Sebuah alam yang penuh kekacauan menunggu seorang pemimpin yang di
ramal kan. Dia yang akan terlahir, mencabut segala segel, dan kutukan. Serta segala alam akan terhubung segala dimensi akan tersambung, dia juga termasuk kekasih Sang Pengantar Tulisan, juga sang pewaris empat naga kuno. apa? dia bisa menaklukkan dua alam, yaitu Alam Eheiwha dan Alam Armanaya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MAHLEILI YUYI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23. Labu Dari Giok
Papa sudah menjalani hukuman dari mama beberapa tahun belakangan ini, papa mohon, papa mohon jangan berkultivasi lagi" Ucap papa Admiko berulang kali.
"Ternyata obat Tabib Lembah Maut tidak sia-sia sangat mujarab". Ucap mama Admiko dalam hati sambil tersenyum-senyum.
"Ma, kenapa senyum-senyum apa ada yang aneh?". Tanya papa Admiko.
Oh, tidak, mama cuma senyum kelihatan nya papa seperti anak kecil, seperti lupa saja siapa diri papa". Jawab mama Admiko memasuki kamar.
"Hmmmm!!,"
Aksagi hanya mengirup napas dalam-dalam, sambil menggaruk kepala nya yang tidak gatal.
\*\*\*\*\*\*\*
Menara Bait Dewi Timur terkenal dengan ke tinggian nya serta kekokohan nya, menara yang di balut akar pohon dewi timur seperti lem yang mengikat kan Ke gunung Wubao, mereka saling mengokohkan satu sama lain, tiga benda ini ialah puncak tertinggi di benua Shin Suanshin. Jika di ukur ke tinggian nya dari dasar tanah hingga puncak, sekitar lima belas detik atau enam belas detik kecepatan kilat.
Sekarang Admiko dan Yuyi telah mencapai ruang nomor lima, mereka telah di tunggu oleh tetua Renjiro.
"Masih muda telah mencapai tingkat matahari berlian dan bintang kristal". Ucap tetua ruang lima itu.
"Selamat kalian telah mencapai ke ruang ku". Ucap Renjiro.
Para pengunjung dan serta para ribuan murid di ruang lima heran, karena tetua mereka langsung menunggu ke hadiran mereka.
"Terimakasih tetua". Ucap Yuyi Membukukan setengah badan.
Lalu Yuyi mengerat kan genggaman tangan nya, lalu Admiko terkejut sambil menatap Yuyi.
"Oh, terimakasih, terimakasih tetua". Ucap Admiko.
Sambil membungkukkan setengah badan juga, Tetua Renjiro hanya tersenyum menatap sepasang orang ini.
Ada empat puluh pasangan muda mudi di sana dinikahkan oleh tetua Renjiro, mereka hendak kembali turun, karena formasi Tiga Belas Bidadari Surga tidak menerima mereka lagi, mereka kecewa dengan diri mereka sendiri, mereka gagal mendapatkan anugrah tertinggi paling tertinggi ini.
"Perjuangan kalian telah berakhir hingga tingkat ini kalian telah dinikahkan, kalian telah dianugerahi doa tingkat lima, semoga kalian di berkati dan dirahmati hingga ke alam roh nanti tampa terpisah sedikit pun, batin dan jiwa kalian saling terikat". Ucap tetua Renjiro.
Sambil menuang kan sejenis air seperti madu, tapi cahaya nya meresap ke ubun-ubun mereka.
Setelah itu dari tiang tengah Altar, keluar seperti catatan warna putih bisa di katakan gulungan dari kulit cahaya, satu-persatu nama mereka tertulis dalam catatan itu dengan tinta warna kuning, kemudian catatan itu kembali menyatu ke tiang, ternyata daftar nama orang-orang yang pernah dinikahkan dan telah mencapai ruang lima.
"Anak muda giliran kalian melangkah ke ruang selanjut nya, jika formasi Tiga Belas Bidadari Surga menolak kalian, di ruang ini akhir perjalanan kalian kalian juga akan dinikahkan di ruang ini". Ucap Tetua Renjiro pada Admiko dan Yuyi. Sambil memberikan satu cincin pada Admiko.
"Pasang kan pada tunangan mu, agar cincin ini terhubung dengan formasi, di terima dan tidak nya kalian, itu Urusan formasi Bait Dewi Timur". Ucap Renjiro pada mereka.
