NovelToon NovelToon
Istri Alvaro Gaza

Istri Alvaro Gaza

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cinta setelah menikah / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Anak Kembar / Percintaan Konglomerat / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:16.7k
Nilai: 5
Nama Author: c@f

Alvaro Gaza

Perencanaan Pembunuhan.
Di suatu malam, hujan deras di sepanjang jalan, kabut mengelilingi jalan. Seorang pria berjalan sempoyongan memegang perut sebelah kiri. Darah mengalir dari balik tangannya.
Dari sisi lain beberapa preman sedang mengejarnya.
“kemana pria tadi pergi. Cepat kita harus habisi dia. Setelah itu kita akan mendapatkan bayaran atas kematian pria itu.” Ucap salah satu preman.
“bau darah pasti pria tersebut ada di sekitar sini.”ucap preman yang lain.
“cepat cari sampai ketemu.” Ucap ketua preman tersebut.
Semuanya pun berpencar mencari pria yang hendak mereka bunuh.
“dia tidak akan pergi jauh karena kita sudah membiusnya dan menusuk perutnya, dia juga sudah kehilangan banyak darah. Kalian harus menemukannya meski mayatnya saja.” ucap ketua preman.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon c@f, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Alvaro Aden Gaza 23

Di ruang operasi.

Alvaro yang dari pagi mengoperasi pasien dua kali tanpa istirahat.

“kalian lanjutkan, tinggal menutup luka.” Ucap Alvaro kepada asisten dokter yang menemaninya.

“baik dok.” Ucap asisten dokter.

Baru berjalan beberapa langkah Alvaro suda tidak bisa. Bruuk suara Alvaro terjatuh karena kelelahan.

“dok dok.” Panggil perawat.

“sepertinya dokter Alvaro sangat kelelahan.” Ucap perawat yang lain.

“benar beberapa hari ini tidak istirahat.” Tambah perawat yang lain.

“di mana aku?” tanya Alvaro yang baru sadar dari pingsan.

“di ruang inap.” Ucap Dana yang duduk di sebelah Alvaro sambil mengupas kulit jeruk.

“kakak, kenapa kakak di sini?” tanya Alvaro. Alvaro duduk.

“perawat menghubungiku mereka bilang kau pingsan dan di rawat.” Jelas Dana.

“aku baik – baik saja kak.” Ucap Alvaro hendak melepas infus.

“eh, mau ngapain? Kata perawat kau tidak boleh pulang sampai infus habis.” Ucap Dana.

“aku tidak apa – apa kak”jawab Alvaro.

“jika kau tidak menurut. Aku akan mencari Allen.” Ucap Dana mengancam.

“kenapa mencarinya.?” Tanya Alvaro heran.

“karena dia istrimu.” Batin Dana. Namun Dana hanya abai.

“bagiamana kakak bisa tau?” tanya Alvaro.

“tau apa?” tanya Dana yang heran.

“tau kalau Allen istriku?” ucap Alvaro.

Dana pun mengeluarkan ponsel dan dompet Alvaro.

“kau akan mengerti jika membukanya.” Ucap Dana.

“ini? Foto kami. Tapi mengapa aku tidak mengingat sama sekali.” Ucap Alvaro melihat foto di dompetnya.

“dan foto foto ini. Aku tidak ingat sama sekali.” Ucap Alvaro melihat foto yang berada di galeri ponsel lamanya.

Dana pun mendekat.

“sebenarnya kakak akan menyimpan ini. Namun karena kalia di takdirkan bertemu kakak akan memberi tau segalanya yang kakak tau.” Ucap Dana.

“empat tahun lalu. Setelah kamu di temukan. Anak buahku tidak sengaja memukulimu hingga kamu luka parah.” Jelas Dana.

“lalu saat itu kamu mengalami anmensia sebagian.” Tambah Dana.

“kemudian anak buahku menyerahkan ponsel dan dompet ini kepadaku. Awalnya aku ingin mengembalikannya namun karena dokter menyarankan untuk tidak memaksa mengingat sesuatu. Jadi kakak tidak menceritakannya. Sampai suatu hari melihat kamu dan istrimu berada di dalam mobil bersaama.” Jelas Dana.

