It'S Okay If You Forget Me

"Apa? Kau sudah memiliki kekasih? Siapa?" Carlota tidak percaya dengan apa yang dia dengar barusan.

"Iya, sebentar lagi dia akan masuk ke kelas ini. Rambutnya pirang, sangat cantik, mempunyai senyuman yang sangat manis," jawab Paolo, membayangkan visual Vitt yang sudah terpatri di dalam hatinya.

Paolo sebenarnya hanya asal bicara. "Aku pasti sudah gila. Di kelas ini tidak ada yang memiliki rambut pirang," batin Paolo merutuki dirinya sendiri. Maka sebentar lagi tamat riwayatnya karena ketahuan berbohong, dan pastinya Carlota dan siswi lainnya pasti akan semakin intens mendekatinya.

Carlota menatap ke arah pintu kelas, begitu pula dengan para siswi lainnya.

Paolo memejamkan mata, ketika dia mendengar suara langkah kaki berjalan mendekat menuju kelas.

"Ehem!!! Selamat pagi semuanya!" sapa Miss Maria memasuki kelas dengan penuh semangat dan ceria.

Paolo membuang nafas lega, karena yang memasuki kelas adalah gurunya, kemudian segera duduk di bangkunya, begitu pula dengan Carlota dan siswi lainnya.

Di dalam kelas ada 21 murid, yang terdiri dari 11 murid wanita dan 10 murid pria. Formasi duduk di antara para murid itu pun di campur (murid pria dan murid wanita duduk satu meja).

Tapi, untuk Paolo duduk sendirian, karena dia tidak mau satu bangku dengan siapa pun.

"Hari kalian akan kedatangan murid baru. Untuk Tuan Volterra dengan berat hati aku menyampaikan kalau kau harus berbagi meja dengan murid baru ini," ucap Miss Maria kepada Daniel yang duduk di bangku paling belakang.

Semua murid di kelas menoleh dan menatap Daniel secara bersamaan. Menurut para murid pria, Daniel adalah pemuda yang sangat aneh dan misterius, suka menyendiri dan terkenal sombong, tapi segala sifat Daniel itu justru menjadi daya tarik tersendiri untuk para  murid wanita.

"Miss, apakah boleh bertukar tempat? Aku ingin duduk satu meja dengan Daniel." Carlota mengangkat tangan dan mengajukan pertanyaan kepada gurunya yang berdiri di depan sana, tepat di depan white board.

"Tidak!" Bukan Miss Maria yang menjawab tapi Daniel.

Carlota cemberut kesal dan kecewa, di tambah lagi dia mendapatkan sorakan dari teman-temannya.

"Oke! Harap tenang, mari kita sambut murid baru kita ..." Miss Maria memberikan kode kepada murid baru itu yang menunggu diluar kelas. "Ayo, sini masuk dan perkenalkan dirimu."

"Baik, Miss," jawab Vitt tersenyum dan mengangguk. Lalu melangkahkan kedua kakinya memasuki kelas tersebut. Waktu seolah berjalan melambat ketika dia memasuki kelas itu. Rambut pirangnya yang tergerai seolah tertiup angin, wajahnya sangat manis dan cantik, kulit pucatnya begitu memikat.

Paolo yang awalnya cuek dan masa bodo langsung menegakkan punggungnya, menatap lekat pada murid baru yang berdiri di depan sana, memperkenalkan diri.

"Halo, namaku Vittoria. Kalian bisa memanggilku dengan Vitt," ucap Vitt memperkenalkan diri.

"Vitt? Vittamin?" tanya Carlota dengan nada mengejek, lalu ditanggapi gelak tawa oleh teman-temannya.

Vitt tersenyum kecut menanggapi pertanyaan Carlota.

"Carlota, jika kau bersikap seperti ini lagi maka aku tidak akan segan-segan mengusirmu dari sini!" tegas Miss Maria kepada Carlota.

"Oke, aku hanya bercanda." Carlota menyahut malas.

"Vitt, silahkan duduk di samping Daniel," perintah Miss Maria karena pelajaran sebentar lagi akan dimulai.

Paolo berdiri lalu menunjuk sisi sebelahnya yang kosong. Membuat para siswi lain pada iri.

"Terima kasih, Miss." Vitt tersenyum lalu melangkah mendekati Paolo. Langkah kakinya yang pincang menjadi bahan gunjingan para murid.

"Oh, dia pincang ... apa dia habis mengalami kecelakaan?" bisik-bisik mulai terdengar.

Vitt sudah sampai di dekat Daniel, akan tetapi dia sama sekali tidak mengenali pemuda tersebut.

"Hai," sapa Paolo menatap Vitt tak berkedip.

"Hai." Vitt tersenyum lalu duduk di kursi samping Paolo.

"Kau tidak mengingatku?" tanya Paolo lembut.

Vitt mengerutkan alisnya, menatap Daniel dengan bingung, sambil menggelengkan kepalanya.

"It's oke if you forget me," ucap Paolo sambil tersenyum.