Lalu Admiko memasangkan cincin berukiran bayi tidur itu, ke jari lentik halus yang indah yuyi.
Lalu mereka melangkah ke arah tangga, kejadian nya sama di tingkat-tingkat yang pernah mereka lalui, bedanya cuma warna tirai samar nya yang berbeda, mereka hilang di tutupi formasi lagi.
Setelah mereka melalui beberapa puluh tangga, Admiko hanya diam, pokok nya jika tidak di ajak oleh Yuyi bicara dia hanya diam, Yuyi hanya menatap orang yang diam di samping nya itu.
"Aku tidak akan bertanya pada mu, menyesal atau tidak nya kamu dengan ku, tapi aku akan mempertahan kan mu sebagai suami ku". Ucap Yuyi dalam hati.
Yuyi tersenyum bahagia, intinya Yuyi tidak akan melepas kan Admiko, ternyata Yuyi menyayangi nya dengan tulus dan sepenuh hati. Admiko telah meroboh kan baja terkuat di alam Eihewha, penyebab awal nya cuma dengan kesalahan Admiko.
"Boleh aku bertanya?". Tanya Yuyi, lalu Admiko hanya mengangguk.
"Apa aku tidak cantik di mata mu?". Tanya Yuyi tersenyum pada Admiko.
Admiko sangat sulit menjawab nya, sebab dia tidak begitu mahir menghadapi perempuan, tidak seperti gurunya yang cabul itu.
Karena Admiko tidak mau berbohong, selain Yuyi Ada satu lagi yang tercantik bagi Admiko yaitu Jia Li, jika Yuyi menghapus tahi lalat nya, itu wajah Jia Li, jika Jia Li memasang tahi lalat, itu wajah Yuyi. Beda nya mereka cuma di tahi lalat, Jia li tidak memiliki tahi lalat di pipi, Yuyi punya tahi tahi lalat. Jika mereka berdekatan tapi tampa tahi lalat sulit membedakan mana Jia Li yang asli, begitu juga sebalik nya.
"Oh, itu tidak penting kan, yang terpenting bagai mana kita bisa jadi suami Istri tidak terpisah hingga ke alam Abadi". Jawab Admiko. Dia terus menatap tangga tampa melihat ke arah Yuyi.
"Tapi kebersamaan itu perlu membutuh kan cinta dan kasih Sayang?". Tanya Yuyi lagi.
"Aku tidak paham yang kamu ucap kan, tapi kakak dari guru ku pernah bilang, sifat yang perlu di tanam kan harus takut kehilangan pasangan, jika pasangan kita juga takut kehilangan kita, jika tidak, buang dia jauh-jauh, cuma itu pesan kakak guru ku". Jawab Admiko terhenti dari langkah nya.
"Aku dari kecil memegang aturan ketat dari guru, langkah dan kebebasan ku di batasi, waktu ku hanya di isi belajar dan berlatih, aku tidak di ajar kan untuk berkata manis, manis itu hanya berguna untuk menjebak semut, tidak berguna untuk membunuh dan menjebak harimau dan singa". Ucap Admiko lagi.
Lalu Yuyi terdiam mendengar ucapan Admiko. Tidak lama mereka mencapai lantai enam, telah menaiki anak tangga sebanyak tiga ratus tujuh, ruang ini tidak ada tamu selain mereka berdua, selebihnya para murid-murid yang sedang berkultivasi.
Melihat Yuyi dan Admiko datang, lalu mereka menghentikan kultivasi, sebab sudah lama para murid di tingkat enam tidak melihat tamu lagi.
"Matahari Berlian dan Bintang Mutiara". Ucap Juro dalam hati, dia adalah tetua ruang enam.
"Selamat datang di ruang ku, kalian pasangan ketiga yang pernah mencapai tempat ini". Sapa tetua ruang ke enam.
"Terima kasih Tetua". Ucap Yuyi.
Sambil membungkukkan setengah badan dan juga Admiko, lalu mereka mengikuti senior Juro sambil menuju sebuah ruangan yang penuh ukiran. Dalam ruangan itu juga tertata rapi seperti ramuan-ramuan kuno kelas langit, serta di sana juga ada cawan dan labu giok yang selalu berputar.
Yuyi dan Admiko di Suruh bersimpuh, lalu tetua ruang ke enam menyirami kepala mereka dengan air labu dari giok itu, serta air dalam cawan. Tubuh
Bersambung*******