“kenapa kakak tidak mengatakan dari awal.” Ucap Alvaro. Alvaro melepas infusnya dengan paksa. Berdiri dengan pusing yang berkunang – kunang. Alvaro pegri berlari semampunya ke ruangan Kanzumi.

Sesampainya di ruangan Kanzumi Alvaro berdiri di depan pintu. Setelah menunggu sedikit lama, Alvaro memberanikan diri untuk masuk.

Alvaro membuka pintu kamar. Melihat Allen memangku Kenzo dan terlelap di sofa. Alvaro mendekati Allen menatap wajah Allen. Plak, plak berulang kali Alvaro menanpar dirinya.

“kenapa aku sama sekali tidak bisa mengingat ini?” guman Alvaro duduk di sebelah Allen, sambil membelai rambut Allen yang berantakan.

“kenpaa kau di sini?” tanya Allen yang terbangun. Kemudian Allen meletakkan Kenzo di kasur kasur sebelah Kanzumi.

“ada apa dengan tanganmu?” Allen melihat tangan Alvaro yang robek karena Alvaro melepas paksa infus yang terpasang di tangan kirinya.

“tidak ada apa – apa hanya luka kecil.” Ucap Alvaro. Alvaro kemudian menarik Allen ke pangkuannya.

“apa yang kamu lakukan? Di sini ada anak – anak.” Ucap Allen.”

“mereka sudah terlelap. Biarkan aku memelukmu sejekan.” Ucap Alvaro sambil mendekap tubuh Allen.

“ada apa?” Allen masih heran dengan tingkah Alvaro.

“mari kita mulai dari awal.” Guman Alvaro.

Mendengar itu Allen hanya diam. Karena Allen berencana kembali setelah Kanzumi sembuh.

Beberapa jam yang lalu.

“bagaimana? Kamu selanjutnya” tanya Sona.

“aku akan segera kembali setelah Kanzumi sembuh.” Ucap Allen.

“lalu bagaimana dengan Alvaro??” tanya Liora.

“aku juga tidak tau. Dia bukan Alvaroku.” Ucap Allen dengan nada lemas.

“apa pun ke putusanmu kami akan mendukungmu.” Ucap Sona.

Sona dan Loria pun berpamitan karena cuti mereka sudah usai. Dan harus kembali.

“kakak dan kakak ipar kembali dulu. Kalau ada apa – apa segera hubungi. Dan juga paman akan kemari besok kalau tidak lusa untuk membantumu menjaga Kenzo dan Kanzumi.” Ucap Sona.

“baiklah. Titip salam pada paman dan nenek.” ucap Allen.

Kembali ke masa sekarang. Alvaro mendekap erat Allen.

“rasa ini tidak asing, namun aku tidak bisa mengingat sama sekali.” Batin Alvaro.

“ada apa denganmu. Kamu hanya diam sedari tadi?” tanya Allen sambil membelai rambut Alvaro.

“kau belum menjawab pertanyaanku. Mari kita mulai dari awal?” tanya Alvaro.

Allen hanya diam. Alvaro melepas pelukannya menatap wajah Allen. Bibir merah muda nampak di tatap oleh Alvaro. Alvaro menelan air liurnya. Tanpa sadar Alvaro mendekat dan hendak mencium Allen, namun...

“mama.” Panggil Kenzo yang terbangun.

Allen segera bangun dari pangkuan Alvaro. Pergi menghampiri putranya.

“iya sayang ada apa?” tanya Allen. Wajahnya Allen memerah karena hendak di cium Alvaro.

“Kenzo mau pipis.” Ucap Kenzo.

“baiklah.” Allen mengendong Kenzo ke kamar mandi.

Tak lama setelah dari kamar mandi Allen melihat Alvaro yang pingsan jatuh ke lantai. Allen meletakkan Kenzo di sofa.

“Dokter Alvaro apa yang terjadi?” ucap Allen menghampiri Alvaro.

“badanya sangat panas dia demam.” Ucap Allen menyentuh kening Alvaro. Allen membopong Alvaro ke ranjang sebelah Kanzumi dan kemudian pergi memanggil perawat yang berjaga.

Di sisi lain Dana pulang dari rumah sakit dengan kesal.

“dasar anak itu.” Guman Dana.

“bagiamana keadaan adikmu?” tanya papa...

