Keyla Radian Saputra adalah potret sempurna seorang remaja dari keluarga terpandang di Kota A. Berusia 17 tahun dan menimba ilmu di SMA Harapan Bangsa, Keyla adalah putri bungsu dari Bapak Radian Saputra, seorang pengusaha sukses, dan Ibu Susi Maharani. Kehidupannya terbingkai dalam kemewahan, ditemani sang kakak sulung, Devin Radian Saputra (25), CEO muda di perusahaan ayah mereka, dan kakak perempuan Claudya Radian Saputra (22), seorang model ternama.
Dunia Keyla yang teratur dan nyaman turut diwarnai dengan dua sahabat nya Putri Mahardika 17 tahun, putri dari keluarga terkaya ketiga di kota itu, dan Cindy Yuvia 17 tahun. putri dari rekan bisnis ayahnya. Bersama mereka, Keyla menjalani hari-hari sekolah yang normal, berbagi tawa dan cerita layaknya remaja pada umumnya.gara-gara insiden pertemuan di sekolah membuat Keyla nikah muda dengan CEO msi crop, mek lois davinci 25 tahun terkenal di dunia dan seorang mafia,dan membuat dunia mek yang kaku dan cuek hilang setelah ketemu Keyla,
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Susy Rahelmi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
momen tak terduga di pantai cinta
Perjalanan menuju Pantai Cinta sungguh memanjakan mata. Pemandangan di sekeliling pantai dihiasi pepohonan cemara yang rimbun, dan udara pagi yang sejuk dengan sinar mentari yang mempesona membuat mata tak henti-hentinya menikmati keindahan di luar mobil. Ketiga sahabat itu, Keyla, Cindy, dan Putri, terkagum-kagum.
Akhirnya, Keyla memecah keheningan di dalam mobil. "Oh ya, Kak Devin, teman Kakak perempuan apa laki-laki ya yang pergi ke pantai?" tanya Keyla pada kakaknya, Devin.
"Perempuan ada, laki-laki juga ada, Dek. Teman kampus Kakak dulu," jawab Devin.
"Apa lelaki tua yang ke rumah kita itu juga ada di sana, Kak?" tanya Keyla.
"Lelaki tua yang mana, Dek?" Devin balik bertanya, sedikit bingung.
"Itu loh, Kak, si pemilik sekolah di tempat sekolah kami," jelas Keyla.
"Oh, Mek Lois ya? Ada lah, Dek, kan dia teman kampus Kakak," jawab Devin santai.
"Wah, berarti calon suami idaman gue ada dong di Pantai Cinta!" seru Cindy kegirangan. "Kok Kakak enggak bilang dari tadi sih?"sahut Keyla.
"Emang Keyla ada nanya Kakak dari tadi? Kan enggak ada Keyla nanya," balas Devin.
Setelah mendengar ada Mek di sana, semangat Keyla langsung luntur. Ia hanya diam saja, tidak ada raut wajah ceria, hanya ada wajah yang cemberut.
"Akhirnya sampai juga!" seru Cindy sambil bergegas keluar dari mobil, tak sabar ingin bertemu calon suami idamannya.
"Eh, Cindy, terburu amat mau ke mana sih?" tanya Putri, sedikit bingung melihat Keyla yang hanya cemberut dari dalam mobil. "Key, lo lagi enggak enak badan ya?" tanyanya pada Keyla, yang juga didengar oleh Devin.
"Enggak, Put, aku sehat aja kok," jawab Keyla.
"Betul kamu sehat aja, Keyla?" tanya Devin dengan mimik khawatir melihat adiknya. Ia menempelkan punggung tangannya di dahi Keyla. "Enggak panas kok. Kamu sehat-sehat aja, Keyla. Tapi kenapa wajah kamu lesu? Dari dalam mobil tadi sesudah bahas Mek Lois, sebelum pergi, kamu semangat banget."
Keyla hanya terdiam, wajahnya semakin cemberut. Ia berjalan menunduk menuju pantai.
Cindy sudah sampai terlebih dahulu, berlari ke arah Mek. "Hai, Kak Mek!" sapa Cindy penuh semangat.
Namun, Mek hanya diam saja, tidak menanggapi, dan duduk dengan angkuhnya. Hal ini membuat beberapa teman Mek melihat interaksi Mek terhadap Cindy. Sapaan Cindy justru dijawab oleh Arsen.
"Hai juga, Adik cantik!" jawab Arsen.
