamu udah pingsan di jalanan," Troy memakai celana dan bajunya setelah selesai dia berjalan ke arah Gralind dan duduk di tepi ranjang, dia mengarahkan tangannya ke kening Gralind. "Kamu demam, rencana Liburan kita tunda dulu yah, sampai kamu sehat."

Gralind tidak menjawab, dia tidak tahu harus berekspresi apa, bayangan Ayahnya masih ada di hatinya, tapi bagaimana bisa, setahu dirinya, Ayahnya sudah meninggal dua tahun lalu.

"Yang ganti baju aku siapa, Pak?"

Troy mengangkat alis kemudian mencubit pipi Gralind. "Siapa lagi."

"Bapak?"

Gralind mengambil bantal kemudian menutup dadanya. "Aku gak di apa-apain kan?"

"Emang mau diapain?" tanya Troy mendekatkan wajahnya ke wajah Gralind kemudian memberikannya ciuman singkat. "Kita kan udah lebih dari ngapa-ngapain."

"Tapi kan aku masih perawan, Bapak," Gralind memajukan bibirnya beberapa senti kemudian menatap Troy dengan tatapan polos tidak seperti biasanya.

"Saya juga masih perjaka," Troy menidurkan dirinya di ranjang, kemudian meraih tubuh Gralind untuk tidur di dadanya. "Tadi saya mau bawa kamu ke Kost, tapi saya ga ketemu kuncinya, jadi saya bawa balik ke rumah saya dulu deh, sekalian ambil kunci cadangan."

"Terus?"

Troy tidak bersuara, dia mengusap kepala Gralind lembut dan mengecupnya pelan. "Saya mau nanya aja sih, kamu beneran mahasiswa?"

Glek!

Gralind menelan ludah, kenapa Troy tiba-tiba menanyakan hal terkait identitas rahasianya. "Iya, kok Bapak nanya gitu?"

"Yah Gapapa, pas saya ambil baju kamu, saya lihat di lemari ada laporan dosen untuk mahasiswanya, kok bisa kamu punya itu."

Gralind merasa dirinya bodoh sekali sekarang, bagaimana hal itu bisa dilihat Troy, seharusnya dari awal dia sembunyikan saja hal itu.

"Itu kan Dosen aku minta bantu catatin laporan Mahasiswa, biasalah aku kan mau merangkap jadi Asisten Dosen, makanya ku bawa pulang," Alasan Gralind jelas tidak logis, MANA BISA BEGITU!

"Masa sih?"

Jika Gralind bisa memilih, dia ingin menghilangkan diri saja dari bumi ini, Troy adalah tipikal pria yang tidak puas dengan satu jawaban, dan hebatnya Gralind terlibat banyak hal dengan pria satu ini.

Gralind membalikan badannya menjadi posisi menindih Troy kemudian menangkup wajah Troy. "Iya Bapak ih, masa gak percayaan sih?"

Troy hanya mencubit hidung Gralind pelan, entah kenapa dari semua bagian tubuh Gralind dia sangat menyukai hidung milik Gadis itu, Troy bangkit, dia yang memang sedang bertelanjang dada, langsung mengangkat tubuh Gralind dan menggendongnya ala koala.

"Iya percaya, kayaknya saya mau balik ke rumah nih, apa kata-kata anak lain kalau saya nginap disini terus."

Entah kenapa hati Gralind menolak, ditandai dengan Gralind yang langsung memeluk erat leher Troy. "Jangan."

"Aku pengen di temenin, Bapak aja disini," lanjut Gralind. "Please."

"Tapi-"

Gralind menatap Troy dengan tatapan berkaca-kaca, this is a puppy eyes! Dan Troy tidak bisa menolak itu.

"Tapi subuh-subuh banget saya balik ke rumah yah," ujar Troy memberikan penawaran. "Lagipula kita ini partner with Benefit bukan pasangan sungguhan."

Sudahlah! Troy benar-benar menghancurkan mood Gralind, tapi toh Troy tidak ada salahnya, mereka Partner bukan pasangan atas dasar cinta.

"Khusus malam ini aja," bisik Gralind mencium pipi Troy.

"Malam ini?"

KRIT.

Troy melirik perut Gralind, kemudian mengangkat alis dengan senyuman penuh arti. "Kamu lapar."

Gralind mengangguk, Troy menurunkan Gralind dan mendudukkannya di tepi ranjang. "Saya ke dapur dulu, kayaknya kemarin saya stock bahan makanan buat anak kost lain lumayan banyak deh, saya masakin yah."

"Emang bisa masak?"

Troy mendekatkan dirinya ke Gralind. "Kamu meragukan skill saya?"

Gralind tersenyum, dia mendorong tubuh Troy menjauh. "Yaudah kalau bisa."

"Sebagai calon suami yang baik, saya harus bisa masak kan, buat kamu."

"Apa tadi, calon?"