“dia baik bahkan dia bisa berlari.” Jawab Dana kesal.

“ada apa?” tanya perawat melihat Allen panik.

“suster, dokter Alvaro pingsan di ruangan Kanzumi.” Ucap Allen.

“ha baiklah.” Ucap suster segera mengikuti Allen pegi ke ruangan Kanzumi.

“bagiaman sus?” tanya Allen.

“tidak apa apa. Hanya kelelahan. Dokter Alvaro ini tadi pingsan setelah melakuakn operasi ke duanya.” Jelas suster.

“lihat ini seharusnya bekas infus yang di lepas paksa.” Ucap suster menyeka luka Alvaro.

Setelah suster memasang infus dan pergi. Allen mengendong Kenzo dan duduk di sebelah Alvaro.

“ma ada apa dengan papa?” tanya Kenzo.

“dia kelelahan.” Ucap Allen.

“apa papa tidak punya tenaga lagi?” tanya Kenzo.

“entahlah.” Jawab Allen.

Alvaro setengah sadar namun tidak membuka matanya. Mendengar Kenzo dan Allen mengobrol.

“kalau papa tidak punya tenaga lagi papa tidak bisa gendong Kenzo.” Ucap Kenzo dengan polos.

“kan mama bisa gendong Kenzo.” Ucap Allen.

“tapi kalau papa tidak punya tenaga lagi, mama cari papa lagi aja.” Tambah Kenzo dengan polos mengatakan.

“papa masih punya tenaga. Tunggu istirahat sebentar. papa bisa gendong kalian bertiga.” Ucap Alvaro masih memejamkan matanya namun mengatakan dengan suara yang lemah.

“benarkah.” Ucap Kenzo meminta turun dan pergi ke tempat Alvaro.

“tentu saja.” Alvaro berusaha duduk.

“jangan di paksa. Kamu masih lemah.” Ucap Allen menasehati Alvaro.

“tidak apa. Papa bisa mengendong kamu.” Ucap Alvaro menarik Kenzo ke pelukannya.

“hati hati.” Ucap Allen kenzo menyengol infus Alvaro.

“maaf pa.” Ucap Kenzo.

“tidak apa sayang.” Alvarp tersenyum.

“bagaiman Kanzumi?” tanya Alvaro.

“sepat sadar tapi dia mengeluh sakit jadi dokter Reyhan memberi obat pereda nyeri. Sekarang dia terlelap.” Jelas Allen.

“bagus lah kalau begitu. Bagaiaman kau belum menajab pertanyaanku.” Ucap Alvaro.

“yang mana?” tanya Allen.

“kita mulai dari awal.” Ucap Alvaro.

“oh yang itu. Aku masih memikirkannya.” Jawab Allen.

“empat tahun lalu aku yang salah.” Ucap Alvaro hendak berdiri.

“jangan bergerak. Suster bilang kamu harus istirahat total.” Ucap Allen berjalan menghampiri Allen.

“empat tahun lalu aku yang salah. Maaf. Mulai hari ini mari kita mulai dari awal. Aku akan berusaha memperbaiki kesalahanku.” Ucap Alvaro.

Allen hanya diam. Kenanga empat tahun lalu sangat menyakitkannya. Saat hamil besar lalu kakaknya mengalami kecelakaan kemdian Alvaro satu satunya harapannya malah mengabaikannya. Bahkan tidak mengenalinya lagi.

“aku akan memikirkannya lagi.” Ucap Allen.

“apa yang mau kau pikirkan lagi. Lihat mereka sudah lama tidak mendapat kasih sayang dari seorang papa. Mereka juga anak anakku aku ada hak atas mereka” Ucap Alvaro.

“jika sekarang kau meminta hak! Lantas kemana saja kau selama ini. Saat aku membutuhkan mu. Kau bahkan menghinaku.” Ucap Allen kesal.

“pa ma apa kalian bertengkar gara – gara kami?” tanya Kenzo.

“tidak sayang.” Jawan Alvaro.

“mama mau beli minum. Kenzo jaga papa ya.” Ucap Allen kemudian pergi.

“bisa bisanya dia menuntut haknya.” Guman Allen kesal. Sambil berjalan menuju kantin rumah sakit.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!