Cindy cuek saja dengan jawaban Arsen, matanya justru melihat ke arah Keyla. "Keyla! Sini dong!" panggil Cindy.
Keyla terlonjak kaget. Ia hanya diam saja, tidak menjawab, cuma melihat ada Mek Lois dan teman-temannya sedang duduk di tepi pantai, ditemani es kelapa.
"Keyla, kita ke sana yuk, dekat Cindy," ajak Putri dengan lembut.
"Kamu aja deh, Putri. Aku di sini aja," jawab Keyla sambil duduk di tepi pantai. Banyak laki-laki memandangi kecantikan Keyla yang stylish dengan gaun putih bermotif bunga-bunga, rambut panjang cokelatnya dibiarkan terurai, kulit putih, dan mata biru safirnya yang menambah kecantikannya.
Devin berjalan menghampiri Mek dan teman-temannya. "Hai, teman-teman!" sapa Devin. "Udah lama ya sampai di sini?"
"Enggak juga, Devin. Kami baru beberapa menit sampai sini," kata Dion, dan yang lain mengangguk setuju.
"Devin, yang pakai gaun putih bunga-bunga itu adik kamu ya?" tanya Dion, pandangannya tertuju pada Keyla.
"Iya, memang kenapa, Dion?" jawab Devin.
"Enggak apa-apa sih. Adik kamu cantik banget. Boleh kan aku jadi calon adik ipar?" goda Dion.
Mek, yang sedari tadi diam, mendengar perkataan Dion itu. Hal tersebut membuatnya tak senang dan ia langsung melihat Dion dengan tatapan tajam,Sementara yang lain asyik bercanda ria di tepi pantai sambil menikmati pemandangan mentari pagi, Keyla duduk sendirian di kejauhan. Mek Lois melihatnya dari kejauhan.
"Mau ke mana, Tuan?" tanya Arsen.
"Mau melihat pemandangan yang di sana, Arsen," kata Mek Lois sambil berjalan mendekati Keyla.
"Ehm," deham Mek Lois, memecah suasana.
Keyla terlonjak kaget dan hendak pergi dari tempatnya. Namun, Mek menarik lengannya.
"Lepasin!" kata Keyla kesal.
"Hai, aNak kecil, kok kamu sendiri? Kenapa tidak berkumpul dengan teman kamu di sana?" tanya Mek.
"Hei, orang tua, mana mau aku ke sana ada laki-laki seperti kamu," balas Keyla.
"Memangnya kenapa aku ada di sana? Apa aku mengganggu kamu?" Mek mendekati Keyla, membuat gadis itu merasa takut dan mundur.
"Hei, apa yang mau kamu lakukan? Pergi sana!" seru Keyla.
"Ayolah, anak kecil, kan aku cuma mau duduk di samping kamu," bujuk Mek.
"Jangan sok dekat! Aku enggak kenal sama kamu!" Keyla menolak.
Melihat Keyla yang seperti itu justru membuat Mek semakin tertantang untuk memiliki Keyla. Keyla melihat Mek semakin dekat dengannya dan membuat Keyla terbuai.
Cup! Mek mencium singkat bibir Keyla yang sejak tadi sangat menggoda bagi Mek.
Keyla sangat marah atas apa yang sudah dilakukan Mek. "Dasar lelaki brengsek!" ia menangis. "Kenapa kamu cium aku? Asal kamu tahu, itu ciuman pertama aku!"
Mendengar perkataan Keyla, Mek sangat senang. Dia adalah orang yang pertama mencium gadis yang selalu ada di pikirannya. Keyla berlari ke mobil sambil menangis, membuat perhatian teman-temannya beralih padanya.
"Cindy, Keyla kenapa ya?" tanya Putri.
"Tidak tahu, Put. Ayo kita samperin!" jawab Cindy sambil berlari dan menarik tangan Putri.
"Keyla!" panggil mereka berdua. Keyla cepat-cepat menghapus air matanya.
"Kamu kenapa, Key? Lari-lari? Kamu dari mana aja? Kenapa tidak kumpul di sana?" tunjuk Cindy.
"Tidak, Cindy, aku mau pulang aja," kata Keyla.
"Kok pulang sih, Keyla? Kita kan baru sampai beberapa jam," protes Putri.
"Aku pengen pulang, Put," jawab Keyla.
"Ya sudah," kata Putri. "Aku panggil Kak Devin dulu."
Akhirnya, Devin sudah berjalan menuju Keyla setelah sebelumnya pamit pulang dulu dengan teman-temannya.