NovelToon NovelToon
Disakiti Istri Disayang Tiga Janda Seksi

Disakiti Istri Disayang Tiga Janda Seksi

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Dikelilingi wanita cantik / Selingkuh / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Harem / Anak Lelaki/Pria Miskin
Popularitas:10.1k
Nilai: 5
Nama Author: rcancer

Karena terjerat banyak hutang dan kebutuhan yang terus meningkat, Yoko, terpaksa meninggalkan istri tercinta, pergi merantau ke negeri orang.

Satu tahun pertama bekerja, Yoko menjalani pekerjaan tanpa hambatan apapun dan dia bisa menjaga hatinya untuk sang istri tercinta.

Namun, sebuah kejadian mengerikan yang dia alami, membuat Yoko harus terjebak di rumah mewah, yang dihuni janda-janda cantik dan mempesona. Bahkan, Yoko pun diperlakukan sangat istimewa oleh mereka.

Mampukah Yoko bertahan dengan setianya? Atau justru hatinya akan goyah dan dia terjatuh dalam pelukan janda-janda yang mengistimewakannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rcancer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menemui Orang Tua Sansan

Dalam benaknya, Yoko terus bertanya-tanya setelah mendapat informasi dari Sansan. Wajar jika Yoko penasaran, karena dia belum sepenuhnya mengenal keluarga para majikannya, tapi kenapa bisa ada yang mencari dirinya melalui orang tuanya Sansan.

Setelah acara makan bersama selesai, Yoko dan Sansan segera memutuskan meninggalkan rumah untuk menjemput si kembar sekaligus menemui orang tua Sansan.

"Kamu kenapa diam?" Pertanyaan Sansan seketika memecah keheningan yang terjadi saat kedua manusia dewasa itu sudah berada di dalam mobil. Sansan sedikit merasa heran saat melirik dan memperhatikan pria yang duduk di sebelahnya terdiam dengan raut wajah seperti sedang memikirkan hal berat.

"Apa kamu masih memikirkan istrimu?" Sansan bertanya lagi dan pertanyaan itu sukses membuat Yoko tertegun beberapa saat, lalu pria itu tiba-tiba tersenyum sambil menatap wanita cantik yang sedang mengendalikan laju mobil.

"Bukan, aku memikirkan banyak hal, Non," balas Yoko, lalu kembali melempar pandangan ke arah jalanan. "Aku penasaran, kira-kira siapa orang yang ingin menemuiku melalui orang tua Nona?"

Seketika Sansan tersenyum. "Kenapa? Kamu merasa aneh ya?" Yoko langsung mengangguk dan dia ikutan tersenyum. "Aku juga merasakan hal yang sama sih, tapi Mommy sama sekali nggak mau ngasih tahu. Bikin penasaran aja."

Yoko kembali tersenyum melihat raut wajah wanita cantik yang semalam telah menyerahkan kemulusan tubuhnya pada pria itu.

"Kamu sudah punya anak, Yok?" Sansan kembali melempar pertanyaan yang cukup random agar suasana perjalanannya tidak terlalu sepi.

Sejenak kening Yoko berkerut menatap majikan cantiknya. "Perasaaan, saya sudah pernah ngasih tahu deh, Non?"

"Hah! Kapan?" Sansan malah nampak terkejut sampai dia menoleh sejenak ke arah Yoko. "Kalau sudah ngasih tahu, ngapain aku tanya?"

Yoko pun seketika berpikir, mencoba mengingat sesuatu yang berhubungan dengan pertanyaan Sansan.

"Ya elah, orang tinggal dijawab lagi aja, apa susahnya sih, Yok?" Sansan pun jadi gemas melihat reaksi Yoko saat ini.

"Hehehe..." Yoko malah tersenyum lebar sambil tertawa renyah. "Belum, Non. Padahal dari dulu aku sudah sangat ingin memiliki momongan jika nikah nanti. Eh, malah istriku hamilnya sama pria lain." Yoko kembali merasakan nyeri di dadanya jika teringat pengkhianatan istrinya.

"Ya bagus dong," balas Sansan tanpa menatap lawan bicaranya. "Berarti kamu nggak perlu meributkan harta gono gini. Biasanya kalau perceraian, selain perebutan hak asuh anak, harta gono gini juga membuat persidangan menjadi sangat lama, dan itu sangat melelahkan, Yok."

Yoko terdiam dan dia mendengarkan dengan serius ucapan majikan cantiknya.

"Apa Non Sansan dulu juga sempat berseteru saat menjalani proses perceraian?" tanya Yoko.

Sansan menggeleng. "Tidak," jawab Sansan tegas. "Untungnya, mantan suami aku dulu mengerti keadaan, jadi dia tidak mempermasalahkan semuanya."

Yoko mengangguk samar sebagai tanda kalau dia memahami. "Kalau aku kayanya nggak akan ada perebutan harta gono gini sih, Non. Soalnya selama aku menikah, nggak ada barang barang berharga yang aku beli. Rumah yang kita tinggali juga rumah orang tua istriku. Paling ya cuma barang barang kecil aja yang kita beli. Nggak layak lah kalau harua diperebutkan."

Sansan tersenyum. "Ya bagus itu. Jadi tidak terlalu menghambat proses perceraian. Semoga aja semua berjalan lancar sesuai keinginan, Yok.".

Yoko mengangguk. Dia kembali teringat dengan keadaan rumah tangganya yang saat ini sudah berantakan dan dihambar kehancuran. Yoko masih tidak menyangka, akan mengambil jalan perceraian, jalan yang tidak pernah terlintas dalam pikirannya selama dia menjalani kehidupan.