"Gak ada," Troy meraih baju berkerah turttlenet berbahan tebal kemudian memakainya. "Kamu tunggu disini aja yah, nanti kamu oleng, kamu ini demam."

Troy berjalan menuju pintu Kost-an, tapi baru Troy ingin membuka Gralind sudah memanggilnya.

"Bapak!"

"Huh?"

Tidak ada jawaban dari Gralind selama beberapa detik, sampai akhirnya. "Gapapa." Troy hanya menggelengkan kepalanya maklum kemudian melangkahkan kakinya meninggalkan Gralind.

"Padahal aku mau bilang, kalau khusus malam ini aku mau kita jadi pasangan," gumam Gralind menidurkan dirinya di ranjang. "Bapak Troy gak peka."

Gralind melirik tasnya yang ada di nakas ranjang, dia ingat bahwa dia belum membuka ponselnya sejak sore tadi, dia meraih tas tersebut berniat mencari ponselnya, tapi bukannya ponsel dia malah menemukan secarik kertas yang asing.

"Kertas?"

Gralind membukanya, sebab dia tidak merasa pernah memiliki kertas tersebut, dia membuka kertas itu yang berisi sebuah pesan.

"Pesan?"

Dari Ayahnya, Abraham.

Ayah tahu, Ayah yang salah Gralind, Ayah mengusir kamu dan Mama kamu di malam itu hingga Mama kamu meninggal, Ayah merasa sangat bersalah hingga saat ini ...

"Cih! Merasa bersalah apanya, jika dia merasa bersalah kenapa dia tidak menjemputku di hari itu juga, kenapa aku dibiarkan hidup sendiri, sedang dia bahagia dengan istri barunya, selama beberapa tahun?" Gralind tidak melanjutkan membaca, dia merasa bahwa kalimat di dalam kertas itu tidaklah bermakna terlepas siapa yang mengirimkannya.

Sebelum Gralind membaca utuh isi kertas itu, dia merobek-robeknya menjadi serpihan kecil, untuk apa dia melanjutkan membaca sesuatu yang tidak sejalan dengan dirinya.

Berhentilah menyimpan dendam Gralind, tidak semua harus diselesaikan dengan dendam...

Tanpa sengaja Gralind membaca potongan kalimat itu, dia meremas kuat kertas itu dan memasukkannya ke tong sampah yang ada di samping ranjang.

"Jika bukan aku yang bertindak, tidak akan ada yang bisa mendapatkan keadilan, salahkan aku merenggut kembali kebahagiaan yang sudah direnggut dariku? Kenapa seolah-olah aku penjahatnya?"

Gralind berdiri, dia berjalan keluar dari kamar, dia ingin menemui Troy, sekarang, dengan langkah lelah dia berjalan ke arah dapur, air mata jatuh dari pipinya, harusnya dia kuat tapi hatinya terluka, dia tidak bisa membedakan mana dendam dan mana tujuan, sesampainya di dapur dia melihat Troy sedang memasak sesuatu.

"Bapak?"

Gralind berucap lirih, Troy menatap Gralind balik, mengangkat alis bingung kenapa Gadis ini menangis sekarang, bukannya dia meninggalkan Gralind dalam kondisi baik-baik saja.

Gralind berjalan pelan ke arah Troy dan memeluk Troy.

"Aku pengen dipeluk sama Bapak," katanya. "Kenapa sih, aku yang keliatan jahat?"

"Kamu kenapa?" tanya Troy. "Hei, Baby, Are you Okay?"

Gralind menggelengkan kepalanya dan membenamkan wajah di dada Troy. "Kenapa aku yang terkesan antagonis dalam cerita ini?"

Troy mengusap kepala Gralind, dia terdiam, sejenak, sejujurnya Troy juga tidaklah sempurna dalam hal ini. "Karena kamu adalah, pemeran utamanya."

...----------------...

Why?

1
yusanto ahmad
Biasa
yusanto ahmad
Kecewa
Zainab Ddi
jangan2 Troy ambil jantung ibu nya granlin
Zainab Ddi
kacau deh
Zainab Ddi
Albar masih penasaran sama ghalin
Zainab Ddi
rasain Tania
Zainab Ddi
waduh hot nih
Zainab Ddi
waduh
Sabaku No Gaara
Luar biasa
Tiza
tania gk sih bom waktunya utk abraham?
Zainab Ddi
Tania emang tukang selingkuh
Zainab Ddi
mulai beraksi
Zainab Ddi
lanjut baca
Zainab Ddi
bener tuh
Zainab Ddi
wah songong
Tiza
suka bgt cerita gini, bener² gk ketebak.
Zainab Ddi
berebut ni ye
Zainab Ddi
wah jescika tahu granlin nyamar
Zainab Ddi
🤣🤣🤣hanya mimpi
Zainab Ddi
bapak kost kesepian ditinggal istri terus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!