Setelah menempuh perjalanan sekitar 20 menit, akhirnya mobil dikendarai Sansan telah sampai pada tujuan. Yoko dibuat tertegun saat matanya pertama kali menyaksikan bangunan yang disebut rumah orang tua Sansan.

Setelah mobil terparkir di tempatnya, Sansan segera mengajak Yoko memasuki rumah mewah milik orang tuanya dan menemui mereka.

"Wahh, ini penjaga rumah kamu, kak?" tanya seorang perempuan yang tak lain adalah adiknya Sansan. Dari sorot matanya, terpancar rasa kagum kala melihat pria yang datang bersama sang kakak. "Kalau yang jaga si kembar, orangnya seganteng ini, aku pasti bakalan sering main di rumah kamu, kak."

"Huss," hardik Sansan gemas. Yoko sendiri hanya bisa tersenyum canggung. "Mommy katanya ada perlu sama Yoko? Mommy kenal Yoko darimana sih?"

"Dari pemilik toko emas langganan Mommy," jawab wanita yang telah melahirkan Sansan dan dua adiknya. "Katanya, kemarin kamu berhasil melumpuhkan perampok di toko emas?" tanya wanita berusia sekitar lima puluh tahun kepada Yoko.

"Perampokan emas?" Sansan malah nampak kaget dan dia juga melempar tatapan ke arah yang sama dengan keluarga lainnya.

Yoko menangguk. "Itu loh, Non, alasan saya kemarin datang terlambat ke rumah Non Sansan."

Sansan tercenung untuk beberapa saat, lalu tak lama setelahnya raut wajahnya berubah. "Oh, itu?" Seru Sansan. "Emang kenapa, Mom? Apa ada masalah?"

"Enggak sih," jawab sang Mommy. "Mereka ingin ketemu Yoko dan mengundangnya ke rumah."

"Loh, tapi kok mereka mencarinya lewat sini?" Sansan pun kembali merasa keanehan. "Mereka tahu darimana kalau yang menggagalkan perampokan ada sangkut pautnya dengan keluarga ini?"

"Kemarin supir yang ngasih kartu nama Mommy,"" jawab sang Mami.

"Owalah, pantes," rasa penasaranpun sedikit memudar. "Lalu, mereka mau ngapain, sampai ngajak Yoko ketemuan?"

"Paling mau ngasih tanda terima kasih," adik Sansan yang bersuara. "Toko emas langganan keluarga kita kan termasuk toko yang besar. Jika perampokan itu tidak digagalkan. Nggak kebayang seberapa besar kerugian yang harus mereka tanggung."

"Benar juga," Sansan semakin puas dan rasa penasarannnya juga sudah terkikis. "Terus, kapan mereka ngajak ketemuan?"

"Kamu hubungi aja nomor ini," sang Mommy menyerahkan sebuah kartu nama. "Mereka sih ingin ketemu kamu secepatnya."

"Baiklah," balas Sansan sambil menatap kartu nama yang sudah berada di tangannya.

Mereka lantas kembali melanjutkan obrolan ringan sampai tiba waktunya Sansan dan Yoko menjemput si kembar siang ini di tempat yang sudah ditentukan.

Sementara itu, gagalnya sebuah perampokan oleh Yoko, menumbuhkan amarah yang sangat pada sekelompok pria yang tergabung dalam perampokan tersebut. Mereka sangat tidak terima atas kegagalan yang mereka dapatkan dalam perampokan kali ini.

"Apa kamu masih ingat, wajah orang yang telah menggagalkan rencana kita?" tanya seorang pria kala dirinya menjenguk rekan kerjanya yang tertangkap akibat perampokan yang dilakukan kemarin..

Pria bertubuh tegap itu, tidak tertangkap karena saat teman-temannya beraksi, pria itu sedang ada urusan lain dan dia datang menjenguk rekannya berpura-pura sebagai keluarga salah satu perampok.

"Aku tidak ingat," jawab si perampok. "Tapi sepertinya, dia bukan warga negara ini."

"Bukan warga negara ini?" Kening pria itu berkerut.

"Pokoknya, kamu harus menemukan orang itu bagaimanapun caranya," ujar sang perampok. "Aku tidak terima rencanaku digagalkan seperti kemarin."

"Akan aku usahakan, kamu tenang saja, oke?"

1
Hendra Yana
up lagi dong
Arafami
lanjut
Apriyanti
lanjut thor
Dave Elnathan Ginting
lanjut, dan Barbar nya lbih gahar lagi Thor.
Dave Elnathan Ginting
cerita yg Bagus, update banyak ya Thor.,
sama bar barnya lebih frontal ya ☺
Hendra Yana
lanjut
Risky Doank
beruntung banget kmu yok...
Daniel Simamora
crazy up thor
Wong Ngapak: otak dan jempolnya kurang sanggup 🙏🙏😁😁
total 1 replies
Arafami
lanjut
Apriyanti
wah KY nya Yoko liat video yg viral tentang istri nya,, lanjut thor 🙏
Apriyanti
wah keren bgt Yoko, hati² Yoko
lanjut thor 🙏
Fatkhur Kevin
crazy up dong
Wong Ngapak: otak dan jarinya yang nggak siap 🙏🙏
total 1 replies
Hendra Yana
up
Arafami
lanjut
Apriyanti
rasain kau marni gak dpt Budi gak dapet Yoko 🤣🤣🤣,, lanjut thor 🙏
Rhaka Kelana
yang namanya selingkuh sama saja dengan berkhianat.
Fatkhur Kevin
blm dg sansan
Hendra Yana
di tunggu up selanjutnya
𝒯ℳ
akhh raja anu tapi buat anu ga seru sampe aku nganu nganu ga. karuan karena anu, bagaimana nih boss anu ?
Arafami
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!